Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking

dokumen-dokumen yang mirip
1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto ABSTRAK: Kata kunci:

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving dalam Kelompok Kecil untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Hasil Belajar

Rahayu 6, Chumi Z F 7, Ika L R 8

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS VI SD NEGERI 30 SUNGAI NANAM KABUPATEN SOLOK

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Penerapan Integrasi Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) dan Inkuiri Terbimbing Berbasis Lesson Study

Economic Education Analysis Journal

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

Oleh: Rahmat Yulianto, Fakultas Ilmu Pendidikan, Abstrak

Fika Yunifa Efrianingrum, Triwahyudianto, Rofi ul Huda Universitas Kanjuruhan Malang

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Mukarromah et al., Penerapan Model Pembelajaran...

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

Department of Chemistry Education Faculty of Teacher and Education University of Riau

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA MATA KULIAH FILSAFAT SAINS

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

PENERAPAN METODE PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA Ana Susana SMK 1 Kawung Surabaya

MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD), KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

Ermei Hijjah Handayani*, Elva Yasmi Amran**, Rini***

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTRUKTIVISME DI KELAS V SDN 07 GURUN LAWEH KECAMATAN NANGGALO KOTA PADANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN SECARA TERTULIS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MATERI GEOGRAFI POLITIK MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL DAN SMALL GROUP DISCUSSION DI KELAS A/B STKIP PGRI PADANG

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMAHAMI SIFAT-SIFAT BANGUN MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN SISWA

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

LINDA ROSETA RISTIYANI K

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA di KELAS VII-A SMP KATOLIK FRATERAN CELAKET 21 MALANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V DENGAN MODEL GUIDED TEACHING DI SD NEGERI 23 TAMPUNIK PESISIR SELATAN

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

MODEL GROUP INVESTIGATION

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

Diajukan Oleh: ARISKA DEVIE PRADISTA A

Tjiptaning Suprihati, Mirisa Izzatun Haniyah. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR HITUNG PECAHAN DENGAN PENDEKATAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Deztyra Nur Imamah 25, Hobri 26 dan Arika Indah K 27

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Widhati 1), Chumdari 2), Siti Kamsiyati 3) PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH SOSIOLOGI MELALUI MODEL PBL DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL ARTIKEL PENELITIAN

ABSTRACT. Keywords: Learning Interest, Explicit Instruction, and IPS

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 1 Januari 2012 Halaman

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

Keywords: Environment, Source of Learning, Activeness, Student Study Learning Result

ABSTRAK. Kata Kunci: model pembelajaran REACT, hasil belajar geografi siswa

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi di Kelas IV SDN 12 Biau

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

Annisa Rachma 1, Sunarmi 2, Murni Saptasari 3. Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5 Malang

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

Rahman et al., Penerapan Model Pembelajaran Peta Konsep Pohon Jaringan... 1

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SUB MATERI KETELADANAN ROSULULLAH SAW PERIODE MEKAH. Oon Rehaeni.

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI BERBASIS PBL (PROJECT BASED LEARNING) DI MA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA BIOLOGISISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAKTAHUN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI REDOKS

PENERAPAN ACTIVE LEARNING DENGAN SILENT DEMONSTRATION UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 14 SURAKARTA

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

Penggunaan Media Gambar PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER)

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS GEOGRAFI SISWA SMA Nike Nur Fitriana 1 Yuswanti Ariani Wirahayu 2, Purwanto 3 Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang Abstrack: The problem that occur in SMAN 1 Kauman Tulungagung is students' low ability in critical thinking, it is shown from students who are passive during teaching and learning process and teacher centered. The purpose of this research is to improve students' ability in critical thinking. This type of research is Classroom Action Research. The learning activity consists of two cycles; each cycle consists of planning, implementation, observation and reflection. Object of this study was the students of class XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung. The learning strategy used in this study is problem based learning. Students ability in critical thinking before the action is 36.25%, during first cycle students ability in critical thinking increased to 58.25%, while in the second cycle students ability in critical thinking increased to 80.75%. Keywords: model of problem based learning, critical thinking Abstrak: Permasalahan yang terjadi di SMAN 1 Kauman Tulungagung adalah rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa, terlihat selama pembelajaran siswa pasif dan bersumber pada guru. Tujuan penelitian ini adalah mendiskripsikan peningkatan kemampuan siswa berpikir kritis. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Kegiatan pembelajaran terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah model pembelajaran PBL. Kemampuan berpikir kritis siswa sebelum tindakan sebesar 36,25%, pada tindakan siklus I kemampuan berpikir kritis siswa meningkat menjadi 58,25% sedangkan pada tindakan siklus II kemampuan berpikir kritis siswa mengalami peningkatan sebesar 80,75%. Kata Kunci: model pembelajaran berbasis masalah, berpikir kritis 1. Nike Nur Fitriana Mahasiswa Jurusan Geografi FIS UM 2. dan 3 Pembimbing, Dosen, Jurusan Geografi FIS UM 1

PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan suatu kegiatan dengan maksud agar proses belajar seseorang atau sekelompok orang dapat berlangsung. Menurut Setyosari (2001:1) pembelajaran merupakan suatu usaha manusia yang dilakukan dengan tujuan untuk membantu memfasilitasi belajar orang lain. Untuk memperoleh pembelajaran yang dapat berjalan secara kondusif, maka harus diciptakan suasana belajar yang dapat mencapai tujuan yang efektif dan efisien. Pembelajaran sebagai upaya membelajarkan siswa, artinya siswa dalam pembelajaran di kelas tidak hanya berinteraksi dengan guru saja sebagai salah satu sumber belajar, tetapi bisa menggunakan sumber belajar lain. Model pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat berperan dalam keberhasilan belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan memperbesar peluang pencapaian keberhasilan belajar. Fenomena yang ada di kelas XI IPS 3 SMAN 1 Kauman Tulungagung tahun ajaran 2012/2013 menunjukan masih memiliki banyak permasalahan dalam proses pembelajaran, antara lain sebagian besar kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru mata pelajaran, sedangkan siswa hanya duduk untuk mencatat dan mendengarkan ceramah guru. Selama aktivitas pembelajaran siswa sangat pasif, siswa tidak memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan menjawab pertanyaan. Apalagi berpikir kritis dalam mencari permasalahan dan pemecahannya serta keberanian membuat kesimpulan dari topik yang dipelajari. Pada pembelajaran yang cenderung terpusat kepada guru (teacher centered), sebagian besar aktivitas pembelajaran dilakukan oleh guru, sedangkan siswa bersifat pasif (hanya menerima informasi dan kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan kreativitas). Pembelajaran semacam inilah untuk masa sekarang dipandang kurang efektif, karena kurang melibatkan pengembangan kemampuan berfikir secara kritis. Cara yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat. Dengan model pembelajaran yang tepat diharapkan mampu mengarahkan siswa agar dapat menggunakan pengetahuan yang diperoleh di kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah baru yang belum pernah dihadapi 2

di dunia nyata, serta memiliki tanggung jawab yang lebih terhadap belajarnya seiring dengan peningkatan pengalaman dan pengetahuan mereka. Salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif oleh guru adalah diterapkannya model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning). Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) yaitu Model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan ketrampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran (Nurhadi,dkk. 2004:56). Siswa dituntut agar dapat kreatif dan mampu mengembangkan kemampuan berfikir kritis dalam menghadapi pelajaran juga dalam menghadapi masalah-masalah yang sedang terjadi saat ini. Kemampuan berpikir kritis sangat diperlukan dalam pembelajaran karena siswa didorong untuk mencari dan menemukan pengetahuan baru yang melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran (student oriented). Berdasarkan uraian latarbelakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih luas permasalahan, yaitu dengan penelitian yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Berfikir Kritis Mata Pelajaran Geografi Kelas XI IPS-3 Semester 2 SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research) atau disingkat PTK. Penelitian Tindakan Kelas Meliputi empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi. Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada gambar berikut. 3

Permasalahan Perencanaan Tindakan I Pelaksanaan Tindakan I Siklus I Refleksi I Pengamatan/Pengumpulan Tindakan I Permasalahan baru hasil refleksi Perencanaan Tindakan II Pelaksanaan Tindakan II Siklus II Refleksi II Pengamatan/Pengumpulan Tindakan II Dilanjutkan ke siklus berikutnya, jika masalah belum selesai Gambar 1 : Diagram Siklus Penelitian Tindakan Kelas Arikunto, (2010:74) Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah hasil tes kemampuan berpikir kritis setelah tindakan. Sumber data pada penelitian ini siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung tahun ajaran 2012/2013. Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar obsevasi dan soal tes. Lembar Observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis yang dilakukan oleh siswa selama kegiatan pembelajaran. Dimana lembar observasi kemampuan berpikir kritis siswa terdiri dari beberapa indikator dan deskriptor kemampuan berpikir kritis siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Soal tes bertujuan untuk mengukur seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran PBL. Tes dalam penelitian ini meliputi tes pra tindakan, tes akhir siklus I, dan tes akhir siklus II. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian tes. Data kemampuan berpikir kritis diperoleh dengan memberikan tes sebagai alat evaluasi kepada siswa. Tes dilakukan sebanyak 2 kali yang meliputi tes akhir siklus I dan tes akhir siklus II. Analisis data dilakukan dengan membandingkan persentase kemampuan berpikir kritis yang diperoleh pada pra tindakan, siklus I dan siklus II. Peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat diketahui dari persentase 4

kemampuan berpikir kritis dari tiap-tiap indikator yang mengalami kenaikan pada setiap tindakan. Persentase sebelum tindakan atau pra tindakan akan dibandingkan dengan siklus I, dan juga siklus II, sampai ke siklus berikutnya. Alat yang digunakan untuk melihat adanya peningkatan adalah tabel dan garfik yang diperoleh dari data kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I dan II. HASIL PENELITIAN Kemampuan berpikir kritis siswa dalam penelitian ini terdiri dari kemampuan berpikir kritis pra tindakan, kemampuan berpikir kritis siklu I, dan kemampuan berpikir kritis siklu II. Kemampuan berpikir kritis pra tindakan dilaksanakan sebelum siswa diberikan tindakan. Kemampuan berpikir kritis pra tindakan digunakan untuk mengetahui kemamapuan awal siswa sebelum diberikan tindakan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung pada pra tindakan menunjukan kemampuan berpikir kritis siswa masih rendah. Hal ini dibukikan dengan perolehan berdasarkan beberapa aspek kemampuan berpikir kritis yaitu merumuskan masalah, memberikan argumen, melakuakn evaluasi, melakukan deduksi, memutuskan dan melaksanakan, melakukan induksi yaitu sebesar 36,25% dengan kriteria kurang baik. Adapun hasil penilaian kemampuan berpikir kritis yang dimiliki siswa sebelum dilaksanakan tindakan tercantum pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Hasil Penilaian Kemampuan Siswa Berpikir Kritis Pra Tindakan No Indikator Rata-Rata Skor Persentase Kriteria 1 Merumuskan masalah 1,37 34,25 Kurang Baik 2 Memberikan argumen 1,40 35,00 Kurang Baik 3 Melakukan Evaluasi 1,53 38,25 Kurang Baik 4 Melakukan Deduksi 1,60 40,00 Kurang Baik 5 Memutuskan dan Melaksanakan 1,33 33,25 Kurang Baik 6 Melakukan Induksi 1,47 36,75 Kurang Baik Nilai Rata- Rata 1,45 36,25 Kurang Baik 5

Selain pengukuran kemampuan berpikir kritis sebelum para tindakan juga dilakukan kemampuan berpikir kritis siswa pada setiap siklus didapatkan melalui tes yang diberikan setelah selesai diterpakannay model pembelajaran PBL didapatkan hasil peningkatan kemampuan berpikir kritis pada tiap-tiap indikator kemampuan berpikir kritis. Berikut ini adalah hail analisis kemampuan berpikir kritis. Tabel 2. Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Indikator Persentase Kemampuan Berpikir Kritis Keterangan Pra Tindakan Siklus I Siklus II Merumuskan Masalah 34,25 58,25 86,75 Meningkat Memberikan Argumen 35,00 59,00 77,50 Meningkat Melakukan Evaluasi 38,25 55,00 82,50 Meningkat Melakukan Deduksi 40,00 60,75 75,00 Meningkat Memutuskan dan Melaksanakan 33,25 54,25 78,25 Meningkat Melakukan Induksi 36,75 61,75 85,75 Meningkat Rata-rata 36,25 58,25 80,75 Meningkat Berdasarkan Tabel 2. terdapat peningkatan persentase mulai dari pra tindakan yaitu sebesar 36,25%, tindakan siklus I yaitu sebesar 58,25%, dan tindakan siklus II yaitu sebesar 80,75%. Dari hasil yang diperoleh pada siklus II peneliti dapat menyimpulkan bahwa adanya peningkatan yang cukup signifikan pada persentase taraf keberhasilan untuk kemampuan berpikir kritis dan ini membuktikan bahwa Penerapan Model Pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis siswa XI-IPS 3 SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung. Adapun besarnya peningkatan kemampuan berpikir kritis dapat dilihat pada Gambar 1. berikut ini. 6

Gambar 1. Grafik Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Penerapan pembelajaran masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung. Hal ini dapat dilihat pada hasil kemampuan berpikir kritis siswa saat pra tindakan, siklus I dan siklus II. Hasil Kemampuan Berpikir kritis yang meningkat pada kegiatan siklus I dan siklus II juga lebih meningkat lagi dan lebih baik daripada siklus I. Berdasarkan uraian temuan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa keterlaksanaan pembelajaran dengan model PBL terbukti dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mata pelajaran geografi kelas XI IPS 3 SMAN 1 Kauman Tulungagung. PEMBAHASAN Paparan data hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model Pembelajaran PBL dapat meningkatkan kemampuan siswa berpikir kritis siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil analisis tes akhir siklus siswa dan hasil observasi kemampuan siswa berpikir kritis siswa secara umum mengalami peningkatan pada tiap aspeknya. Pembelajaran yang disampaikan dengan metode diskusi tersebut memberikan 7

kesempatan kepada siswa untuk berpikir kritis dan sistematis dalam menganalisis permasalahan lingkungan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka. Dengan didukung oleh pemilihan topik permasalahan yang berada di sekitar lingkungan mereka (kontekstual), siswa telah terlatih untuk peka terhadap kondisi lingkungan tempat tinggal mereka. Hal ini sesuai dengan pernyataan Krulik dan Rudnick (dalam Santyasa,2005:4) bahwa pemecahan masalah adalah upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi tuntutan situasi yang tidak lumrah. Dari beberapa indikator yang diteliti yaitu merumuskan masalah, memberikan argumen, melakukan evaluasi, melakukan deduksi, memutuskan dan melaksanakan dapat diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis siswa menjadi lebih meningkat pada siklus II. Pada siklus I indikator terendah yaitu pada aspek melakukan memutuskan dan melaksanakani siswa masih belum terbiasa membuat solusi dengan model pembelajaran berbasis masalah, Kegiatan belajar mengajar kurang kondusif, masih banyak siswa yang kurang bersemangat. Kemampuan berpikir kritis siswa juga belum optimal, karena pada proses pembelajaran pada siklus I ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan langkah-langkah pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal ini berbeda sekali dalam siklus II, siswa lebih antusias untuk mengikuti pembelajaran karena sebelumnya guru telah memberikan motivasi serta menjelaskan secara rinci bagaimana langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah sehingga siswa menjadi lebih mengerti apa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran tersebut. Meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa, karena pada model pembelajaran berbasis masalah, siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan masalah tersebut serta dibiarkan mencari solusi terhadap permasalahanyaitu berkaitan dengan lingkungan sekitar. Dari pemahaman siswa itu, kemampuan siswa dalam merumuskan suatu permasalahan juga menjadi lebih baik. Guru lebih melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa menjadi aktif dalam proses diskusi berlangsung. Hal ini dapat terlihat bahwa banyak siswa yang bertanya maupun menjawab selama proses diskusi berlangsung. 8

Selain itu, dalam pembelajaran berbasis masalah kemampuan siswa dalam mengambil keputusan dikembangkan. Apabila kemampuan dalam mengambil keputusan meningkat, maka pengambilan keputusan oleh siswa dalam mencari alternatif permasalahan yang diberikan oleh guru akan menjadi lebih baik. Selain itu dalam pembelajaran berbasis masalah, membuat siswa lebih aktih dan mempunyai tanggung jawab tentang pembagian tugas dalam anggota kelompoknya, sehingga tugas yang diberikan oleh guru dapat terselesaikan dengan baik. Pemberian motivasi dalam belajar membuat siswa lebih antusias dalam belajar. Karena motivasi tersebut, antusiasme siswa menjadi lebih besar, siswa mendapatkan pengalaman pribadi dari lingkungan di kelas maupun lingkungan sekitar. Apabila motivasi dan antusiasme siswa meningkat, maka dorongan untuk melakukan investigasi dalam berdiskusi menjadi lebih baik. Motivasi tersebut juga membuat siswa mau untuk belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran di dalam kelas. Hal ini mendorong siswa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Selain itu, siswa menjadi lebih inovatif dalam menyajikan hasil karyanya. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang telah didapat bahwa PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam bekerja kelompok (Dasna dan Sutrisno, 2007). PBL adalah suatu tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memilki keterampilan untuk memecahkan masalah. KESIMPULAN Hasil Penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran masalah (Problem Based Learning) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Kauman Tulungagung pada kompenetensi dasar menganalisis pelesataian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan. Pada saat model pembelajaran Problem Based Learning hendaknya guru perlu memperhatikan pengelolaan kelas yang lebih baik terutama dalam 9

mengatasi siswa yang sering membuat ramai dan gaduh, sehingga pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancar juga pemotivasian dalam belajar agar siswa lebih antusias dalam belajar. Guru maupun mahasiswa sebagai calon guru dapat menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning sebagai salah satu alternatif pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara. Dasna, I. Fatchan, A. 2008. Penelitian Tindakan Kelas 7 Penulisan Karya Ilmiah.Malang: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang PSG Rayon 15 Dhiroh, Anis Satuna. 2009. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe PBL dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah dan hasil belajar pada materi Pelestarian Lingkungan Hidup siswa kelas XI IPS-2 SMAN 1 Kesamben. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Geografi FMIPA UM. Ibrahim, M dan M. Nur. 2004. Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah, Program Pascasarjana UNESA, University Press. Jhonson, B. Elaine. 2007. Contextual Teaching and Learning Menjadikan Kegiatan Belajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung : PT MLC Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. Santyasa, I Wayan. 2005. Pengembangan Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Bagi Siswa SMA Dengan Pemberdayaan Model Perubahan Konseptual Bersetting Investigasi Kelompok. (Online), http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/pengembangan_pemah AMAN_KONSEP.pdf, diakses 29 Maret 2013. Setyosari, Punaji. 2001. Rancangan Pembelajaran Teori dan Praktek. Malang: Elang Mas 10