KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 595/MPP/Kep/9/2004 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 07/M-IND/PER/2/2008

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-IND/PER/2/2008

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-IND/PER/6/2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Helm. Roda Dua. Standar. Nasional

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 69/M-IND/PER/7/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. SNI. Sepatu. Pengaman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Pupuk. Pemberlakuan. SNI. Pencabutan.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2009 MENTERI PERINDUSTRIAN. SNI. Baterai Primer.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Baja Lembaran. Standar Nasional. Seng. Pemberlakuan.

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : T E N T A N G PEMBERLAKUAN SECARA WAJIB STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BATERAI PRIMER

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.369, 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Standar Nasional Indonesia. Tangki Air Silinder.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN IVIENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 72jr.l-IND/PER/7/2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri PerindustrianRepublik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 01/M-IND/PER/1/2009 TENTANG

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MCl1tcri Perindllstrian RepubJik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KABEL SECARA WAJIB

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Melderi Perindustrian Republik Indonesia

2015, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No.1781 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pasal1 MEMUTUSKAN: Menetapkan

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20/M- IND/PER/2/2011

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

, No.1780 Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

2014, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Ke

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

, No Undang-undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 N

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2015, No Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 205/Kpts/OT.210/3/2003 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

Mcntel'i Pcrindustrian Rcpublik Indoncshl

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Orga

ALTERNATIF 2 PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 39/M-DAG/PER/10/2010 TENTANG KETENTUAN IMPOR BARANG JADI OLEH PRODUSEN

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2015, No b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perindustrian tentang Peruba

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2001 TENTANG ALAT DAN MESIN BUDIDAYA TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

2 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 09/Kpts/TP.260/1/2003 TENTANG SYARAT DAN TATACARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK

TATA NIAGA IMPOR GULA KASAR (RAW SUGAR) (Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

KEPUTUSAN MENTERI PERUNDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI. NOMOR 546/MPP/Kep/7/2002 TANGGAL 24 JULI 2002 TENTANG PEMBENTUKAN TIM BEA MASUK ANTI DUMPING

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN RI NOMOR 417/MPP/Kep/6/2003 TANGGAL 17 JUNI 2003 TENTANG

, No.1750 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIANREPUBLIK INDONESIA NOMOR: 85/M-IND/PER/11/2008

2015, No DAG/PER/3/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib terhadap Barang da

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 595/MPP/Kep/9/2004 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BAN SECARA WAJIB MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, guna mendorong peningkatan daya saing, persaingan usaha industri ban yang sehat tanpa diskriminasi, perlindungan konsumen dalam segi keamanan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan, serta dalam upaya pencapaian saling pengakuan kegiatan standardisasi dengan negara lain, dipandang perlu untuk memberlakukan Standar Nasional Indonesia secara wajib terhadap ban; b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan; Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3274); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan, Pembinaan Dan Pengembangan Industri (Lembaran Negara Tahun 1986 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3330); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 199, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4020); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 228/M Tahun 2001 tentang Pembentukan Kabinet Gotong Royong; 6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Departemen; 7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi Dan Tugas Eselon I Departemen; 8. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 86/MPP/Kep/3/2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Perindustrian Dan Perdagangan; 9. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 634/MPP/Kep/9/2002 tentang Ketentuan Dan Tata Cara pengawasan Barang Dan Atau Jasa Yang Beredar Di Pasar;

10. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 753/MPP/Kep/11/2002 tentang Standardisasi Dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia; M E M U T U S K A N : Menetapkan KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BAN SECARA WAJIB. Pasal 1 Pemberlakuan secara wajib Standar Nasional Indonesia (SNI) terhadap 5 jenis ban yang selanjutnya disebut ban, meliputi : 1. HS 4011.10.00.00 SNI 06-0098-2002 Ban Mobil Penumpang 2. HS 4011.10.00.00 SNI06-0100-2002 Ban Truk Ringan 3. HS 4011.20.10.00 SNI 06-0099-2002 Ban Truk dan Bus 4. HS 4011.40.00.00 SNI 06-0101-2002 Ban Sepeda Motor 5. HS 4013.10.11.00 SNI 06-6700-2002 Ban Dalam Kendaraan Pasal 2 Bermotor Perusahaan industri yang memproduksi ban wajib : a. Menerapkan SNI ban sebagaimana dimaksud pada Pasal 1; b. Mempunyai Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) ban; c. Mencantumkan tanda SNI ban pada setiap ban dengan cara : 1. Embos (moulding) untuk ban dengan tipe konstruksi bias; 2. Embos atau menempelkan stiker untuk ban dengan tipe konstruksi radial;.. 3. Embos atau cetak permanen untuk ban dalam; atau 4. Menempelkan stiker untuk ban dalam yang terikut pada ban konstruksi radial truk dan bus selama jangka waktu 2 tahun. Pasal 3 Setiap ban yang diperdagangkan yang berasal dari hasil produksi dalam negeri atau impor termasuk ban yang terpasang pada mobil impor harus memenuhi persyaratan SNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1. Pasal 4 (1) Penerbitan SPPT-SNI ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, dilaksanakan melalui: a. Pengujian kesesuaian tipe ban yang paling kritis bagi keselamatan serta terhadap tipe ban yang paling banyak diproduksi;

b. Audit penerapan sistem manajemen mutu SN1 19-9001-2001/1SO 9001-2000; dan c. Pengujian ulang dan audit sistem manajemen mutu secara berkala terhadap produk ban sebagaimana dimaksud pada huruf a. (2) Hasil sertifikasi produk ban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku untuk semua tipe ban dan dilaporkan oleh produsen kepada Sekretaris Jenderal dan ditembuskan kepada Direktur Jenderal Industri Kimia, Agro dan Hasil Hutan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan. (3) Pengujian dan audit sistem manajemen mutu sebagaimanq dimaksud dalam ayat (1) dapat disub-kontrakkan pada laboratorium uji dan lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu di dalam negeri yang terakreditasi KAN atau di negara lain yang memiliki Mutual Recognition Arrangement dengan KAN. Pasal 5 (1) Bagi ban impor yang akan memasuki daerah Pabean Indonesia wajib memiliki SPPT-SNI atau stiker yang dibuktikan dengan Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Uji atau Sertifikat Kesesuaian Mutu (SKM) dari Lembaga Inspeksi. (2) Ban impor yang telah memiliki SPPT-SNI atau stiker wajib didaftarkan oleh importir kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perindustrian dan Perdagangan untuk mendapatkan Surat Pendaftaran Barang (SPB). (3) Ban impor yang tidak dilengkapi dengan SPB dilarang masuk ke daerah Pabean Indonesia dan harus diekspor kembali atau dimusnahkan. Pasal 6 (1) Dalam rangka pemberlakuan SNI ban sebagaimana dimaksud. pada Pasal 1, Direktur Jenderal Industri Kimia Agro dan Hasil Hutan melakukan : a. Penerbitan petunjuk teknis pelaksanaan penerapan dan pengawasan SNI ban; b. Penentuan tipe ban, penerbitan dan tata cara penggunaan stiker SNI ban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c. (2) Pusat Standardisasi dan Akreditasi bersama Badan Standardisasi Nasional melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan sistem penilaian kesesuaian. (3) Pusat Standardisasi dan Akreditasi melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kesiapan Laboratorium Uji dan pelaksanaan pengujian ban. Pasal 7 (1) Pengawasan terhadap ban yang diperdagangkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dilaksanakan melalui inspeksi pasar yang meliputi : a. Pemeriksaan tanda SNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c; dan b. Pemeriksaan kelengkapan dokumen SNI. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan oleh instansi atau lembaga teknis sesuai dengan bidang tugas masing-masing berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan tentang Ketentuan dan Tata Cara Pengawasan Barang yang beredar di Pasar. Pasal 8 (1) Pelaku usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 2 dan atau Pasal 3 dikenai sanksi administratif dan atau sanksi pidana berupa :

a. Pencabutan dokumen SNI; b. Pencabutan izin usaha; c. Pencabutan Angka Pengenal Impor; d. Penarikan barang dari peredaran untuk diekspor kembali atau dimusnahkan; dan atau Pengenaan sanksi pidana sesuai ketentuan Pasal 62 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. (2) Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a,b,c, dan d dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 753/MPP/Kep/11/2002 tentang Standardisasi dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia. Pasal 9 Dengan penetapan Keputusan ini, Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 29/M/SK/2/1995 tentang Pengesahan serta Penerapan Standar Nasional Indonesia dan Penggunaan Tanda SNI Secara Wajib Terhadap 10 (sepuluh) Macam Produk Industri sepanjang yang menyangkut penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI) ban secara wajib dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 10 Keputusan ini mulai berlaku setelah 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 23 September 2004 MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN R.I ttd RINI M SUMARNO SOEWANDI SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: 1. Presiden RI; 2. Menko Bidang Perekonomian R.I; 3. Para Menteri Kabinet Gotong Royong; 4. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Depperindag; 5. Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia; 6. Kepala Badan Standardisasi Nasional; 7. Kepala Pusat Standardisasi dan Akreditasi, Depperindag; 8. Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Depperindag; 9. Kepala Pusat Data dan Informasi, Depperindag; 10. Para Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang Perindustrian dan Perdagangan di Propinsi/Kabupaten/Kota; 11. Para Kepala Balai di lingkungan Depperindag; 12. Pertinggal.

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretariat Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan Kepala Biro Hukum dan Organisasi U.b. Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana Suharto