WALIKOTA TANGERANG SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN BELANJA HIBAH

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 12 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA HIBAH PEMERINTAH KOTA SOLOK

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PADA BANK UMUM

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN, PENUTUPAN DAN PENEMPATAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA TASIKMALAYA

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 51 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 32.1 TAHUN 2015 TENTANG HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA HIBAH, BELANJA BANTUAN SOSIAL DAN BELANJA TIDAK TERDUGA

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2009

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2008

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 17 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUKAMARA BUPATI SUKAMARA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2009

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 21 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR : 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN HIBAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 54 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN BESARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN UANG PERSEDIAAN TAHUN ANGGARAN 2011

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 06 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN HIBAH DARI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA,

PENAJAM PASERUTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM DANA CADANGAN UNTUK PEMILIHAN LANGSUNG KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2010

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 236 TAHUN 2011

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 1 TAHUN 2013

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

PERATURAN BUPATI LEBAK

PERATURAN BUPATI SUMBA TIMUR NOMOR 216 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN SUMBA TIMUR

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7.A TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 28 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 70 TAHUN

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 51 Tahun : 2014

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Menimbang : a. bahwa tata cara pengelolaan hibah dan bantuan sosial

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 40 PERATURAN WALIKOTA CILEGON TENTANG

#5- Mengingat : 1. :a.. Tahun 2OO3 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 430U;

WALIKOTA SURABAYA SALINAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2012 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI LEBAK

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SERUYAN PERATURAN BUPATI SERUYAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI REMBANG NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA,

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8A TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 21 TAHUN 2014

WALIKOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMBUKAAN, PENUTUPAN DAN PENEMPATAN REKENING SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 01 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI FLORES TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI FLORES TIMUR NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 39 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGANGGARAN, PELAKSANAAN DAN PENATAUSAHAAN, PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang peran serta masyarakat dalam pembangunan di Kota Tangerang Selatan perlu adanya dukungan pendanaan yang diberikan oleh Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam bentuk bantuan sosial; b. bahwa berdasarkan Pasal 133 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 menyatakan bahwa Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban Bantuan Sosial ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b diatas, perlu menetapkan Peraturan Walikota Tangerang Selatan tentang Tata Cara Pemberian dan Pertanggungjawaban Bantuan Sosial.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3298); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3518); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4427); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 88, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4935); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Negara Republik Indonesia Nomor 4737). Memperhatikan : Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN SOSIAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Tangerang Selatan. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Daerah Kota Tangerang Selatan. 3. Walikota adalah Penjabat Walikota Tangerang Selatan. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Tangerang Selatan. 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Perangkat Daerah pada pemerintah daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang. 6. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah Perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. 7. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah Kepala Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut dengan Kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 8. Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai Bendahara Umum Daerah. 9. Bendahara Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. 10. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah atau dalam hal sebelum terbentuknya DPRD adalah Rencana Keuangan Tahunan Pemerintah Daerah yang disusun dan ditetapkan sesuai ketentuan. 11. Bantuan Sosial adalah salah satu bentuk instrumen bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang yang diberikan kepada kelompok/anggota masyarakat. 12. Organisasi Kemasyarakatan adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk turut berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila.

13. Tim Teknis adalah tim yang melakukan kajian bantuan sosial. 14. Kelompok keagamaan adalah kelompok masyarakat yang bergerak di bidang keagamaan. 15. Bagian Kesejahteraan Sosial adalah Bagian di Sekretariat Daerah Kota Tangerang Selatan yang memiliki tupoksi di Bidang Kesejahteraan Sosial dan Kemasyarakatan. BAB II PRINSIP BANTUAN SOSIAL Pasal 2 Prinsip bantuan sosial adalah : a. upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat ; b. diberikan secara langsung kepada penerima bantuan dan/atau melalui bendahara bantuan ; c. selektif ; d. tidak mengikat/terus - menerus ; e. tidak wajib ; f. tidak harus diberikan setiap tahun anggaran ; g. pertimbangan urgensi bagi kepentingan daerah ; dan h. kemampuan keuangan daerah. BAB III BANTUAN SOSIAL Pasal 3 Bantuan sosial terdiri dari : 1. bantuan keagamaan ; dan 2. bantuan sosial kemasyarakatan. BAB IV PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Pasal 4 (1) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 1 diberikan kepada organisasi keagamaan, kelompok keagamaan, lembaga pendidikan keagamaan, guru ngaji serta perseorangan yang bergerak di bidang keagamaan. (2) Bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 angka 2 diberikan kepada organisasi kemasyarakatan dan kelompok/anggota masyarakat. Pasal 5 Pemberian bantuan sosial harus mendapat persetujuan Walikota, kecuali kewenangan itu dilimpahkan kepada pejabat yang ditunjuk oleh Walikota. Pasal 6 (1) Persetujuan Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan setelah mendapat pertimbangan Tim Teknis SKPD sesuai dengan tugas pokok dan fungsi terkait bantuan sosial. (2) Dalam hal pertimbangan atas pemberian bantuan sosial bukan menjadi tugas pokok dan fungsi SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pertimbangan dilaksanakan oleh Tim Teknis pada Bagian Kesejahteraan Sosial. (3) Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Walikota. BAB V B I A Y A Pasal 7 Bantuan sosial sebagaimana dimaksud Pasal 3 dibebankan pada APBD Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2009. BAB VI TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL

Bagian Kesatu Bantuan Keagamaan Pasal 8 (1) Pemberian bantuan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan berdasarkan pengajuan secara tertulis dengan proposal oleh organisasi keagamaan, kelompok keagamaan, lembaga pendidikan keagamaan yang ditujukan kepada Walikota. (2) Pengajuan bantuan oleh organisasi keagamaan, kelompok keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris organisasi keagamaan, kelompok keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan dengan diketahui oleh Lurah atau Kepala Desa dan Camat setempat dimana sekretariat organisasi keagamaan, kelompok keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan tersebut berada. (3) Dalam hal kepengurusan organisasi keagamaan, kelompok keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan yang ditetapkan oleh Walikota atau Lembaga atau Pejabat setingkat atau 1 (satu) tingkat diatas Walikota cukup ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris dengan melampirkan keputusan penetapannya. (4) Pengajuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) terlebih dahulu diteliti oleh Tim Teknis di Bagian Kesejahteraan Sosial. (5) Hasil penelitian Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan kepada Walikota untuk mendapatkan persetujuan. (6) Penyampaian dana dilakukan dengan transfer ke rekening penerima bantuan. (7) Pemberian bantuan insentif kepada guru ngaji secara kolektif diajukan oleh Camat diketahui oleh MUI setempat. (8) Pemberian bantuan kepada Dewan Kemakmuran Masjid pada saat Tarawih Keliling disampaikan oleh Walikota atau Tim Tarawih Keliling Pemerintah Kota Tangerang Selatan secara langsung berdasarkan usulan Camat.

(9) Penyampaian bantuan dengan nilai sampai dengan Rp. 5.ooo.ooo,- (Lima Juta Rupiah) diberikan secara langsung oleh Walikota atau Tim Tarawih Keliling atau Pejabat yang ditunjuk melalui rekening Bendahara Pengeluaran. (10) Penyampaian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) yang diberikan secara langsung oleh Walikota atau Tim Tarawih Keliling cukup dilengkapi surat kuasa, surat pernyataan tanda terima penerima bantuan, resume pemberian bantuan yang dicatat Bagian Kesejahteraan Sosial dan disetujui Walikota. (11) Penyampaian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (9) yang disampaikan secara langsung oleh Pejabat yang ditunjuk dilengkapi surat kuasa, surat pernyataan tanda terima penerima bantuan dan persetujuan Walikota. (12) Pengajuan bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dan ayat (8) terlebih dahulu diteliti oleh Tim Teknis Bagian Kesejahteraan Sosial. (13) Bantuan yang dikelola melalui rekening Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dapat diberikan uang persediaan sampai dengan Rp. 20.000.000,- (Dua Puluh Juta Rupiah). Bagian Kedua Bantuan Sosial Kemasyarakatan Pasal 9 (1) Pemberian bantuan sosial kemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) dilakukan berdasarkan pengajuan secara tertulis dengan proposal oleh organisasi kemasyarakatan, kelompok/anggota masyarakat yang ditujukan kepada Walikota. (2) Pengajuan bantuan sosial kemasyarakatan oleh organisasi kemasyarakatan, kelompok/anggota masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris organisasi kemasyarakatan dan kelompok/anggota masyarakat diketahui Lurah dan Camat setempat dimana sekretariat organisasi kemasyarakatan dan kelompok/anggota masyarakat tersebut berada.

(3) Dalam hal kepengurusan organisasi kemasyarakatan atau kelompok masyarakat yang ditetapkan oleh Walikota atau Lembaga atau Pejabat setingkat atau 1 (satu) tingkat diatas Walikota cukup ditandatangani oleh Ketua dan Sekretaris dengan melampirkan keputusan penetapannya. (4) Khusus pengajuan bantuan sosial kemasyarakatan oleh organisasi kemasyarakatan dan kelompok masyarakat dari kehidupan Civitas Akademik Perguruan Tinggi yang berada di Kota Tangerang Selatan ditandatangani Ketua dan Sekretaris organisasi kemasyarakatan dan kelompok masyarakat yang bersangkutan diketahui Pihak Rektorat setempat paling rendah setingkat Dekan. (5) Pengajuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) terlebih dahulu diteliti oleh Tim Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6. (6) Hasil penelitian Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (5) disampaikan kepada Walikota untuk mendapatkan persetujuan. (7) Penyampaian dana dilakukan dengan transfer ke rekening penerima bantuan. (8) Penyampaian bantuan dengan nilai sampai dengan Rp. 5.ooo.ooo,- (Lima Juta Rupiah) diberikan secara langsung oleh Walikota/Pejabat yang ditunjuk melalui rekening Bendahara Pengeluaran. (9) Penyampaian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) yang diberikan secara langsung oleh Walikota cukup dilengkapi surat kuasa, surat pernyataan tanda terima penerima bantuan, resume pemberian bantuan yang dicatat Bagian Kesejahteraan Sosial dan disetujui Walikota. (10) Penyampaian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) yang disampaikan oleh Pejabat yang ditunjuk dilengkapi surat kuasa, surat pernyataan tanda terima penerima bantuan dan persetujuan Walikota. (11) Pengajuan bantuan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (10) terlebih dahulu diteliti oleh Tim Teknis Bagian Kesejahteraan Sosial. (12) Bantuan yang dikelola melalui Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (8) dapat diberikan uang persediaan sampai dengan Rp. 20.000.000,- (Dua Puluh Juta Rupiah).

Pasal 10 (1) Proses pencairan dana bantuan sosial dilaksanakan oleh PPKD sebagai pengguna anggaran bantuan sosial. (2) Persetujuan Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 9 serta permohonan pencairan bantuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (9) dan Pasal 9 ayat (8) dapat dilakukan secara kolektif, dengan memperhatikan efektifitas dan efisiensi pelayanan. BAB VII LAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 11 Penerima bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (6) dan Pasal 9 ayat (7), wajib memberikan pertanggungjawaban berupa laporan penggunaan dana bantuan sosial kepada Walikota paling lambat 1 (satu) Bulan setelah bantuan diterima atau kegiatan selesai dilaksanakan dalam tahun anggaran berjalan melalui Tim Teknis SKPD yang mengajukan hasil kajian dan/atau SKPD yang mengajukan nota dinas pencairan. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 12 Semua bentuk pengelolaan bantuan sosial yang bersumber dari APBD Kota Tangerang Selatan Tahun Anggaran 2009 sebelum berlakunya Peraturan Walikota ini dinyatakan sah, sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Walikota ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Tangerang Selatan. Ditetapkan di Tangerang Selatan. pada tanggal 25 Mei 2009. PENJABAT WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Ttd H. M. SHALEH Diundangkan di Tangerang Selatan. pada tanggal 25 Mei 2009. SEKRETARIS DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN, Ttd H. NANANG KOMARA BERITA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 13