BAB VI ANALISIS. A. Tuntutan Sah atau Tidaknya Pengeledahan, Pengangkapan, Penahanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KASUS POSISI. Berdasarkan putusan praperadilan Nomor : 01/PID.PRAD/2015/PN.Btl DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS. Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 1 Ayat 3. Sebagai Negara hukum

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

MANFAAT DAN JANGKA WAKTU PENAHANAN SEMENTARA MENURUT KITAB UNDANG HUKUM ACARA PIDANA ( KUHAP ) Oleh : Risdalina, SH. Dosen Tetap STIH Labuhanbatu

MEKANISME PENYELESAIAN KASUS KEJAHATAN KEHUTANAN

BAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

V. PENUTUP. 1. Alasan yang menjadi dasar adanya kebijakan formulasi Hakim Komisaris. dalam RUU KUHAP Tahun 2009 atau hal utama digantinya lembaga pra

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN HUKUM TERHADAP TUNTUTAN GANTI KERUGIAN KARENA SALAH TANGKAP DAN MENAHAN ORANG MUHAMMAD CHAHYADI/D Pembimbing:

Bagian Kedua Penyidikan

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB III PENUTUP. serta pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa peranan hakim adalah

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Tentang Tugas, Wewenang Hakim Dalam Peradilan Pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan salah satunya lembaga tersebut adalah Pengadilan Negeri. Saat

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 21/PUU-XII/2014 Penyidikan, Proses Penahanan, dan Pemeriksaan Perkara

1. HUKUM ACARA PIDANA ADALAH hukum yang mempertahankan bagaimana hukum pidana materil dijalankan KUHAP = UU No 8 tahun 1981 tentang hukum acara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 28, Pasal 28A-J Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penyidikan tindak pidana tertentu berdasarkan undang- undang sesuai

I. PENDAHULUAN. mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna

ALUR PERADILAN PIDANA

Hal-Hal Penting Terkait Penangkapan Yang Harus Diatur RKUHAP

BAB V ANALISIS. A. Analisis mengenai Pertimbangan Hakim Yang Mengabulkan Praperadilan Dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. penetapannya, dalam hal serta menurut cara yang diatur menurut Undang-Undang ini.

I. PENDAHULUAN. Ditinjau dari hal-hal yang baru dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. penganiayaan adalah: perlakuan yang sewenang-wenang. Pengertian. pidana adalah menyangkut tubuh manusia. Meskipun pengertian

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 44/PUU-XIII/2015 Objek Praperadilan

Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan yang berlaku. Salah satu upaya untuk menjamin. dalam Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ).

1. PELAPORAN Proses pertama bisa diawali dengan laporan atau pengaduan ke kepolisian.

JAMINAN PERLINDUNGAN HAK TERSANGKA DAN TERDAKWA DALAM KUHAP DAN RUU KUHAP. Oleh : LBH Jakarta

JURIDICAL ANALYSIS PREPROSECUTION MATTER ABOUT DEMAND FOR REHABILITATION TO ILLEGAL ARREST AND RESTRAINT (Verdict Number : 01/Pid.PRA/2002/PN.

Tinjauan Yuridis terhadap Pelaksanaan Prapenuntutan Dihubungkan dengan Asas Kepastian Hukum dan Asas Peradilan Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan

BAB I PENDAHULUAN. dalam tahap pemeriksaan penyidikan dan atau penuntutan. 1

BAB I PENDAHULUAN. dapat lagi diserahkan kepada peraturan kekuatan-kekuatan bebas dalam

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Acara Pidana (KUHAP) menjunjung tinggi harkat martabat manusia, dimana

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan salah satu kejahatan yang merusak moral

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan

KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik, maka berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Negara Indonesia adalah negara bardasarkan hukum bukan

BAB I PENDAHULUAN. Hukum materiil seperti yang terjelma dalam undang undang atau yang

LATAR BELAKANG MASALAH

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agar hukum dapat berjalan dengan baik pelaksanaan hukum

BAB 4 PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN UPAYA PAKSA MENURUT KONSEP PRAPERADILAN DI DALAM KUHAP DAN KONSEP HAKIM KOMISARIS MENURUT RUU KUHAP

PENANGGUHAN PENAHANAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA (STUDI KASUS KEJAKSAAN NEGERI PALU) IBRAHIM / D Abstrak

RINGKASAN SKRIPSI/ NASKAH PUBLIKASI TANGGUNG JAWAB KEJAKSAAN DALAM PRA PENUNTUTAN UNTUK MENYEMPURNAKAN BERKAS PERKARA PENYIDIKAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 42/PUU-XV/2017 Tafsir Frasa Tidak dapat Dimintakan Banding atas Putusan Praperadilan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG MANAJEMEN PENYIDIKAN OLEH PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

KAJIAN TERHADAP PENYITAAN SEBAGAI PEMAKSAAN YANG DIHALALKAN OLEH HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

Putusan Sela Daud Sihombing Tanggal 14 Juni 2004

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LARANGAN PENINJAUAN KEMBALI PUTUSAN PRAPERADILAN

PERMOHONAN PRAPERADILAN ATAS PENUNDAAN PELAKSANAAN PENETAPAN HAKIM DALAM PERKARA KESAKSIAN PALSU Desita Sari S.H dan Hesti Setyowaty

P U T U S A N Nomor : 109/Pid.Sus/2016/PN. Bnj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara: 1. Penyidik : s/d ; 2. Perpanjangan Penuntut Umum : s/d ;

BAB I PENDAHULUAN kemudian Presiden mensahkan menjadi undang-undang pada tanggal. 31 Desember 1981 dengan nama Kitab Undang-undang Hukum Acara

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB II HUBUNGAN KUHP DENGAN UU NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

PUTUSAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENGATURAN TERHADAP HAK-HAK TERSANGKA YANG TIDAK MAMPU DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi Khusus

GANTI RUGI ATAS KESALAHAN PENANGKAPAN, PENAHANAN PASCA PUTUSAN PENGADILAN 1 Oleh: David Simbawa 2

TINJAUAN PUSTAKA. Tindak pidana pencurian diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

BAB II KEWENANGAN JAKSA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA. diatur secara eksplisit atau implisit dalam Undang-undang Dasar 1945, yang pasti

II. TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (RUU-KUHAP) Bagian Keempat Pembuktian dan Putusan

NILAI KEADILAN DALAM PENGHENTIAN PENYIDIKAN Oleh Wayan Rideng 1

BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang. menegaskan tentang adanya persamaan hak di muka hukum dan

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Hukum acara pidana di Belanda dikenal dengan istilah strafvordering,

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap individu, sehingga setiap orang memiliki hak persamaan dihadapan hukum.

P U T U S A N Nomor : 197/Pid.B/2014/PN. Bj. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

PENGADILAN ANAK Undang-Undang No. 3 Tahun 1997 Tanggal 3 Januari 1997 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemeriksaan Sebelum Persidangan

Lex Crimen Vol. II/No. 3/Juli/2013

KEMUNGKINAN PENYIDIKAN DELIK ADUAN TANPA PENGADUAN 1. Oleh: Wempi Jh. Kumendong 2 Abstrack

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 018/PUU-IV/2006 Perbaikan Permohonan Secara on the Spot Tanggal 09 Oktober 2006

I. PENDAHULUAN. Hak asasi manusia merupakan dasar dari kebebasan manusia yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tepatnya pada Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Transkripsi:

BAB VI ANALISIS A. Tuntutan Sah atau Tidaknya Pengeledahan, Pengangkapan, Penahanan Dalam Perkara Praperadilan Masalah kewenangan untuk mengajukan peraturan secara jelas sudah di atur siapa saja yang mengajukan adalah KUHAP. Tuntutan sah atau tidaknya penahanan, penangkapan, penggeledahan dinyatakan tidak sah jika prosedur yang ada dan bukti belum kuat, sebaliknya jika tuntutan itu sah maka prosedurnya sesuai aturan dan alat buktinya cukup. 9 Penangkapan merupakan pembatasan kebebasan dan hak asasi seseorang. Tapi harus diingat, semua tindakan penyidik yang bertujuan untuk mengurangi kebebasan dan pembatasan hak asasi seseorang, adalah tindakan yang benar-benar diletakkan pad proporsi untuk kepentingan pemeriksaan, dan benar-benar sangat diperlukan sekali. Jangan disalah gunakan dengan cara yang terlampau murah, sehingga setiap langkah tindakan yang dilakukan oleh penyidik, langsung menjurus ke arah penangkapan. Penangkapan yang dilakukan dalam proses penyidikan harus tetap menghormati asas praduga tidak bersalah (persumption of innocence). Penerapan 9 Sri Harsiwi, selaku hakim Pengadilan Negeri Bantul, Wawancara 24 juni 2016, 08:48 Wib 27

asas praduga tak bersalah tidak lain adalah untuk melindungi kepentingan hukum dan hak-hak tersangka dari kesewenang-wenangan kekuasaan para aparat penegak hukum. Oleh sebab itu tindakan penangkapan sebagai pengekangan hak seseorang yang juga tetap menjamin pelaksaan hak asasi tersangka. Tersangka tetap memiliki hak untuk diperlakukan wajar dan manusiawi. Tersangka memiliki hak untuk melakukan praperadilan atas sah/ tidaknya penangkapan Pasal 1 butir 20. 10 Penegasan isi putusan atau penetapan permohoan praperadilan sebagaimana ditegaskan dalam pasal 82 ayat 2 ayat 3 KUHAP. Dengan mencermati pasal 82, mengemukakan amar penetapan praperadilan dapat berupa: Sah atau tidaknya penangkapan atau penahan Jika dasar alasan permintaan yang diajukan permohonan berupa permintaan pemeriksaan tentang sah atau tidaknya penangkapan atau penahanan yang ditegaskan dalam pasal 97, maka amar penetapannyapun harus memuat pernyataan tentang sah atau tidaknya penangkapan atau penahanan. Sesuai Pasal 33 ayat (1) KUHAP hanya penyidik yang dapat melakukan penggeledahan rumah dengan surat izin Ketua Pengadilan Negeri setempat.dalam hal rumah yang akan digeledah terletak di wilayah hukum Pengadilan Negeri yang lain, maka Ketua Pengadilan Negeri dari daerah tersebut hanya mengetahuinya. Apabila perkara yang bersangkutan belum dilaporkan kepada Pengadilan Negeri di tempat kejadian perkara yang menurut ketentuan yang berlaku adalah Pengadilan Negeri yang berwenang mengadili perkara tersebut, maka Ketua Pengadilan Negeri dalam wilayah hukum dimana rumah tersebut terletak, wajib 10 Loebby Loqman,1990,Pra Pradilan Di Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta 28

memberi izin penggeledahan. Dalam tindak pidana koneksitas yang berwenang memberi izin penggeledahan adalah Ketua Pengadilan dimana perkara tersebut akan diajukan. Keadaan yang sangat perlu dan mendesak penyidik dapat melakukan penggeledahan tanpa terlebih dahulu memperoleh izin dari Ketua Pengadilan Negeri setempat (Pasal 34 KUHAP), dengan kewajiban segera melaporkan hal tersebut kepada Ketua Pengadilan Negeri setempat untuk memperoleh persetujuan. Kata segera adalah waktu yang wajar pada kesempatan yang pertama apabila situasi dan kondisi sudah memungkinkan, dan terhadap permohonan persetujuan tersebut Ketua Pengadilan Negeri tidak boleh menolak. 11. Menurut pendapat penulis, Hakim Pra Peradilan hanya dapat menetapkan sah atau tidakan suatu tuntutan penangkapan, penahanan, dan penggeledahan yaiyu jika bantaknya bukti yang di miliki secara kuat. Dan berdasarkan dari keterangan saksi maupun ahli yang telah di sumpah untuk menyatakan kebenaran yang telah terjadi di dalam kasus ini. Seorang tersangka, terdakwa, terpidana dapat mengajukan tuntutan pra praperadilan jika penahanan, penangkapan, penggeledahan, pengadilan dan tindakan lain (tindakan diluar penangkapan, penahanan, penyidikan, penuntutan, dan tindakan tersebut memang tidak seharusnya dilakukan kepada tersangka oleh aparat penegak hukum) atas dirinya tanpa alasan yang berdasarkan UU atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan. Perbuatan 11 Darwan Prinst,1993 Praperadilan dan Perkembangan di dalam Prakteknya, Bandung, P.T Citra Aditya Bakti. 29

aparat penegak hukum syarat-syaratnya antara lain adanya penghentian penyidikan, penghentian penuntutan, dsb yang diminta melalui praperadilan. 12 Berdasrkan putusan perkara praperadilan Nomor 01/PID.PRAD/2015/PN.Btl dapat diketahui bahwa tuntutan sah atau tidaknya penggeledahan, penangkapan, penahanan dalam perkara ini boleh dilakukan dikarenakan dari yang sudah di lihat bahwa si pemohon sudah jelas mengalami tindakan yang kurang menyenangkan dalam prosedur penggeledahan, penangkapan, penahanan. B. Alasan Hakim Mengabulkan Praperadilan Dalam Perkara Nomor : 01/PID.PRAD/2015/PN.Btl Tentang Tindak Pidana Pencurian Dengan Kekerasan dan Pasal yang Menguat Hakim Mengabulkan Permohonan Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan di Persidangan menemukan fakta hukum, pada pokoknya sebagai berikut : 1. Bahwa pada hari jum at, tanggal 23 januari 2015 IPDA Supriyadi, S.H., bersama dengan 11 (sebelas) Anggota Kepolisian dari Polres Bantul melakukan penangkapan terhadap 5 (lima) orang, yaitu Andrias Riwanto, Andri Septiyanto, Heru Tri Sasongko, Deny Armoko dan Maulana Rusadi di teras sebuah rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal Andrias Riwanto, Andrias Septiyanto dan Asih Sudarsih yang beralamat di Pasekan Lor RT. 02/03, Kelurahan Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewah Jogjakarta. 12 http://icjr.or.id/peraturan-pemerintah-no-92-tahun-2015-harus-dapat-mendorong-keadilanbagi-korban-dan-profesionalitas-penegak-hukum/22/08/2016/22:57 30

2. Bahwa ketika di tangkap, baik Andrias maupun Andri septiyanto, heru, deni maupun maulana relatif bersikap koopratif dan atau tidak ada yang melakukan perlawanan dengan cara-cara kekerasan kepada petugas kepolisian 3. Setelah ditangkap lalu mereka dibawa pergi kesebuah tempat yang dikenal dengan nama pyramid yang terletak disekitar jalan parangteritis, bantul oleh Anggota Kepolisian dari polres bantul yang bersangkutan, naik kendaraan roda empat dalam keadaan kedua tangan mereka diikat dengan menggunakan flakban, dan kedua mata mereka masing-masing ditutup dengan kaos yang diikat dengan menggunakan flakban 4. Bahwa saat dilakukan penagkapan baik Andrias, Andri, heru, deny maupun maulana tidak didampingi penasihat hokum 5. Bahwa didalam alat bukti surat ekspedisi penyidik tidak ada tanda tangan si penerima surat perintah perpanjangan penahanan tersangka Andrias Nomor : B285/0.4.13/Epp.1/02/2015 tanggal 10 febuari 2015 6. Ketika melakukan tindakan pemasukan dan penggeledahan rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal pemohon, petugas kepolisian polres bantul bersangkutan tidak di dampingi oleh 2 (dua) orang saksi yang kedua-duanya berasal dari warga lingkungan dan atau didampingi oleh kepala desa dan ketua lingkungan bersangkutan ( kepala RT atau kepala RW) 7. Bahwa ketika melakukan tindakan pemasukan dan penggeledahan di rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal para pemohon, petugas 31

kepolisian polres bantul bersangkutan tidak didampingi oleh penyidik dari daerah hukum dimana penggeledahan itu dilakukan, dalam konteks ini penyidik dari wilayah hukum polres sleman. Dalam sidang Pengadilan Negeri Bantul yang berlangsung di gedung yang digunakan untuk itu di jalan Prof. DR.Soepomo,SH No.4 Bantul, Pada hari Rabu tanggal 18 Maret 2015, pukul 13.00 WIB, dalam perkara Praperadilan antara: Andrias Riwanto sebagai Pemohon I, Umur 28, Pekerjaan Wirasuwasta, Beralamat di pasekan Lor RT 02/03, Belacur, Gamping Sleman, Kota Yogyakarta. Asih Sudarsih Sebagai Pemohon II, Umur 46 Tahun, Pekerjaan Wiraswasta, Beralamat di Pasekan Lor RT 02/03, Belacur, Gamping Sleman, Kota Yogyakarta. Dengan ini Pemohon mengajukan Permohonan PraPradilan terhadap Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri),c.q.Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (Kapolda D.I.Y) c.q. Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Bantul Sebagai Termohon. Amar putusan menyebutkan bahwa Mengabulkan permohonan Praperadilan pemohon untuk sebagian; a. Menyatakan secra Hukum Penangkapan atas diri Pemohon I adalah melawan hukum dan tidak sah; b. Menyatakan secara hukum penahanan atas siri Pemohon I adalah melawan hukum dan tidak sah; 32

c. Menyatakan secara hukum penggeledahan rumah dan penyitaan barangbarang yang dilakukan oleh Termohon tidak sah; d. Membebaskan Pemohon I dari segala bentuk dan jenis penahanan; e. Memerintahkan Termohon untuk mengembalikan barang-barang yang telah disita; f. Menolak gigatan para pemohon selain dan selebihnya; g. Membebankan biaya perkara kepada termohon sejumlah Nihil; Dalam sidang tersebut kurang nya barang bukti untuk memperkuat bahwa Termohon telah melakukan tindakana diluar dari KUHAP yang mengatur tentang prosedur praperadilan, dan semua nya di luar prosedur dari mulai, penangkapan, surat-surat yang di ajukan kepada termohon, penahanan, penyitaan barang, dan penggeledahan. Pertimbangannya, hakim menyebutkan secara formal, termohon telah terbukti melakukan pelanggaran KUHAP dalam prosedur yang dilakukan oleh termohon. Masalah yang terjadi dalam kasus ini adalah telah dilakukannya penggeledahan rumah, penangkapan dan penahanan secara tidak sah, karna tidak didasari oleh hukum yang berlaku. Penggeledahan yang dilakukan tanpa izin dari ketua Pengadilan Negeri setempat dan tidak di dampingi oleh kepala desa atau serta tidak di saksikan oleh kedua orang saksi dari penduduk setempat. Menurut fakta hukum yang terungkap di atas, maka hakim berpendapat, pada saat Andrias, Andri, Heru, Maulana, Deny di tangkap oleh petugas kepolisian bantul mereka bersikap relatif kooperatif tidak ada perlawanan dengan cara 33

kekerasan. Seharusnya petugas kepolisian tidak mengikat tangan mereka dengan flakban dan menutup mata dengan kaos yang diikat. Cara tersebut tidak dilakukan oleh petugas Kepolisian karna tidak sesuai dengan cara yang diatur oleh peratuaran Perundang-undangan yang berlaku. Adanya syarat penangkapan, penahanan, serta penyitaan barang bukti terhadap tersangka Andrias Riwanto yang tidak di penuhi oleh aparat kepolisian.pokok perkara bisa di lanjutkan karna yang di gugat di praperadilan bukan pokok perkara. Pada pasal 28 KUHAP menyatakan gugatan praperadilan gugur saat berkas perkara diperiksa pengadilan. Namun hakim menafsirkan, pemeriksaan oleh pengadilan itu dilakukan saat sidang di mulai, bukan saat berkas dilimpahkan ke pengadilan. Sehingga hakim praperadilan memutuskan penetapan menyidangkan gugatan praperadilan dengan tidak menggugurkannya. Hal ini menyatakan tindakan penahanan, penangkapan dan penyitaan tidak sesuai dengan cara yang sudah diatur atau di tentuka oleh Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 KUHAP dan Asas penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan hanya dilakukan berdasarkan perintah tertulis oleh pejabat yang di beri wewenang oleh Undang-undang. 34