BAB I PENDAHULUAN. memberi dampak positif dalam aspek kehidupan manusia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penddikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN. potensi tersebut bisa dimulai dengan menumbuhkan ketrampilan dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Sedikit sekali siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi belakangan ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK DI KELAS VI SD NEGERI WOTAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai pemerdayaan, merupakan proses kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. fisik melalui mata pelajaran pendidikan jasmani. Hal tersebut bisa dipahami karena mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai salah satu komponen pendidikan yang wajib diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. THN 2008) sistem keolahragan nasional. Pengembangan motorik dan. jasmani sekolah, dimana pendidikan jasmani merupakan media untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan karakter tersebut adalah melalui Pendidikan, Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah a. c. d. e.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sampai kapanpun dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat di puaskan satu persatu, karena memiliki standard masing masing.

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan terutama di negera - negara

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

I. PENDAHULUAN. isi, dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN. dasar, teknik dan strategi pemain olahraga, internalisasi nilai nilai (sportifitas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi perkembangan pendidikan,terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jasmani dan rohani pelakunya. Melalui pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidkan dalam arti luas berarti susatu proses untuk mengembangkan

MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM. Yudha Ranto Hari Bowo * Abstract

BAB I PENDAHULUAN. masalah smpai masalah tersebut dapat di pecahkan dengan baik. Untuk dapat. bermutu tinggi dan mampu berkompetensi secara global.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan peranan penting dalam proses peningkatan

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah pendidikan formal mempunyai tugas untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam semboyan pendidikan dikatakan bahwa Hidup adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lembaga formal dalam sistem pendidikan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

SKRIPSI. Disusun Oleh : RENI MAELANA NPM:

BAB I PENDAHULUAN. pantas, benar dan indah untuk kehidupan. Dengan demikian pendidikan

MODIFIKASI PIRING PLASTIK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LEMPAR PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 1 BONGKANG MITA ERLIANA

SANDY EKO CAHYONO NPM.

BAB 1 PENDAHULUAN. berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana, pembekalan

BAB I PENDAHULUAN. ada merupakan bagian dari pendidikan yang tidak dapat dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan psikis yanglebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia pendidikan di Indonesia, bukan mustahil pendidikan di Indonesia akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Gerak-gerak dasar yang terkandung didalam atletik sudah dilakukan sejak adanya peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani yang sehat, sehingga mampu melaksanakan tugas untuk. kepentingan sendiri maupun bagi kepentingan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar melalui proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama di negara negara

Zen Fadli Ardiansyah Harahap Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menyenangkan. Sasaran pembelajaran ditunjukan bukan hanya mengembangkan keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu gerakan senam lantai yang diajarkan pada tingkat sekolah

BAB I PENDAHULUAN. mengintensifkan peyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan

ARTIKEL KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR BERGULING SENAM LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik,

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Melalui pendidikan jasmani dikembangkan beberapa aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman yang melalui proses komunikasi, dalam komunikasi harus ada timbal

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. merumuskan tujuan pendidikan itu berisikan pengembangan aspek pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PenjasOrkes) sebagai bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong. perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mendorong, mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmani

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Pendidikan sangat penting artinya bahwa tanpa pendidikan manusia akan sulit untuk maju dan berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan demikian pendidikan harus benar-benar diarahkan agar dapat menghasilkan manusia yang berkualitas serta mampu bersaing karena memiliki akal pikiran serta budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Selain itu, pendidikan juga merupakan suatu cara untuk meningkatkan kualitas SDM baik fisik, mental maupun spiritual. Oleh sebab itu melalui pendidikan diharapkan sumber daya manusia menjadi lebih baik, karena tuntutan zaman yang bersifat dinamis. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan terutama di negara-negara yang sudah maju. Tolak ukur kemajuan bangsa biasanya diukur dari tingkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dicapai oleh bangsa tersebut. Dan IPTEK dewasa ini telah memberi dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. Dalam menghadapi tantangan IPTEK bangsa Indonesia perlu memiliki warga negara yang bermutu dan berkualitas tinggi. Karena kualitas seseorang akan terlihat jelas dalam bentuk kemampuan dan kepribadiannya pada saat orang tersebut berhadapan dengan tantangan atau harus mengatasi suatu masalah sampai masalah tersebut dapat dipecahkan dengan baik. Oleh sebab itu pendidikan memegang 1

2 peranan penting dalam usaha meningkatkan sumber daya manusia mulai saat ini sampai masa yang akan datang. Pendidikan juga merupakan suatu kegiatan yang telah ada sejak adanya manusia, dalam arti bahwa sejak adanya manusia telah ada pula usaha-usaha pendidikan dalam rangka memberikan pendidikan secara mandiri di masyarakat luas. Namun bentuk, tujuan serta proses pendidikan dari periode ke periode selalu berbeda, tapi jelas mengarah kepada peningkatan kualitas proses belajar mengajar. Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah, menuntut guru dan siswa untuk bersikap aktif, kreatif, inovatif dan kompetitif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Maka setiap siswa harus dapat memanfaatkan ilmu yang diperolehnya dari setiap pelajaran dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Peran guru adalah sebagai fasilisator dalam setiap kegiatan pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa dan bukan sumber utama pembelajaran. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan sikap aktif, kreatif, inovatif dan kompetitif dari siswa sebenarnya tidaklah mudah. Karena kenyataannya guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling utama dan yang paling benar, dan memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan menjadikan siswa malas untuk belajar. Sikap anak didik yang pasif ternyata tidak hanya terjadi pada mata pelajaran tertentu saja tetapi pada hampir semua mata pelajaran termasuk penjas. Sebenarnya banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar penjas siswa. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran melalui bantuan media. Briggs (dalam Sadiman, dkk 2010 : 6) menyatakan bahwa: media adalah

3 segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran penjas dapat diukur dari keberhasilan siswa yang megikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar semakin tinggi tingkat pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. Sarana prasarana merupakan salah satu bagian yang penting dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain, lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajarannya. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan guru olahraga terhadap kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani disekolah SMP Negeri 4 Balige pada tanggal 19 desember 2016, diketahui bahwa media cakram hanya tersedia 2 buah, 1 untuk putri dan 1 untuk putra. Sementara jumlah siswa kelas VII A yang diobservasi di SMP Negeri 4 Balige berjumlah 32 orang per kelas, putra berjumlah 22 orang dan putri berjumlah 10 orang dikelas tersebut. sementara ada 7 kelas di kelas VII tersebut jadi keseluruhan siswa berjumlah 224 orang. jadi perbandingan antara jumlah cakram dan jumlah siswa adalah 1 : 16 putra/ putri. Jelas dari gambaran tersebut bahwa proses pembelajaran Lempar Cakram menjadi tidak efektif, dan akibatnya bahwa target kurikulum menjadi rendah.

4 Situasi dan kondisi ini sudah berjalan cukup lama dan sekolah sampai detik ini belum bisa memenuhi sarana cakram tersebut sampai batas yang cukup memadai atau kondisi ideal, misalnya dengan perbandingan 1 : 2 (1 cakram untuk 2 orang). Hal ini bisa dimengerti, karena sekolah mempunyai kebutuhan yang sangat banyak dan hampir semuanya mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi untuk di penuhi oleh sekolah. Sehingga menuntut sekolah untuk menyediakan cakram sesuai dengan kondisi ideal, merupakan suatu yang tidak realistis dan lebih jauhnya bisa menimbulkan gejolak dan iklim yang tidak kondusif di sekolah. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 5 februari 2016 dalam proses pembelajaran lempar cakram gaya menyamping yang dilakukan oleh guru olahraga Bapak Pangondian L.Toruan terlihat bahwa siswa mengalami kesulitan saat mempraktekkan materi lempar cakram khususnya pada saat sikap pelaksanaan dan sikap akhir. Alat cakram yang ada disekolah tersebut juga masih terbatas. Hanya ada 2 buah alat lempar cakram 1 untuk putra dan 1 untuk putri. Keterbatasan alat menyebabkan kesempatan siswa untuk mengulangi hanya satu kali sehingga siswa menjadi kurang semangat dan cepat bosan dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dilapangan. Guru juga kurang memberikan motivasi kepada siswa tentang materi lempar cakram, sehingga siswa kurang termotivasi untuk melakukan lempar cakram dengan baik. Dari hasil tes awal yang dilakukan oleh peneliti didapat siswa yang memperoleh nilai di atas nilai KKM 70 sejumlah 5 orang siswa, siswa yang nilainya di bawah KKM sebanyak 27 siswa. Sehingga hanya 15,62% yang di atas KKM sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah KKM sebanyak 84,38%. Sedangkan siswa dalam satu kelas dikatakan tuntas jika mencapai 85% dari jumlah klasikal.

5 Dari data tersebut menjadi bukti kongkrit bahwa hasil pembelajaran lempar cakram gaya menyamping siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Balige belum mencapai presentase ketuntasan belajar yang diharapkan. Menurut peneliti, melihat kondisi tersebut perlu adanya solusi yang tepat dalam menyikapi masalah proses pembelajaran pendidikan jasmani, terutama pada materi lempar cakram. Dalam hal ini, salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan memodifikasi cakram yang digunakan dengan piring plastik yang diisi pasir. Dari segi bentuk, jelas ada kemiripan dengan bentuk cakram. Dari segi ketersediaan dan harga, piring plastik sangat mudah diperoleh dipasar tradisional dengan harga murah. Melalui modifikasi lempar cakram ini diharapkan proses pembelajaran lempar cakram dapat berjalan dengan lancar dan menarik minat siswa. Penggunaan cakram yang dimodifikasi ini akan dapat membantu siswa dalam memahami keterampilan gerak dasar lempar cakram sehingga para siswa dapat melakukan lemparan cakram dengan baik dan benar. Dari permasalahan tersebut maka penulis menentukan judul Penelitian Tindakan Kelas ini Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Cakram Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Balige Tahun Ajaran 2016/2017. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapatlah dibuat suatu gambaran tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitan ini, masalah yang dapat diteliti dan diidentifikasi adalah :

6 1. Kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran lempar cakram, 2. Siswa mengalami kesulitan saat mempraktekkan materi lempar cakram khususnya pada saat sikap pelaksanaan dan sikap akhir. 3. Kurangnya guru memberikan motivasi kepada siswa, 4. Rendahnya hasil belajar siswa terutama dalam pembelajaran lempar cakram di kelas VII A di SMP Negeri 4 Balige Tahun Ajaran 2016/2017 C. Pembatasan Masalah Mengingat ruang lingkup masalah serta keterbatasan waktu, dana dan kemampuan penulis, maka penulis membatasi penelitian, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lempar Cakram Melalui Modifikasi Alat Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Balige Tahun Ajaran 2016/2017 D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : - Apakah melalui modifikasi alat dapat meningkatkan hasil belajar lempar cakram pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Balige Tahun Ajaran 2016/2017? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar lempar cakram dengan menggunakan media modifikasi alat pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Balige Tahun Ajaran 2016/2017.

7 F. Manfaat Penelitian a. Bagi siswa Siswa lebih berpartisipatif dalam proses pembelajaran Lempar Cakram b. Bagi peneliti Selain menambah pengalaman dalam penggunaan media belajar yang di modifikasi juga membuat pengajaran Lempar Cakram menjadi lebih efektif c. Bagi Guru Penjas Supaya menambahkan media modifikasi piring plastik dalam pembelajaran Lempar Cakram apabila Cakram tidak tersedia dalam jumlah yang memadai, dan bisa menjadi inspirasi pengetahuan untuk menemukan media modifikasi yang lainya dalam cabang penjas lainnya. d. Bagi sekolah Adanya peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran yang berakibat terhadap peningkatan kualitas siswa dan guru, sehingga pada akhirnya akan mampu meningkatkan kualitas sekolah secara keseluruhan.