BAB I PENDAHULUAN. sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tidak menentu pada saat sekarang ini membuat perusahaan harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Baridwan dalam As ad (2010:26) merupakan ringkasan dari suatu

BAB I PENDAHULUAN. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan

ANALISIS KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA DEPAN

BAB 1 PENDAHULUAN. depan, persaingan usaha yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena harga tanah yang cenderung naik, supply tanah bersifat tetap

MANFAAT INFORMASI LABA DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA MASA YANG AKAN DATANG

BAB I PENDAHULUAN. Tidak bisa dipungkiri bahwa pertumbuhan sektor industri atau manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba dimasa yang akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan harganya yang cenderung selalu naik. Kenaikan harga properti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman saat ini sangat berpengaruh pada dunia usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap situasi internalnya baik di bidang pemasaran, produksi,

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi para pelaku bisnis tersebut. perkembangan perusahaan untuk periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB I PENDAHULUAN. serta kepastian dari hasil evaluasi laporan keuangan. terhadap pihak intern dan ekstern perusahaan selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil akan. mempunyai perhatian besar di bidang keuangan, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. SFAC No. 1 tujuan dari pelaporan keuangan yaitu untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat mempengaruhi kinerja perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan signifikan pada perekonomian di berbagai Negara. Walau krisis

BAB I PENDAHULUAN. fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal memiliki memiliki fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal indonesia telah menjadi fenomena tersendiri, dan menjadi catatan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk bekerja secara maksimal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan wahana yang mempertemukan pihak yang. kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan dana (peminjam)

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari kinerjanya. Makin baik kinerja suatu perusahaan, semakin baik

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian suatu negara yang seringkali mengalami pasang

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu tempat transaksi

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas yang ada pada suatu negara tersebut. Peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

KEMAMPUAN INFORMASI AKUNTANSI UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG

BAB I PENDAHULUAN. (subprime mortgage crisis) telah menimbulkan dampak yang signifikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Di perkembangan perekonomian yang semakin maju ini di mana persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan laju tatanan perekonomian dunia yang telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

KEMAMPUAN INFORMASI ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN. (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur. Go Publik di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung telah terjadi dan akan terus terjadi dalam dunia

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Eropa, harus segera direspons pemerintah. Penurunan nilai tukar rupiah terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana

BAB I PENDAHULUAN. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang

BAB I PEDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu bursa efek yang cepat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEMAMPUAN INFORMASI LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI EARNINGS DI MASA YANG AKAN DATANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasar keuangan Indonesia. Memobilisasi dana masyarakat untuk investasi,

BAB I PENDAHULUAN. bagi para investor dan salah satu sumber dana bagi perusahaan (emiten). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk memiliki kemampuan lebih dibanding para pesaingnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi perkembangan informasi berlangsung cepat

BAB I PENDAHULUAN. dengan menerbitkan saham. Penerbitan saham ini dilakukan oleh berbagai jenis

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) guna menjual

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sektor bisnis yang berkembang pesat.bisnis property dan real

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkannya adalah keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang diperhatikan oleh investor dalam menilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama dikarenakan oleh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi perhatian banyak pihak khususnya masyarakat bisnis. Hal ini terutama

BAB I PENDAHULUAN. kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka panjang (profit), dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. harus dibuat oleh pihak manajemen secara teratur (Ginanjar, 2012).

RIZKA DIAN RACHMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. kaitannya dengan penciptaan peluang bisnis maupun pengaturan pola

BAB I PENDAHULUAN. dan berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Semakin besar utang

KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI ARUS KAS MASA DEPAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wibowo, 2011) (The president post indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. pelaku pasar harus mampu memperhatikan faktor-faktor yang. maka harga saham tersebut cenderung akan bergerak turun.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat yang handal bagi para pemakainya untuk mengurangi

KEMAMPUAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG

BAB I PENDAHULUAN. arus kas (Sulistyawan dan Septiani, 2015). Penilaian ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997 telah menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya stabilitas pasar

ANALISIS PENGARUH LABA BERSIH, ARUS KAS OPERASI, TOTAL ARUS KAS DAN NILAI BUKU EKUITAS TERHADAP ABNORMAL RETURN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB I PENDAHULUAN. besar maupun kecil, ataupun bersifat profit motif maupun non-profit motif akan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian investasi adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang ingin dicapainya melalui keputusan investasi yang diambilnya.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan ekspansi perusahaan, pengembangan perusahaan, penambahan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan, laba dalam jangka panjang, dan

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

KEMAMPUAN LABA AKUNTANSI DAN ARUS KAS OPERASI DALAM MEMPREDIKSI LABA DI MASA DEPAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang berkembang pada saat ini menggambarkan bahwa sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup berkembang. Hal tersebut terbukti dengan adanya krisis yang terjadi di belahan benua Eropa dan Amerika yang tidak berimbas pada perkembangan bisnis properti di Indonesia. Krisis Eropa dan Amerika memang berimbas pada pasar global secara umum, namun, dari segi bisnis properti dan real estate, Indonesia dan beberapa negara Asia lainnya seperti China, India, dan Singapura tidak terlalu terkena imbas (Sumarmo, 2011). Hal tersebut disebabkan karena negara-negara tersebut memiliki prospek dan ekspektasi pasar tersendiri di Asia. Tingginya demand atau permintaan atas ketersediaan bangunan masih jauh lebih banyak dibanding supply atau penawaran yang disediakan oleh developer. Bisnis property saat ini memberikan peluang dan kesempatan yang cukup terbuka untuk berkembang. Beberapa faktor yang memepengaruhinya antara lain: pengadaan rumah selalu kurang dibanding kebutuhan rumah masyarakat, tingkat suku bunga KPR relatif rendah dan cenderung tidak stabil. Selain itu, bisnis ini didukung oleh perkembangan suatu daerah dan pertumbuhan ekonomi makro (Kompas, 2010). Terbukanya peluang tersebut, tentunya menjadi suatu kesempatan untuk mengundang para investor asing

maupun domestik untuk dapat berinvestasi di dalam negeri, sehingga dana akan mengalir ke Indonesia melalui penanaman modal asing, dan dapat memberikan profit untuk membantu pertumbuhan bisnis real estate di Indonesia. Selain sektor property dan real estate, pertumbuhan sektor industry barang komsumsi pada saat ini mengalami pertumbuhan yang terus meningkat dan relatif stabil. Tingkat kesejahteraan masyarakat merupakan faktor pendorong bagi pertumbuhan sektor industry barang konsumsi, seiring dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Meskipun menghadapi tekanan inflasi, kinerja saham sektor barang konsumsi diprediksi masih akan tetap stabil dan positif pada 2011 (Darmawan, 2011). Selain itu, jumlah penduduk yang besar, pada rata-rata 24 tahun, merupakan potensi besar yang terus mendorong pertumbuhan sektor barang konsumsi dalam negeri. Selain informasi mengenai perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sedang terjadi dan sifatnya bersumber dari lingkungan eksternal perusahaan, untuk dapat berinvestasi dalam sektor bisnis tertentu, terlebih dahulu para investor membutuhkan suatu kepastian yang dapat menjamin prospek dalam berinvestasi pada sektor bisnis tersebut, yang bersumber dari internal perusahaan. Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian tersebut adalah dengan

melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat diperoleh apabila investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan. Keputusan-keputusan ekonomi yang akan diambil oleh para pemakai laporan keuangan membutuhkan evaluasi terlebih dahulu atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (kas dan setara kas) serta kepastian hasil tersebut. Para pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dengan lebih baik jika mereka mendapatkan informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, laba, perubahan posisi keuangan, dan laporan arus kas perusahaan. Pelaporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban manajemen dalam pengelolaan sumber daya perusahaan terhadap berbagai pihak yang terkait dengan perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat menganalisis hasil kinerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di masa yang akan datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat mengestimasi arus kas yang akan datang dengan laporan keuangan. Menurut SFAC No.1, ada dua tujuan dari pelaporan keuangan, yaitu sebagai berikut. Pertama, memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, investor potensial, kreditur dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan serupa lainnya. Kedua,

memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu investor dan kreditor dalam menilai prospek arus kas bersih perusahaan. Menurut Mamduh Hanafi (2003, dalam Zeffry Setiawan 2010), Laporan keuangan merupakan hasil pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan atau ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para pemakai didalam menilai kinerja perusahaan sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat, memprediksi jumlah dan penentuan waktu arus kas di masa yang akan datang yakni deviden dan bunga yang berkaitan dengan investasi mereka. Salah satu jenis laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa depan adalah laporan arus kas. Laporan arus kas memberikan informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan. Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai informasi keuangan perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian untuk mendapatkannya. Pada awalnya laporan keuangan hanya terdiri atas neraca dan laporan laba/rugi. Sebaliknya, laporan arus kas mulai diwajibkan pelaporannya pada tahun 1987 melalui SFAS No.95. Di Indonesia kewajiban untuk melaporkan arus kas dimulai pada tahun 1994 dengan adanya Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.2 yang menyatakan bahwa perusahaan harus menyusun laporan arus kas dan menyajikan laporan tersebut sebagai

bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Selain laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang. Laporan laba rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih. Informasi laba yang merupakan komponen dari laporan keuangan memiliki potensi yang sangat penting baik bagi pihak intern maupun ekstern. Informasi laba memiliki manfaat sebagai berikut : menilai kinerja manajemen; membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang; memprediksi laba dan menaksir resiko dalam investasi atau kredit. Penggunaan laba dan arus kas sebagai alat pembuatan keputusan adalah proses yang kompleks karena perlu diperhatikan informasi-informasi yang terkandung di dalamnya. Laporan laba rugi dipandang sebagai informasi yang lebih baik dalam menilai prospek laba dan arus kas di masa yang akan datang dan bahkan lebih baik dari laporan arus kas walaupun arus kas menunjukkan hubungan yang kuat mengenai penerimaan dan pengeluaran kas pada tahun yang berjalan. Kim dan Kross (2005) dalam penelitiannya mengenai hubungan antara earnings dan arus kas operasi, menyatakan bahwa kemampuan laba untuk memprediksi arus kas operasi masa depan terus meningkat dan

peningkatan kemampuan prediksi ini bertahan sepanjang waktu untuk beberapa horizon peramalan. Sedangkan hubungan antara arus kas tahun berjalan dengan arus kas masa depan meningkat secara signifikan untuk perusahaan yang melaporkan rugi, namun signifikansi itu hilang untuk perusahaan yang melaporkan laba, yang artinya hubungan antara keduanya tidak meningkat ataupun menurun. Bandi dan Rahmawati (2005) menguji komponen arus kas dan laba terhadap arus kas di masa yang akan datang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama kedua prediktor dapat digunakan dalam memprediksi arus kas masa depan. Selain itu, pemecahan arus kas menjadi komponen-komponen arus kas operasi, investasi, dan pendanaan akan meningkatkan tingkat hubungan yang sesuai teori. Dahler dan Febrianto (2006) dalam penelitiannya menguji kemampuan laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas masa depan pada saat perusahaan melaporkan laba positif dan negatif. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwa arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan laba dalam memprediksi arus kas operasi masa depan baik untuk kelompok perusahaan berlaba positif maupun berlaba negatif. As ad (2010) meneliti tentang kemampuan informasi komponen arus kas (aktivitas operasi, investasi dan pendanaan) dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan. Dalam penelitiannya menunjukkan bahwa komponen arus kas dan laba memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas masa

depan, dimana arus kas operasi merupakan predictor yang paling akurat untuk menganalisis arus kas, diikuti laba pada urutan kedua. Ariani (2010) menggunakan laba kotor, laba operasi dan laba bersih sebagai variable dalam memprediksi arus kas masa depan, dimana laba kotor berpengaruh signifikan dan positif dalam memprediksi arus kas masa depan. Hal tersebut bertolak belakang dengan penelitian Setiawan (2010) yang menggunakan perubahan rasio laba kotor terhadap perubahan laba dan perubahan arus kas satu tahun kedepan yang secara parsial tidak berpengaruh signifikan. Adanya keberagaman hasil penelitian terdahulu, mendorong peniliti untuk melakukan penelitian beberapa variable dalam memprediksi arus kas masa depan yang berfokus pada perusahaan real estate dan property. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik menulis penelitian tentang kemampuan informasi keuangan dalam memprediksi arus kas masa mendatang dengan mengajukan judul Kemampuan Informasi Arus Kas, Gross Profit Margin dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan pada Perusahaan Property, Real Estate dan Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1.2 Batasan Masalah Beradasarkan latar belakang yang dibahas sebelumnya, maka peneliti membatasi beberapa variabel dan objek penelitian sebagai berikut: 1.2.1 Informasi arus kas yang digunakan yaitu arus kas dari aktivitas operasi. Arus kas aktivitas operasi berguna untuk menilai kemampuan persahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta untuk menilai kebutuhan operasional perusahaan. 1.2.2 Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih. Laba bersih merupakan angka yang menunjukkan selisih antara seluruh pendapatan dari kegiatan operasi perusahaan maupun non operasi perusahaan. 1.2.3 Objek penelitian adalah perusahaan publik sektor property dan real estate serta consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2008-2010. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.3.1 apakah terdapat pengaruh arus kas aktivitas operasi dalam memprediksi arus kas masa depan? 1.3.2 apakah terdapat pengaruh gross profit margin dalam memprediksi arus kas masa depan?

1.3.3 apakah terdapat pengaruh laba dalam memprediksi arus kas masa depan? 1.3.4 apakah terdapat pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin, dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan? 1.4 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1.4.1 untuk mengetahui pengaruh arus kas aktivitas operasi dalam memprediksi arus kas masa depan. 1.4.2 untuk mengetahui pengaruh gross profit margin dalam memprediksi arus kas masa depan. 1.4.3 untuk mengetahui pengaruh laba dalam memprediksi arus kas masa depan. 1.4.4 untuk mengetahui pengaruh arus kas aktivitas operasi, gross profit margin dan laba dalam memprediksi arus kas masa depan. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.5.1 Bagi peneliti, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan referensi khususnya untuk mengkaji topik topik yang berkaitan dengan kemampuan suatu informasi keuangan untuk menganalisa suatu laporan keuangan.

1.5.2 Bagi perusahaan, Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk dijadikan sebagai bahan masukan untuk kemajuan perusahaan terutama dalam penilaian dan analisa laporan keuangan untuk mendukung terciptanya tujuan perusahaan dimasa depan. 1.5.3 Bagi calon peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi penelitian sejenis.