GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 82 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PEDOMAN UMUM PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2010

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 33 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR : 32 TAHUN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI KABUPATEN KUDUS

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 4.2 TAHUN 2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 20/PMK.07/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 222/PMK.07/2017 TENTANG PENGGUNAAN, PEMANTAUAN, DAN EVALUASI DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI GUBERNUR JAMBI,

84/PMK.07/2008 PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DAN SANKSI ATAS PENYALAHGUNAAN ALOKAS

MENTER!KEUANGAN REPUBUK!NDONESJA SALIN AN

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU KOTA TEGAL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU (DBHCHT) DI KABUPATEN PAMEKASAN. MELIANA FITRIYAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 16 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

RENCANA PROGRAM/KEGIATAN DINAS KOPERASI USAHA KECIL MENENGAH PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN ,949,470,000

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188 / 263 / KPTS / 013 / 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 96 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI KABUPATEN KUDUS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG PEMBIAYAAN, PEMBINAAN, DAN PENGAWASAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

REALISASI ANGGARAN DBHCHT TAHUN 2013 KABUPATEN/KOTA : KENDAL POSISI S/D BULAN : 9 Januari 2014 ANGGARAN ANGGARAN JUMLAH

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/129/KPTS/013/2006 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN BUPATI MADIUN,

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 74 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF TERTENTU DI JAWA TIMUR

Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Dalam Bidang Kesehatan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/131/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERTEMBAKAUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DINAMIKA PENGELOLAAN DANA TRANSFER DAN PINJAMAN DAERAH

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 93 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, DAN PARIWISATA

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN DAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 188/MENKES/PB/I/2011 NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188 / 232 / KPTS / 013 / 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Pera

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 53 TAHUN 2014 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. MESIN. Pelinting. Sigaret. Pengawasan. Penggunaan.

1 of 8 7/31/17, 9:02 AM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DAN PENGGUNAAN DANA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 83 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 49 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka kelancaran penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau di Jawa Timur, sesuai hasil Monitoring dan Evaluasi Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau Tahun 2010 Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, maka perlu menyempurnakan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai hasil Tembakau di Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2010 dengan menetapkan kembali Peraturan dimaksud dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3613) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4755) ; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286) ; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844) ; 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063) ; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 1

5. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5072) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 ; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.07/2008 tentang Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 20/PMK.07/2009 ; 10.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2007 Nomor 1, Seri E) ; 11.Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2009 tentang Perseroan Terbatas Penjaminan Kredit Daerah Provinsi Jawa Timur (Lembaran Daerah Tahun 2009 Nomor 3, Seri E) ; 12.Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 66 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bergulir Provinsi Jawa Timur ; 13.Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 17 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Belanja Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, Belanja Tidak Terduga dan Pengeluaran Pembiayaan Provinsi Jawa Timur ; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI JAWA TIMUR. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 2

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur. 2. Gubernur adalah Gubernur Jawa Timur. 3. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur. 4. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Jawa Timur. 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa Timur. 6. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Jawa Timur. 7. Penyakit akibat dampak hasil tembakau dan atau asap rokok adalah semua penyakit yang secara langsung disebabkan dan atau meningkat resikonya oleh paparan hasil tembakau dan atau asap rokok secara aktif maupun pasif. Pasal 2 Dengan Peraturan ini, ditetapkan Pedoman Umum Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau di Jawa Timur. BAB II PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU Pasal 3 (1) Dana bagi hasil cukai hasil tembakau dialokasikan dalam Undang-undang mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan perubahannya. (2) Alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan. Pasal 4 (1) Dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, digunakan untuk mendanai kegiatan : a. peningkatan kualitas bahan baku; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 3

b. pembinaan industri; c. pembinaan Iingkungan sosial; d. sosialisasi ketentuan di bidang cukai; dan/atau e. pemberantasan barang kena cukai ilegal. (2) Gubernur/Bupati/Walikota bertanggungjawab untuk menggerakkan, mendorong dan melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan prioritas dan karakteristik daerah masing-masing. Pasal 5 Peningkatan kualitas bahan baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a digunakan untuk peningkatan kualitas bahan baku industri hasil tembakau yang meliputi : a. Standarisasi kualitas bahan baku; b. Mendorong pembudidayaan bahan baku dengan kadar nikotin rendah; c. Pengembangan sarana laboratorium uji dan Pengembangan metode pengujian; d. Penanganan panen dan pasca panen bahan baku; dan/atau e. Penguatan kelembagaan kelompok tani dan pedagang bahan baku untuk industri dan hasil tembakau. Pasal 6 (1) Standarisasi kualitas bahan baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a, meliputi : a. Mendorong hasil budidaya komoditas tembakau sesuai Standar Nasional lndonesia (SNI); dan b. Meningkatkan hasil produksi tembakau sesuai permintaan pasar/konsumen. (2) Pembudidayaan bahan baku dengan kadar nikotin rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b, meliputi : a. Pembinaan, penyediaan dan pengawasan benih unggul bermutu; b. Percontohan Intensifikasi tembakau; c. Revitalisasi Tembakau ekspor; d. Pengendalian hama dan penyakit tembakau secara terpadu dan ramah Iingkungan; e. Bimbingan teknologi budi daya tembakau; f. Pembinaan usaha tani tembakau; dan Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 4

g. Pengembangan diversifikasi usaha tani tembakau dengan tanaman kopi dan atau cengkeh. (3) Pengembangan sarana laboratorium uji dan Pengembangan metode pengujian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c, meliputi: a. Pembangunan sarana laboratorium uji komoditas tembakau; dan b. Peningkatan kompetensi sumber daya manusia UJI laboratorium. (4) Penanganan panen dan pasca panen bahan baku sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d, meliputi : a. Pengembangan teknologi panen dan pasca panen; dan b. Pengembangan sarana dan prasarana usaha komoditi tembakau. (5) Penguatan kelembagaan kelompok tani dan pedagang bahan baku untuk industri dan hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e, meliputi : a. Pembinaan dan penguatan kelembagaan kelompok tani/ gabungan kelompok tani/ koperasil asosiasi petani tembakau; b. Fasilitasi kemitraan usaha tani tembakau; c. Perencanaan areal Pengembangan sarana dan prasarana usaha komoditi tembakau; dan d. Perkuatan permodalan melalui skema pembiayaan, hibah, bantuan sosial, modal kerja. Pasal 7 Pembinaan industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b digunakan untuk pembinaan industri hasil tembakau, meliputi : a. Registrasi mesin pelinting sigaret (rokok) tembakau; b. Penerapan Ketentuan terkait hak atas kekayaan intelektual (HAKI); c. Pembentukan Kawasan Industri Hasil Tembakau; d. Pemetaan Industri hasil tembakau; e. Kemitraan antara Usaha Kecil Menengah (UKM) hasil tembakau dan koperasi dengan industri besar hasil tembakau; f. Penguatan kelembagaan asosiasi industri hasil tembakau / rokok; g. Peningkatan dan Pengembangan proses industri hasil tembakau dengan kadar tar dan nikotin rendah; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 5

h. Penerapan Good Manufacture Practices (GMP) dalam rangka peningkatan kualitas produk hasil tembakau; i. Penerapan Social Responsibility Tobacco Programme (SRTP) dan Social Responsibility Programme (SRP); j. Pembinaan legalitas industri hasil tembakau / rokok; k. Pembinaan dan fasilitasi dalam rangka penguatan pedagang dan industri hasil tembakau / rokok; l. Peningkatan sistem jaminan mutu tembakau dan rokok; m. Peningkatan kompetensi laboratorium uji; n. Peningkatan Kualitas, Kompetensi dan Manajerial SOM aparat, pelaku usaha dan masyarakat dilingkungan industri rokok; o. Peningkatan dan Pengembangan pasar dalam negeri/ luar negeri Industri hasil tembakau; p. Pengembangan dan Penerapan standardisasi mutu tembakau; q. Peningkatan pengawasan bararig beredar dan perlindungan konsumen; dan Pasal 8 (1) Registrasi mesin pelinting sigaret (rokok) tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, meliputi : a. Pendataan, verifikasi, kodifikasi dan sertifikasi mesin pelinting sigaret (rokok); dan b. Peningkatan pengawasan penggunaan mesin pelinting sigaret (rokok ) dalam rangka monitoring dan evaluasi. (2) Penerapan Ketentuan terkait hak atas kekayaan intelektual (HAKI) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, meliputi : a. Fasilitasi perlindungan atas label dan merek dagang; b. Fasilitasi perlindungan HAKI terhadap merk rokok pada industri hasil tembakau; dan c. Fasilitasi perlindungan hak paten atas komoditas tembakau. (3) Pemetaan Industri hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d, meliputi : a. Pendataan industri hasil tembakau (rokok); dan b. Pembangunan sistem dan data base industri hasil tembakau. (4) Penerapan Good Manufacture Practices (GMP) dalam rangka peningkatan kualitas produk hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf h, meliputi : a. Fasilitasi, bimbingan dan penerapan dokumen sistem mutu Good Manufacture Practices (GMP); dan b. Peningkatan kualitas teknis produksi hasil tembakau. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 6

(5) Penerapan Social Responsibility Tobacco Programme (SRTP) dan Social Responsibility Programme (SRP) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf i, meliputi : a. Penyusunan dokumen sistem Social Responsibility Tobacco Programme (SRTP) dan Social Responsibility Programme (SRP); b. Sosialisasi dokumen sistem Social Responsibility Tobacco Programme (SRTP) dan Social Responsibility Programme (SRP); dan c. Pelatihan sistem Social Responsibility Tobacco Programme (SRTP) dan Social Responsibility Programme (SRP). (6) Pembinaan legalitas industri hasil tembakau/ rokok, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf j, meliputi : a. Fasilitasi bimbingan dan sosialisasi legalitas usaha industri hasil rokok; dan b. Pelatihan pencegahan produksi dan peredaran rokok ilegal. (7) Pembinaan dan fasilitasi dalam rangka penguatan pedagang dan industri hasil tembakau/ rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf k, meliputi kegiatan : a. Bimbingan teknis manajemen industri hasil tembakau/ rokok ; b. Pembinaan kemampuan keterampilan karyawan industri hasil tembakau/ rokok; dan c. Penumbuhan wirausaha baru di bidang industri dilingkungan industri rokok dalam rangka alih profesi. (8) Peningkatan sistem jaminan mutu tembakau dan rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf I, meliputi kegiatan fasilitasi, pelatihan, bimbingan, penerapan dan sertifikasi sistem manajemen mutu serta audit internal sistem manajemen mutu. (9) Peningkatan kompetensi laboratorium uji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf m, meliputi : a. Pengadaan sarana dan prasarana laboratorium uji; b. Meningkatkan kompetensi SDM pengambil contoh dan penguji rokok; dan c. Membangun dan memperluas jejaring antar laboratorium baik di dalam negeri maupun di luar negeri. (10)Peningkatan Kualitas, Kompetensi dan Manajerial SDM aparat, pelaku usaha dan masyarakat dilingkungan industri rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf n, meliputi : a. Peningkatan kualitas SDM di bidang fumigasi, pengujian dan inspeksi tembakau; b. Peningkatan kualitas SDM aparatlpembina, pelaku usaha tembakau dan industri hasil tembakau; dan Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 7

c. Peningkatan keterampilan masyarakat dibidang industri di lingkungan industri hasil tembakau. (11)Peningkatan dan Pengembangan pasar dalam negeri / luar negeri Industri hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf 0, meliputi : a. Peningkatan dan pengembangan ekspor hasil produk tembakau; b. Partisipasi pameran tembakau di dalam negeri dan luar negefi; c. Peningkatan promosi produk yang dihasilkan oleh masyarakat tembakau dari hasil usaha industri alih profesi; d. Peningkatan bina pasar dan distribusi hasil usaha bagi masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau; dan e. Peningkatan pemasaran melalui pasar lelang produksi hasil tembakau. (12)Pengembangan dan Penerapan standardisasi mutu tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf p, meliputi : a. Penyusunan rancangan Standar Nasional Indonesia (SNI) tembakau; b. Sosialisasi SNI tembakau; c. Pelatihan SNI tembakau; d. Fasilitasi, bimbingan, penerapan dan sertifikasi SNI tembakau; e. Pertemuan teknis dan konvensi standardisasi contoh tembakau; dan f. Workshop tembakau. (13)Peningkatan pengawasan barang beredar dan perlindungan konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf q, meliputi: a. Sosialisasi kemetrologian dalam rangka penggunaan timbangan yang benar bagi masyarakat tembakau; dan b. Peningkatan pengawasan barang beredar dan perlindungan konsumen. Pasal 9 Pembinaan Iingkungan sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c digunakan untuk meminimalkan dampak negatif kegiatan industri hasil tembakau dari hulu hingga hilir, meliputi : a. Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau dan/ atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau; b. Penerapan manajemen Iimbah Industri hasil tembakau yang mengacu kepada Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL); Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 8

c. Penetapan kawasan tanpa asap rokok dan pengadaan tempat khusus untuk merokok di tempat umum; dan d. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok. Pasal 10 Pembinaan kemampuan dan keterampilan kerja masyarakat di Iingkungan industri hasil tembakau dan / atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, meliputi : a. Pembinaan masyarakat, tenaga kerja dan/atau keluarganya melalui prioritas program yang diarahkan untuk mengurangi pengangguran, kemiskinan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengembangan potensi daerah, melalui : 1) Pembinaan kemampuan, keterampilan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat dan/atau keluarga tenaga kerja di Iingkungan industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau untuk perluasan kesempatan kerja di sektor informal dan/atau penempatan kerja di sektor formal. 2) Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja di industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau dalam rangka alih profesi tenaga kerja, meliputi : - Tenaga kerja ter-phk; - Tenaga kerja yang terkena efisiensi pengurangan jam kerja dan/atau dirumahkan; Tenaga Kerja kontrak, borongan dan/atau musiman; dan Tenaga kerja yang tempat usahanya mengalami pailit dan/atau gulung tikar. 3) Penciptaan dan perluasan kesempatan kerja bagi masyarakat, tenaga kerja dan/atau keluarganya di industri hasil tembakau, Iingkungan sekitar industri hasil tembakau, dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau, melalui : - Bantuan penguatan permodalan; dan - Bantuan sarana dan prasarana. 4) Fasilitasi informasi lowongan kerja dan bimbingan karir bagi masyarakat, tenaga kerja dan/atau keluarganya di industri hasil tembakau, lingkungan sekitar industri hasil tembakau, dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau untuk penempatan kerja di sektor formal. Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 9

5) Penguatan sarana dan prasarana lembaga pelatihan atau balai latihan kerja guna mendukung penguatan ekonomi produktif masyarakat dan/atau alih profesi tenaga kerja di industri hasil tembakau, lingkungan sekitar industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau. b. Pembinaan dan penegakan aturan dan norma ketenagakerjaan untuk mengurangi dampak PHK bagi tenaga kerja di daerah industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau. c. Pelayanan dan rehabilitasi sosial Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) melalui peningkatan sarana dan prasarana Panti Sosial di daerah Industri hasil tembakau dan atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau. d. Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Pengembangan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) melalui pemberdayaan, peningkatan kemampuan, keterampilan kerja dan pemberian bantuan sosial di daerah Industri hasil tembakau dan atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau. e. Pemetaan, pembinaan kemampuan, keterampilan dan peningkatan pendapatan masyarakat pada bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan dan perkoperasian di Iingkungan industri hasil tembakau dan / atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau; f. Pelayanan dan rehabilitasi sosial penyandang masalah kesejahteraan sosial melalui peningkatan sarana dan prasarana bimbingan sosial, keterampilan di daerah industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau; g. Pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial (eks klien Panti/ UPT) melalui peningkatan kemampuan dan keterampilan kerja dan pendampingan di daerah industri hasil tembakau dan/atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau. Pasal 11 Penerapan Sistim Manajemen Limbah Industri Hasil Tembakau yang mengacu kepada Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b, meliputi : a. Sosialisasi kebijakan pengelolaan lingkungan hidup bagi kegiatan perkebunan tembakau, industri hasil tembakau dan industri pendukungnya; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 10

b. Pembinaan Sistem Manajemen Lingkungan (SML) kegiatan perkebunan tembakau dan industri hasil tembakau dan pendukungnya serta pelayanan kesehatan paru; c. Pengawasan dan pemantauan kinerja pengelolaan lingkungan pada kegiatan Perkebunan Tembakau dan industri hasil tembakau dan pendukungnya yang mengacu pada pelaksanaan dokumen Iingkungan (AMDAL, UKL/ UPL); d. Pengadaan prasarana pemantauan lingkungan dalam rangka pengawasan kinerja pengelolaan lingkungan bagi kegiatan perkebunan tembakau, industri hasil tembakau dan pendukungnya; e. Fasilitasi pengelolaan lingkungan bagi perkebunan tembakau, industri hasil tembakau dan pendukungnya; f. Peningkatan kapasitas SDM petugas pemantau, pengelola dan penguji kualitas lingkungan bagi aparatur, masyarakat dan kegiatan perkebunan tembakau, industri hasil tembakau dan pendukungnya; g. Penyusunan data base, pemetaan profil dan inventarisasi serta identifikasi potensi pencemar Iingkungan, penyusunan baku mutu air limbah industri rokok, penyusunan dokumen lingkungan, kajian dan pedoman pengendalian pencemaran pada perkebunan tembakau, industri hasil tembakau dan pendukungnya; h. Pengadaan prasarana pengolah limbah (IPAL) pada Rumah Sakit. Pasal 12 Penetapan kawasan tanpa asap rokok dan pengadaan tempat khusus untuk merokok di tempat umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 huruf c, meliputi : a. Penetapan kawasan tanpa rokok; dan b. Penyediaan smooking area dan perlengkapannya. Pasal 13 Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita akibat dampak asap rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, dilaksanakan dengan penyediaan pelayanan kesehatan untuk penyakit akibat dampak hasil tembakau dan atau asap rokok, yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, meliputi upaya sebagai berikut : Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 11

a. Promotif 1) Melakukan penyuluhan; 2) Menyediakan sarana dan media promosi; 3) Iklan layanan masyarakat bidang kesehatan; 4) Pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan edukasi deteksi dini; b. Preventif 1) Pembinaan, pemantauan, koordinasi dan evaluasi upaya terkait penyakit akibat dampak hasil tembakau dan atau asap rokok; 2) Pemeliharaan kesehatan melalui screening dan pendampingan (home care); 3) Kajian ilmiah/penelitian terkait dampak hasil tembakau dan atau asap rokok terhadap kesehatan. c. Kuratif 1) Penyediaan, pengembangan serta pemeliharaan sarana dan prasarana fisik pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; 2) Pengadaan dan pemeliharaan peralatan kesehatan dan kedokteran serta laboratorium; 3) Pengadaan obat-obatan termasuk obat bahan alam asli Indonesia, bahan pakai habis dan bahan kimia termasuk reagen bagi fasilitas pemberi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan; 4) Pembiayaan perijinan alat-alat kedokteran dan kesehatan; 5) Penyediaan, pengembangan serta pemeliharaan sarana dan prasarana penunjang pelayanan kesehatan. d. Rehabilitatif 1) Penyediaan pelayanan kesehatan secara berkala dan berkelanjutan bagi penderita; 2) Memfasilitasi eks penderita untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Pasal 14 (1) Sosialisasi ketentuan di bidang cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d merupakan kegiatan menyampaikan ketentuan di bidang cukai kepada masyarakat yang bertujuan agar masyarakat mengetahui, memahami, dan mematuhi ketentuan di bidang cukai; (2) Sosialisasi ketentuan di bidang cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam periode tertentu dan/ atau secara insidentil; Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 12

(3) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi : a. Penyuluhan; b. Seminar; c. Forum Diskusi atau Dialog Interaktif; d. Penyebaran pamflet, brosur, leaflet, spanduk, stiker, bilboard dan lain-lain; e. Iklan layanan masyarakat. (4) Gubernur/BupatilWalikota bertanggungjawab untuk menggerakkan, mendorong dan melaksanakan kegiatan sosialisasi ketentuan di bidang cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (3). Pasal 15 Pemberantasan barang kena cukai i1egal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf e, dilakukan melalui pengumpulan informasi peredaran hasil tembakau yang dilekati pita cukai palsu, yang tidak dilekati pita cukai/ polos, yang tidak sesuai dengan peruntukannya pada tempat penjual eceran. BAB III RANCANGAN KEGIATAN Pasal 16 (1) SKPD Pengelola Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Provinsi Jawa Timur membuat dan menyampaikan rancangan program kegiatan dan penganggaran dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 kepada Gubernur melalui Sekretariat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau cq. Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur sebelum tahun anggaran berjalan. (2) Bupati/Walikota membuat dan menyampaikan rancanganprogram kegiatan dan penganggaran dana bagi hasil cukai hasil tembakau sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 kepada Gubernur melalui Sekretariat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Kabupaten/Kota dan disampaikan kepada Sekretariat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Provinsi Jawa Timur cq. Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur sebelum tahun anggaran berjalan (3) Gubernur membuat dan menyampaikan rancangan program kegiatan dan penganggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dan konsolidasi rancangan program kegiatan dari Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 13

Menteri Keuangan c.q Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dan Menteri Dalam Negeri c.q Direktur Jenderal Bina Administrasi Keuangan Daerah pada awal tahun. BAB IV PELAPORAN Pasal 17 (1) SKPD Pengelola Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Provinsi Jawa Timur membuat laporan alokasi penggunaan dana atas pelaksanaan kegiatan kepada Gubernur kepada Gubernur melalui Sekretariat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau cq. Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur setiap 6 (enam) bulan sekali. (2) Bupati/Walikota membuat laporan alokasi penggunaan dana atas pelaksanaan kegiatan kepada Gubernur melalui Sekretariat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Kabupaten/Kota dan disampaikan kepada Sekretariat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Provinsi Jawa Timur cq. Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur setiap 6 (enam) bulan sekali. (3) Gubernur membuat laporan alokasi penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau atas pelaksanaan kegiatan dan laporan konsolidasi dari Bupati/Walikota setiap 6 (enam) bulan sekali kepada Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri. Pasal 18 (1) Bupati/Walikota membuat dan mengirimkan laporan hasil pemberantasan barang kena cukai ilegal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, kepada Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai setempat. (2) Gubernur membuat dan mengirimkan laporan hasil pemberantasan barang kena cukai ilegal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15, kepada Kepala Kantor Wilayah atau Kepala Kantor Pelayanan, Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai setempat. Pasal 19 (1) SKPD Pengelola Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Provinsi Jawa Timur dalam menyampaikan laporan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) dengan ketentuan sebagai berikut: Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 14

a. untuk semester pertama paling lambat tanggal 10 Juli ; dan b. untuk semester kedua paling lambat tanggal 10 Desember. (2) Bupati/Walikota dalam menyampaikan laporan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) dengan ketentuan sebagai berikut : a. untuk semester pertama paling lambat tanggal 10 Juli ; dan b. untuk semester kedua paling lambat tanggal 10 Desember. (3) Gubernur dalam menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3) dengan ketentuan sebagai berikut : a. untuk semester pertama paling lambat tanggal 20 Juli ; dan b. untuk semester kedua paling lambat tanggal 20 Desember. (4) Dalam hal tanggal 10 atau tanggal 20 jatuh pada hari libur, batas akhir penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan pada hari kerja sebelumnya. (5) Laporan Pelaksanaan Kegiatan disusun dengan menggunakan format sebagaimana tersebut dalam Lampiran. BAB V MONITORING DAN EVALUASI Pasal 20 (1) Guna mengetahui perkembangan pelaksanaan penggunaan dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau perlu dilakukan monitoring dan evaluasi. (2) Monitoring dan Evaluasi (Monev) dilaksanakan untuk : a. Mengetahui kemajuan dan perkembangan capaian program; b. Menilai kesesuaian pelaksanaan program dengan kebijakan; c. Tujuan dan mekanisme yang telah ditetapkan; dan d. Mendokumentasi berbagai kegiatan sebagai bahan untuk menyusun tindakan perbaikan program. (3) Biro Administrasi Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur selaku Sekretariat Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau melakukan monitoring dan evaluasi Penggunaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau baik di tingkat Provinsi maupun Kabupatenl Kota. Pasal 21 (1) Bagi Kabupaten/Kota yang terbukti tidak mentaati atau dinilai telah melanggar ketentuan atas penggunaan alokasi dana bagi hasil cukai hasil tembakau, dikenakan sanksi berupa Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 15

pengurangan sampai dengan pencabutan alokasi dana untuk tahun anggaran berikutnya. (2) Apabila terjadi pelanggaran hukum oleh pengelola program atau pihak lainnya, akan diselesaikan sesuai prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku. BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 22 Bupati/Walikota dapat membuat Pedoman Teknis Pelaksanaan Penggunaan Dana Bagi hasil Cukai Hasil Tembakau di Kabupaten/Kota dengan mengacu pada Peraturan ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pedoman Umum Penggunaan Dana Bagi hasil Cukai hasil Tembakau di Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2010, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 24 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa Timur. DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR Tgl 31-5 - 2011 No. 37 Th 2011 / D Ditetapkan di Surabaya Pada tanggal 31 Mei 2011 GUBERNUR JAWA TIMUR ttd Dr. H. SOEKARWO Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 16

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 37 TAHUN 2011 TANGGAL : 31 MEI 2011 PEDOMAN UMUM PENGGUNAAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU DI JAWA TIMUR FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN... *) PROVINSI/KABUPATEN/KOTA **):... PERIOOE :... No. PROGRAM/KEGIATAN ANGGARAN REALISASI KEUANGAN PENCAPAIAN KINERJA (%) KETERANGAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA **)... Keterangan : *) diisi dengan kegiatan yang dilaksanakan **) diisi dengan pelaksana kegiatan DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR Tgl 31-5 - 2011 No. 37 Th 2011 / D GUBERNUR JAWA TIMUR ttd Dr. H. SOEKARWO Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 17

Dok. Informasi Hukum - JDIH Biro Hukum Setda Prov Jatim 18