DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,



dokumen-dokumen yang mirip
MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-07/M.

2017, No Indonesia Nomor 75 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Ap

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 08/BC/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

RAHASIA KEPUTUSAN..*) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2013, No

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Contoh Format Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik Pegawai BKPM

- - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Nama... NIP Tembusan: 2... *) coret yang tidak perlu **) Tulislah pelanggaran kode etik yang diduga dilakukan oleh PNS yang berangkutan.

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA NOMOR : KEP. 13 TAHUN 2012

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

2016, No Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih

2016, No Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indon

PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PENYELESAIAN PELANGGARAN KODE ETIK DAN PELANGGARAN DISIPLIN BERAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CONTOH FORMAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK*) Nomor...

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 9 SERI E

2015, No Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 14

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31/PERMEN-KP/2013 TENTANG

- - PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG MAJELIS KEHORMATAN KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. KODE ETlK PEGAWAI NEGERI SlPlL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2015, No c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Pedoman Penjatuhan Hukuman Disiplin dan Penindakan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I KETENTUAN UMUM

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.01/2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

2016, No NonDepartemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; 3. Peraturan Presiden Nom

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI TANAH LAUT PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK INSPEKTORAT KABUPATEN TANAH LAUT

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 512); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

SURAT USULAN PEMBENTUKAN TIM PEMERIKSA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI. Whistleblower System. Pelaksanaan. Pedoman.

PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-026/A/JA/10/2013 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR : 298/K-TIM/XII/2014 TENTANG MAJELIS PENEGAKAN KODE ETIK DAN DISIPLIN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA MAJELIS KODE ETIK PELAYAN PUBLIK DAN PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, Menimbang : bahwa untuk menindaklanjuti tugas Majelis Kode Etik sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia tentang Tata Kerja Majelis Kode Etik Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang

-2-3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 6. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2013 tentang Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia; 7. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL TENTANG TATA KERJA MAJELIS KODE ETIK PELAYAN PUBLIK DAN PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. 2. Pelayan Publik adalah pejabat, pegawai, atau petugas yang bertugas melaksanakan tindakan atau serangkaian tindakan pelayanan publik dan pelayanan internal di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. 3. Penyelenggara...

-3-3. Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah pimpinan unit/satuan kerja di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang melakukan pelayanan publik dan pelayanan internal. 4. Pejabat yang berwenang adalah atasan langsung pelayan publik atau atasan langsung penyelenggara, yang berwenang menghukum pelayan publik atau penyelenggara yang melanggar Kode Etik. 5. Majelis Kode Etik Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik yang selanjutnya disebut Majelis Kode Etik adalah Pejabat di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia pada Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional pada Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional, dan Kepala Kantor Pertanahan pada Kantor Pertanahan. BAB II SUSUNAN MAJELIS KODE ETIK Pasal 2 (1) Majelis Kode Etik terdiri dari: a. Majelis Kode Etik Badan Pertanahan Nasional Pusat; b. Majelis Kode Etik Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional; dan c. Majelis Kode Etik Kantor Pertanahan. (2) Majelis Kode Etik Badan Pertanahan Nasional Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, beranggotakan paling banyak 9 (sembilan) orang, terdiri dari: a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota; b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan c. 7 (tujuh) orang Anggota. (3) Majelis Kode Etik Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, beranggotakan paling banyak 7 (tujuh) orang, terdiri dari: a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota; b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan c. 5 (lima) orang Anggota. (4) Majelis Kode Etik Kantor Pertanahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, beranggotakan paling banyak 5 ( lima) orang, terdiri dari: a. 1 (satu) orang Ketua merangkap Anggota; b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap Anggota; dan c. 3 (tiga) orang Anggota. (5) Jabatan dan pangkat Ketua Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari jabatan dan pangkat Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik. BAB III...

-4- BAB III KEWENANGAN MAJELIS KODE ETIK Pasal 3 (1) Majelis Kode Etik Badan Pertanahan Nasional Pusat berwenang memeriksa dugaan pelanggaran Kode Etik di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional. (2) Majelis Kode Etik Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional berwenang memeriksa dugaan pelanggaran Kode Etik di lingkungan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kepala Kantor Pertanahan. (3) Majelis Kode Etik Kantor Pertanahan berwenang memeriksa dugaan pelanggaran Kode Etik di lingkungan Kantor Pertanahan. BAB IV MASA KERJA Pasal 4 (1) Masa kerja keanggotaan Majelis Kode Etik paling lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang. (2) Keanggotaan Majelis Kode Etik berhenti karena: a. masa tugas berakhir; dan/atau b. meninggal dunia. (3) Anggota Majelis Kode Etik dapat diberhentikan karena: a. mengundurkan diri atas permintaan sendiri yang diajukan secara tertulis kepada Pejabat yang berwenang; b. sakit jasmani atau rohani secara terus menerus atau berhalangan tetap yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; dan/atau c. terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik. BAB V PELAKSANAAN PENEGAKAN KODE ETIK Pasal 5 (1) Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara yang diduga melakukan pelanggaran kode etik dipanggil secara tertulis oleh pejabat yang berwenang untuk dilakukan pemeriksaan. (2) Pejabat yang berwenang dapat meminta rekomendasi Majelis Kode Etik. (3) Dalam hal Pejabat yang berwenang meminta rekomendasi kepada Majelis Kode Etik, Pejabat yang berwenang menyampaikan dugaan pelanggaran Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Majelis Kode Etik untuk dilakukan pemeriksaan. Pasal 6...

-5- Pasal 6 (1) Majelis Kode Etik melakukan pemanggilan secara tertulis kepada Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik untuk menghadap kepada Majelis Kode Etik. (2) Dalam hal Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik tidak memenuhi panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan pemanggilan kedua. (3) Dalam hal Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara tidak bersedia memenuhi panggilan kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tanpa alasan yang sah, maka dalam rapat Majelis Kode Etik yang bersangkutan diputuskan melanggar Kode Etik. Pasal 7 (1) Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa dan memberi kesempatan membela diri kepada Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara yang diduga melanggar Kode Etik. (2) Pemeriksaan oleh Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan secara tertutup. (3) Keputusan Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diambil secara musyawarah mufakat. (4) Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak tercapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak. (5) Dalam hal suara terbanyak sebagaimana dimaksud pada ayat (4) tidak tercapai, Ketua Majelis Kode Etik wajib mengambil keputusan. (6) Keputusan Majelis Kode Etik disampaikan kepada pejabat yang berwenang memberikan sanksi sebagai rekomendasi. Pasal 8 (1) Majelis Kode Etik menyampaikan keputusan dan rekomendasi kepada Pejabat yang berwenang memberikan sanksi moral dengan menggunakan formulir Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik sebagaimana diatur dalam Lampiran I Peraturan ini. (2) Dalam hal keputusan Majelis Kode Etik menyangkut sanksi pelanggaran disiplin ringan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, Majelis Kode Etik menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan kepada Atasan langsung Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara. (3) Laporan Hasil Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diteruskan secara hirarki kepada Pejabat yang berwenang menjatuhkan hukuman disiplin guna pemeriksaan lebih lanjut, yang dibuat sesuai dengan Lampiran II Peraturan ini. (4) Dalam...

-6- (4) Dalam hal keputusan Majelis Kode Etik menyangkut sanksi pelanggaran disiplin sedang/berat sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, Majelis Kode Etik menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan kepada Atasan langsung Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara untuk diteruskan kepada Inspektur Utama guna pemeriksaan lebih lanjut, yang dibuat sesuai dengan Lampiran III Peraturan ini. (5) Keputusan Majelis Kode Etik sudah harus disampaikan kepada Pejabat yang berwenang atau Atasan Langsung Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4), paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal keputusan Majelis Kode Etik. (6) Apabila berdasarkan pemeriksaan Majelis Kode Etik, Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik terbukti tidak bersalah, Majelis Kode Etik menyampaikan surat pemberitahuan kepada atasan langsung Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara yang bersangkutan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak tanggal keputusan Majelis Kode Etik, yang dibuat sesuai dengan Lampiran IV Peraturan ini. (7) Pejabat yang berwenang, memberikan keputusan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya keputusan dan rekomendasi Majelis Kode Etik. BAB VI PENGAWASAN PELAKSANAAN KODE ETIK Pasal 9 (1) Pengawasan pelaksanaan Kode Etik dilakukan melalui pengawasan internal. (2) Pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh: a. Atasan langsung Pelayan Publik; b. Penyelenggara; dan c. Pengawas fungsional oleh Inspektorat Utama. Pasal 10 (1) Pengawasan pelaksanaan Kode Etik yang dilakukan oleh Atasan langsung Pelayan Publik dan Penyelenggara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf a dan huruf b dilakukan secara berjenjang. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara langsung oleh Atasan langsung Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara terhadap bawahannya. Pasal 11...

-7- Pasal 11 (1) Pengawasan pelaksanaan Kode Etik yang dilakukan oleh Inspektorat Utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) huruf c, dilakukan secara insidental berdasarkan laporan dari Atasan langsung Pelayan Publik dan/atau Penyelenggara. (2) Proses pengawasan pelaksanaan Kode Etik yang dilakukan oleh Inspektorat Utama dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. BAB VII PELAPORAN DAN EVALUASI Pasal 12 (1) Majelis Kode Etik wajib melaporkan pelaksanaan penegakan Kode Etik kepada Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia setiap 3 (tiga) bulan secara berjenjang. (2) Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia melalui Inspektorat Utama memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan penegakan Kode Etik di lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 13 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2013 KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, ttd. HENDARMAN SUPANDJI

-1- LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA MAJELIS KODE ETIK PELAYAN PUBLIK DAN PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOP SURAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK*) NOMOR... Kepada Yth. : Pejabat Yang Berwenang Memberikan Sanksi **) Di... 1. Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran kode etik, maka pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dilakukan pemeriksaan kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... Unit Organisasi :... 2. Perbuatan tersebut melanggar kode etik... ***), sehingga kepada Sdr.... (NIP.) direkomendasikan untuk dikenakan sanksi moral berupa... secara tertutup/terbuka ****) sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 08 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pelayanan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional RI. Demikian Kami sampaikan, atas perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih...., tanggal... Majelis Kode Etik, Sekretaris, Ketua,. A. Laporan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik Menyangkut Sanksi Catatan Pelanggaran : Disiplin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Ayat (2), Ayat *) : Unit Kerja Majelis Kode Etik **) : Nama Jabatan Pejabat yang Berwenang Memberikan Sanksi ***) : Tulis Pelanggaran Kode Etik Sesuai Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011 ****) : Pilih salah satu

-2- LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA MAJELIS KODE ETIK PELAYAN PUBLIK DAN PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOP SURAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK*) NOMOR... Kepada Yth. : Atasan/Pimpinan Pejabat yang Diperiksa Majelis **) Di... 1. Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran kode etik, maka pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dilakukan pemeriksaan kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... Unit Organisasi :... 2. Perbuatan tersebut melanggar Pasal... huruf... Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010, sehingga kepada Sdr.... (NIP.) perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut sesuai ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010. Demikian Kami sampaikan, atas perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih...., tanggal... Majelis Kode Etik, Sekretaris, Ketua,. Catatan : *) : Unit Kerja Majelis Kode Etik **) : Nama Jabatan Pejabat yang Berwenang Memberikan Sanksi

-3- LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA MAJELIS KODE ETIK PELAYAN PUBLIK DAN PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOP SURAT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN MAJELIS KODE ETIK*) NOMOR... Kepada Yth. : Atasan/Pimpinan Pejabat yang Diperiksa Majelis **) Di... 1. Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran kode etik, maka pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dilakukan pemeriksaan kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... Unit Organisasi :... 2. Perbuatan tersebut melanggar Pasal... huruf... Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 yang dapat dijatuhi hukuman disiplin berupa pemberhentian, sehingga kepada Sdr.... (NIP.) perlu dilakukan pemeriksaan kembali oleh Inspektorat Utama Badan Pertanahan Nasional RI sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Demikian Kami sampaikan, atas perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih...., tanggal... Majelis Kode Etik, Sekretaris, Ketua,. Catatan : *) : Unit Kerja Majelis Kode Etik **) : Nama Jabatan Pejabat yang Berwenang Memberikan Sanksi

-4- LAMPIRAN IV PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TATA KERJA MAJELIS KODE ETIK PELAYAN PUBLIK DAN PENYELENGGARA PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOP SURAT Nomor :, tanggal.. Sifat : Lampiran : Perihal : Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Majelis Kode Etik Kepada Yth. : Atasan/Pimpinan Pejabat yang Diperiksa Majelis *) Di... Berkenaan dengan adanya dugaan pelanggaran kode etik, maka pada hari... tanggal... bulan... tahun... telah dilakukan pemeriksaan kepada : Nama :... NIP :... Pangkat/Gol :... Jabatan :... Unit Organisasi :... Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan kepada yang bersangkutan dinyatakan tidak terbukti melakukan pelanggaran kode etik, sehingga kepadanya dinyatakan tidak bersalah atas adanya dugaan pelanggaran kode etik. Demikian Kami sampaikan, atas perhatian Saudara kami sampaikan terima kasih. Majelis Kode Etik Ketua, Catatan: Nama NIP.... *) : Nama Jabatan Pejabat yang Berwenang Memberikan Sanksi

-5- Lampiran I sampai dengan Lampiran IV ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan/satu kesatuan dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2013 tentang Tata Kerja Majelis Kode Etik Pelayan Publik dan Penyelenggara Pelayanan Publik di Lingkungan Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, ttd. HENDARMAN SUPANDJI