Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara

dokumen-dokumen yang mirip
Rancang Bangun Alat Penentu 16 Arah Mata Angin Dengan Keluaran Suara

Termometer Badan Dengan Output Suara Berbasis Mikrokontroler MCS51

KOMPAS DIGITAL DENGAN OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

TERMOMETER BADAN DENGAN OUTPUT SUARA UNTUK ORANG BUTA BERBASIS MIKROKONTROLER MCS-51

Kompas Magnetik Digital dengan Keluaran Suara Berbasis Mikrokontroler AT89S51

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

PENDETEKSI OTOMATIS ARAH SUMBER CAHAYA MATAHARI PADA SEL SURYA. Ahmad Sholihuddin Universitas Islam Balitar Blitar Jl. Majapahit no 4 Blitar.

Ultrasonic Level Transmitter Berbasis Mikrokontroler ATmega8

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

APLIKASI METODE HILL CLIMBING PADA STANDALONE ROBOT MOBIL UNTUK MENCARI RUTE TERPENDEK

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

SISTEM PENGATURAN AC OTOMATIS

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN TIMBANGAN BUAH DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

Alat Pembelajaran Huruf Hijaiyah Braille untuk Tuna Netra

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

SAINTEKBU Jurnal Sains dan Teknologi Vol.2 No. 1 Desember 2009

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Disain dan Implementasi Modul Akuisisi Data sebagai Alternatif Modul DAQ LabVIEW

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB III DESKRIPSI MASALAH

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

LAPORAN PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGERING JAMUR KUPING DENGAN PEMANAS MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89C51

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

ROBOT ULAR PENDETEKSI LOGAM BERBASIS MIKROKONTROLER

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB I PENDAHULUAN. dari analog ke sistem digital, begitu pula dengan alat ukur.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Perancangan Monitoring ph dan Kelembaban dalam Live Cell Chamber

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

BAB III PERANCANGAN ALAT

KARYA TULIS ILMIAH MENGUKLUR TEMPERATUR OTOMATIS MENGGUNAKAN TERMOKOPEL BERBASIS MIKROKONTROLER

TIMBANGAN DIGITAL BERBASIS SENSOR FLEXIFORCE DENGAN OUTPUT SUARA

BAB III METODE PENELITIAN. mengerjakan tugas akhir ini. Tahap pertama adalah pengembangan konsep

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM. kadar karbon monoksida yang di deteksi oleh sensor MQ-7 kemudian arduino

RANCANG BANGUN MANOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8. Dedi Supriadi D

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI...

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

PERANCANGAN DAN REALISASI SARUNG TANGAN PENERJEMAH BAHASA ISYARAT KE DALAM UCAPAN BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

APLIKASI SENSOR UGN3505 SEBAGAI PENDETEKSI MEDAN MAGNET

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

Rancang Bangun Prototype Alat Sistem Pengontrol Kemudi Kapal Berbasis Mikrokontroler

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

Pengembangan Termometer Suara bagi Tuna Netra berbasis Mikrokontroller dengan Sensor Resistif. Hendi Handian Rachmat, Fuad Ughi

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

Gambar 3.1. Diagram alir metodologi perancangan

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

IMPLEMENTASI METODE STEEPEST ASCENT HILL CLIMBING PADA MIKROKONTROLER MCS51 UNTUK ROBOT MOBIL PENCARI RUTE TERPENDEK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

DIGITAL CLAMP AMPERE METER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

APLIKASI MIKROKONTROLER AT89S52 UNTUK KOMPAS DIGITAL

Identifikasi Gain dan Bandwidth Audio Amplifier Menggunakan MCS-51

PEMBUATAN ALAT PENDETEKSI KADAR POLUSI UDARA (CO) BERBASIS MIKROKONTROLER AT89C51 LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : Wurianto Adi NIM

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa alat dan bahan. Berikut ini merupakan alat-alat yang dipergunakan

Gambar 1.6. Diagram Blok Sistem Pengaturan Digital

TOPIK 5 PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Thermometer digital dengan DST-R8C dan OP-01 sebagai rangkaian pengkondisi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

SISTEM TAMPILAN INFORMASI PARKIR MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER

APLIKASI MIKROKONTROLER AT89S51 PADA SISTEM ANTRIAN DENGAN PENAMPIL DAN SUARA

CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN SISTEM

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

Kompas Magnetik Digital dengan Output Suara Thiang 1, Indar Sugiarto 2, David Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro Universitas Kristen PetraSurabaya, Jl. Siwalankerto 121-131 Surabaya, 60236, Indonesia, E-mail : 1 thiang@petra.ac.id, 2 indi@petra.ac.id Abstract Dewasa ini dibutuhkan peralatan-peralatan elektronik yang dapat memudahkan manusia untuk melakukan sesuatu khususnya bagi mereka yang cacat fisik seperti buta. Orang buta akan kesulitan bila menggunakan peralatan yang umum karena mereka tidak dapat melihat dan lebih banyak mengandalkan pendengaran. Karena itu, dalam tulisan ini dijelaskan perancangan kompas digital dengan fasilitas output suara sehingga orang buta pun dapat menggunakannya. Perancangan kompas digital ini menggunakan sensor magnet tipe HMC 1002. Output sensor ini berupa tegangan analog yang kemudian diubah menjadi digital dengan ADC 0809. Sebuah mikrokontroler MCS-51 digunakan untuk mengontrol semua interface dan melakukan pembacaan sensor. Sebagai display digunakan komponen LCD dan untuk output suara digunakan IC ISD 2590. Dalam IC ini direkam suara-suara yang akan di-playback untuk keperluan display. IC ini mempunyai kemampuan maksimum perekaman 90 detik. Output suara dari kompas magnetik digital ini dibagi dalam 16 arah mulai dari arah utara, utara timur laut, timur laut dan seterusnya. Pengujian sistem dilakukan mulai dari pengujian sensor magnetik, pengujian interface dan pengujian kompas magnetic keseluruhan. Dari hasil pengujian didapatkan error rata-rata sebesar 1,407º pada sumbu A (utara) dan 1,391º pada sumbu B (barat). KEYWORDS: Kompas Digital, IC suara, ISD 2590, HMC 1002 1. Pendahuluan Kompas merupakan salah satu divais yang penting dalam navigasi untuk menentukan arah berdasarkan posisi kutub bumi. Kompas sangat dibutuhkan bagi mereka yang suka melakukan perjalanan. Demikian juga bagi para tuna netra, sebuah kompas akan sangat membantu mereka untuk mengetahui posisi dan tempat yang hendak dituju. Karena itulah didisain sebuah kompas digital yang memiliki output berupa suara untuk menunjukkan arah yang dapat digunakan oleh para penyandang tuna netra. Pembuatan kompas digital ini memerlukan suatu sensor medan magnet yang presisi untuk mendeteksi kuat medan magnet bumi, ini dikarenakan kuat medan magnet bumi cukup kecil yaitu sekitar 0,6 gauss. Sensor yang digunakan adalah HMC 1002. Permasalahan lain yang timbul adalah peletakan peralatan lainnya pada Kompas seperti microcontroller, Instrumentation Amplifier, ADC, IC untuk suara, LCD dan speker yang bisa mempengaruhi kinerja dari HMC 1002. Penempatan peralatan-peralatan ini harus efektif untuk mengurangi interferensi medan magnet yang dibangkitkan oleh komponen-komponen tersebut. Adapun kompas yang dibuat mempunyai sensitifitas paling sedikit sebesar 5º. Makalah ini disusun dengan susunan sebagai berikut: pendahuluan, teori tentang teknik sensing medan magnet, sistem kontrol kompas digital, algoritma (rancangan perangkat lunak), pengujian dan diakhiri dengan penutup (kesimpulan). 2. Teknik Sensing Medan Magnet 2.1 Medan Magnet Bumi Hubungan antara listrik dan kemagnetan dapat dilihat pada fenomena Oersted dimana sebuah magnet yang dapat berputar (jarum kompas) akan mendefleksi (menyimpang) apabila berada dekat dengan kawat yang dialiri listrik. Bumi adalah magnet besar dengan kutub-kutub magnet dan sebuah khatulistiwa magnet (magnetic equator). Sumbu magnet bumi dan sumbu rotasi bumi tidak berimpit melainkan dipisahkan oleh sudut 15. Bumi memiliki medan magnet sebesar 0,5 gauss dengan referensi arah medan magnet yaitu pada kutub selatan (Antartika) sebagai kutub utara magnet bumi. Pada kompas konvensional, jarum kompas akan selalu mengarah pada posisi referensi kutub utara bumi (kutub selatan magnet bumi) ini, dengan syarat atau kondisi tidak terinduksi atau terpengaruh oleh medan magnet dari magnet lain. Arah medan magnet selalu mengikuti garis-garis gaya magnet, dimana garis-garis ini mengarah

keluar dari kutub Utara magnet bumi menuju ke kutub Selatan magnet bumi. Untuk kompas konvensional, jarum kompas akan berfungsi sebagai sensor medan magnet bumi. melewati SR+ menuju SR- selama 2µs secara sesaat saja seperti terlihat pada gambar 3. 2.2 Sensor Medan Magnet HMC 1002 Sensor HMC 1002 memiliki range sebesar 2 gauss sampai +2 gauss dan sensitifitas sebesar 3,1 mv/v/g sehingga memiliki kemampuan mendeteksi medan magnet yang cukup luas. Berikut ini adalah gambar sensor magnet HMC 1002. Gambar 3. Single Clock Set/Reset Timing Untuk menghasilkan arus sebesar 3 Amp digunakan rangkaian Darlington agar arus yang dihasilkan dapat maksimal. Rangkaiannya adalah sebagai berikut. Gambar 1. Sensor magnet HMC 1002 Sensor HMC 1002 memiliki dua buah sumbu sensitif yang cukup untuk menentukan arah kompas seperti kompas konvensional pada umumnya. Dua buah sumbu sensitifnya ditunjukkan pada gambar berikut. Gambar 4. Rangkaian Darlington 3. Sistem Kontrol Kompas Digital Secara keseluruhan, diagram blok dari sistem kompas digital dengan output suara yang dibuat adalah sebagai berikut. Gambar 2. Dua buah sumbu dalam satu sensor magnet HMC 1002 Sensor magnet HMC 1002 terbuat dari sebuah lapisan tipis (thin film) dengan bahan Besi- Nikel (Nickel-Iron) yang disebut juga Permalloy. Sensor magnet ini bekerja berdasarkan teori elektromagnet, sehingga yang berfungsi sebagai penginduksinya adalah arus listrik. Untuk itu diperlukan arus listrik yang cukup besar untuk menyearahkan dipol magnet elementer (permalloy) dari sensor tersebut. Dengan adanya arus yang cukup, didapat pengukuran dan sensitivitas sensor yang lebih baik. Untuk mengembalikan atau menjaga sensitifitas sensor HMC 1002 yang kurang akurat akibat adanya medan magnet dari luar maka dilakukan dengan cara memberikan pulsa sebuah arus yang besar melewati S/R strap. Sensitifitas dari HMC 1002 dapat tercapai sebesar 3,2 mv/v/gauss jika diberikan arus 3 Amp yang Sensor HMC 1002 Speaker Sumbu A Sumbu B Instrumentation Amplifier Instrumentation Amplifier Ic Suara ISD2590 LCD (Liquid Crystal Display) ADC Microcontroller AT89C51 Gambar 5. Diagram blok kompas digital Cara kerja dari sistem dapat dijelaskan sebagai berikut. Untuk memastikan arah kompas dari sensor magnet digunakan arah Utara magnet bumi sebagai arah referensi, kemudian diatur posisi IC HMC 1002 dimana sumbu A sejajar dan searah

dengan arah Utara dan sumbu B sejajar dan searah dengan arah Barat. Keluaran dari sensor HMC 1002 dimasukkan ke penguat instrumentasi (instrumentation amplifier). Rangkaian penguat instrumentasi berfungsi untuk memperbesar rentang tegangan yang telah dihasilkan oleh HMC 1002. Dalam rangkaian ini, penguatan dan rentang tegangan dapat diatur sesuai yang diinginkan. Rangkaian berikut adalah penguat instrumentasi yang dipergunakan. sebagai pusat kontrol utama adalah AT89C51 (keluarga MCS-51). Output akhir dari perancangan sistem ini adalah suara. Suara yang akan dikeluarkan dikontrol oleh mikrokontroler. IC suara yang digunakan adalah ISD2590. IC ini berdurasi 90 detik. Berikut ini adalah daftar tabel alamat suara yang direkam ke dalam IC Suara (proses perekaman dilakukan secara manual pada saat percobaan berlangsung). Gambar 7. Memory Mapping IC Suara ISD2590 Gambar 6. Instrumentation amplifier Besarnya gain yang dihasilkan adalah sebesar: Vo 2 = 1+ E1 E2 a Saat implementasi, resistor variabel ar dibuat 100Ω dan resistor variabel R bernilai 100KΩ. Keluaran analog dari penguat instrumentasi diubah menjadi data digital menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) dan yang digunakan adalah ADC0809 yang memiliki waktu konversi sebesar 100 µs. ADC0809 adalah ADC 8 bit yang memberikan level kuantisasi sebesar 256 tingkat dan ini lebih dari cukup untuk digunakan pada sensor HMC 1002. Semua kontrol dari ADC ini dilakukan oleh microcontroller (MCS-51) yaitu ALE (untuk memulai pembacaan input address), START (untuk memulai proses konversi ) dan CLOCK (untuk memberikan pulsa sehingga proses konversi dapat berlangsung). CLOCK ADC 0809 harus dibangkitkan dari luar, karena ADC 0809 tidak mempunyai CLOCK generator internal. Untuk mengatur CLOCK dibuat secara software dengan memanfaatkan fasilitas interrupt timer/counter yang ada pada MCS-51 melalui port 1.4 dimana besarnya CLOCK adalah 100 KHz. Data hasil konversi ADC yang berupa data digital 8 bit di atas akan diproses di dalam mikrokontroler. Mikrokontroler yang digunakan Selain dikeluarkan dalam bentuk suara, hasil pengolahan oleh mikrokontroler juga dikeluarkan melalui LCD untuk keperluan validasi. 4. Rancangan Perangkat Lunak Secara garis besar, perangkat lunak yang dirancang dibagi menjadi: Pembuatan prosedur untuk pembacaan output sumbu-sumbu sensor magnet satu persatu. Pembuatan prosedur untuk mengaktifkan ADC dan scanning arah kompas hasil output sensor magnet yang sudah dikonversikan ke data digital untuk kemudian dibandingkan dengan tabel percobaan yang didapat, agar diperoleh ukuran besar (magnitude) atau arah (orientasi) dari kuat medan magnet yang diukur. Pembuatan urutan prosedur menampilkan display pada LCD dan pembuatan prosedur untuk mengaktifkan IC suara dan mengeluarkan suara sesuai hasil pengolahan data sensor. Flowchart keseluruhan dari perangkat lunak yang dibuat adalah sebagai berikut. Start Inisialisasi LCD Tampilan Menu Utama Kompas Digital Pembacaan Sb X dan sb Y Pembacaan output sumbu A dan B melalui ADC

percobaan sampai didapatkan range yang tepat, kemudian mengambil data sumbu B untuk dibandingkan dengan data percobaan. Setelah itu baru menghasilkan output arah yang diharapkan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2 yang menunjukkan pembagian 16 arah pada kompas. Tabel 2. Pembagian arah kompas Sumbu A Sumbu B Arah A < 16 111 < B < 143 Utara 16 < A < 47 79 < B < 111 Utara Timur Laut 47 < A < 79 47 < B < 79 Timur laut 79 < A < 111 16 < B < 47 Timur Timur Laut 111 < A < 143 B < 16 Timur 143 < A < 175 16 < B < 47 Timur Tenggara 175 < A < 207 47 < B < 79 Tenggara 207 < A < 239 79 < B < 111 Selatan Tenggara A > 239 111 < B < 143 Selatan 207 < A < 239 143 < B < 175 Selatan Barat Daya 175 < A < 207 175 < B < 207 Barat Daya 143 < A < 175 207 < B < 239 Barat Barat Daya 111 < A < 143 B > 239 Barat 79 < A < 111 207 < B < 239 Barat Barat Laut 47 < A < 79 175 < B < 207 Barat Laut 16 < A < 47 143 < B < 175 Utara Barat Laut Gambar 8. Flowchart perangkat lunak kompas. 4.1. Prosedur scanning arah kompas hasil output sensor magnet Keluaran dari HMC 1002 pada sumbu A dan sumbu B akan dimasukkan ke dalam ADC untuk dikonversi menjadi data digital. Tabel 1 menunjukkan hasil pengukuran menggunakan HMC 1002 untuk beberapa sudut yang berbeda. Data ini digunakan untuk proses scanning arah kompas. Tabel 1. Hasil pengukuran Sensor Sudut Sensor A (mv) Sensor B (mv) 0-22,2-12 45-21 -11,5 90-19,8-10,3 135-20 -9,4 180-18,7-8,2 225-19,1-9,2 270-21 -10,3 315-22 -11,7 360-22,2-12 Data yang dihasilkan oleh ADC di-scanning dan dibandingkan dengan database yang tersimpan di memori. Database tersebut berisi informasi seperti tabel 1 di atas. Proses scanning dilakukan dengan mengambil data dari sumbu A terlebih dahulu lalu dibandingkan dengan data yang ada pada tabel Dengan menggunakan informasi tabel di atas disusun program yang berisi perbandinganperbandingan untuk masing-masing keluaran ADC dengan database di dalam mikrokontroler. 4.2. Pembuatan prosedur untuk mengeluarkan suara Untuk menampilkan suara, terlebih dahulu dilakukan proses validasi dengan mengecek output yang dihasilkan oleh ADC untuk ditampilkan ke LCD. Setelah data yang keluar dari ADC dibandingkan dan betul sesuai dengan tabel percobaan maka program akan menuju kepada label yang telah berisi program untuk mengaktifkan suara mana yang akan dikeluarkan. Untuk menentukan suara mana yang akan dikeluarkan, terlebih dahulu harus menentukan alamat dimana suara itu berada. Suara akan keluar jika output-nya sudah benar dan terjadi penekanan tombol. Pada sistem ini dipakai hanya 3 bit alamat (A5-A7) dari ISD 2590, maka pemetaan alamat memorinya seperti ditunjukkan pada gambar 7. 5. Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan secara bertahap, mulai dari pengujian per bagian yang meliputi: pengukuran level keluaran sensor (Tabel 1), pengukuran penguatan penguat instrumentasi, pengujian sensitivitas ADC, hingga pengujian langsung untuk menentukan arah yang ditunjukkan kompas digital. Data hasil pengujian

tidak secara lengkap diberikan disini tetapi hanya sebagian saja. Tabel 3. Pengujian penguat instrumentasi (tegangan dalam mv) Keluaran Input Penguat Sumbu B Instrumentasi (mv) Input Sumbu A (mv) 18 245 8,2 145 18,5 580 8,4 426 18,7 960 8,6 654 19 1340 8,8 1482 19,3 1580 9 1657 19,7 2360 9,8 2236 20 2600 10,1 2456 20,2 2970 10,4 2963 Keluaran Penguat Instrumentasi Tabel 4. Pengukuran keluaran kompas digital Kompas konvensional (derajat) 0 45 90 270 360 Output sumbu A - Teoritikal 0 56 126 126 0 Output sumbu A - Percobaan 0 54 127 125 0 Output sumbu B - Teoritikal 126 70 0 252 126 Output sumbu B - Percobaan 128 67 2 252 127 Tabel 5. Keluaran IC Suara Sudut Suara (speaker) 0 Utara 5 Utara 25 Utara Timur Laut 30 Utara Timur Laut 35 Timur Laut 40 Timur Laut 75 Timur Timur Laut 80 Timur 85 Timur 115 Timur Tenggara 120 Timur Tenggara 125 Tenggara 130 Tenggara 150 Selatan Tenggara 175 Selatan 180 Selatan ~ 1,407º Error rata-rata pada sumbu B = Jumlah error yang terjadi / Jumlah data yang dihitung = 1 X 13 + 2 X 22 + 3 X 28 + 4 X 7 / 81 = 13 + 44 + 84 + 28 / 81 = 2,086 ~ 1,391º 6. Kesimpulan Kompas digital yang dibuat memanfaatkan 2 (dua) sumbu sensitif dari sensor magnet yaitu sumbu A dan sumbu B, dengan perbandingan kedua hasil output pada sensor magnet maka diperoleh range output yang berbeda untuk arah kompas dari sudut 0 sampai 360. Kompas digital yang dibuat ini dapat menunjukkan 16 arah mata angin dan memiliki error sebesar 1,407º pada sumbu A (Utara) dan 1,391º pada sumbu B (Barat) jika dibandingkan dengan kompas konvensional pada umumnya. 7. Referensi [1] Atmel Corporation, Atmel AT89C51 Microcontroller Databook, San Jose California, 1995. [2] National Semiconductor Co. National Data Acquisition Databook, Crawfordsville, 1995. [3] Honeywell, 1- and 2-Axis Magnetic Sensors Datasheet, Plymouth. [4] ISD, ISD2500 Series, Voice Recording & Playback IC Databook, Information Storage Devices, San Jose- California, 1996. Dari tabel 4 di atas dapat dilihat adanya error saat dibandingkan dengan kompas konvensional. Error ini disebabkan oleh karena adanya gangguan (noise) medan magnetik dari luar pada tempat pengujian ataupun dari rangkaian internal. Dari error yang terjadi pada tabel 4 dapat dihitung error rata-rata sebagai berikut : Error rata-rata pada sumbu A = Jumlah error yang terjadi / Jumlah data yang dihitung = 1 X 12 + 2 X 19 + 3 X 23 + 4 X 13 / 81 = 12 + 38 + 69 + 52 / 81 = 2,111