BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (artikel metrotvnews.com).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan fungsi keuangan. Fungsi ekonomi pasar modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kontinuitas perkembangan usahanya dari waktu ke waktu. Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-undang No. 36/1999 tentang telekomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan suatu perusahaan bergantung pada kinerja dari perusahaan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/publik. Dengan keterlibatan masyarakat/publik dalam membeli saham

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Husnan, 2004:1)

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dimana ketidakstabilan mata uang dollar terhadap rupiah membuat melemahnya

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa angka-angka dari transaksi yang terjadi selama satu periode. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Semua hasil kegiatan dari perusahaan diringkas. didalamnya. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendorong peneliti untuk melakukan penelitian kembali:

BAB I PENDAHULUAN. suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun (Tandelilin, 2010:26). Pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang ketat dalam berbagai aspek merupakan hal yang tak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, dimana persaingan usaha sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Darmadji dan Fakhrudin (2012:1)

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Modal merupakan salah satu unsur yang penting dalam suatu kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana yang mempertemukan pihak-pihak yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan perusahaan-perusahaan. Apabila perusahaan-perusahaan ini dapat. mempengaruhi tingkat perekonomian di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu cara bagi perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal adalah

BAB I PENDAHULUAN. satu cara dalam memudahkan perusahaan maupun investor untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, karena yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KINERJA KEUANGAN (PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BEI) ADIN FEBRIANO

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN. yang masih belum stabil mempengaruhi kondisi perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN. pasang surut. Untuk dapat bertahan terhadap pesaing-pesaing, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi saat ini memberikan dampak yang signifikan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fungsi utama pasar modal adalah sebagai sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Modal di Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan untuk mobilisasi dana baik dari dalam maupun dari luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( UU No 8/1995 Tentang Pasar Modal ).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada zaman modern seperti saat ini, Perkembangan teknologi informasi semakin memudahkan setiap orang berinteraksi dengan orang lain dan semakin memudahkan setiap orang untuk mendapatkan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan, salah satunya adalah aspek perekonomian dan bisnis. Salah satu sektor bisnis yang berkembang pesat seiring dengan berkembang pesatnya teknologi informasi adalah industri telekomunikasi. Di Indonesia, industri telekomunikasi merupakan salah satu jenis industri yang mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran kegiatan ekonomi karena komunikasi adalah kegiatan utama dalam aktivitas bisnis dan memberikan kontribusi kepada perekonomian Indonesia yang cukup besar. Menurut Tifatul Sembiring yang diwawancara usai menghadiri Indonesia Celullar Show 2013 di Jakarta Convention Center (JCC) pada 12 Juni 2013 lalu, untuk tahun 2013 ini industri telekomunikasi berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sekitar 10%-11%. Angka ini tidak berbeda jauh dari dua tahun sebelumnya. Tifatul merinci, pada 2011 dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5% kontribusi sektor telekomunikasi sebesar 11,7%. Sementara pada 2012 di mana pertumbuhan ekonomi turun menjadi 6,2%, kontribusi sektor telekomunikasi juga mengikutinya menjadi sekitar 10% (artikel metrotvnews.com). Seiring berkembangnya teknologi informasi dalam bidang komunikasi, setiap orang kini semakin mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain walaupun berada pada tempat berbeda dengan jarak yang sangat jauh. Bukan hanya pelaku bisnis yang memanfaatkan kecanggihan teknologi yang semakin mutakhir ini, tetapi masayarakat luas pun ikut menikmatinya. Melihat adanya peluang bisnis pada kondisi masyarakat yang semakin tergantung pada teknologi komunikasi, beberapa perusahaan yang bergerak di 1

2 industri komunikasi kini semakin gencar untuk mengembangkan bisnisnya dengan cara menawarkan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat di zaman sekarang. Saat ini, industri telekomunikasi Indonesia memiliki 3 produk utama. Produk tersebut dapat dipisahkan menjadi layanan suara, layanan teks (SMS), dan layanan data (Internet). Untuk layanan internet, kini tak dapat dipungkiri bahwa industriindustri telekomunikasi di Indonesia satu persatu lebih memfokuskan usahanya pada penyediaan layanan ini untuk masyarakat karena penggunaan internet di Indonesia kini terus meningkat sehingga keuntungan yang akan diperoleh melalui penyediaan layanan internet akan jauh lebih besar dibandingkan dengan penyediaan layanan suara dan teks. Dengan menyediakan layanan internet maka diprediksi penghasilan yang didapat oleh industri telekomunikasi pun akan meningkat sehingga membuat industri ini diprediksi akan berkembang dengan baik. Berikut adalah data pengguna internet di Indonesia: Gambar 1.1 Perkembangan Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) Berdasarkan gambar grafik di atas, pengguna internet di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan signifikan terjadi pada rentang tahun 2009 hingga 2012 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Data terakhir pada tahun 2012 lalu tercatat pengguna internet di Indonesia mencapai angka 63 juta orang, dan diprediksi akan mencapai angka 82 juta orang pengguna internet

3 di tahun 2013 dan meningkat hingga 139 juta orang pengguna internet di tahun 2015. Melihat perkembangan pengguna internet berdasarkan data tersebut tentunya tidak heran jika perusahaan telekomunikasi kini berlomba-lomba untuk meraih keuntungan dan meningkatkan perkembangan perusahaan menjadi lebih baik dengan menyediakan layanan internet. Seiring dengan meluasnya pengembangan differensiasi layanan yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan industri telekomunikasi kepada masyarakat, maka modal yang dibutuhkan untuk menyediakan layanan tersebut akan semakin bertambah. Salah satu cara yang dapat digunakan oleh pihak perusahaan agar dapat mencukupi kebutuhan modal perusahaan ialah dengan menawarkan kepemilikan perusahaan berupa saham kepada masyarakat/publik (go public). Tempat bagi perusahaan yang telah go public bisa mendapatkan modal dengan cara menawarkan kepemilikan berupa saham kepada masyarakat/publik ialah pasar modal. Keterlibatan masyarakat/publik dalam pasar modal adalah sebagai investor atau pihak yang memiliki sejumlah dana untuk berinvestasi pada perusahaan dengan cara membeli kepemilikan perusahaan tersebut melalui pembelian saham dengan harapan akan memperoleh keuntungan dari saham perusahaan yang dibelinya di masa yang akan datang. Sementara itu, perusahaan dalam pasar modal berperan sebagai emiten, yaitu sebagai pihak yang menjual saham sebagai hak kepemilikikan terhadap masyarakat untuk mendapatkan dana tanpa perlu menunggu hasil dari kegiatan operasional yang digunakan untuk modal dalam menjalankan aktivitas operasionalnya. Para investor yang melakukan keputusan investasi di pasar modal dalam bentuk saham berarti berinvestasi dalam prospek perusahaan tersebut. Para Investor akan lebih senang untuk memilih berinvestasi pada saham perusahaan yang dianggap akan memberikan return paling menguntungkan dari jumah dana yang diinvestasikan. Apabila perusahaan menganggap semua investor adalah investor yang rasional maka dengan return ekspektasi yang tinggi tentu saja akan semakin banyak investor yang tertarik untuk membeli sekuritas yang dikeluarkan

4 oleh perusahaan emiten sehingga tujuan pendanaan yang diinginkan perusahaan melalui pasar modal juga terpenuhi. Di Indonesia, terdapat perusahaan telekomunikasi yang telah go public seperti PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT. Indosat Tbk, PT. Bakrie Telecom Tbk, PT. XL Axiata Tbk, dan PT. Smartfren Telecom Tbk. Perusahaanperusahaan telekomunikasi ini telah cukup lama go public menerbitkan sahamnya kepada masyarakat. Saham dari perusahaan-perusahaan tersebut setiap tahunnya memiliki return untuk pemiliknya, dengan nilai return yang berbeda-beda. Berikut adalah nilai return saham perusahaan-perusahaan telekomunikasi tersebut selama periode 2007 hingga 2012: Tabel 1.1 Nilai Return Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Go Public di BEI Periode 2007-2012 Return Saham (%) Nama Perusahaan 2007 2008 2009 2010 2011 2012 PT XL Axiata Tbk. -6,45-56,32 103,16 174,61-14,62 25,97 PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. 0,5-27,09 27,70-15,87-11,32 28,37 PT Indosat Tbk. 27,41-33,14-17,83 14,29 4,63 14,16 PT Smartfren Telecom Tbk. -18,75-80,77 0 0 0 68 PT Bakrie Telecom Tbk. 71,43-87,86 188,24 59,86 10,64-80,77

5 Grafik 1.1 Pergerakan Nilai Return Saham Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Go Public di BEI Periode 2007-2012. Nilai 250,00 200,00 150,00 100,00 50,00 - (50,00) (100,00) (150,00) Return Saham 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Tahun PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. PT Indosat Tbk. PT XL Axiata Tbk. PT Bakrie Telecom Tbk. PT Smartfren Telecom Tbk. Setelah melakukan perhitungan terhadap tingkat keuntungan atau return saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., PT Indosat Tbk., PT XL Axiata Tbk., PT Smartfren Telecom Tbk., dan PT Bakrie Telecom Tbk., tahun 2007 hingga 2012, didapatkan hasil bahwa tiap tahunnya return saham menunjukkan hasil yang fluktuatif. Return saham terendah terjadi di tahun 2008, dimana masingmasing perusahaan menunjukkan return saham berada pada posisi minus atau rugi. Dari kelima industri telekomunikasi, return saham terendah di tahun 2008 terjadi pada PT Bakrie Telecom Tbk, yakni dengan return saham hanya berkisar - -87,86%, dan untuk return saham tertinggi di tahun 2008 terjadi pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yakni dengan return saham berkisar -27,09%. Sedangkan return saham tertinggi dimiliki oleh PT Bakrie Telecom Tbk. di tahun 2009, dengan return saham sebesar 188,24% atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Data di atas menunjukan bahwa perkembangan return saham perusahaan telekomunikasi menunjukan pergerakkan fluktuatif dari tahun ke tahun. Pergerakan return seperti ini mengindikasikan bahwa keadaan keuangan masing-

6 masing perusahaan tersebut tidak stabil sehingga berdampak pada return saham yang dihasilkan. Ketidakpastian ini tentunya akan membuat kekhawatiran tersendiri bagi calon investor yang akan berinvestasi saham pada perusahaan telekomunikasi ini. Investor dapat mengidentifikasi berbagai faktor yang mempengaruhi besar atau kecilnya jumlah nilai return dari suatu saham. Salah satu faktor yang dapat diidentifikasi pengaruhnya terhadap return saham adalah faktor kinerja keuangan perusahaan. Analisis kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan menghitung rasio keuangan berdasarkan informasi yang didapat dari laporan keuangan perusahaan. Perusahaan yang go public diharuskan memberikan laporan keuangan yang relevan mengenai rasio-rasio keuangannya, hal tersebut tercantum dalam Keputusan Ketua Bapepam Nomor KEP-51/PM/1996 yang dikeluarkan pada tanggal 17 Januari 1996. Rasio keuangan dikelompokkan dalam lima jenis, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio Profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio penilaian/pasar. Rasio-rasio keuangan ini menggambarkan kekuatan dan kelemahan kinerja keuangan pada suatu perusahaan dan memiliki pengaruh terhadap jumlah nilai return saham dari suatu perusahaan yang tentunya akan menjadi pertimbangan utama bagi investor untuk membeli saham sebuah perusahaan. Rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Likuiditas ini menjadi perhatian penting investor dalam menilai kinerja keuangan perusahaan karena beranggapan bahwa perusahaan yang dapat menutupi kewajiban jangka pendeknya dinilai akan memiliki prospek bagus. Salah satu rasio yang sering digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan adalah current ratio (CR). CR digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimilikinya. CR dapat diketahui dengan membandingkan nilai aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan. Nilai CR yang semakin tinggi memberikan indikasi bahwa semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.

7 Rasio leverage digunakan untuk untuk mengukur sebarapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Rasio leverage yang sering digunakan adalah debt to equity ratio (DER). DER digunakan untuk mengukur perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Meningkatnya nilai DER mengindikasikan bahwa jumlah hutang yang dimiliki perusahaan meningkat sehingga menyebabkan perusahaan menerima resiko atas leverages (hutang) yang digunakannya. Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang dimilikinya. Rasio aktivitas yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan adalah Total assets turn over (TAT). TAT merupakan perbandingan antara penjualan dengan Total aktiva suatu perusahaan. Rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya Total aktiva dalam satu periode tertentu. Semakin besar nilai TAT maka semakin baik yang berarti aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba serta menunjukkan semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan pendapatan penjualan. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam jangka waktu tertentu. Rasio profitabilitas juga memberikan gambaran mengenai tingkat efektivitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Salah satu rasio profitabilitas bisa digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba adalah net profit margin (NPM). Net profit margin (NPM) merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak (EAT) terhadap penjualan bersih (net sales). Rasio ini menunjukkan bagian keuntungan bersih yang didapatkan perusahaan dari total penjualan bersih yang dilakukan perusahaan. Rasio penilaian/rasio pasar digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pasar yang melampaui pengeluaran biaya investasi.

8 Salah satu rasio penilaian yang sering digunakan untuk mengukur prestasi kerja saham adalah price earning ratio (PER). Nilai PER didapatkan dengan membandingkan harga pasar suatu saham (market price) dengan earning per share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Kegunaan dari PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh EPS-nya Nilai PER yang semakin besar akan semakin bagus, dalam arti, perusahaan efisien dalam menghasilkan keuntungan. Analisis menggunakan rasio-rasio keuangan pada perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang go public dapat dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari kinerja keuangan terhadap return saham. Fakta berupa data nilai return saham dari tahun 2007 hingga 2012 menjelaskan bahwa return saham perusahaanperusahaan telekomunikasi bergerak tidak stabil. Hal ini cukup bertolak belakang dengan fakta bahwa masyarakat yang menggunakan jasa layanan perusahaan telekomunikasi semakin bertambah banyak. Oleh karena itu penulis tertarik untuk menganalisis bagaimana kinerja keuangan, yang diukur menggunakan rasio keuangan yaitu rasio likuiditas (current ratio), rasio leverage ( debt to equity ratio), rasio aktivitas (total asset turnover) rasio profitabilitas (net profit margin), dan rasio penilaian/pasar (price earning ratio) memberikan pengaruh terhadap return saham perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia. Maka dari itu peneliti mengambi judul untuk penelitian ini yaitu: ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2007-2012 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan masalah pada latar belakang penelitian, maka dapat diidentifikasi bahwa kondisi return saham pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BEI tidak stabil. Hal ini dapat dipengaruhi oleh investor yang melakukan pertimbangan pada faktor kinerja keuangan perusahaan dalam

9 melakukan keputusan berinvestasi saham pada perusahaan telekomunikasi. Tolak ukur kinerja keuangan perusahaan dapat diukur oleh Current ratio (CR), debt to total equity ratio (DER), total asset turnover (TAT), net profit margin (NPM), dan price earning ratio (PER). Terjadinya fluktuasi nilai return saham dapat disebabkan oleh kondisi kinerja keuangan perusahaan telekomunikasi yang menyebabkan investor mengalami pasang-surut permintaan terhadap saham perusahaan telekomunikasi, sehingga harga saham pun mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak stabil. Oleh karena itu, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana perkembangan current ratio (CR), debt to total equity ratio (DER), total asset turnover (TAT), net profit margin (NPM), dan price earning ratio (PER) pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BEI periode 2007-2012? 2. Bagaimana perkembangan return saham pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BEI periode 2007-2012? 3. Bagaimana pengaruh current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TAT), net profit margin (NPM), dan price earning ratio (PER) secara parsial dan simultan terhadap return saham pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BEI periode 2007-2012? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah mencari data untuk penyusunan skripsi sebagai syarat mengikuti ujian sarjana di Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama. Berdasarkan masalah-masalah penelitian yang telah dipaparkan dalam identifikasi masalah, maka adapun tujuan yang yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perkembangan current ratio (CR), debt to equity ratio (DER), total asset turnover (TAT), net profit margin (NPM), dan price

10 earning ratio (PER) pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BEI periode 2007-2011. 2. Untuk mengetahui perkembangan return saham pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BEI periode 2007-2011. 3. Untuk mengetahui pengaruh current ratio (CR), total debt to total equity ratio (DER), total asset turnover (TAT), net profit margin (NPM), dan price earning ratio (PER) secara parsial dan simultan terhadap return saham pada perusahaan telekomunikasi yang go public di BEI periode 2007-2011. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Untuk memberikan sumbangan pikiran terhadap pengembangan ilmu pengetahuan ekonomi mengenai analisis pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham dan dapat digunakan sebagai dasar perluasan penelitian terutama yang berhubungan dengan kinerja keuangan yang dikaitkan dengan return saham pada penelitian selanjutnya. 2. Kegunaaan Praktis a. Investor Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh investor yang hendak melakukan investasi di perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian ini sebagai alat bantu analisis pengaruh variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian pada return saham yang diperjualbelikan pada bursa sehingga kelak dapat memudahkan investor untuk memilih alternatif investasi yang dinilai sesuai dengan keinginan investor. b. Emiten Bagi emiten, hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai cerminan untuk mengevaluasi kinerja manajemen keuangan perusahaan dan sekaligus

11 memperbaiki kinerja manajemen keuangan perusahaan menjadi lebih baik lagi di masa mendatang. c. Masyarakat Hasil dari penelitian ini dapat digunakan oleh masyarakat sebagai alat analisis untuk mengukur kinerja perusahaan yang menjadi sampel penelitian ini berdasarkan laporan keuangan. d. Penulis Bagi penulis sendiri, penelitian ini dapat dijadikan sebagai perluasan ilmu pengetahuan mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap return saham dan sebagai referensi untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya. 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang dilakukannya terhadap suatu saham. Return merupakan tujuan utama bagi investor dalam melakukan investasi. Komposisi return saham terdiri dari dua macam, yaitu capital gain (loss) dan current income. Capital gain (loss) merupakan keuntungan atau kerugian yang diterima karena adanya selisih antara harga penjualan dengan harga pembelian suatu saham. Komponen kedua dari return adalah current income, yaitu keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran periodik suatu saham seperti dividen. Dalam penelitian ini, return saham yang dimaksud adalah return dengan konsep capital gain, yaitu selisih antara closing price saham pada periode t dengan closing price saham pada periode t-1 (periode sebelumnya) dibagi dengan closing price saham pada periode t-1 (periode sebelumnya). Closing price itu sendiri merupakan harga perdagangan terakhir pada suatu periode. Rasio likuiditas menurut Brigham & Houston (2010:134) adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancar lainnya. Pada penelitian ini, current ratio digunakan

12 untuk mencari nilai likuiditas tersebut. Brigham & Houston (2010:134) menjelaskan bahwa current ratio atau rasio lancar sebagai berikut: Rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar dengan kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan sampai sejauh apa kewajiban lancar ditutupi oleh aset yang diharakan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat. Nilai CR yang semakin tinggi memberikan indikasi bahwa semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya. Gibson (2001:224) mengemukakan mengenai nilai current ratio yang baik sebagai berikut: the guideline for the minimum current ratio has been 2,00 Maksud dari pernyataan tersebut ialah bahwa acuan untuk nilai minimum current ratio yang baik itu jika nilainya adalah 2,00 atau dua kali. Artinya sebuah perusahaan bisa dikatakan baik dalam memiliki kemampuan menutupi kewajiban jangka pendeknya menggunakan aset lancarnya jika nilai CR nya minimum adalah 2,00 atau dua kali dan sebaliknya jika nilai current ratio sebuah perusahaan dibawah 2,00 bisa dikatakan perusahaan tersebut kurang baik dalam memiliki kemampuan menutupi kewajiban jangka pendeknya menggunakan aset lancarnya. Prihantini (2009) menyebutkan bahwa semakin besar current ratio yang dimiliki menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga perfomance kinerja perusahaan yang pada akhirnya mempengaruhi performance harga saham. Dengan semakin baik kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya, berarti semakin kecil resiko likuidasi yang dialami perusahaan. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham. Berdasarkan pemaparan diatas maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut: H 1: Current ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Rasio leverage digunakan untuk untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak luar. Menurut

13 Brigham & Houston (2010:140) rasio leverage atau manajemen utang adalah rasio yang menggambarkan sampai sejauh apa perusahaan menggunakan pendanaan melalui utang. Pada penelitian ini, rasio leverage yang digunakan adalah debt to equity ratio (DER). Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim dalam Fahmi (2012:128) debt to equity ratio dijelaskan sebagai berikut : Debt to equity ratio adalah ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor DER digunakan untuk mengukur bagian modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan kewajiban atau hutang, atau bisa juga dikatakan sebagai perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya. Menurut Natarsyah (2000) dalam penelitian yang dilakukan oleh Arista dan Astohar, Semakin besar DER menandakan struktur permodalan lebih banyak memanfaatkan hutang-hutang terhadap ekuitas sehingga mencerminkan rrisiko perusahaan yang relatif tinggi. Semakin tinggi Debt to Equity Rasio (DER) menunjukan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar (kreditur). Peningkatan beban terhadap kreditur akan menunjukkan sumber modal perusahaan sangat tergantung dari pihak eksternal, sehingga mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya di perusahaan yang bersangkutan (Prihantini,2009). Hal ini dapat mengurangi minat investor dalam menanamkan dananya dalam perusahaan tersebut. Menurunnya minat investor berdampak pada penurunan harga saham sehingga return saham akan semakin kecil. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut: H 2: Debt to equity ratio berpengaruh negatif terhadap return saham. Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada padanya. Menurut Brigham dan Houston (2010:136) rasio aktivitas atau rasio manajemen aset adalah rasio

14 yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengatur asetnya. Dalam penelitian ini, rasio aktivitas yang digunakan adalah total assets turn over (TAT). Brigham dan Houston (2010:139) menjelaskan bahwa Total Asset Turnover adalah rasio yang mengukur perputaran seluruh aset perusahaan dan dihitung dengan membagi penjualan dengan total aset yang. Rasio ini menggambarkan kecepatan perputarannya total aktiva dalam satu periode tertentu. Menurut Gumanty (2011:115) jika perputaran aset total suatu perusahaan lebih besar dari 1 (satu), maka secara ekonomis kemampuan menjual barang atau jasa atau penerimaan atas usaha perusahaan lebih tinggi dari aset yang dimiliki. Dengan kata lain, perusahaan dikategorikan baik dalam memiliki kemampuan perputaran aset jika nilai TAT minimumnya adalah 1 (satu). Semakin tinggi tingkat perputaran yang diperoleh, semakin baik kemampuan perusahaan dalam memanfaakan aset yang ada guna menghasilkan penjualan yang berarti semakin efektif penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi efektiftivitas perusahaan menggunakan aktiva untuk meperoleh penjualan diharapkan perolehan laba perusahaan semakin besar, hal ini akan menujukkan kinerja perusahaan semakin baik (Widodo, 2007). Kinerja perusahaan yang semakin baik memberikan dampak pada harga saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan harga saham yang tinggi memberikan return yang semakin besar. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut: H 3: Total asset turnover berpengaruh positif terhadap return saham. Menurut Brigham & Houston (2010:146), rasio profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam jangka waktu tertentu serta memberikan gambaran mengenai tingkat efektivitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya. Rasio Profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah net profit margin (NPM). Brigham

15 dan Houston (2010:146) menjelaskan bahwa net profit margin atau disebut juga profit margin on sales adalah rasio yang mengukur laba bersih dari setiap penjualan, dihitung melalui hasil bagi antara pendapatan bersih dengan penjualan. NPM yang semakin meningkat menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akan meningkat pula (Ratnasari, 2003). Semakin tinggi nilai laba bersih setelah pajak maka akan mencerminkan bagian laba dalam bentuk return saham yang akan diterima oleh pemegang saham semakin besar. Hal ini menyebabkan investor semakin percaya untuk berinvestasi saham pada perusahaan yang memiliki nilai NPM yang tinggi. Semakin tinggi permintaan investor terhadap saham perusahaan akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut akan mengalami kenaikansehingga return saham yang dapat diterima investor pun akan semakin besar. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut: H 4: Net profit margin berpengaruh positif terhadap return saham. Rasio penilaian/rasio pasar merupakan suatu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai pada masyarakat (investor) atau pada para pemegang saham. Brigham dan Houston (2010:150) menjelaskan bahwa rasio penilaian/ pasar adalah sekumpulan rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya. Rasio ini penting untuk diketahui karena berkaitan langsung dengan tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan dan kekayaaan para pemegang saham. Rasio penilaian/rasio pasar yang digunakan untuk penelitian ini price earning ratio (PER). Brigham dan Houston (2010:150) menjelaskan bahwa price earning ratio (PER) adalah rasio perbandingan harga per lembar saham terhadap laba per saham. Rasio ini dilihat oleh investor sebagai ukuran kemampuan menghasilkan laba masa depan (future earning) dari suatu perusahaan Investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut guna memilah-milah saham mana yang nantinya dapat memberikan keuntungan yang besar di masa yang akan datang (Hernendiastoro, 2005). Farkhan dan Ika (2012) menjelaskan bahwa price

16 earning ratio (PER) dapat memberikan petunjuk mengenai apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan dimasa lalu dan prospek dimasa yang akan datang, karena price earning ratio (PER) menggambarkan kesediaan investor membayar lembar per saham dalam jumlah tertentu untuk setiap rupiah perolehan laba perusahaan. Nilai PER yang semakin tinggi pada saham perusahaan menunjukan bahwa pasar/investor semakin tertarik dan bersedia mengeluarkan biaya yang tinggi untuk suatu saham karena beranggapan bahwa perusahaan dengan nilai PER yang tinggi memiliki prospek masa depan yang baik. Hal ini menyebabkan harga saham naik dan akan membuat return saham semakin besar. Berdasarkan pemaparan di atas maka penulis memilki hipotesis sebagai berikut: H 5: Price earning ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka penulis dapat mengambil hipotesis bahwa current ratio, total asset turnover, net profit margin, dan price earning ratio secara parsial berpengaruh positif terhadap return saham. Sementara total debt to total equiy ratio secara parsial berpengaruh negatif terhadap return saham. Sementara secara simultan, current ratio, total debt to total equity, total asset turnover, net profit margin, dan price earning ratio akan berpengaruh positif terhadap return saham karena mayoritas dari rasio-rasio keuangan tersebut, seperti current ratio, total asset turnover, net profit margin, dan price earning ratio, secara parsial berpengaruh positif dibandingkan dengan hanya total debt to total equity ratio yang secara parsial memberikan pengaruh negatif. Hal ini berdampak pada pengaruh positif secara parsial yang diberikan oleh rasio-rasio keuangan yang lebih mayoritas akan memberikan pengaruh positif pula secara simultan untuk return saham sehingga penulis emiliki hipotesis sebagai berikut: H6: current ratio, total debt to total asset, total asset turnover, net profit margin, dan price earning ratio secara simultan berpengaruh positif terhadap Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.2 berikut ini:

17 Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Teoritis Pasar Modal Pasar Primer Investor Pasar Sekunder Analisis Kinerja Keuangan (Laporan Keuangan) BEI Rasio keuangan ICMD Likuiditas Leverages Current Ratio Debt to Equity Ratio Harga Saham Aktivitas Total Asset Turnover Return Saham Profitabilitas Net Profit Margin Penilaian/pasar Price Earning Ratio Bidang yang diteliti Bidang yang tidak diteliti

18 1.6 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan ketika melakukan penelitian sehingga mampu menjawab permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian dapat tercapai. Zulganef (2008:7) menjelaskan pengertian dari penelitian sebagai berikut: Kegiatan penelitian pada hakekatnya adalah kegiatan menjalankan suatu prosedur atau cara untuk mendapatkan suatu hasil tertentu. Cara tersebut adalah langkah-langkah ilmiah, sedangkan hasilnya adalah sebuah pengetahuan atau informasi. Zulganef (2008:7) juga menjelaskan bahwa secara harafiah (kata per kata) metode peneitian dapat diartikan sebagai cara-cara yang sistematik atau prosedur untuk memeriksa atau menyelidiki sesuatu secara hati-hati. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Zulganef (2008:11) menjelaskan penelitian deskripif sebagai berikut: Penelitian descriptive adalah penelitian yang bertujuan menggambarkan suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilah-milah atau mencari suatu faktor atau variabel tertentu Maksudnya, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menjabarkan dan menginterpretasi suatu kondisi tertentu berdasarkan fakta yang benar-benar terjadi apa adanya tanpa direkayasa. Sedangkan penelitian verifikatif menurut Marzuki (2002:7) dijelaskan sebagai berikut: Riset verifikatif menguji kebenaran suatu pengetahuan Maksudnya, penelitian verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk bertujuan untuk menguji suatu pengetahuan/teori atau hasil penelitian sebelumnya, sehingga kelak akan diperoleh hasil yang memperkuat atau menggugurkan teori atau hasil penelitian yang telah ada.

19 1. Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data-data yang dapat diperoleh tidak secara langsung dari pobjek penelitian, tetapi dapat diperoleh melalui media internet dengan mengunjungi situs yang menyediakan data-data terkait kebutuhan penelitian ini maupun melalui library research dengan mencari data-data yang dibutuhkan melalui literatur-literatur maupun referensi lain yang berkaitan dengan kebutuhan pelaksanaaan penelitian ini. Berberapa data yang digunakan untuk penelitian ini ialah data harga saham, rasio-rasio keuangan, laporan keuangan, dan data-data jenis seknder lainnya. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Field Research (Penelitian Lapangan) Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id), website www.finance.yahoo.com, dan website lainnya yang menyediakan kebutuhan informasi berupa laporan keuangan dan perkembangan harga saham perusahaan yang menjadi objek penelitian ini dari rentang waktu 2007 hingga 2012. Data yang terkumpul melalui field research ini selanjutnya akan diolah sehingga kelak akan diperoleh hasil dari pengolahan tersebut berupa informasi mengenai kinerja keuangan dan pengaruhnya terhadap return saham dari perusahaan telekomunikasi yang menjadi sampel penelitian. b. Library Research (Penelitian Kepustakaan) Yang dimaksud dengan penelitian kepustakaan adalah melakukan pengumpulan data untuk penelitian dengan secara tidak langsung terhadap objek yang sedang diteliti dengan cara memahami jurnal-jurnal penelitian, penelitian terdahulu, literatur-literatur dan buku pustaka yang memiliki keterkaitan dengan pembahasan penelitian yang selanjutnya dapat digunakan sebagai referensi analisis dan sebagai landasan teori untuk penelitian ini.

20 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data yang berupa data sekunder untuk penelitian, maka peneliti melaksanakan penelitian ini di tempat yang memudahkan pencarian data untuk kepentingan penelitian seperti di perpustakaan Universitas Widyatama yang beralamat di Jalan Cikutra 204 A, Bandung, di perpustakaan-perpustakaan pada universitas lainnya, di rumah peneliti sendiri melalui jasa layanan internet, dan di tempat lainnya yang memungkinkan peneliti bisa dengan mudah mendapatkan data-data untuk kepentingan penelitian dan dapat melaksanakan penelitian ini sejak bulan September tahun 2013 hingga penelitian ini selesai dilakukan.