16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditing adalah suatu proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien yang dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan (Arens et al., 2011:4). Sehingga yang perlu diperhatikan oleh para auditor dalam proses pengauditan yaitu kualitas audit dalam menyajikan laporan keuangan. Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan (Febriyanti, 2014:4). Audit atas laporan keuangan merupakan bagian dari jasa penjaminan yang diberikan Kantor Akuntan Publik (KAP) kepada sebuah perusahaan. Sehingga dari jasa penjaminan ini memiliki nilai karena pemberi jaminan bersifat independen dan tidak bias dengan informasi yang diperiksanya, perusahaan diwajibkan untuk meminta pendapat audit dari auditor terhadap laporan keuangan yang akan dipublikasikan kepada masyarakat luas (Budiman, 2013:131). Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk penjaminan atas kepercayaan publik kepada perusahaan. Pelaksanaan audit yang baik harus berdasarkan pada prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum.
17 Agar laporan audit yang dihasilkan dapat berkualitas dalam pengambilan keputusan, auditor harus benar-benar melaksanakan prosedur audit sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Para pemakai laporan keuangan selalu melakukan pemeriksaan dan mencari informasi tentang kehandalan laporan keuangan perusahaan. Cara mencari informasi tersebut andal adalah dengan melakukan audit secara independen agar informasi yang digunakan dalam pengambilan keputusan lengkap, akurat, dan tidak bias. Profesi akuntan publik adalah profesi yang bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan laporan keuangan. Salah satu jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan bagi para pengguna. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dimana masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Nirmala, 2013:1). Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik, kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak atau belum diaudit. Untuk menunjang profesionalismenya sebagai akuntan publik, maka auditor harus melaksanakan tugas auditnya dengan berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yaitu standar umum, standar pekerjaan lapangan, dan standar pelaporan. Standar umum menekankan pada pentingnya kualitas pribadi yang harus dimiliki auditor baik pelatihan dan kecakapan teknis yang memadai untuk melaksanakan prosedur audit, sedangkan
18 standar pekerjaan lapangan dan pelaporan berkaitan dengan pengumpulan bukti dan aktivitas lain selama pelaksanaan audit yang sebenarnya serta auditor harus menyiapkan laporan mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, termasuk pengungkapan informatif. Kualitas audit merupakan hal yang penting karena kualitas yang tinggi akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. De Angelo (dalam Febriyanti, 2014:4) menyatakan kualitas audit merupakan segala kemungkinan bahwa auditor dapat menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas audit merupakan suatu isu yang kompleks, karena begitu banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit tergantung dari sudut pandang masingmasing pihak. Hal tersebut menjadikan kualitas audit sulit pengukurannya, sehingga menjadi suatu hal yang sensitif bagi perilaku individual yang melakukan audit. Secara teoretis kualitas pekerjaan auditor biasanya dihubungkan dengan kualifikasi keahlian, ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, kecukupan bukti pemeriksaan yang kompeten pada biaya yang paling rendah serta sikap independensinya dengan klien. SPAP adalah pedoman yang mengatur standar umum pemeriksaan akuntan publik, mengatur segala hal yang berhubungan dengan penugasan dan independensi dalam sikap mental. Pada prakteknya tindakan pengurangan kualitas audit (reduced audit quality) masih sering terjadi, padahal dalam teori telah jelas dinyatakan bahwa proses audit yang baik adalah yang mampu meningkatkan kualitas informasi. Maraknya
19 skandal keuangan yang terjadi baik di dalam maupun di luar negeri, memberikan dampak besar kepercayaan publik terhadap profesi akuntan publik dan yang menjadi pertanyaan besar masyarakat adalah mengapa justru kasus-kasus tersebut melibatkan profesi akuntan publik, seharusnya mereka sebagai pihak ketiga yang independen memberikan jaminan atas relevansi dan kehandalan laporan keuangan. Salah satu kasus yang terjadi pada tahun 2003 yaitu PT. Telkom tentang tidak diakuinya KAP Eddy Pianto oleh United States Securities and Exchange Commission (SEC), dimana SEC selaku badan independen dari pemerintah Amerika yang bertanggung jawab untuk mengawasi pelaksanaan dari peraturanperaturan di bidang perdagangan efek dan mengatur pasar perdagangan pada bursa efek, sehingga memiliki alasan khusus mengapa mereka tidak mengakui keberadaan KAP Eddy Pianto (Alim et al., 2007:2). Hal tersebut bisa saja terkait dengan due professional care, akuntabilitas dan time budget pressure yang dimiliki oleh auditor masih diragukan oleh SEC, dimana hal tesebut harus dimiliki oleh auditor. Kode Etik Profesi menjelaskan dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang diterbitkan oleh IAPI. Masalah ini penting untuk diteliti karena melihat fenomena rendahnya kualitas hasil kerja auditor. Due Professional Care, Akuntabilitas dan Time Budget Pressure merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh auditor untuk menjamin kualitas hasil kerja auditor. Tuntutan laporan yang
20 berkualitas dengan anggaran waktu terbatas tentu saja merupakan tekanan tersendiri bagi auditor. Time budget pressure juga menjadi faktor yang tak kalah penting mempengaruhi kualitas audit. Bekerja dalam kondisi yang tertekan (dalam waktu) membuat auditor cenderung berperilaku disfungsional. Otley dan Pierce (dalam Muhshyi, 2013:22) yang menjelaskan bahwa beberapa perilaku disfungsional auditor seperti Prematur Sign-Off Audit Procedures (menghentikan prosedur audit), Underreporting of Time (keterlambatan atau tidak tepat waktu), Altering Audit Process and Gathering Unsufficient Evidence (mengganti proses audit dan mengumpulkan bukti yang tidak cukup) akan berdampak terhadap penurunan kualitas audit. Otley dan Pierce (dalam Simanjuntak, 2008:26), seperti terlalu percaya pada penjelasan dan presentasi klien, serta gagal menginvestigasi isu-isu relevan, yang pada gilirannya dapat menghasilkan laporan audit berkualitas rendah. Sehubungan dengan hal tersebut, auditor harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas audit sebagai hasil dari pekerjaannya. Faktor penting dalam diri auditor yang mempengaruhi kualitas audit adalah due professional care yang mengacu pada kemahiran profesional yang cermat dan seksama. Kemahiran profesional menuntut auditor untuk selalu berpikir kritis terhadap bukti audit yang ditemukannya. Due professional care dimana merupakan hal penting yang harus diterapkan oleh para akuntan publik agar tercapainya kualitas audit yang memadai dalam pelaksanaan pekerjaan profesionalnya.
21 Akuntabilitas (kebertanggungjawaban) merupakan bagian dari tanggungjawab profesi auditor yaitu selama menjalankan tugas auditor harus senantiasa melakukan dengan penuh rasa tanggung jawab serta wajib menjalankan kemahiran profesionalnya dengan seksama, sehingga akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan. Sehingga auditor dituntut untuk mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan kepadanya dengan cara menjaga dan mempertahankan akuntabilitas. Kualitas hasil kerja auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tekanan time budget dapat mempengaruhi kinerja seorang auditor dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan prosedur audit, pengaruh tersebut ada yang berpengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif yang ditimbulkan dari adanya tekanan time budget antara lain terpacunya kinerja auditor untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya tepat pada waktunya (Rini, dalam Arisinta, 2013: 268). Sementara pengaruh negatif dari adanya tekanan time budget adalah akan menimbulkan sikap dalam tindakan profesional yang dapat mengurangi kualitas audit. Karena di bawah tekanan time budget terdapat suatu kecenderungan untuk melakukan tindakan seperti mengurangi sampel pemeriksaan, menerima bukti audit yang lemah dan melakukan peningkatan pemeriksaan yang pada akhirnya dapat mengurangi kualitas audit. Lebih lanjut dari hasil yang dilakukan oleh Arisinta (2013), peneliti tersebut melakukan penelitian yang menyatakan bahwa time budget pressure berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sedangkan penelitian yang mengenai akuntabilitas dan due professional care yang diteliti oleh peneliti sebelumnya Singgih dan
22 Bawono (2010) menyatakan bahwa akuntabilitas dan due professional care berpengaruh positif terhadap kualitas audit. Sehubungan dengan hal tersebut, penelitian ini menguji variabel-variabel yang mempengaruhi kualitas audit atau dalam hal ini disebut variabel independen diantaranya due professional care, akuntabilitas, dan time budget pressure. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya dengan menggabungkan beberapa variabel dan menguji kembali dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di wilayah Surabaya, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel auditor yang bekerja di KAP wilayah Jakarta dan Padang. Penelitian mengenai kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mereka dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit yang selanjutnya dapat digunakan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengangkat judul Pengaruh Due Professional Care, Akuntabilitas, dan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit. 1.2 Rumusan Masalah Atas latar belakang yang ada, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah due professional care berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya?
23 2. Apakah akuntabilitas berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya? 3. Apakah time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh due professional care terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. 2. Untuk menganalisis pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. 3. Untuk menganalisis pengaruh time budget pressure terhadap kualitas audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Kontribusi Teoretis a. Melalui penelitian ini, peneliti mencoba memberikan bukti empiris tentang pengaruh due professional care, akuntabilitas, dan time budget pressure terhadap kualitas audit.
24 b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan sumbangan konseptual bagi peneliti lainnya dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan untuk perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan. 2. Kontribusi Praktis a. Dapat digunakan sebagai masukan bagi pimpinan Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam rangka menjaga, meningkatkan kualitas kerjanya dan memberikan masukan bagi Kantor Akuntan Publik untuk mengevaluasi prosedur audit dan jangka waktu audit yang ditetapkan. b. Sebagai motivasi dalam melaksanakan audit pada perusahaan, sehingga laporan yang dihasilkan dapat segera di laporkan ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan BAPEPAM-LK yang berganti nama menjadi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sehingga auditor dapat menghindari terjadinya praktik penghentian prematur atas prosedur audit pada saat melakukan audit dengan cara meningkatkan profesionalisme dan kualitasnya dalam menjalankan prosedur audit yang sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). 1.5 Ruang Lingkup Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian akan dilakukan terhadap masing-masing variabel guna mendapatkan penjelasan dan pemahaman mengenai pengaruh tiap-tiap variabel tersebut dengan kualitas pelaksanaan audit. Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan agar penelitian dapat
25 dilakukan secara mendalam, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagaimana yang telah dirumasan masalah di atas. Fokus penelitian ini untuk meneliti pengaruh due professional care, akuntabilitas, dan time budget pressure terhadap kualitas audit pada KAP di Surabaya.