I. PENDAHULUAN. semakin banyaknya pabrik-pabrik kimia yang didirikan. Hal ini memacu

dokumen-dokumen yang mirip
VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

Prarancangan Pabrik Metil Akrilat Dari Metanol Dan Asam Akrilat Dengan Proses Esterifikasi Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. adalah tricresyl phosphate yang merupakan senyawa organik ( ester) dengan

BAB I PENDAHULUAN. adalah produksi asam akrilat berikut esternya. Etil akrilat, jenis ester

1 Prarancangan Pabrik n-butil Metakrilat dari Asam Metakrilat dan Butanol dengan Proses Esterifikasi Kapasitas ton/tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Butil Akrilat dari Asam Akrilat dan Butanol Kapasitas Ton per Tahun. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. cukup luas seperti industri (Purified Terepthalic Acid) PTA, industri etil

PRARANCANGAN PABRIK N-BUTIL METAKRILAT DARI ASAM METAKRILAT DAN BUTANOL DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS TON/TAHUN

I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk antara berupa aluminium sulfat. Aluminium sulfat termasuk dalam heavy chemical industy yang memegang

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dengan Proses Monsanto Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

1. PENDAHULUAN. diproses lagi menjadi produk-produk baru yang lebih menguntungkan. industri yang dikaitkan dengan sektor ekonomi lain.

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

Prarancangan Pabrik Asam Asetat dari Metanol dan Karbon Monoksida Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. bahan tambahan yang disebut dengan plasticizer, yaitu bahan yang

I. PENDAHULUAN. Indonesia berpengaruh pada pembangunan di sub-sektor industri.

BAB I PENDAHULUAN. baik sebagai bahan baku maupun bahan penunjang. Benzil alkohol banyak. solvent, dan sebagai bahan untuk industri kimia yang lain.

I. PENDAHULUAN. bersama untuk meningkatkan kinerja perekonomian. nasional, sektor industri kimia tetap menjadi salah satu tumpuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Paraldehida merupakan senyawa trimer yang dihasilkan dengan mereaksikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Peningkatan pembangunan pada sektor ini diharapkan dapat. memberikan devisa bagi negara, menambah lapangan pekerjaan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam sektor indistri kimia maka perlu didirikan pabrik hulu yang dapat memberikan

I. PENDAHULUAN. sangat pesat. Setiap tahunnya berdiri industri-industri baru yang berskala besar.

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik sikloheksana dari benzena Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik

LAPORAN TUGAS PRARANCANGAN PABRIK LINEAR ALKYL BENZENE DARI BENZENE DAN OLEFIN KAPASITAS TON/TAHUN

Laporan Tugas Akhir Prarancangan Pabrik Monochlorobenzene dari Benzene dan Chlorine Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, pemanfaatan sumber daya alam yang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dan pada saat ini sedang

I. PENDAHULUAN. menjadi salah satu tulang punggung perekonomian bangsa kita. Titik berat pembangunan saat ini adalah pembangunan dibidang ekonomi

<Pra (Rancangan (pabri^ metil'klorida dari <MetanoCdan asam Florida ton/tafiun PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. memikirkan potensi industrinya. Pertumbuhan industri di Indonesia semakin

BAB I PENDAHULUAN. sektor industri di Indonesia. Salah satu industri yang banyak berkembang adalah

Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan Air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bidang pembangunan yang paling diharapkan dapat memacu

I. PENDAHULUAN. memberikan manfaat dalam perkembangan industri di Indonesia. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.

I. PENDAHULUAN. diolah menjadi produk intermediate atau produk jadi, sehingga mengurangi

PRARANCANGAN PABRIK DIMETIL ETER DARI METANOL KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan pabrik isopropil asetat dari asam asetat dan propilen kapasitas ton / tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya Pabrik

Prarancangan Pabrik Aluminium Fluorida dari Asam Fluosilikat dan Aluminium Hidroksida Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Akrolein dari Propilen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. industri. Sasaran penting yang ingin dicapai dalam pembangunan bidang. menghemat devisa, dan meningkatkan ekspor untuk menunjang

BAB I. PENDAHULUAN. industrialisasi. Tahap yang sering disebut sebagai era tinggal landas, yaitu suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang mendorong berdirinya suatu industri adalah adanya kesempatan pasar

BAB I PENDAHULUAN PRARENCANA PABRIK ASETON DARI ISOPROPIL ALKOHOL

I. PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia sedang menggalakkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

Prarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kebutuhan bahan - bahan penunjang guna menjamin kelangsungan proses

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Indonesia sedang mengalami perkembangan di berbagai bidang

Dari pertimbangan faktor-faktor diatas, maka dipilih daerah Cilegon, Banten sebagai tempat pendirian pabrik Aseton.

BAB I PENDAHULUAN. Awalnya carbon black hanya digunakan sebagai agen penguat dalam ban.

Prarancangan Pabrik Kaprolaktam dari Asam Benzoat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asetat Anhidrid dari Aseton dan Asam Asetat Kapasitas Ton/Tahun A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dalam bidang industri yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. desinfektan, insektisida, fungisida, solven untuk selulosa, ester, resin karet,

pembersih sepcrti pembersih Iantai, dan Iain-lain. (Kirk and Othmer, 1977;

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri kimia yang membutuhkan adiponitril sebagai bahan baku di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Gliserol dari Epiklorohidrin dan NaOH Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Kapasitas Pabrik Dalam pemilihan kapasitas pabrik acetophenone ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan dalam menghadapi persaingan perdagangan internasional.

1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Bromopropiopenon dari Propiopenon dan Bromida Kapasitas ton/tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran dengan Proses Kontinyu Kapasitas 25.

PRARANCANGAN PABRIK PROPILEN OKSIDA DARI ISOBUTANA, UDARA DAN PROPILEN KAPASITAS TON/TAHUN

Prarancangan Pabrik Asetanilida dari Anilin dan Asam asetat Kapasitas ton/tahun Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Asam Suksinat Dari Maleat Anhydride Dan Hidrogen dengan Kapasitas ton/tahun A.

I. PENDAHULUAN. meningkat. Dengan meningkatnya pembangunan fisik di Indonesia, maka

Prarancangan Pabrik Isobutil palmitat dari Asam palmitat dan Isobutanol Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Formaldehida Dengan Proses Katalis Perak Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Amar Ma ruf D

PRARANCANGAN PABRIK DIBUTYL PHTHALATE DARI PHTHALIC ANHYDRIDE DAN N-BUTANOL KAPASITAS TON/TAHUN BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN

VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK. dan dapat memberikan keuntungan-keuntungan lain. Beberapa hal yang

Prarancangan Pabrik Asam Akrilat dari Gliserol Kapasitas Ton/Tahun Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik UGM BAB I PENGANTAR

Prarancangan Pabrik Isopropanolamin dari Propilen Oksida dan Amonia Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

TUGAS PERANCANGAN PABRIK METHANOL DARI GAS ALAM DENGAN PROSES LURGI KAPASITAS TON PER TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, industri di Indonesia berkembang pesat. Di antara subsektor

I. PENDAHULUAN. Dalam masa menuju era globalisasi dan pasar bebas, kemajuan di bidang industri

Prarancangan Pabrik Alumunium Sulfat dari Asam Sulfat dan Kaolin Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Propilen Glikol dari Proplilen Oksida dan air dengan Proses Hidrasi Kapasitas Ton / Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang industri kimia di Indonesia semakin pesat. perkembangannya. Hal ini dibuktikan dengan telah didirikannya beberapa

Prarancangan Pabrik Mononitrotoluena dari Toluena dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak tahun 1997 telah menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Prarancangan Pabrik Dimetil Eter Proses Dehidrasi Metanol Dengan Katalis Alumina Kapasitas Ton Per Tahun.

BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik

Pra Rancangan Pabrik Nitrogliserin dari Gliserin dan Campuran Asam Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

Gambar 1. Permintaan Asam Metakrilat di Dunia

Prarancangan Pabrik Dioctyl Phthalate dari Phthalic Anhydride dan 2-Ethyl Hexanol Kapasitas Ton per Tahun

Prarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini industri kimia di Indonesia tumbuh dengan pesat. Terbukti dengan semakin banyaknya pabrik-pabrik kimia yang didirikan. Hal ini memacu Indonesia untuk lebih efisien dalam melakukan terobosan baru sehingga produk yang dihasilkan mempunyai pangsa pasar dan daya saing disamping harus ramah lingkungan. Salah satu industri kimia yang mempunyai kegunaan penting dan memiliki prospek yang bagus adalah Methyl Acrylate. Methyl Acrylate merupakan hasil aplikasi proses esterifikasi yang sangat penting. Sekitar 77% pemakaiannya digunakan untuk membuat polimer yang penting untuk industri kertas, plastik, tekstil ataupun sebagai bahan pelapis. (Kirk & Othmer, 1982) Methyl Acrylate dikenal juga dengan nama lain yaitu methyl propenoate dengan rumus molekul C 4 H 6 O 2. Methyl Acrylate adalah senyawa kimia yang tidak berwarna, mudah menguap yang diklasifikasikan sebagai metil ester, \memiliki bau tajam yang digunakan dalam penyusunan polyamidoamine (PAMAM).

2 Kebutuhan Methyl Acrylate dalam negeri menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun ke tahun semakin meningkat seiring meningkatnya laju pertumbuhan industri di Indonesia. Senyawa ini pada mulanya digunakan terbatas untuk keperluan tertentu saja. Setelah itu diketahui baru-baru ini bahwa Methyl Acrylate ternyata juga dapat digunakan sebagai plasticizer dalam industri bioplastik dan reagen yang digunakan dalam sintesis intermediet bidang pangan. Sejauh ini pemenuhan kebutuhan Methyl Acrylate di Indonesia masih diimpor dari negara lain seperti Malaysia, United State, China dan Taiwan. Untuk itu industri methyl acrylate mempunyai prospek yang cukup baik jika dikembangkan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terhadap methyl acrylate yang tiap tahunnya terus bertambah sehingga perancangan pabrik methyl acrylate merupakan pemikiran yang menarik untuk ditelaah. B. Kegunaan Produk Produk methyl acrylate telah banyak digunakan dalam berbagai macam industri diantaranya: 1. Sebagai bahan baku pembuatan polimer emulsi dan larutan polimer. Polimer emulsi banyak digunakan sebagai bahan pelapis pada proses akhir pada industri kayu, furniture dengan bahan baku besi, kontainer, kaleng serta kawat; bahan perekat dan bahan pengikat pada industri kulit, tekstil dan kertas; bahan baku untuk pembuatan cat dan pengkilap lantai serta serat dan plastik sintesis.

3 2. Digunakan sebagai amfoter surfaktan. Proses pembuatannya yaitu amina lemak dasar (lauril amina) dire aksikan dengan methyl acrylate untuk menghasilkan ester N-lemak- -amino propionik. 3. Digunakan sebagai substrat untuk menghasilkan sistein dan vanilin yang kemudian diproses lebih lanjut untuk industri pangan sebagai bahan tambahan makanan. Sistein dan vanilin dalam industri pangan terutama digunakan pada reaksi flavour (savoury flavour), selain itu digunakan sebagai antioksidan, kondisioner alami adonan roti. Di Amerika, sistein dalam bentuk n-acetyl sistein digunakan pada produk dietary supplement. C. Ketersediaan Bahan Baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan methyl acrylate adalah methanol (CH 3 OH) dan acrylic acid (C 2 H 3 COOH). Bahan baku methanol didapatkan dari pabrik PT. Kaltim Methanol Industri, Kalimantan Timur (kapasitas 660000 MTPY) dan Marine Jasrum Medco Methanol Bunyu (MMB), Kalimantan Timur (kapasitas 110 juta galon/tahun). Sedangkan acrylic acid didapat dari PT. Nippon Shokubai Indonesia, Cilegon (kapasitas 60000 ton/tahun). Produksi dari PT. Kaltim Methanol Industri telah dipasarkan di berbagai wilayah baik dalam maupun luar negeri. Untuk pemasaran ke luar negeri dilakukan oleh Sojitz Corporation sebesar 70% (480000 MT) dan sisanya 30% (180 000 MT) untuk wilayah Indonesia dipasarkan oleh PT. Humpuss. Untuk wilayah Indonesia sendiri, 80% produk methanol telah dipasarkan ke beberapa industri misalnya industri

4 formaldehyde yang menghasilkan adhesives untuk playwood dan industri woodprocessing serta industri MTBE dan sisanya 20% dapat digunakan untuk memenuhi pembuatan methyl acrylate. Dengan mengadakan kontrak kerjasama dengan kedua pabrik tersebut maka diharapkan kebutuhan methanol dan acrylic acid sebagai bahan baku pembuatan methyl acrylate dapat terpenuhi. D. Analisis Pasar 1. Harga bahan Baku dan Produk Harga bahan baku dan produk pada pabrik methyl acrylate dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.1 Harga bahan baku dan produk Bahan Harga (USD/ton) Methanol 250 Acrylic Acid 1060 Methy Acrylate 2800 Sumber: www.icis.com, (27 Maret 2012) 2. Kebutuhan Pasar Data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa permintaan methyl acrylate di Indonesia hingga saat ini cukup tinggi dan untuk memenuhi kebutuhan methyl acrylate selama ini masih mengimpor dari negara-negara seperti Malaysia, United State, China dan Taiwan. Data statistik yang diperoleh dari BPS mengenai jumlah impor methyl acrylate dapat dilihat pada tabel berikut.

5 Tabel 1.2 Data impor methyl acrylate di Indonesia tahun 2011 Tahun Jumlah Impor (dalam ton) 2004 13288.879 2005 12954.597 2006 16725.155 2007 23681.950 2008 34227.554 2009 29387.040 2010 26806.574 Sumber : Badan pusat statistik, 2012 Dari Tabel 1.2 terlihat bahwa kebutuhan methyl acrylate dalam negeri mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena bertambahnya kebutuhan dan di Indonesia belum terdapat pabrik esther acrylate jenis methyl acrylate sehingga untuk memenuhi kebutuhan methyl acrylate diperoleh dari impor. Pada kenyataannya, di Indonesia sebenarnya sudah berdiri pabrik yang memproduksi beberapa esther acrylate selain methyl acrylate yaitu isobuthyl acrylate, isononyl acrylate dan trimethylpropane triacrylate. Pabrik tersebut adalah Nippon Shokubai Indonesia di Cilegon, Banten yang merupakan anak perusahaan dari Nippon Shokubai Japan. Pada tahun 2009 hingga tahun 2010 terjadi penurunan impor methyl acrylate yang dikarenakan krisis keuangan global yang melemahkan pasar dalam negeri sehingga industri tumbuh pesimistis dan berdampak pada memburuknya perekonomian nasional seperti kenaikan TDL, pasokan gas yang dikurangi, komoditi primer melonjak, dll. Nilai pertumbuhan industri

6 semakin melemah merupakan dampak berantai resesi ekonomi dunia. Namun sepanjang lima tahun terakhir, industri nasional akan terus menunjukan perkembangan positif yang ditandai dengan kontribusi PDB di atas 27 persen. Industri sudah dapat bangkit dari krisis ekonomi yang bahkan sempat anjlok ke posisi minus 13 persen (Republika Online, 29 Juli 2012). Begitu pula dengan konsumsi methyl acrylate di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat. Proyeksi pertumbuhan tersebut didasari semakin membaiknya perekonomian nasional, investasi penanaman modal dalam negeri maupun asing terus naik dan pertambahan jumlah penduduk yang diikuti dengan peningkatan daya beli masyarakat (public demand) serta munculnya terobosan baru sehingga muncul diversifikasi penggunaan methyl acrylate di beberapa bidang. Peningkatan konsumsi methyl acrylate didasarkan atas perkembangan industri pemakainya yang mengalami perkembangan cukup pesat. Cukup banyak perusahaan di Indonesia yang mengkonsumsi methyl acrylate (data konsumen terlampir). Di samping masih tingginya minat investasi pada sektor industri, industri pemakai yang ada juga aktif melakukan perluasan pabrik. Sehingga dengan pendirian pabrik ini diharapkan kebutuhan methyl acrylate dalam industri di Indonesia dapat terpenuhi dan akan merangsang pertumbuhan pabrik baru yang menggunakan bahan baku methyl acrylate.

7 E. Kapasitas Pabrik Prediksi kapasitas pabrik diambil berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) prihal data impor methyl acrylate di Indonesia. Peningkatan impor methyl acrylate dari tahun ke tahun dapat dilihat pada gambar berikut. 40000 35000 Kapasitas (ton) 30000 25000 20000 15000 10000 y = 3247,2x + 9450,2 R² = 0,7128 Series1 Linear (Series1) 5000 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tahun ke- Gambar 1.1 Prediksi impor methyl acrylate di Indonesia Dari persamaan yang diperoleh pada Gambar 1.1 dengan menggunakan metode regresi linear, kebutuhan methyl acrylate di Indonesia untuk tahun 2016 diyakini sebesar 51000 ton/tahun. Berdasarkan data kebutuhan tersebut, maka besarnya kapasitas pabrik methyl acrylate yang direncanakan sebesar 80 % dari total kebutuhan di Indonesia, yaitu 40000 ton/tahun.

8 F. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik sangat penting pada suatu perancangan karena akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik. Berdasarkan faktor-faktor di bawah ini maka pabrik yang akan didirikan berlokasi di Kawasan Industri Cilegon, Banten dengan pertimbangan sebagai berikut : 1. Sumber Bahan Baku Lokasi pabrik dipilih karena dekat dengan salah satu sumber bahan baku yakni bahan baku asam akrilat yang diproduksi oleh PT. Nippon Shokubai Indonesia di Cilegon, Banten. Meskipun bahan baku metanol diperoleh dari PT. Kaltim Methanol Industri dan Marine Jasrum Medco Methanol Bunyu (MMB ) yang keduanya berlokasi di Kalimantan Timur, akan tetapi hal ini tidak menghalangi pendistribusian bahan baku karena bahan baku methanol dapat di distribusi melalui jalur laut. 2. Daerah Pemasaran Lokasi pabrik dekat dengan daerah pemasaran produk. Konsumen terbesar metil akrilat adalah industri polimer dan cat yang sebagian besar berlokasi di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sedangkan untuk konsumen metil akrilat lainnya pada umummnya berlokasi di pulau Jawa sehingga dalam pemasarannya mudah.

9 3. Transportasi Jalur transportasi baik darat maupun laut yang berperan dalam pendistribusian bahan baku maupun produk cukup memadai, untuk transportasi darat tersedia jalan raya yang menghubungkan ke daerahdaerah lain yang berpotensi untuk menunjang jalannya proses produksi dan pemasaran. Karena metanol di peroleh dari Kalimantan Timur maka adanya pelabuhan laut menjadi hal yang sangat penting. Transportasi laut dapat dilakukan melalui pelabuhan Tanjung Priok. 4. Penyediaan Utilitas Untuk menjalankan proses produksi pabrik diperlukan sarana pendukung sebagai pembangkit tenaga listrik dan air. Sumber air diperoleh melalui pengolahan air sungai Ciujung atau Cidanau, Cilegon Jawa Barat. Sedangkan untuk listrik dapat disuplai dari PLN dan penyediaan generator. 5. Tenaga Kerja Tenaga kerja yang terampil dibutuhkan dalam proses suatu pabrik. Untuk kebutuhan tenaga kerja dapat dipenuhi dari daerah Banten karena daerah ini terdapat sumber daya manusia yang berkualitas, selain dari daerah Banten sendiri tenaga kerja dari berbagai daerah pun digunakan. Masyarakat di sekitar lokasi pabrik dapat menjalin kerjasama yang baik, sehingga kondisi dan lingkungan yang harmonis antara pabrik dan masyarakat dapat terjalin.

10 6. Kawasan Industri Pendirian pabrik perlu memperhatikan beberapa faktor kepentingan yang terkait di dalamnya, kebijaksanaan pengembangan industri, dan hubungannya dengan pemerataan kesempatan kerja, kesejahteraan, dan hasilhasil pembangunan. Merak, Banten merupakan suatu kawasan industri yang telah memenuhi faktor kelayakan baik mengenai iklim, sosial dan karakteristik lingkungan. Sehingga tidak menghambat pendirian dan kelangsungan operasional dari pabrik. 7. Komunitas Masyarakat Masyarakat di sekitar lokasi perlu juga diperhatikan karena pada beberapa jenis industri masyarakat ini dapat dijadikan pegawai yang prospektif, dan akan mempengaruhi tingkat keamanan yang merupakan salah satu hal penting yang perlu dijadikan pertimbangan. Merak, Banten merupakan kawasan industri sehingga masyarakat sekitar sudah terbiasa dengan keadaan tersebut.