BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun. Sekolah) yang menyediakan bantuan bagi Sekolah dengan tujuan

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

1 BAB I PENDAHULUAN. memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu. Pemerintah

Indonesia T a h u n Nomor 5, T a m b a h a n Lembaran Negara Republik Indonesia N o m o r 4355);

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tolak ukur suatu pemerintahan yang berkembang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 201/PMK.07/2013 TENTANG

2011, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 126/PMK.07/2010 tentang Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer ke Daerah; MEMUTUSKAN:

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2017


BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hak setiap warga negara (UUD 1945 Pasal 29)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. aparatur pemerintah dan kalangan-kalangan yang memiliki akses kekuasaan.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

GAMBARAN UMUM BOS KETERKAITAN DENGAN RNCANA KERJA & ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

Akuntansi dan Pengelolaan Keuangan Berbasis Komputer bagi Kepala Sekolah Penerima Dana BOS di Kota Bandar Lampung. Kurniawan Saputra dan Nurmala

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4Q TAHUN 2011 TENT ANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PROGRAM BANJAR CERDAS JENJANG PENDIDIKAN MENENGAH

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembiayaan dalam Meningkatkan Eksitensi dan Daya Saing


PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan nama ( BOS ). Menurut Duha (2015:3) Program Bantuan

Pengembangan Sistem Bantuan Operasional Sekolah Berbasis Client-Server Dalam Rangka Efisiensi SDM dan Penerapan TIK Di Sekolah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

WALIKOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA MOJOKERTO PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PENGELOLAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN DANA BOS PADA PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA SEKOLAH (APBS)

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. bagian utama untuk suatu Negara yang ingin maju dan ingin menguasai

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN

PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGELUARAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI YAYASAN YOHANES GABRIEL PERWAKILAN II SURABAYA

PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 29 TAHUN 2015 T E N T A N G

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG

Item Penilaian INSTRUMEN AKRTEDITASI MANAJEMEN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS). Penyusunan APBS seharusnya. dilakukan dalam waktu singkat sekitar satu bulan sebelum tahun

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

BAB IV ANALISIS DATA STRATEGI KEPALA MADRASAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN. A. Pengelolaan Keuangan di MTs Miftahul Ulum Pangkalan Balai

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah ditandai oleh pesatnya perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 247/PMK.07/2010 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen keuangan daerah tidak terlepas dari perencanaan dan

Analisis Perbedaan Persepsi Stakeholders Ters Atas Transparansi, Partisipasi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

BUPATI OGAN KOMERING ULU TIMUR

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN SEKOLAH GRATIS DI SMP ISLAM AL-FATH TLOGOPAYUNG, PLANTUNGAN KENDAL

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAABLIK INDONESIA

BUPATI PONOROGO PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

LAMPIRAN 1 SURAT KETERANGAN PENELITIAN. Dari SEKOLAH DASAR NEGERI BULUREJO KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)

KEMENDIKBUD. Bantuan Operasional Sekolah. Pengunaan. Pertanggungjawaban. Keuangan. Petunjuk Teknis.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi sekarang ini pendidikan memegang peranan penting bagi semua orang, karena dengan pendidikan semua orang akan memiliki bekal untuk kehidupan dimasa mendatang. Dewasa ini kebutuhan pendidikan semakin meningkat, sehingga mendorong pemerintah untuk menyalurkan berbagai bantuan bagi kelangsungan pendidikan di Indonesia. Ada beberapa macam bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada lembaga pendidikan di Indonesia, diantaranya dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Pemerintah berupaya dalam meningkatkan pendidikan melalui kebijakan-kebijakan yang menuntut peningkatan mutu pendidikan. Pembentukan visi dan misi yang relevan sesuai dengan perkembangan jaman dan tahapan jenjang pendidikan formal mulai dari sekolah dasar (SD) sampai perguruan tinggi (PT). Dana BOS merupakan program pemerintah untuk menyediakan pendanaan biaya nonpersonal bagi pendidikan SD sampai SMP sebagai pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun, yang disalurkan kepada instansi-instansi pendidikan khususnya untuk sekolah tingkat SD sampai dengan tingkat SMP baik yang negeri 1

maupun swasta yang telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan dan disalurkan pada setiap periode tertentu. Salah satunya di lembaga pendidikan Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II. Dana bantuan tersebut diterima oleh Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II yang menaungi 15 sekolah, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) hanya diterima oleh 6 SDK, 4 SMPK dan 1 SMAK yang bernaung di Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II. Hal ini menyebabkan adanya kerjasama semua pihak demi tercapainya pembelanjaan dana BOS tepat sasaran dalam mendukung program wajib belajar sembilan tahun yang efektif dan efisien. Pengelolaan dana BOS dapat terlaksana dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu dan terhindar dari penyimpangan di masa mendatang. Dalam penerapan teknologi informasi saat ini telah tersebar ke seluruh bidang tanpa terkecuali dalam pengelolaan Dana Operasional Sekolah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 6 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, 2

pemerintah daerah dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP), serta satuan pendidikan lain yang sederajat. Salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar sembilan tahun dapat diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) SD dan SMP. Pada tahun 2005 APK SD telah mencapai 115%, sedangkan SMP pada tahun 2009 telah mencapai 98,11%, sehingga program wajib belajar sembilan tahun telah tuntas tujuh tahun lebih awal dari target deklarasi Education For All (EFA) di Dakar. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2015, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajib belajar sembilan tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 Pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan akses menuju peningkatan kualitas. Sebagai perwujudan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang pendidikan nasional, pada tahun 2005 pemerintah mengeluarkan program dana Bantuan Opersional Sekolah (Depdiknas 2009), berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 76 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2013 menerangkan bahwa, Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah 3

yang pada dasarnya untuk penyediaan pendanaan biaya operasi non personalia bagi satuan pendidikan, dengan sasaran semua sekolah SD/SDLB dengan jumlah peserta didik minimal 60 orang untuk jumlah nominal sebesar Rp 800.000 per peserta didik per tahun dan untuk SMP/SMPLB/SMPT nominalnya sebesar Rp. 1.000.000 peserta didik per tahun, termasuk SD-SMP Satu Atap (SATAP) dan Tempat Kegiatan Belajar Mandiri (TKB Mandiri) yang diselenggarakan oleh masyarakat, baik negeri maupun swasta di seluruh provinsi di Indonesia, dana BOS dikeluarkan dalam empat triwulan untuk satu tahun (satu periode), berdasarkan prosedur yang ada dana BOS harus dikelola secara relevan dan efektif. Dalam penggunaan dana BOS tiap sekolah berdasarkan kesepakatan dan keputusan bersama Tim Manajemen BOS Sekolah, Dewan Guru, dan Komite Sekolah yang sudah terdaftar pada salah satu sumber penerimaan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) dan atau Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) disamping dana yang diterima dari pemerintah daerah maupun sumber lain yang sah. Dengan demikian ada beberapa jenis pembiayaan investasi personalia yang diperbolehkan untuk dibiayai dengan dana BOS. Sebagian dana BOS tersebut untuk mendanai pembelian buku teks pelajaran, pembelian buku referensi untuk perpustakaan. Melalui program BOS, diharapkan pihak sekolah untuk dapat mengembangkan sekolahnya dalam hal ini pihak sekolah dapat mengelola dana BOS secara profesional, transparan serta dapat mempertanggungjawabkannya. 4

Dana BOS menjadi sarana penting dalam meningkatkan pemberdayaan sekolah sebagai rangka peningkatan akses, mutu dan manajemen sekolah. Dalam pengelolaan dana BOS di unit sekolah SDK sampai SMAK yang berada di Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II, telah sesuai dengan rencana yang diberikan oleh petunjuk teknis (Juknis) dalam menyusun pertanggungjawaban laporan keuangannya. Kendala dalam pengelolaan dana BOS selama ini adalah pencatatan manual yang terkadang dapat terjadi kesalahan, yang mana tidak dilengkapi dengan pemeriksaan berkala, dan tidak ada pengendalian arus kerja. Dengan demikian dapat mengganggu kegiatan operasional sekolah. Dari beberapa unit sekolah SDK sampai SMAK juga masih ada yang belum maksimal dalam pencatatan laporan keuangannya, meskipun dalam penyusunan laporan keuangannya sudah memenuhi aturan juknis (petunjuk teknis). Diantara 11 unit sekolah tersebut dalam mendapatkan dana BOS yang diberikan pemerintah melalui Yayasan dibedakan berdasarkan jumlah siswa dan berdasarkan daerah tinggal siswa yang berada pada unit masing-masing. Untuk itu pihak sekolah harus benar-benar memperhatikan pada Rencana Jangka Menengah yang disusun 4 tahun. Sekolah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana Kegiatan dan anggaran Sekolah (RKAS). Rencana Jangka Menengah dan RKAS harus mendapat persetujuan dari rapat para dewan pendidik setelah mendapat pertimbangan Komite Sekolah dan telah disahkan oleh Dinas 5

Pendidikan Kabupaten/kota (untuk sekolah negeri) atau yayasan (untuk sekolah swasta). Dari penjelasan tersebut dapat digambarkan bahwa pada sistem yang ada sekarang masih belum maksimal dalam mengontrol anggaran operasional setiap triwulannya. Dalam menanggapi kendala tersebut, suatu sistem informasi akuntansi yang tertulis dan dilengkapi dengan pengendalian yang cukup. Sistem informasi akuntansi tersebut meliputi prosedur penyusunan RKAS dan laporan BKU, prosedur penerimaan, pengeluaran, pencatatan transaksi sampai penyusunan laporan keuangan dana BOS. Untuk membantu pengelolaan dana hibah pemerintah di sekolah. Oleh karena itu, tugas akhir ini berisi Peranan Sistem Informasi Akuntansi Pengeluaran Dana Bantuan Operasional Sekolah di Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II Surabaya. 6 1.2 Ruang Lingkup Untuk mengetahui pembahasan yang lebih mendalam, terarah dan dapat berjalan lebih baik, maka perlu adanya ruang lingkup penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara terhadap bendahara unit sekolah SDK sampai bendahara unit sekolah SMAK di bawah naungan Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II. Berdasarkan uraian di atas, sehingga penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) untuk mengetahui prosedur-prosedur dan mencoba memperbaiki sistem yang diperlukan tanpa merubah sistem

yang ada pada masing-masing unit serta penempatan penelitian dilingkup Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II, pengumpulan informasi, prosedur pencatatan keuangan sampai prosedur pembuatan laporan pertanggung jawaban dana BOS. 7 1.3 Pembatasan Masalah Dalam penelitian dilingkup Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II ini peneliti hanya membatasi pada hal-hal tertentu saja, yaitu; 1. Prosedur pembuatan Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah dan laporan Buku Kas Umum tiap satu tahun sekali. 2. Prosedur penerimaan dana BOS. 3. Prosedur pengeluaran dana BOS. 4. Prosedur pencatatan transaksi dana BOS. 5. Prosedur pembuatan laporan keuangan dana BOS. 6. Hasil dari laporan keuangan dana BOS berupa laporan pertanggungjawaban dana BOS. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Dalam penyusunan tugas akhir mempunyai 2 tujuan, yaitu; 1. Tujuan khusus a. Mengetahui pengertian dan landasan umum program dana BOS b. Membantu dalam penyusunan pengajuan RAPBS,

c. RKAS dan laporan BKU dana BOS pada YayasanYohanes Gabriel Perwakilan II. 2. Tujuan umum a. Merupakan salah satu syarat penelitian tugas akhir Prodi D-III Akuntansi b. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian intern yang terdapat dalam sistem akuntansi pengeluaran dana BOS di Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II c. Untuk mengetahui bagaimana alokasi dana pemerintah (BOS) dilakukan dengan cara penetapan anggaran untuk setiap periode. d. Untuk memudahkan dalam menyusun laporan keuangan dan transaksi-transaksi terkait yang digunakan sebagai pertanggungjawaban penggunaan dana BOS. 1.4.2 Manfaat Penelitian. 1. Untuk Yayasan Yohanes Gabriel Perwakilan II Surabaya, sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya penyelewengan keuangan sekolah dan pengelolaan dana BOS dengan lebih meningkatkan pemeriksaan terhadap laporan keuangan setiap bulan. 2. Meningkatkan kedisiplinan laporan keuangan dana BOS. 3. Mempermudah dalam pengerjaan laporan keuangan BOS. 4. Untuk menghemat waktu dalam pengerjaan laporan keuangan dana BOS. 8

5. Dana BOS dapat tersalurkan tepat dan sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) yang ada. 6. Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi mahasiswa lain. 7. Mampu menghasilkan karya tulis yang berguna bagi orang lain. 8. Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi mahasiswa lain. 9. Mampu menghasilkan karya tulis yang berguna bagi orang lain. 9