BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 2B TAHUN 2013 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI DOKTER DAN PARA MEDIS BERDASARKAN KRITERIA TERTENTU

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 2A TAHUN 2013 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI DOKTER DAN PARA MEDIS YANG BERTUGAS DI DAERAH KHUSUS

BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 2C TAHUN 2013

BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 15 TAHUN 2013

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.05/2010 TENTANG PEMBERIAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.05/2010 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 06 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.05/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 110/PMK.05/2010 TENTANG PEMBERIAN DAN TATA CARA PEMBAYARAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 164/PMK.05/2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN RAJA AMPAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 61 TAHUN 2014

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI MAMBERAMO RAYA

BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 9 TAHUN 2012

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBERIAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 6 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ABSTRAKSI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 6 TAHUN 2013

BUPATI TANGGAMUS PERATURAN BUPATI TANGGAMUS NOMOR 07 TAHUN 2009

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI PAPUA BUPATI JAYAPURA

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

PROVINSI PAPUA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAIMANA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN BERDASARKAN BEBAN KERJA KEPADA PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PROVINSI PAPUA BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG KOTA TERPADU MANDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

BUPATI KEEROM PERATURAN DARAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH KABUPATEN KEEROM DISTRIK SKANTO KAMPUNG WULUKUBUN Jl. Poros Arso XIV Arso III telf... kode pos...

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN /2011 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 214 TAHUN 2014

BUPATI BENGKULU UTARA PROVINSI BENGKULU PERATURAN BUPATI BENGKULU UTARA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BAN BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 59 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 20 SERI E

BUPATI BOVEN DIGOEL PROVINSI PAPUA

BUPATI BOVEN DIGOEL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 35 TAHUN 2011

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

2011, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DUMAI

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

BUPATI KEEROM PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEEROM NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM,

WALIKOTA SUKABUMI PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG :

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D)

PERATURAN BUPATI TANGERANG TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DILINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

DRAFT HASIL RAPAT 15 JAN 18

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 145 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI GAYO LUES PROVINSI ACEH

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2012 NOMOR 9 PERATURAN BUPATI KERINCI

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL BUPATI BOVEN DIGOEL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 451 / /2009 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN MAMBERAMO RAYA DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PEMBAYARAN UANG MAKAN

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TELUK BINTUNI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 51 Tahun : 2014

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 33 TAHUN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN WAROPEN

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

WALIKOTA TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

Transkripsi:

BUPATI KEEROM PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR 2B TAHUN 2013 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI DOKTER DAN PARA MEDIS BERDASARKAN KRITERIA TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEEROM, Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan, motivasi kerja dan kesejahteraan bagi dokter dan para medis, maka dipandang perlu memberikan tambahan penghasilan yang layak sesuai dengan kemampuan keuangan daerah yang didasarkan atas kriteria tertentu; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pegawai berdasarkan pertimbangan yang obyektif dengan memperhatikan kemampuan keuangan daerah dan memperoleh persetujuan DPRD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tambahan Penghasilan Dokter dan Paramedis Berdasarkan Kriteria Tertentu; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang Undang Nomor 26 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, Kabupaten Sorong Selatan, Kabupaten Raja Ampat, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Waropen, Kabupaten Keerom, Kabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi, Kabupaten Asmat, Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama di Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik Indoensia Tahun 2002 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4247);

- 2-4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 6. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan Pengelolaan Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat clan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4416), 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 13. Peraturan Daerah Kabupaten Keerom Nomor 14 Tahun 2009 Tentang Susunan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Dinas- Dinas Daerah; 14. Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Keerom Tahun 2010-2015; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN BAGI DOKTER DAN PARAMEDIS YANG BERTUGAS DI DAERAH KHUSUS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Tambahan Penghasilan adalah tambahan penghasilan yang diberikan kepada pegawai yang melaksanakan tugas secara

- 3 - nyata pada Puskesmas, Puskemas Pembantu dan Pos Kesehatan Kampung (Poskeskam) serta Pondok Bersalin (Polindes) yang berada di Distrik Arso dan Skanto. 2. Kabupaten adalah Kabupaten Keerom. 3. Bupati adalah Bupati Keerom 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat, SKPD adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom. 5. Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD, yang selanjutnya disingkat DPA, adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Kepala Dinas Kesehatan selaku Pengguna Anggaran yang disahkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah. 6. Pengguna Anggaran adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom. 7. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD adalah Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom. 8. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada SKPD. 9. Surat Perintah Membayar Uang Persediaan/Ganti Uang Persediaan/Tambah Uang Persediaan, yang selanjutnya disingkat SPM-UP/GU/TU, adalah surat perintah membayar langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa PA 10. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disingkat SP2D, adalah surat perintah yang diterbitkan oleh PPKD selaku Kuasa Bendahara Umum Daerah untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBD berdasarkan SPM. 11. Daftar Perhitungan Pembayaran adalah daftar yang dibuat dan ditanda tangani oleh Bendahara Pengeluaran disetujui oleh kuasa PA/Pengguna Anggaran yang memuat besaran uang Tambahan Penghasilan untuk masing-masing penerima hak dan potongan pajak serta jumlah bersih yang diterima penerima hak. 12. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak, yang selanjutnya disingkat SPTJM, adalah surat pernyataan yang dibuat oleh Kuasa PA/PA yang memuat pernyataan bahwa seluruh pengeluaran untuk pembayaran Tambahan Penghasilan telah dihitung dengan benar dan pernyataan kesanggupan untuk mengembalikan kepada kas daerah apabila terdapat kelebihan pembayaran dan kerugian daerah. 13. Surat Setoran Pajak, yang selanjutnya disingkat SSP, adalah surat yang digunakan wajib pajak untuk melakukan pembayaran atau panyetoran pajak yang terutang ke Kas Negara melalui kantor penerima pembayaran. 14. Tambahan penghasilan berdasarkan kriteria tertentu adalah tambahan pengasilan yang diberikan kepada dokter dan para medis berdasarkan beban kerja, kondisi kerja, dan kelangkaan profesi. BAB II TUJUAN Pasal 2 Pemberian Tambahan Penghasilan bagi pegawai bertujuan untuk : a. meningkatkan kinerja pegawai negeri sipil dan pegawai tidak tetap; b. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat; dan c. meningkatkan kesejahteraan pegawai yang bekerja di bidang pelayanan kesehatan.

- 4 - BAB III KRITERIA PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN Pasal 3 Tambahan pengasilan diberikan berdasarkan beban kerja, kondisi kerja, dan kelangkaan profesi. Pasal 4 (1) Tambahan penghasilan berdasarkan beban kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan kepada PNS dan CPNS yang dibebani pekerjaan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinilai melampaui beban kerja normal. (2) Kriteria tugas-tugas yang dinilai melampaui beban kerja normal adalah: a. mempunyai jabatan atau pekerjaan yang ditetapkan berdasarkan tugas pokok dan fungsi; atau b. pekerjaan yang melebihi jam kerja normal PNS dan CPNS yaitu lebih dari 37,5 jam per minggu; atau c. memiliki volume pekerjaan yang tinggi Pasal 5 Kondisi Kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 meliputi: a. memiliki resiko tinggi; b. terbatas tenaga medis dan dokter; c. Tingkat keaman daerah perbatasan; d. mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan; atau e. rawan kecelakaan yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Pasal 6 Kelangkaan Profesi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 adalah: a. memiliki keterampilan dan keahlian khusus berdasarkan kualifikasi pendidikan yang dimiliki; atau b. keterbatasan tenaga medis dan dokter yang memiliki kompetensi khusus sesuai bidang pekerjaan yang dibutuhkan Pemerintah Daerah. (1) Daftar satuan pelayanan kesehatan sesuai dengan kriteria sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 tercantum dalam Lampiran I Peraturan Bupati ini. BAB IV BESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN Pasal 7 (1) Besaran Tambahan Penghasilan bagi PNS/CPNS dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 dan Pasal 6, diberikan kepada : 1. Dokter Umum/Dokter Gigi. 2. Paramedis meliputi : a. Perawat, Bidan, Nutrisinis, Analis Laboratorium, Tenaga Promosi Kesehatan, Tenaga Farmasi, Tenaga Sanitasi, Tenaga Pendukung Lainnya (Gol III); b. Perawat, Bidan, Nutrisinis, Analis Laboratorium, Tenaga Promosi Kesehatan, Tenaga Farmasi, Tenaga Sanitasi, Tenaga Pendukung Lainnya (Gol II); c. Perawat; d. Bidan; e. Nutrisionis; f. Analis Laboratorium; dan g. Tenaga Promosi Kesehatan. (2) Penetapan satuan pelayanan kesehatan dan besaran Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran II Peraturan Bupati ini.

- 5 - BAB V MEKANISME PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN Pasal 8 (1) Tambahan Penghasilan diberikan kepada masing-masing pegawai berdasarkan penilaian atas : a. keberadaan ditempat bertugas; atau b. kinerja/kualitas pelayanan (2) Perhitungan dan mekanisme penilaian berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas selaku Pengguna Anggaran. BAB VI ALOKASI DANA Pasal 9 Tambahan Penghasilan Pegawai dialokasikan dalam anggaran Dinas Kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII PELAKSANAAN PEMBAYARAN Pasal 10 Tambahan Penghasilan diberikan setelah yang bersangkutan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 11 (1) Tambahan Penghasilan dibayarkan sesuai Surat Keputusan tentang Penetapan Penerima Tambahan Penghasilan. (2) Dalam hal terdapat tunggakan atau kekurangan bayar/rapel atas Tambahan Penghasilan dari tahun lalu, dapat diajukan tagihan dan dilakukan pembayaran sepanjang pagu DPA-SKPD tahun berjalan tersedia. Pasal 12 Tambahan Penghasilan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 dengan tarif sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan bersifat final. Pasal 13 Permintaan pembayaran Tambahan Penghasilan diajukan secara terpisah dari gaji induk. Pasal 14 Pembayaran Tambahan Penghasilan dihentikan apabila yang bersangkutan tidak lagi memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dinyatakan dengan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan. BAB VIII PROSEDUR PENGAJUAN SPP, PENGAJUAN SPM, DAN PENERBITAN SP2D Pasal 15 (1) Bendahara Pengeluaran Pembantu membuat Daftar Perhitungan Pembayaran berdasarkan Surat Keputusan tentang Penetapan Penerima Tambahan Penghasilan sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini dan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran disertai dokumen pendukung dalam 2 (dua) rangkap.

- 6 - (2) Bendahara Pengeluaran menguji kebenaran Daftar Perhitungan Pembayaran dan Surat Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. (3) Bendahara Pengeluaran membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP-LS) Tambahan Penghasilan dengan lampiran dokumen pendukung sebagai berikut: a. Surat Keputusan tentang Penetapan Penerima Tambahan Penghasilan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; b. Daftar Perhitungan Pembayaran Tunjangan; c. SPTJM dari Pengguna Anggaran; dan d. SSP PPh Pasal 21. (4) SPTJM sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c dibuat sesuai format sebagaimana tercantum dalam Lampiran III yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (5) Bendahara Pengeluaran menyampaikan SPP-UP/GU/TU dengan disertai dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada PPK-SKPD. Pasal 16 (1) PPK-SKPD melakukan penelitian dan pengujian atas kebenaran material dan formal SPP-UP/GU/TU dan dokumen pendukungnya. (2) Penelitian dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), antara lain meliputi: a. kesesuaian antara Daftar Perhitungan Pembayaran dengan Surat Keputusan tentang Penetapan Penerima Tambahan Penghasilan; b. ketersediaan pagu anggaran berkenaan dalam DPA-SKPD; c. meneliti kebenaran perhitungan potongan PPh Pasal 21; dan d. meneliti kebenaran perhitungan potongan berdasarkan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. (3) Setelah melakukan penelitian dan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PPK-SKPD membuat SSP PPh Pasal 21 dan SPM-LS; (4) PPK-SKPD menyampaikan SPM-UP/GU/TU dengan disertai dokumen pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Pengguna Anggaran. Pasal 17 Pengguna Anggaran mengajukan SPM-UP/GU/TU Tambahan Penghasilan kepada Bendahara Umum Daerah dengan dilampiri : a. Daftar Perhitungan Pembayaran Tambahan Penghasilan; b. SPTJM dari Pengguna Anggaran; c. SSP PPh Pasal 21; dan d. ADK SPM dan ADK rekening penerima tunjangan. Pasal 18 Bendahara Umum Daerah menerbitkan SP2D dilaksanakan setelah diterimanya SPM-UP/GU/TU Tambahan Penghasilan beserta dokumen pendukung dalam keadaan lengkap. BAB IX PEMOTONGAN TAMBAHAN PENGHASILAN Pasal 19 (1) Pemotongan Tambahan Penghasilan diberlakukan pegawai : a. Pegawai yang tidak masuk bekerja atau tidak berada di tempat tugas selama 7 ½ (tujuh setengah) jam atau lebih dalam sehari; b. Pegawai yang terlambat masuk bekerja; c. Pegawai yang pulang sebelum waktunya; d. Pegawai yang tidak mengganti waktu keterlambatan; e. Pegawai yang tidak mengisi daftar hadir; f. Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin; dan/atau g. Pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara dari jabatan negeri. (2) Pemotongan Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinyatakan dalam % (perseratus).

- 7 - BAB X PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 20 Pertanggungjawab atas pembayaran Tambahan Penghasilan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB XI MONITORING DAN EVALUASI Pasal 21 (1) BKD melaksanakan monitoring pelaksanaan kebijakan pemberian Tambahan Penghasilan. (2) BKD dalam melaksanakan monitoring pelaksanaan kebijakan pemberian Tambahan Penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat membentuk tim yang susunan keanggotaanya berasal dari Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pendapatan, Keuangan dan Aset, Dinas Kesehatan, Bagian Hukum dan Perundang-Undangan, dan Bagian Organisasi serta instansi terkait lainnya. (3) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui: a. rapat tim; b. rapat koordinasi dengan SKPD/UPTD; c. peninjauan (4) Hasil monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaporkan oleh Kepala BKD kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 22 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Keerom. Ditetapkan di Arso pada tanggal 30 Januari 2013 Diundangkan di Arso pada tanggal 30 Januari 2013 BUPATI KEEROM, CAP/TTD YUSUF WALLY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEEROM CAP/TTD PETRUS SOLOSSA BERITA DAERAH KABUPATEN KEEROM TAHUN 2013 NOMOR 2A Untuk salinan yang sah sesuai dengan aslinya, a.n. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEEROM KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN RULLY I RIRIMASE,S.Sos Penata Nip. 19730915 200502 1 001

- 8 - LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR : 2A TAHUN 2013 TANGGAL : 30 JANUARI 2013 JUMLAH TAMBAHAN PENGHASILAN I. Jumlah tambahan penghasilan PNS /CPNS dibidang kesehatan berdasarkan wilayah tugas, sebagai berikut : Besaran Tambahan Penghasilan Per Orang / Bulan N Bidang Kesehatan o Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas Arso Kota Arso Barat Arso III Arso Timur 1 Dokter Umum/Dokter Gigi Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 2.500.000 2 Paramedis : Puskesmas Puskesmas Arso Puskesmas Puskesmas Arso Arso Kota Barat Arso III Timur a. Perawat, Bidan, Rp. 1.100.000,- Rp. 1.100.000,- Rp. 1.100.000,- Rp. 1.100.000,- Nutrisinis, Analis Laboratorium, Tenaga Promosi Kesehatan, Tenaga Farmasi, Tenaga Sanitasi, Tenaga Pendukung Lainnya (Gol III) b Perawat, Bidan, Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,- Rp. 1.000.000,- Nutrisinis, Analis Laboratorium, Tenaga Promosi Kesehatan, Tenaga Farmasi, Tenaga Sanitasi, Tenaga Pendukung Lainnya (Gol II) II. Jumlah tambahan penghasilan tenaga kontrak bidang kesehatan berdasarkan wilayah tugas, sebagai berikut : Besaran Tambahan Penghasilan Per Orang / Bulan No Bidang Kesehatan Puskesmas Arso Kota Puskesmas Arso Barat Puskesmas Arso III Puskesmas Arso Timur 1 Tambahan Penghasilan 1 2 3 5 Tenaga Kontrak a. Perawat Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400.000,- b. Bidan Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400.000,- c. Nutrisionis Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400.000,- d. Analis Laboratorium Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400.000,- e. Tenaga promosi Kesehatan Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400.000,- f. Tenaga Farmasi Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400.000,- g. Tenaga Sanitasi Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400.000,- h. Tenaga Pendukung Lainnya Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400,000,- Rp. 400.000,- BUPATI KEEROM, CAP/TTD YUSUF WALLY Untuk salinan yang sah sesuai dengan aslinya, a.n. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KEEROM KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN RULLY I RIRIMASE,S.Sos Penata Nip. 19730915 200502 1 001

- 9 - LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI KEEROM NOMOR : TANGGAL : FORMAT III PENILAIAN DISIPLIN NAMA INSTANSI : BULAN :... NO NAMA PEGAWAI FAKTOR PENGURANG DISIPLIN ( JAM ) TD PC TH H % PP 30 JUMLAH 1 5 14 80 2 3 4 5 6 7 JUMLAH Keterangan : TD : Terlambat Datang (2 %) PC : Pulang Cepat (2 %) TH : Tidak Hadir (4 %) FORMAT II PENGUMPULAN DATA BEBAN KERJA NO. 1. NAMA INSTANSI : 2. BULAN : NAMA PEGAWAI RINCIAN TUGAS/KE GIATAN SATUAN JUMLAH VOLUME KERJA NORMA WAKTU PERALATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 KET KETERANGAN: 1. Buku Kerja sebagai Bukti Fisik Beban Kerja 2. Bobot Capaian kinerja dapat dihitung : a. Berdasarkan daftar hadir perbulan sebagaimana tercantum dalam Buku Kerja FORMAT I

- 10 - BUKU KERJA I. - NAMA : - NIP : - PANGKAT/GOL : - JABATAN : - UNIT ORGANISASI : - SATUAN KERJA : II. URAIAN TUGAS : III. RINCIAN KEGIATAN : NO. RINCIAN TUGAS/KEGIATAN SATUAN JUMLAH VOLUME KERJA NORMA WAKTU PERALATAN 1 2 3 4 5 6 7 KET Arso,. Mengetahui ( )

- 11 - PEMERINTAH KABUPATEN... KOP DINAS KEPUTUSAN KEPALA DINAS. NOMOR. TAHUN. TENTANG...... KEPALA DINAS Menimbang : a. bahwa......; b. bahwa......; c. dan seterusnya; Mengingat : 1. Undang-Undang...;...; 2. Peraturan Pemerintah......; 3. dan seterusnya; MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA DINAS TENTANG... KESATU :...; K E D U A :...; KETIGA :...; KEEMPAT :... Ditetapkan di pada tanggal KEPALA DINAS

- 12 - NAMA