KASUS ETIKA PROFESI POLISI BUNUH ANAK KANDUNG Brigadir Petrus Bakus

dokumen-dokumen yang mirip
KASUS ETIKA PROFESI LAPAS CEBONGAN SERDA Ucok Tigor Simbolon, Cs.

KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline

I. PENDAHULUAN. Hukum merupakan seperangkat aturan yang diterapkan dalam rangka menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pribadi maupun makhluk sosial. Dalam kaitannya dengan Sistem Peradilan Pidana

SELAIN DETEKSI TERORIS BADAN PEMBINAAN KEAMANAN AWASI DANA DESA

OPTIMALISASI PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA DI SEMARANG UTARA S K R I P S I. Oleh : S U H A R N O NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

I. PENDAHULUAN. Hakikat manusia pada dasarnya selain sebagai makhluk pribadi (individu) juga

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hukum berkembang mengikuti perubahan zaman dan kebutuhan

BIADAB Penggunaan kekerasan didalam Menyelesaikan Konflik

P U T U S A N NOMOR : 550/PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN. pada tahap interogasi / penyidikan sering terjadi tindakan sewenang-wenang

Inform Consent. Purnamandala Arie Pradipta Novita Natasya Calvindra L

BAB V PENUTUP. 1. Penerapan konsep noodweer exces dalam kasus penganiayaan atas dasar

KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH

PEMBUNUHAN DENGAN RENCANA DAN PASAL 340 KUHP

I. PENDAHULUAN. merupakan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan dapat dikemukakan kesimpulannya sebagai. berikut:

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

BAB IV ANALISA TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN MILITER III-12 SURABAYA NOMOR: 220-K/PM.III-12/AD/XI/2010 TENTANG TINDAK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N NO: 36 /PID.B/2014/PN-SBG

SIARAN PERS LEMBAGA BANTUAN HUKUM (LBH) PADANG Nomor : 03/S.Pers/LBH-PDG/II/2017 tentang

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA POLRI. Tindakan. Penggunaan Kekuatan. Pencabutan

I. PENDAHULUAN. Petasan merupakan peledak yang berdaya ledak rendah atau low explosive.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, yang benar-benar menjunjung

I.PENDAHULUAN. Fenomena yang aktual saat ini yang dialami negara-negara yang sedang

BAB III PENGANIAYAAN YANG BERAKIBAT LUKA BERAT DALAM KUHP

P U T U S A N Nomor 65/Pid.B/2016/PN.Bnj

I. PENDAHULUAN. mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna

BAB I PENDAHULUAN. perbuatan atau tingkah laku manusia tertentu yang dapat dinilai sebagai perbuatan

BAB I PENDAHULUAN. Primary needs, Pengalaman-pengalaman tersebut menghasilkan nilai-nilai

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

BAB V PENUTUP. putusan hakim yang telah berkekuatan hukum tetap (inkracht van

BAB II KASUS POSISI. Berdasarkan putusan praperadilan Nomor : 01/PID.PRAD/2015/PN.Btl DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu kehidupan berbangsa dan bernegara tentumengenal yang

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

I. PENDAHULUAN. Disparitas pidana tidak hanya terjadi di Indonesia. Hampir seluruh Negara di

PP 2/2002, TATA CARA PERLINDUNGAN TERHADAP KORBAN DAN SAKSI DALAM PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA YANG BERAT

BAB I PENDAHULUAN. kepada seluruh makhluk hidup di jagad raya ini, termasuk pula manusia yang

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)

I. PENDAHULUAN. seluruh masyarakat untuk meningkatkan mutu kehidupannya, sebagaimana yang

SKRIPSI. PELAKSANAAN PENYIDIKAN TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN TERHADAP ANAK (Studi Kasus di Polres Pasaman Barat)

RANGKUMAN HASIL PENELUSURAN KONDISI PSIKOLOGIS ANAK BERISIKO MELAKUKAN AGRESIVITAS. Endang Ekowarni

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sering terjadi tindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

Toddy Anggasakti dan Amanda Pati Kawa. Abstrak

BAB III PUTUSAN PENGADILAN NEGERI MOJOKERTO TERHADAP SANKSI TINDAK PIDANA PENADAHAN

13 ayat (1) yang menentukan bahwa :

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun yang benar-benar menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia serta

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM

BAB II TINDAK PIDANA YANG MENONJOL DI POLRESTA MEDAN. Polresta Medan memiliki wilayah tugas di Kota Medan dan sebagian

V. PENUTUP. polri studi putusan No: 283/pid.B./2011/PN.MGL. Pertanggungjawaban atas

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Fungsi bidang pembinaan..., Veronica Ari Herawati, Program Pascasarjana, 2008

P U T U S A N Nomor 342/Pid/2013/PT.Bdg.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

dengan aparatnya demi tegaknya hukum, keadilan dan perlindungan harkat dan martabat manusia. Sejak berlakunya Undang-undang nomor 8 tahun 1981

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN SECARA MUTILASI

BAB III TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SUKOHARJO NOMOR: 203/Pid.Sus/2011/PN.Skh

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id P U T U S A N. Nomor 163/Pid.B/2014/PN-Sbg

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan. berbagai macam permasalahan. Kehidupan bermasyarakat akhirnya

BAB 1 PENDAHULUAN. secara konstitusional terdapat dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 157/Pid/2013/PT-Mdn telah DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. emosi harapan dan kekhawatiran makhluk insani. perjanjian terapeutik adalah Undang undang nomor 36 tahun 2009 tentang

PENDAHULUAN. penyalahgunaan, tetapi juga berdampak sosial, ekonomi dan keamanan nasional,

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Saat ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat

JAKARTA 14 FEBRUARI 2018

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Prosedur Standar Minimal Yang Dilakukan Kepolisian Dalam Melakukan Tembak di tempat Bagi Tersangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

PROSEDUR TETAP KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PROTAP/ 1 / X / 2010 TENTANG PENAGGULANGAN ANARKI

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

Transkripsi:

KASUS ETIKA PROFESI POLISI BUNUH ANAK KANDUNG Brigadir Petrus Bakus Nama anggota : NAMA NIM Agung Dwi Laksono 14102003 Ayu Rakhmawati 14102010 Bona Putra Sembiring 14102014 M. Fariz Azzam 14102030 Sania Ulfa Nurfalah 14102039 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO MEI 2016

A. IDENTIFIKASI ISU 1. ISU FAKTUAL APA YANG TERJADI Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anggota polisi dengan sadis dengan memutilasi kedua anak kandungnya sendiri. DIMANA DAN KAPAN TERJADI Kejadian ini terjadi di rumah Dinas Asrama Polres Melawi Gang Darul Falah, Kabupaten Melawi-Kalimantan Barat. Jumat, Tanggal 26 Februari 2016, Pada pukul 00.15. SIAPA YANG TERLIBAT Penyerangan tersebut dilakukan oleh Brigadir Petrus Bakus kepada korban yang merupakan ke dua anaknya. Anak yang pertama laki-laki bernama Febian umur 4 tahun dan anak yang kedua perempuan bernama Amora umur 3 tahun, serta istri dari pelaku yang bernama Windri. MENGAPA HAL ITU TERJADI Hal ini bermula diduga karena pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Akan tetapi dari kesaksian pelaku itu sendiri pelaku mendapatkan sebuah bisikan-bisikan ghaib pada saat itu untuk melatar belakangi persembahan sehingga melakukan pembunuhan itu. BAGAIMANA HAL INI TERJADI Kejadian ini bermula saat pelaku mengalami perubahan sikap yang mengendalikan jiwa dan pikiran pelaku. Sehingga pelaku menjadi lebih sering marah-marah dan hilang kendali dan sampai akhirnya melakukan pembunuhan dengan sadis dalam keadaan sadar diri. 2. ISU KONSEPTUAL Pembunuhan 1

Pembunuhan yang berarti menghilangkan nyawa seseorang yang dilakukan secara sadis kepada kedua korban pada saat ditemukan dengan kondisi tubuh terpotong-potong dibagian tangan dan kaki serta mengalami luka di leher. Konsep Pembunuhan Brigadir Petrus Bakus, petugas Sat Intel kampolda Kalbar dikenakan pasal berlapis atas pidana membunuh dua anaknya yaitu Febian umur 5 tahun dan Amora umur 3 tahun. Pelaku masih berada di tahanan Polres Melawi, Kalbar. Ditahanan pelaku terus meracau dan mengaku melakukan pembunuhan atas perintah Tuhan. Pasal yang dipersangkakan tindak pidana ini diatur dalam Pasal 340 KUHP, yang menyebutkansebagaiberikut : Barang siapa dengan sengaja dan dengan direncanakan terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan berencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun. Kenapa disebut Korban Korban Karean perbuatan yang disebabkan oleh Brigadir Petrus kepada anaknya yang dibunuh dan dimutilasi sehingga kehilangan nyawa. Selain itu, korban yang menjadi objek menjadi sasaran pelaku dikarenakan menderita gangguan jiwa yang dilakukan secara sadar dan tanpa menyesal kehilangan anaknya. 2

B. STAKEHOLDER Pemerintah Keluarga Korban dan Pelaku Masyarakat KASUS POLISI BUNUH ANAK KANDUNG RSUD Asrama Polres Melawi Korban ke 2 anak Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kapolda Kalbar Yang terkait dengan kasus Polisi membunuh dan memutilasi anak kandungnya yaitu Brigadir Petrus Bakus adalah ayah kandung dari si korban (pelaku utama), sedangkan Windri ibu kandung dari si korban dan juga istri dari si pelaku (saksi dan pelapor) dan ke dua anak kandungya dari pasangan Brigadir Petrus Bakus dan Windri yang bernama Febian umur 5 tahun dan Amora umur 3 tahun (korban). Windri yang melarikan diri ke rumah tujuan pertama Brigadir Sukadi anggota Sat Intelkam Polres Melawi (saksi). Pada kasus tersebut ke dua anak kandungnya yaitu Febian umur 5 tahun dan Amora umur 3 tahun menjadi korban oleh ayahnya sendiri yang seorang anggota Satuan Intelkam Polres Melawi. Pada pukul 00.00 WIB Brigadir Petrus membawa dua anaknya menuju ke rumah Kasat Intel Polres Melawi. Namun karena sudah malam, Petrus akhirnya diminta kembali ke dalam asrama. Pukul 00.15 WIB Istri pelaku, Windri, yang tidur terpisah kamar dengan Petrus terbangun dari tidur dan 3

melihat Petrus sudah berdiri di depannya sambil memegang parang, sambil berkata, "Mereka baik, mereka mengerti, mereka pasrah. Maafkan Papa ya, Dik". Windri kemudian melihat ke dalam kamar dan menyaksikan dua anaknya sudah tewas. Setelah itu, Windri langsung ke luar rumah dan meminta pertolongan ke rumah tujuan pertama Brigadir Sukadi. Saat didatangi polisi lain, Petrus langsung mengaku bersalah dan mengaku membunuh dua korban. Pukul 00.45 WIB Tim Identifikasi Polres Melawi dan SPKT Polres Melawi tiba di TKP dan melakukan olah TKP. Pelaku kemudian diamankan ke Mapolres Melawi menggunakan mobil patroli, sementara istri pelaku dibawa ke rumah dinas Kapolres Melawi. Pukul 02.50 WIB Dua korban dibawa ke RSUD Kabupaten Melawi. Kapolda Kalbar Brigjen Pol Arief Sulistyanto sampai menangani langsung dengan datang ke TKP. Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto mengatakan, berdasarkan keterangan istri, Brigadir Petrus pelaku dalam seminggu terakhir ini kerap marah-marah sendiri di dalam rumah. di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi dan bercerita dengan petrus. Kapolda Kalbar, Brigadir Jenderal Arief Sulistyanto menduga brigadir Petrus mengidap schizophrenia, yaitu gangguan mental dengan gangguan proses berpikir dan tanggapan emosi yang lemah. Keadaan ini pada umumnya dimanifestasikan dalam bentuk halusinasi, paranoid, keyakinan atau pikiran yang salah dan tidak sesuai dengan dunia nyata. Berdasarkan informasi yang diterimanya, Kapolri Badrodin Haiti mengatakan bahwa Brigadir Petrus Bakus telah mengalami gangguan kejiwaan sejak kecil. Tapi anehnya, tak terdeteksi saat ia masuk sebagai anggota kepolisian. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) meminta aparat penegak hukum untuk melakukan langkah hukum secara cepat dan akurat sehingga menjamin kepastian hukum dan perlindungan nyawa, apalagi anak-anak. KPAI juga meminta masyarakat dan media untuk tidak menyebarkan foto-foto korban, termasuk melalui media sosial secara viral karena hal itu bertentangan dengan UU dan ada sanksinya. Kapolri Jenderal Badrorin Haiti menuturkan Brigadir Petrus Bakus merupakan anggota Polres Melawi Kalimantan Barat sudah menderita gangguan kejiwaan 4

sejak kecil, namun tak terdeteksi saat masuk polisi. Terkait perekrutan personel kepolisian, KPAI minta agar kepolisian lebih cermat dalam melakukan penjaringan anggotanya. C. PARADIGMA NEGATIF DAN PARADIGMA POSITIF Beberapa Hipotesa / Kemungkinan Terjadi: 1. Pembunuhan berencana dengan motif menuntut ilmu hitam (-) 2. Pembunuhan berencana karna gangguan jiwa (-) 3. Hancurnya citra pembela Negara dimata masyarakat. (-) 4. Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena telah menghilangkan nyawa orang lain. (-) 5. Pembunuhan dilakukan dengan sengaja (-) 6. Pelaku mempetanggung jawabkan perbuatannya (+) D. DIAGRAM GARIS 5

E. FLOW CHART 6

F. ISU MORALITAS : Seorang anggota Polisi Brigadir Petrus Bakus membunuh dan memutilasi ke dua anak kandungnya yang masih balita, Febian umur 4 tahun dan Amora umur 3 tahun di Rumah Dinas Asrama Polres Melawi Gang Darul Falah, Kab. Melawi. Pembunuhan adalah perbuatan yang tidak manusiawi dan tidak baik, karena perbuatan membunuh sama halnya dengan menghilangkan nyawa orang. Seharusnya pelaku tersebut tidak menganut ilmu hitam yang jelas ajarannya menyimpang dari agama. Dengan perbuatan tersebut oknum Polisi berarti merusak citra aparat Negara. Pelanggaran HAM yang dilakukan oknum Polisi yaitu perbuatan pembunuhan yang tidak sesuai prosedur. Sisi positifnya pelaku langsung mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan menyerahkan diri ke kantor Polisi. Dengan adanya kasus ini menunjukkan bahwa seorang Polisi yang tidak bisa memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap keluarganya dan masyarakat. 7

Referensi http://www.pontianakpost.com/polisi-bunuh-dan-mutilasi-dua-anak-kandungnya http://regional.liputan6.com/read/2447678/4-pengakuan-polisi-mutilasi-2-anak-kandung-dikalbar http://nasional.news.viva.co.id/news/read/741755-polisi-kesulitan-periksa-brigadir-petrus http://regional.kompas.com/read/2016/02/26/11491381/usai.mutilasi.kedua.anaknya.brigad ir.petrus.hendak.bunuh.sang.istri 8