BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN Isti Diana Sari 1, Zulkarnain 2, Rosana 3

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dalam Bab I Pasal 1 ayat 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan

1. Kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin raudhotul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

. serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi.Eselon 1. 2OIO tentang Kedudukan, T\rgds, dan Fungsi. Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran

Kecamatan : Bogor Tengah Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2017 Triwulan : 1


jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pengawas sekolah melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan

Kecamatan : Bogor Timur Data Urusan : Pendidikan Tahun : 2021 Triwulan : 1

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RUANG LINGKUP PENGAWASAN PENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DI KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 13 TAHUN 2007 TANGGAL 17 APRIL 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PENGAWAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PPAI) 1. Landasan Hukum Pengawas Pendidikan Agama Islam ( PPAI ) Penagawas Madrasah sebagai berikut : 1

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BATU PERATURAN DAERAH KOTA BATU NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAD TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

DESKRIPTIF STATISTIK PENDIDIKAN MADRASAH

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan formal. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI TATA KELOLA PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH 01 KOTA MOJOKERTO

Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran

KINERJA PENGAWAS MADRASAH KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG (Studi Kasus Di Kementerian Agama Kota Bandar Lampung Tahun 2015) (Skripsi) Oleh

PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN INSENTIF PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH DI KABUPATEN BELITUNG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Salis Edward, Total quality Manajement in Educational, Terj. Ali Riyadi dan Fahrurrazi, IRCiSoD, Yogyakarta, 2012, hlm.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 322 / /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 1 TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 1 TAHUN 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2006 TENTANG

Analisis Deskriptif Guru PAI dan Pengawas Tahun Pelajaran

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 32

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN JAMINAN PENDIDIKAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADRASAH

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANGKA Jalan A. Yani (Jalur Dua) Sungailiat Bangka Telp. (0717) Faximile (0717) 92534

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGAWAS SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS SEKOLAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang bermutu. Karwati (2013:47) ada tiga pilar fungsi sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI KUNINGAN Nomor : 47 TAHUM 2014 TENTANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN Bab Pendahuluan ini secara berturut-turut dibahas mengenai: Latar Belakang Penelitian, Fokus Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian dan Definisi Istilah. 1.1 Latar Belakang Tugas Pengawas Agama Islam/madrasah adalah melaksanakan tugas pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan yang meliputi penyusunan program pengawasan, pelaksanaan pembinaan terhadap guru dan kepala madrasah, pemantauan pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan, penilaian kinerja guru dan kepala madrasah, pembimbingan dan pelatihan profesional guru, evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan, dan pelaksanaan tugas kepengawasan di daerah khusus (Permendiknas No.12 Tahun 2007). Pengawas madrasah berfungsi sebagai supervisor pendidikan atau pengawas pendidikan, baik pengawasan akademik maupun pengawasan manajerial. Berkaitan dengan sasaran pengawasan akademik, pengawas madrasah bertugas membantu dan membina guru meningkatkan profesionalismenya agar dapat mempertinggi kualitas proses dan hasil belajar siswa. Berkaitan dengan pengawasan manajerial, pengawas madrasah bertugas membantu kepala madrasah

2 dan seluruh staf madrasah agar dapat meningkatkan mutu penyelengaraan pendidikan pada madrasah yang dibinanya. Berdasarkan observasi Bulan April 2013 di Kementerian Agama Bandar Lampung, pengawas pada Pendidikan Agama Islam menilai dan membina pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Dinas Pendidikan (Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Menengah Umum/Kejuruan (SMU/SMK) dan Sekolah Luar Biasa (SLB) dan pelaksanaan pendidikan agama di sekolah/madrasah di lingkungan kementerian Agama Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawaiyah (MTs), Madrasah Aliyah ( MA) baik negeri maupun swasta, sedangkan pengawas pada dinas pendidikan tidak mengawas pada sekolah/madrasah di lingkungan kementerian agama seperti Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) baik negeri maupun swasta. Kegiatan pendidikan dan pembelajaran di lembaga pendidikan seperti Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah dan Sekolah umum lainnya seperti Sekolah Dasar (Sekolah Dasar), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas), dapat berbentuk kegiatan akademik dan non akademik. Kegiatan akademik yang dikenal sebagai kegiatan pendidikan dan pembelajaran berkaitan dengan proses pendidikan dan pembelajaran yang cakupan kegiatannya cukup banyak dan kompleks merupakan kegiatan sentral dalam lembaga pendidikan. Salah satu keberhasilan dan kegagalan lembaga pendidikan sangat tergantung pada aktivitas monitoring dan controlling atau pengawasan seluruh komponen dan aktivitas akademik.

3 Kategori lembaga pendidikan yang tergolong sukses saat ini adalah yang selalu menekankan pada kegiatan akademik, dan selalu memonitor dan mengawasi seluruh aktivitas akademik. Apabila ada unsur akademik yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, maka unsur terebut segera dibenahi dan bila perlu diganti agar jalannya kegiatan akademik menjadi lebih efektif dan efisien. Program peningkatan mutu pendidikan di madrasah/sekolah dapat dicapai apabila kegiatan pendidikan dan pembelajaran di sekolah berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Hal tersebut dapat terlaksana apabila ditunjang dengan adanya upaya peningkatan kemampuan personil pendidikan di madrasah. Pengawas madrasah sebagai salah satu penanggungjawab utama dalam keberhasilan sekolah perlu meningkatkan kinejanya sebagai pengawas, sekaligus pembina para personil pendidikan yang lain (Thaib, 2005:1) Kondisi saat ini kualifikasi dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pengawas belum sebagaimana yang diharapkan. Berdasarkan pada observasi awal pada bulan April 2013 juga menunjukkan tenaga SDM pengawas kurang diminati sebab rekrutmen pengawas bukan karena prestasi tetapi semacam tenaga buangan dari kepala sekolah dan guru atau tenaga struktural yang memperpanjang masa pensiun. Kualifikasi pendidikan para pengawas umumnya sarjana (S1) namun masih ada yang belum sarjana terutama pengawas TK/SD/MI, dan yang berpendidikan sarjana pun bidang ilmunya masih ada yang kurang relevan dengan bidang kepengawasannya. Usia rata-rata pengawas cukup tua yakni 52 tahun dengan rata-rata masa kerja sebagai PNS 25 tahun. Sedangkan masa kerja menjadi pengawas rata-rata 6 tahun.

4 Berdasarkan data penelitian, seluruh SDM pengawas di lingkungan Kementerian Agama Kota Bandar Lampung berjumlah 30 orang dengan rincian 24 orang pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) pada dinas pendidikan yaitu pada jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, dan 6 orang pengawas pada madrasah yaitu pada jenjang RA/MI sebanyak 2 orang, MTs/MA sebanyak 4 orang. Pengawas pada madrasah terdiri dari pengawas rumpun agama dan pengawas rumpun IPA. Jenjang pendidikan seluruh npengawas Kementerian Agama Bandar Lampung yaitu D3 berjumlah 2 orang, S1 berjumlah 17 orang, dan S2 berjumlah 11 orang, sedangkan jenjang pendidikan pengawas madrasah yaitu S1 berjumlah 4 orang dan S2 2 orang. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan alasan SDM pengawas madrasah di samping bertugas di kementerian agama juga bertugas pada dinas pendidikan, sedangkan pengawas pada dinas pendidikan tidak ada yang mengawas pada kemenag Kota Bandar Lampung. Selain hal tersebut dari segi kuantitas dan kualitas masih kurang, hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut jumlah seluruh pengawas kementerian agama Kota Bandar Lampung sebanyak 30 orang, sementara jumlah madrasah dan sekolah baik negeri maupun swasta berjumlah 516 yaitu, MIN berjumlah 12, MTsN berjumlah 2, MAN berjumlah 2, MIS berjumlah 47, MTsS berjumlah 27, MAS berjumlah 14 dan SDN berjumlah 201, SMPN berjumlah 34, SMAN berjumlah 17 SDS berjumlah 43 SMPS berjumlah 80 SMAS berjumlah 37 (Kepala Seksi Pendidikan Madrasah 2013).

5 1.2 Fokus Penelitian Pengawas madrasah saat ini masih banyak kekurangannya antara lain dalam hal kinerja, organisasi, rekrutmen, sumber daya manusia, kualifikasi pendidikan, dan kompetensi yang dimiliki belum optimal. Pengawas madrasah juga masih ada yang menganggap sebagai tenaga dalam memperpanjang masa pensiun, artinya tidak mengutamakan prestasi kinerja. Kompetensi pengawas madrasah yang dimaksud yaitu kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, pelatihan dan pengembangan, dan sosial. Atas dasar fokus penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Profil Kinerja Pengawas Madrasah (studi kasus di Kementerian Agama Kota Bandarlampung) 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan fokus penelitian, maka pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut; 1.3.1 Bagaimanakah Rekrutmen Pengawas Madrasah? 1.3.2 Bagaimanakah Organisasi Pengawas Madrasah? 1.3.3 Bagaimanakah Kompetensi Pengawas Madrasah yang meliputi: kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, pelatihan dan pengembangan, dan sosial. 1.3.4 Bagaimanakah Kinerja Pengawas Madrasah? 1.3.5 Bagaimanakah SDM Pengawas Madrasah?

6 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis; 1.4.1 Rekrutmen pengawas madrasah 1.4.2 Organisasi pengawas madrasah 1.4.3 Kompetensi pengawas madrasah yang meliputi: kepribadian, supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, pelatihan dan pengembangan, dan sosial. 1.4.4 Kinerja pengawas madrasah 1.4.5 SDM Pengawas Madrasah 1.5 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dari aspek teoritis aspek operasional yaitu : 1.5.1 Aspek Teoritis 1.5.1.1 Bahan kajian dalam pengembangan Ilmu Manajemen Pendidikan khususnya mengenai supervisi pendidikan yang harus dilakukan guna meningkatkan kinerja pengawas madrasah 1.5.1.2 Menambah khasanah teori-teori yang berkaitan dengan peningkatan kinerja pengawas. 1.5.2 Aspek Operasional atau Praktis 1.5.2.1 Memberi informasi bagi instansi Kementerian Agama mengenai kondisi yang ada di kelompok kerja pengawas madrasah sebagai bahan pertimbangan mengambil suatu kebijakan dalam usaha

7 untuk meningkatkan kinerja pengawas madrasah, khususnya di Kota Bandar Lampung 1.5.2.2 Memberi informasi bagi pengawas madrasah dalam menentukan upaya-upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan kinerjanya, khusus bagi pengawas madrasah di lingkungan Kementerian Agama Kota Bandar Lampung 1.6 Definisi Istilah Menghindari interpretasi yang berbeda pada setiap istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini, maka berikut dijelaskan maksud atau batasan dari istilah sebagai berikut: 1.6.1 Profil kinerja pengawas madrasah adalah deskripsi kemampuan kerja yang dimiliki pengawas madrasah di lingkungan Kementerian Agama dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk mendukung tujuan yang telah ditetapkan instansi/organisasi 1.6.2 Pengawas madrasah adalah Guru Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Agama yang diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan akademik dan manajerial di madrasah. 1.6.3 Rekrutmen Pengawas adalah proses mencari, menemukan, mengajak dan menetapkan sejumlah orang dari dalam atau dari luar organisasi sebagai calon pengawas dengan karakteristik tertentu seperti yang telah ditetapkan dalam perencanaan sumber daya manusia.

8 1.6.4 Madrasah adalah satuan pendidikan formal/umum di lingkungan Kementerian Agama bercirikan Agama Islam terdiri dari Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). 1.6.5 Organisasi Pengawas Madrasah adalah wadah kedinasan yang bersifat kemitraan dan profesi yang didirikan oleh dan untuk pengawas pendidikan agama sejenis, sesuai dengan jenjang satuan pendidikan pada madrasah/sekolah yaitu pengawas RA/TK, MI, SD, PLB, pengawas MTS/SMP/PLB dan pengawas MA/SMA/SMK/PLB. 1.6.6 Kompetensi Kepribadian Pengawas adalah kemampuan pengawas sekolah dalam menampilkan dirinya atau performance diri sebagai pribadi yang bertanggungjawab, kreatif, selalu belajar dan memiliki motivasi kerja. 1.6.7 Kompetensi Supervisi Manajerial adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan manajerial yakni menilai dan membina kepala sekolah dan tenaga kependidikan lain yang ada di sekolah dalam mempertinggi kualitas pengelolaan dan administrasi sekolah. 1.6.8 Kompetensi Supervisi Akademik adalah kemampuan pengawas sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan membina guru dalam rangka mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa. 1.6.9 Kompetensi Evaluasi Pendidikan adalah kemampuan pengawas sekolah dalam kegiatan mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data dan informasi untuk menentukan tingkat keberhasilan pendidikan.

9 1.6.10 Kompetensi Penelitian Pengembangan adalah kemampuan pengawas sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian pendidikan/ pengawasan serta menggunakan hasil-hasilnya untuk kepentingan peningkatan mutu pendidikan. 1.6.11 Kompetensi Sosial adalah kemampuan pengawas sekolah dalam membina hubungan dengan berbagai pihak serta aktif dalam kegiatan organisasi profesi pengawas. 1.6.12 Sumber Daya Manusia (SDM) Pengawas Madrasah adalah Kemampuan atau kompetensi terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki pengawas madrasah.