Pengantar Psikologi BERPIKIR DAN BAHASA. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Psikologi Ingatan. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

PEMBELAJARAN MATEMATIKA di SD

BAB I PENDAHULUAN. matematika. Pendidikan matematika berperan penting bagi setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. teknologinya. Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran problem solving merupakan salah satu model pembelajaran

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia mengindikasikan bahwa matematika sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB II PENDEKATAN PROBLEM SOLVING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI PERSEGI PANJANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. lambang yang formal, sebab matematika bersangkut paut dengan sifat-sifat struktural

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal. Menurut makna. tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa potensi anak harus

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang universal, berada di semua penjuru

KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK

Penggolongan Tahapan Perkembangan Normal Bicara dan Bahasa Pada Anak. Oleh: Ubaii Achmad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan ilmu yang menunjang berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arif Abdul Haqq, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Riva Lesta Ariany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan atau skill yang dapat mendorongnya untuk maju dan terus

2016 PENERAPAN MODEL CONNECTED MATHEMATICS PROJECT (CMP) DENGAN METODE HYPNOTEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN INDUKTIF MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Winda Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai

TUGAS EVALUASI KELOMPOK III

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Endang Kusumaningtyas, S.Pd., M.Pd. SMP Negeri 2 Kota Pasuruan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai berbagai aspek kehidupan masyarakat secara menyeluruh. Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

BAB II MASALAH MATEMATIKA DAN STRATEGI PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat dan mendasar dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika diajarkan tingkat dasar hingga tingkat menengah

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian proses kognisi siswa kelas X dalam mengkonstruksi konjektur.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus sesuai dengan level kognitif siswa. Dalam proses belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. matematika yaitu problem sloving (pemecahan masalah), reasoning and

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa mulai dari sekolah dasar,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban sebagai warga negara yang baik. Pendidikan pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

PSIKOLOGI SOSIAL. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. ditakuti dan tidak disukai siswa. Kecenderungan ini biasanya berawal dari

MOTIVASI & EMOSI. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut arti leksikal Hasil adalah sesuatu yang diadakan. 10 Sedangkan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penting saat ini pada pendidikan matematika adalah hasil

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan Queen and Servant of Science, maksudnya

BAB I PENDAHULUAN. tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI

ANALISIS SILABUS MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya, Kurikulum 1964, Kurikulum 1974, Kurikulum 1984, Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu memecahkan masalah (problem solving), penalaran dan bukti

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

PROFIL BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNCP YANG BERKEMAMPUAN LOGIKA TINGGI DALAM PEMECAHAN MASALAH OPEN ENDED

BAB I PENDAHULUAN. adalah nilai yang melebihi dari KKM. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menghadapi persaingan khususnya dalam bidang IPTEK. Kemajuan IPTEK yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hidayat (2013:111) mengemukakan bahwa kurikulum di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma dunia pendidikan sekarang ini adalah memunculkan kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan. Auliya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membebaskan manusia yang lain itu dari kegelapan ketidaktahuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN STRATEGI KOGNITIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika pada umumnya identik dengan perhitungan

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panji Faisal Muhamad, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

Transkripsi:

Pengantar Psikologi BERPIKIR DAN BAHASA Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

I REVOLUSI KOGNITIF DALAM PSIKOLOGI Psikologi Kognitif adalah sebuah ilmu yang mempelajari prosesproses mental proses membentuk gagasan, menyelesaikan beragam masalah, dan membuat keputusan (King, 2007). Kognisi adalah cara informasi diolah dan dimanipulasi dalam mengingat, berpikir, dan mengetahui. Revolusi kognitif yang terjadi selama lebih dari 50 tahun terakhir menunjukkan minat yang besar untuk mengetahui cara pikiran manusia bekerja untuk memanipulasi dan mengolah informasi. Komputer telah memainkan peran penting dalam revolusi ini, memberi sebuah model tentang bagaimana otak bekerja sebagai sistem pemrosesan informasi. Produk lain dari revolusi kognitif ini adalah kecerdasan buatan (artifisial intelegent), yaitu ilmu menciptakan mesin yang mampu melakukan beragam aktivitas yang memerlukan kecerdasan ketika dilakukan oleh orang.

II BERPIKIR Berpikir melibatkan proses memanipulasi informasi secara mental, seperti membentuk konsep konsep abstrak, menyelesaikan beragam masalah, mengambil keputusan, dan melakukan refleksi kritis atau menghasilkan gagasan kreatif.

II A KONSEP Salah satu aspek mendasar dalam proses berpikir adalah pemahaman tentang konsep. Konsep adalah kategori-kategori mental yang digunakan untuk mengelompokkan objekobjek, kejadian-kejadian, dan beragam sifat. Manusia memiliki kemampuan khusus untuk menciptakan kategori - kategori untuk membantu kita memberi makna terhadap informasi yang ada di dunia kita (Grief dan orthers, 2006;Hartman & Stratton-Salib, 2007)

Konsep sangat penting untuk empat alasan; 1) konsep memungkinkan kita untuk melakukan generalisasi. Bila kita tidak memiliki konsep, setiap objek dan kejadian dalam dunia kita akan menjadi unik dan sesuatu yang baru untuk kita setiap kita berhadapan dengannya. 2) Konsep memungkinkan kita untuk membuat asosiasi pengalaman dan benda-benda yang ada. 3) Konsep membantu ingatan, membuatnya lebih efisien, sehingga kita tidak harus menciptakan kembali pemahaman atau makna ketika kita berhadapan dengan sebuah potongan informasi. 4) Konsep menyediakan petunjuk mengenai bagaimana kita bereaksi terhadap suatu benda atau pengalaman tertentu.

Dua model untuk menjelaskan struktur konsep 1) (classical model), model yang menyatakan bahwa semua anggota konsep memiliki ciri pembeda yang sama. 2) (prototype model), model yang menekankan bahwa ketika orang mengevaluasi apakah sesuatu masuk ke dalam konsep tertentu, mereka membandingkan dengan anggota konsep yang dianggap paling mewakili kategori tersebut dan mencari kesamaan kelompok diantara keduanya

III PEMECAHAN MASALAH Pemecahan masalah (problem solving) adalah sebuah usaha untuk menemukan cara yang tepat untuk mencapai sebuah tujuan ketika tujuan tersebut tidak langsung dapat diraih (Laura king, 2007).

Langkah langkah dalam pemecahan Masalah a) Menemukan dan membatasi masalah, menyadari adanya sebuah masalah adalah langkah pertama untuk munculnya solusi (Mayer, 2000). Menemukan dan membuat batasan permasalahan sering kali melibatkan proses bertanya dalam cara-cara yang kreatif dan melihat apa yang tidak dilihat orang lain.

b) Mengembangkan strategi pemecahan masalah yang baik, sesudah anda menemukan masalah dan medefinisikannya dengan jelas, anda perlu untuk mengembangkan strategi untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sejumlah strategi yang efektif, ada beberapa metode yaitu 1) Membuat tujuan lebih kecil (subgoaling), melibatkan penetapan tujuantujuan jangka menengah atau mendefinisikan masalah-masalah jangka menengah yang memberikan anda situasi yang lebih baik untuk mencapai tujuan atau solusi akhir. 2) Algoritma, strategi strategi yang menjamin sebuah solusi untuk masalah 3) Heuristik, strategi-strategi yang menggunakan jalan pintas atau panduan yang mengarahkan, namun tidak menjamin munculnya sebuah solusi untuk masalah.

c) Evaluasi solusi-solusi, sesudah kita berpikir bahwa kita telah menyelesaikan sebuah masalah,kita tidak akan tahu seberapa efektif solusi yang kita gunakan sampai kita menemukan apakah hal itu bekerja. Akan sangat membantu bila kita memiliki sebuah kriteria keefektifan solusi dalam pikiran kita.

d) Memikirkan kembali dan mendefinisikan kembali masalah dan solusi yang dihasilkan seiring dengan waktu, sebuah langkah akhir yang penting dalam pemecahan masalah adalah untuk memikirkan kembali dan mendefinisikan kembali permasalahan permasalahan secara berkala (Bereiter & Scardamalia, 1993).

IV Penalaran dan Pengambilan Keputusan Penalaran (reasoning), aktivitas mental yang mengubah informasi untuk mencapai kesimpulan tertentu. Menalar terlibat dalam proses pemecah masalah dan pengambil keputusan. Menalar adalah sebuah ketrampilan yang sering dikaitkan dengan berpikir kritis (Decker, Hill, & Dean, 2007;Risen & Gilovich, 2006) Penalaran Induktif, penalaran dari hal yang spesifik ke masalah yang umum, atau dari bawah ke atas. (bottom-up) Penalaran Deduktif, penalaran yang diawali dari halhal umum ke hal-hal yang spesifik (up-bottom)

Pengambilan keputusan adalah mengevaluasi pilihan-pilihan dan membuat keputusan dari pilihan yang ada. Pengambilan keputusan tanpa kesadaran, terdapat bukti bahwa penalaran dan pengambilan keputusan terjadi di luar kesadaran. Maksudnya, terkadang kita dapat berpikir tanpa mengetahui apa yang kita pikirkan ( Dijksterhuis & Nordgren, 2006).

Permasalahan dalam pengambilan keputusan. Bias Konfirmasi adalah kecenderungan kita untuk mencari dan menggunakan informasi yang mendukung gagasan kita dibandingkan dengan informasi yang bertentangan dan menolak gagasan tersebut ( Mckenzie, 2006). Bias melihat kebelakang adalah kecenderungan kita untuk sesudah suatu fakta muncul, melaporkan dengan salah bahwa kita telah meramalkan suatu hasil. Heuristik ketersediaan adalah suatu peramalan tentang kemungkinan sebuah kejadian didasarkan pada kemudahan untuk mengingat kembali atau membayangkan kejadian serupa

V BERPIKIR KRITIS & KREATIF Dua ketrampilan yang meningkatkan pemecahan masalah adalah berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis melibatkan proses berpikir reflektif dan produktif serta mengevaluasi bukti yang ada. Syarat terjadinya berpikir kritis yakni ; kesadaran penuh & keterbukaan pikiran. Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir mengenai sesuatu yang baru dan tidak biasa serta memunculkan solusi yang tidak konvensional. Ada lima tahap menuju kreatif yakni, persiapan, inkubasi, pencerahan, evaluasi, dan elaborasi.

VI BAHASA Bahasa adalah bentuk komunikasi, baik verbal, tertulis, maupun dengan isyarat yang didasarkan pada sistem simbol. Semua bahasa manusia memiliki karakteristik yang sama, termasuk kemungkinan untuk menghasilkan kalimat bermakna yang tidak terbatas dan memiliki aturan tentang struktur.

Bahasa memiliki empat aturan struktur : Fonologi > sistem suara dari bahasa. Morfologi > aturan dalam bahasa tentang pembentukan kata Sintaksis > cara kata-kata dikombinasikan untuk membentuk frasa dan kalimat. Semantik > makna dari kata dan kalimat

Hubungan antara bahasa & kognisi Pikiran dan gagasan dihubungkan dengan katakata. Bahasa tidak sepenuhnya menentukan pikiran, tetapi mempengaruhinya contohnya, bahasa yang berbeda meningkatkan cara berpikir yang berbeda. Aktivitas kognitif juga dapat memengaruhi bahasa. Walau bahasa dan pikiran saling memengaruhi, bukti semakin banyak yang menyatakan bahwa bahasa dan pikiran bukan bagian dari sebuah sistem otomatis yang tunggal, tetapi merupakan bagian berbeda, modular, dan komponen biologis dalam otak.

BAHASA & PENDIDIKAN Sebuah isu kritis dalam pendidikan adalah cara optimal untuk mengajarkan anak-anak untuk membaca. Dua pendekatan mencakup pendekatan bahasa keseluruhan dan fonik. Pendekatan bahasa keseluruhan menekankan bahwa intruksi membaca harus disesuaikan dengan proses belajar alamiah anak. Pendekatan fonik menekankan bahwa proses membaca harus mengajarkan aturan aturan dasar untuk menerjemahkan simbol-simbol tertulis menjadi suara. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dapat memperoleh manfaat dari kedua pendekatan, namun instruksi dalam pendekatan fonik perlu ditekankan.