DAFTAR ISTILAH Air lebih: Bahan pembenah tanah ( soil conditioner Bangunan terjunan: Bedengan: Berat isi tanah: Budidaya lorong ( alley cropping

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH PADA LAHAN PERTANIAN BERLERENG

Jakarta, Oktober Menteri Pertanian RI ANTON APRIYANTONO

KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH : MOCHAMAD HADI LAB EKOLOGI & BIOSISTEMATIK JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNDIP

Prestasi Vol. 8 No. 2 - Desember 2011 ISSN KONSERVASI LAHAN UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN. Oleh : Djoko Sudantoko STIE Bank BPD Jateng

PENTINGNYA KONSERVASI TANAH PADA PENGELOLAAN KEBUN SUMBER BENIH KOPI

Konservasi lahan Konservasi lahan adalah usaha pemanfaatan lahan dalam usahatani dengan memperhatikan kelas kemampuannya dan dengan menerapkan

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI KONSERVASI TANAH DAN AIR

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III Hasil Percobaan dan Pembahasan. VI = = = 11 m

Manfaat Penelitian. Ruang Lingkup Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

PETUNJUK TEKNIS TEKNOLOGI PENGENDALIAN LONGSOR

VIII. KONSERVASI TANAH DAN AIR

Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

DASAR-DASAR ILMU TANAH

METODE KONSERVASI TANAH DAN AIR

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 80 TAHUN 2002 TENTANG

PENGATURAN BENTUK LERENG DAN PERLAKUAN REKLAMASI. Perlakuan Konservasi Tanah (Reklamasi) Guludan. bangku. Guludan - Teras Kredit

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

METODE KONSERVASI LAHAN SECARA VEGETATIF

HASIL DAN PEMBAHASAN

Panduan konservasi tanah dan air untuk penanggulangan degradasi lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penggunaan Lahan

KONSERVASI TANAH DAN AIR DI LAHAN KERING

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Umum Latosol

penyebab terjadinya erosi tanah Posted by ariciputra - 29 May :25

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Laboratorium Tanaman Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

bio.unsoed.ac.id air. Upaya tersebut dapat berupa perlambatan kecepatan aliran air dengan membuat

Erosi. Rekayasa Hidrologi

θ t = θ t-1 + P t - (ETa t + Ro t ) (6) sehingga diperoleh (persamaan 7). ETa t + Ro t = θ t-1 - θ t + P t. (7)

Pemilihan Lahan. Kesesuaian Lahan

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

Kemampuan hujan dengan energi kinetiknya untuk menimbulkan erosi pada suatu bidang lahan dalam waktu tertentu (Intensitas Hujan = EI30

TINJAUAN PUSTAKA. merupakan manfaat yang dirasakan secara tidak langsung (intangible). Selain itu,

BAB III PENGENDALIAN LONGSOR Identifikasi dan Delineasi Daerah Rawan Longsor

TUGAS TERSTRUKTUR TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN ASPEK HUKUM

BAB IV TEKNOLOGI BUDIDAYA PADA SISTEM USAHATANI KONSERVASI

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSERVASI LAHAN: Pemilihan Teknik Konservasi, Fungsi Seresah dan Cacing Tanah, dan mulsa organik

TEKNOLOGI PENGELOLAAN & PANEN AIR HUJAN (MK. Manajemen Agroekosistem, smno.jurtnh.fpub.2013)

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak Geografis. Daerah penelitian terletak pada BT dan

Gambar 1. Lahan pertanian intensif

MODEL USAHATANI SAYURAN DATARAN TINGGI BERBASIS KONSERVASI DI DAERAH HULU SUNGAI CIKAPUNDUNG

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejak awal kehidupan manusia, sumberdaya alam sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks

PERMASALAHAN dan PENGEMBANGAN IRIGASI LAHAN KERING. di NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI PENELITIAN. temuan dan analisis terhadap area rawa yang direklamasi menjadi kawasan

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

V. Budidaya Agar budidaya TPT berhasil dengan balk diperlukan pengetahuan dan ketrampilan. Dalam keadaan tertentu modal yang cukup juga kadang-kadang

TINJAUAN PUSTAKA Infiltrasi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih baik. Menurut Bocco et all. (2005) pengelolaan sumber daya alam

Siti Nurul Kamaliyah. SISTEM TIGA STRATA (Three Strata Farming System)

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Embung berfungsi sebagai penampung limpasan air hujan/runoff yang terjadi di

Metoda Pengawetan Tanah Dan Air

PERANAN AGROFORESTRY UNTUK KONSERVASI TANAH DAN AIR. Oleh Firmansyah, S.Hut, M.Si Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Penyuluhan Kehutanan BP2SDM

HALAMAN PENGESAHAN...

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

V. EVALUASI KEMAMPUAN LAHAN UNTUK PERTANIAN DI HULU DAS JENEBERANG

bio.unsoed.ac.id terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah aktivitas manusia, dan

3 METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. tingkat produktivitas yang rendah atau tidak produktif sama sekali bagi kegiatan

EROSI DAN SEDIMENTASI

1. EROSI DAN DEGRADASI LAHAN KERING DI INDONESIA

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

Topik : TEKNIK KONSERVASI TANAH DAN AIR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Aliran Permukaan dan Erosi Tanah

KAJIAN BENTUK EROSI PARIT DAN BENTUK KONSERVASI TANAH DI KECAMATAN CANDIROTO KABUPATEN TEMANGGUNG PROPINSI JAWA TENGAH

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PENYIAPAN LAHAN. Oleh : Juwariyah BP3K Garum

Transkripsi:

DAFTAR ISTILAH Air lebih: Air yang tidak dapat dipegang atau ditahan oleh butir-butir tanah dan memenuhi atau menjenuhi pori-pori tanah Bahan pembenah tanah (soil conditioner): Bahan-bahan yang mampu memperbaiki struktur tanah, mengurangi atau mengendalikan erosi dan dapat merubah kapasitas tanah menahan dan melalukan air Bangunan terjunan: Bangunan yang terbuat dari susunan batu atau bambu atau bahan lainnya pada saluran pembuangan air (SPA) yang berfungsi untuk mengurangi kecepatan aliran air pada SPA tersebut. Bedengan: Gundukan tanah yang dibuat untuk pertananam khususnya sayuran, dengan lebar dan tinggi tertentu, dan di antara dua bedengan dipisahkan oleh saluran atau parit drainase. Berat isi tanah: Berat massa tanah per unit volume tanah. Budidaya lorong (alley cropping): Suatu sistem pertanaman dimana tanaman pangan ditanam pada lorong (alley) di antara barisan tanaman pagar (hedgerow). Dataran tinggi: Hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi dalam penggunaannya sepanjang tahun, dan terletak pada ketinggian di atas 700 meter dari permukaan laut (dpl). Penetapan angka 700 meter dpl didasarkan pada suhu udara di ketinggian tersebut tergolong sejuk (berdasarkan rumus Brook sekitar 22 o C), dan sesuai untuk pertumbuhan optimum berbagai jenis tanaman dataran tinggi, termasuk sayur-sayuran. Degradasi lahan: Proses penurunan produktivitas lahan, baik yang sifatnya sementara maupun tetap Drainase: Keadaan dan cara keluarnya air lebih (excess water). Efisiensi penggunaan air: Hasil tanaman yang diperoleh dari setiap unit penggunaan air irigasi. Embung: Bangunan yang berfungsi selain sebagai pemanen aliran permukaan dan air hujan, juga sebagai tempat resapan yang akan meningkatkan kandungan air tanah, dan berfungsi sebagai cadangan air irigasi dimasa kemarau. Erosi: Hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah oleh media alami (air atau angin) dari suatu tempat ke tempat lain

Erosi alur: Erosi yang terjadi sebagai akibat air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat-tempat tertentu di permukaan tanah, sehingga proses penggerusan tanah banyak terjadi pada tempat tersebut, yang kemudian membentuk alur-alur Erosi lembar: Pengangkutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan bidang tanah oleh agen erosi. Gulud pemanen air: Bangunan konservasi air untuk memanen air aliran permukaan dan meningkatkan kelengasan tanah Hambatan mekanik tanah: Gaya atau tekanan yang diberikan oleh tanah untuk melawan masuknya cone (sebagai simulasi akar) pada kedalaman tertentu. Irigasi bawah permukaan: Irigasi yang diberikan ke tanah tanpa melalui proses infiltrasi, dimaksudkan untuk memperkecil kehilangan air melalui evaporasi, serta memberikan peluang air irigasi membasahi zona perakaran. Irigasi sprinkler: Pemberian air irigasi dengan cara disemprotkan (melalui nozzel-nozzel pada alat irigasi) ke permukaan tanah dengan menggunakan sistem tekanan atau pompa. Irigasi tetes: Pemberian air irigasi melalui lubang-lubang (emitters) dengan kecepatan yang dapat diatur agar penggunaannya efisien. Kadar air tersedia: Kadar air tanah antara kondisi kapasitas lapang dan titik layu permanen. Kapasitas lapang: Batas kadar air tanah pada kondisi tidak terjadi lagi drainase internal di dalam tanah. Penetapan kadar air pada kapasitas lapang dilakukan umumnya di laboratorium pada tegangan air (nilai pf) 2,54. Kebun campuran: Kebun yang mirip dengan talun, tetapi komponen tanamannya berupa tanaman hutan dan tanaman tahunan lain yang sengaja ditanam. Kedalaman efektif tanah: Kedalaman tanah yang diukur dari permukaan tanah sampai sejauh akar tanaman dapat menembus tanah. Kedalaman solum: Ketebalan tanah di atas bahan induk tanah (horizon A dan B). Kelangkaan air (water scarcity): Kondisi dimana air sulit diperoleh akibat dari defisit neraca air Kepekaan tanah terhadap erosi (erodibilitas tanah): Mudah tidaknya suatu tanah tererosi (mudah tidaknya suatu tanah untuk dihancurkan oleh kekuatan jatuhnya butir-butir hujan, dan/atau oleh kekuatan aliran permukaan).

Konservasi air: Pemanfaatan air yang jatuh ke permukaan tanah secara efisien dan mengatur waktu aliran, sehingga tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada musim kemarau Konservasi tanah mekanik: Semua perlakuan fisik mekanis yang diberikan terhadap tanah, dan pembuatan bangunan yang ditujukan untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi serta meningkatkan kelas kemampuan tanah Konservasi tanah vegetatif: Semua tindakan konservasi yang menggunakan tumbuh-tumbuhan (vegetasi), baik tanaman legum yang menjalar, semak atau perdu, maupun pohon dan rumput-rumputan serta tumbuh-tumbuhan lain, yang ditujukan untuk mengendalikan erosi dan aliran permukaan pada lahan pertanian. Lahan kering: Hamparan lahan yang tidak pernah tergenang atau digenangi air pada sebagian besar waktu dalam setahun atau sepanjang waktu Longsor: Pergerakan atau pindahannya tanah yang terjadi pada suatu saat dalam volume yang besar, sebagai akibat meluncurnya suatu volume tanah di atas suatu lapisan agak kedap yang penuh air. Mulsa vertikal (slot mulch): Mulsa (terdiri dari sisa-sisa tanaman atau serasah) yang dimasukkan kedalam lubang (rorak, saluran) untuk meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air dan dapat digunakan untuk menampung sedimen. Mulsa: Bahan-bahan (sisa-sisa panen, plastik dan lain-lain) yang disebar atau digunakan untuk menutup permukaan tanah agar tanah tersebut terhindar dari kerusakan. Olah tanah konservasi: Cara penyiapan lahan yang menyisakan sisa tanaman di atas permukaan tanah sebagai mulsa. Olah tanah seperlunya: Cara bertani yang mengurangi frekuensi pengolahan tanah. Olah tanah strip: Cara bertani yang mengolah tanah hanya pada strip atau jalur yang akan ditanami. Pagar hidup: Barisan tanaman tahunan jenis perdu atau pohon sepanjang batas pemilikan lahan yang ditanam dengan jarak tanam rapat sebagai pagar. Panen air (water harvesting): Salah satu teknik konservasi air yang dilakukan dengan menampung air (hujan dan aliran permukaan) pada musim hujan untuk meningkatkan ketersediaan air pada musim kemarau.

Pekarangan: Penanaman tanaman tahunan dan tanaman pangan semusim, dan sering dikombinasikan dengan pemeliharaan ternak, terutama jenis ruminansia dan unggas di sekitar rumah. Pematah angin (windbreaks): Barisan pohon atau rumput tinggi yang ditanam dengan jarak yang tepat untuk mencegah atau mengurangi erosi angin dan kerusakan tanaman yang disebabkan oleh angin. Penanaman rumput: Penanaman rumput pada berbagai tempat terbuka (tidak tertutup oleh tanaman utama) seperti saluran pembuangan air (SPA), rorak, jalan dan bidang lereng dari lahan pertanian untuk membantu mengendalikan erosi dan aliran permukaan di lahan pertanian. Pertanaman bertingkat (multi-storey cropping): Sistem penanaman kombinasi antara pohon dan tanaman lain yang lebih rendah habitusnya. Pertanaman berlajur (strip cropping): Penanaman dua jenis tanaman atau lebih dalam strip-strip secara berselang-seling antara tanaman pokok dan tanaman penutup tanah. Pertanaman berlajur dibagi menjadi 3 jenis, yaitu (1) pertanaman sejajar kontur (contour planting), dimana pengolahan tanah (pembajakan, penggaruan), pembuatan guludan dan penanaman tanaman utama dilakukan mengikuti. (2) strip lapangan yang disusun memotong atau melintang arah lereng umum, pada daerah bertopografi tidak seragam dan digunakan saluran saluran bertanaman penutup (grassed waterway) (3) strip berpenyangga (buffer strip cropping) terdiri atas strip rumput atau legum di antara strip tanaman pokok menurut kontur. Pertanaman berurutan (sequential cropping): Sistem penanaman dengan dua tanaman atau lebih secara berurutan/bergilir. Pertanaman campuran (mixed cropping): Sistem penanaman lebih dari satu macam tanaman semusim pada lahan dan waktu yang sama dengan pola tidak teratur. Pertanaman tumpang gilir (relay cropping): Penanaman lebih dari satu macam tanaman pada lahan yang sama secara bergilir. Pertanaman tumpang sari (inter cropping): Sistem penanaman lebih dari satu macam tanaman pada lahan yang sama secara simultan, dengan umur tanaman relatif sama dan diatur dalam barisan atau kumpulan baris secara berselang-seling. Pola tanam: Sistem pengaturan pertanaman berdasarkan distribusi curah hujan, baik monokultur maupun tumpang sari dengan tanaman yang berumur hampir sama, pada sebidang tanah sebagai suatu strategi untuk menjamin keberhasilan usaha tani lahan kering. Pupuk hijau: Tanaman yang ditanam khusus sebagai sumber pupuk untuk memperbaiki sifat-sifat tanah. Rorak: Lubang atau penampang tanah yang dibuat memotong lereng, berukuran kecil sampai sedang, dibuat di bidang olah atau di saluran peresapan atau pada saluran pembuangan air (SPA) untuk menampung dan meresapkan air serta

memperlambat aliran permukaan; pengumpul sedimen; dan meningkatkan efektivitas saluran peresapan. Saluran pembuangan air (SPA): Saluran drainase yang dibuat untuk mengalirkan air dari saluran pengelak dan/atau saluran teras ke saluran alami/sungai atau tempat penampungan atau pembuangan air lainnya. Saluran pengelak: Saluran yang dibuat hampir searah kontur, berfungsi untuk mencegah masuknya aliran permukaan dari bidang lahan di lereng bagian atas ke lahan pertanian. Saluran peresapan: Saluran yang berfungsi untuk menampung aliran permukaan dan meningkatkan daya resap air ke dalam tanah. Saluran teras (pada teras bangku): Saluran yang terletak dekat perpotongan bidang olah dan tampingan teras Saluran teras pada teras gulud: Saluran yang terletak tepat dibagian atas guludan. Sifat hidrolik tanah: Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk menahan dan menghantarkan air. Simpanan air (water storage): Kadar air tanah pada suatu kedalaman tertentu. Talun: Lahan di luar areal permukiman yang ditumbuhi oleh campuran tanaman hutan dan tanaman tahunan lainnya. Tanaman pelindung: Tanaman tahunan bertajuk tinggi yang sengaja ditanam dengan tujuan untuk melindungi tanaman semusim atau tanaman perkebunan bertajuk rendah (berupa perdu) dari kelebihan intensitas sinar matahari dan pengaruh buruk dari angin dingin. Tanaman penutup tanah (cover crop): Tanaman yang ditanam untuk menutupi permukaan lahan pertanian yang berguna untuk mengendalikan erosi dan memperbaiki sifat-sifat tanah. Tanaman sela: Penanaman tanaman pangan semusim atau menahun, palawija, atau rumput pakan di antara tanaman tahunan Tanaman sela sementara: Penanaman tanaman pangan semusim, palawija atau rumput pakan di antara tanaman tahunan yang tajuknya belum menutupi seluruh permukaan tanah. Tanaman sela terus-menerus: Penanaman tanaman pangan semusim atau menahun, palawija, atau rumput pakan di antara tanaman tahunan yang sudah menghasilkan Tanpa olah tanah: Cara bertani yang tidak mengolah tanah, dan membiarkan semua sisa tanaman terhampar di lahan. Teras bangku (miring keluar): Teras yang dibuat bertingkat seperti tangga, dan bidang olah ditanami tanaman pangan, sayur-sayuran, atau tanaman pertanian

lainnya, namun teras bangku tersebut masih mempunyai kemiringan cukup besar (5-10%) yang mengarah ke luar atau ke bagian bawah lereng, sehingga erosi (pengikisan dan penghanyutan tanah) yang cukup signifikan masih mungkin terjadi pada bidang olah tersebut. Teras gulud: Gundukan tanah pada lahan miring selebar 30-75 cm dan tinggi 30-50 cm yang dilengkapi dengan saluran peresapan air di bagian belakang/atas gulud tersebut. Teras individu: Teras yang dibuat pada setiap individu tanaman pokok terutama tanaman buah-buahan, dan perkebunan. Teras kredit: Teras yang terbentuk secara bertahap karena tertahannya partikelpartikel tanah yang tererosi oleh barisan tanaman yang ditanam rapat. Titik layu permanen: Batas kadar air dimana tanaman menunjukkan layu permanen atau mati. Kadar air pada titik layu permanen ditetapkan di laboratorium pada tegangan air (pf) 4.2. Wanatani (agroforestry): Sistem penggunaan lahan yang mengintegrasikan tanaman pangan, pepohonan (tahunan) dan atau ternak secara terus-menerus ataupun periodik, yang secara sosial dan ekologis layak dilakukan oleh petani untuk meningkatkan produktivitas lahan dengan tingkat masukan dan teknologi rendah.