PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 14 TAHUN 2004

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 24 TAHUN 2001 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 13 TAHUN 2004

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG DENDA PEMAKAIAN JALAN BUKAN UNTUK KEPERLUAN LALU LINTAS DALAM KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2000 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 23 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 07 TAHUN 2004 PAJAK PARKIR

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2002 TENTANG RUMAH SUSUN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG LEGES DAN BIAYA ADMINISTRASI DALAM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 06 TAHUN 2004

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH NOMOR 02 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN TENAGA KERJA ASING

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 05 TAHUN 2000 TENTANG KARTU KELUARGA DAN KARTU TANDA PENDUDUK DALAM RANGKA PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK ATAS PENGUSAHAAN BURUNG SRITI DAN ATAU WALET DI KABUPATEN JEMBRANA

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PENATAAN DAN PEMBINAAN KEGIATAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PENYELENGGARAAN IZIN LOKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2001 TENTANG TATA TERTIB PENGELOLAAN PERPARKIRAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG IZIN PEMANFAATAN RUANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 13 TAHUN 2001 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KOTA BANDUNG

IZIN PEMBANGUNAN JALAN KHUSUS PERUSAHAAN

1 of 5 02/09/09 11:36

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

IJIN LOKASI DAN PENETAPAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

j. PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG k. PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG l. NOMOR 3 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 2000 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 2 TAHUN 2006 PENGATURAN PERDAGANGAN BARANG BEKAS LAYAK PAKAI YANG BERASAL DARI LUAR KOTA MAKASSAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA MAKASSAR PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN PARKIR TEPI JALAN UMUM DALAM DAERAH KOTA MAKASSAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KABUPATEN BARITO UTARA

b. bahwa dalam rangka pelaksanaan Otonomi daerah, pengelolaan kawasan pantai merupakan wewenang Pemerintah Daerah ;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 46 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 9 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 37 TAHUN 2003

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN USAHA KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 19 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGGILINGAN PADI, HULLER DAN PENYOSOHAN BERAS

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2003 NOMOR 03 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 03 TAHUN 2003

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 11 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENGGANTIAN CETAK KARTU TANDA PENDUDUK DAN AKTA CATATAN SIPIL

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 23

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 8 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 17 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK HIBURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PADANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DAN IJIN TEMPAT USAHA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perda No. 2/2001 tentang Penetapan Sisa Perhitungan APBD Kabupaten Magelang Tahun PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG

PROPERAT Sistem Jaringan Dokumentasi & Informasi ( SJDI ) Hukum Kabupaten Magelang.

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 07 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGAIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 3 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

Transkripsi:

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 14 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PELEPASAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang : a. bahwa tanah dan bangunan milik / dikuasai Pemerintah kota Pangkalpinang merupakan salah satu asset Pemerintah Daerah yang status haknya dapat dialihkan kepada pihak lain. b. bahwa dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan dengan melihat perkembangan masyarakat di Kota Pangkalpinang serta guna mencapai tertib hokum dan tertib administrasi, maka pengaturan mengenai pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan milik / dikuasai Pemerintah Kota Pangkalpinang perlu ditetapkan dengan Peraturan daerah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043). 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186). 3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3469) 4. 5. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, tambahan Negara Nomor 3480). Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Derah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000

(Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048). 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, tambahan Negara Nomor 3699). Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 66, tambahan Lembaran negara Nomor 3839). Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 1987 tentang Hubungan Sewa Menyewa Perumahan (Lembaran Negara Tahun 1963 Nomor 89, Tamabahan Negara Nomor 2586). Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambhan Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 3373). Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1994 tentang Penghunian Rumah oleh Bukan Pemilik (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3580). Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lemabaran Negara Nomor 3952). Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah. Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 2 Tahun 2000 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah. Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Nomor 15 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kota Pangkalpinang. Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PANGKALPINANG MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG TENTANG TATA CARA PELEPASAN HAK ATAS TANAH DAN ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI OLEH PEMERINTAH KOTA

PANGKALPINANG. BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Pangkalpinang; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Pangkalpinang; 3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pangkalpinang; 4. Walikota adalah Walikota Pangkalpinang; 5. Pejabat yang ditunjuk adalah Pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah yang berwenang dibidang pengelolaan tanah da /atau bangunan milik/dikuasai Pemerintah Daerah dan mendapat Pendelegasian dari Walikota; 6. Tanah adalah tanah milik/dikuasai Pemerintah Daerah; 7. Bangunan adalah bangunan milik/dikuasai Pmerintah Daerah; 8. Pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan dengan cara ganti rugi adalah suatu kegiatan peralihan hak dari Pmerintah Daerah kepada pihak lain melalui kompensasi dalam bentuk sejumlah uang; 9. Pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan dengan cara tukar menukar (ruislag) adalah suatu kegiatan aperalihan hak melalui cara kompensasi dalam bentuk tanah dan atau bangunan; 10. Panitia adalah para pejabat yang ditunjuk oleh walikota untuk melakukan tugas menilai, menaksir dan menetapkan besarnya nilai kompensasi baik melalui cara ganti rugi maupun cara tukar menukar (ruislag); 11. Nilai Kompensasi adalah suatu nilai baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk tanah dan atau bangunan kembali sebagai akibat adanya suatu peralihan hak atas tanah dan atau bangunan milik/dikuasai Pmerintah daerah kepada pihak lain yang membutuhkan; 12. Ganti rugi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pihak lain baik perorangan maupun Badan Hukum kepada Pemerintah Daerah sebagai realisasi atas pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan; 13. Tukar guling (ruislag) adalah suatu nilai jumlah luas tanah dan atau bangunan yang harus diberikan oleh pihak lain kepada Pemerintah Daerah sebagai realisasi atas tukar menukar pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan.

BAB II OBYEK DAN SUBYEK Pasal 2 (1) Objek pelepasan adalah tanah dan atau bangunan milik/dikuasai Pemerintah Daerah; (2). Subyek Pelepasan adalah orang atau Badan yang telah dan atau akan memakai tanah dan atau bangunan milik/dikuasai Pemerintah Daerah yang telah memenuhi persyaratan. BAB III PERSYARATAN Pasal 3 (1) Pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan dapat dilakukan melalui 2 (dua) cara yakni dengan cara ganti rugi dan cara tukar guling (ruislag); (2). Pelepasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, harus mengandung prinsip-prinsip saling menguntungkan para pihak, baik pihak Pemerintah Daerah maupun pihak lain yang membutuhkan. Pasal 4 (1) Pemohon pelepasan hak atas tanah/bangunan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota atau Pejabat yang ditunjuk; (2) Bagi pemohon yang tergolong sebagai pemakai tanah dan atau bangunan milik/dikuasai Pmerintah Daerah, harus melampirkan fotocopy dan memperlihatkan surat-surat aslinya seperti berikut : a. Surat Izin Perjanjian pemakaian tanah dan atau bangunan secara tetap yang dikeluarkan oleh walikota atau pejabat yang ditunjuk; b. Kuitansi Pembayaran pemakaian tanah dan atau bangunan terkait pada saat pengajuan permohonan pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan; c. SPPT dan tanda Lunas PBB tahun berjalan; d. KTP Pemohon yang masih berlaku; e. Surat Izin mendirikan Bangunan dan atau surat tanda bukti kepemilikan rumah; f. Surat Pernyataan kesanggupan untuk membayar segala biaya-biaya yang timbul apabila permohonan pelepasan hak; g. Surat-surat lain yang lain yang diperlukan dan ada hubungannya dengan pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan.

(3) Bagi pemohon yang tergolong sebagai pihak lain yang bermaksud akan memanfaatkan tanah dan atau bangunan Pemerintah Daerah dengan cara tukar guling/ruislag selain harus mengajukan permohonan secara tertulis sebagimanan dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, juga harus melampirkan persyratan sebagi berikut : a. Surat penunjukkan dari walikota; b. KTP pemohon yang masih berlaku; c. Gambar lokasi tanah dan atau bangunan yang dimaksud pemohon; d. Surat pernyataan kesepakatan bersama antara pemohon dengan pihak pemakai apabila tanah dan atau bangunan tersebut masih dalam keadaan dihuni; e. Surat perjanjian kerjasama apabila dikerjasamakan; f. Nota persetujuan DPRD tentang rencana tukar guling/ruislag; g. Berita Acara dari panitia; h. Surat-surat lain yang berhubungan dengan kepemilikan hak atas tanah dan bangunan yang terkena ruslag. BAB IV KEPANITIAAN Pasal 5 Susunan Kepanitiaan pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan ditetapkan dengan keputusan Walikota. Pasal 6 (1) Berkas Permohonan pelepasan yang telah lengkap sebagaimana dimaksud Pasal 4 selanjutnya dilakukan penelitian lebih lanjut oleh suatu panitia; (2) Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini bertugas meneliti, menaksir, menilai dan menetapkan usulan besarnya nilai ganti rugi pelepasan hak dan menyampaikan hasilnya kepada Walikota. BAB V BIAYA PELEPASAN HAK TANAH DAN ATAU BANGUNAN Pasal 7 (1) Besarnya nialai ganti rugi pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan ditetapkan oleh Walikota setelah mendapat persetujuan DPRD; (2) Setiap permohonan yang dikabulkan diwajibkan membayar biaya administrasi sebesar 4 % (empat persen) dari harga yang ditetapkan; (3) Nilai ganti rugi pelepasan hak atas tanah ditetapkan oleh Walikota berdasarkan nilai/harga taksiran yang dilakukan oleh panitia.

Pasal 8 (1) Reduksi diberikan kepada tiap pemohon yang berstatus sebagai berikut : a. Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Pangkalpinang b. Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Pangkalpinang; c. Pensiunan Janda Pegawai Negeri Sipil Pmerintah Kota Pangkalpinang; d. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pangkalpinang. (2) Besarnya reduksi ditetapkan sebesar-besarnya 50 % (lima puluh persen) dari harga pelepasan hak atas tanah. Pasal 9 (1) Para pemohon yang dikabulkan harus membayar biaya pelepasan selambatlambatnya 3 (tiga) bulan sejak tanggal pemberitahuan. (2) Setiap pemohon yang dikabulkan wajib membayar biaya administrasi. (3) Setiap pemohon yang dikabulkan wajib membayar uang muka sekurangkurangnya 25 % (dua puluh lima persen) dari biaya pelepasan tanah yang ditetapkan. (4) Apabila pembayaran dilakukan secara cicilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, maka jangka waktu cicilan ditetapkan selama-lamanya 6 (enam) bulan terhitung pembayaran yang pertama. Pasal 10 Hal pelepasan hak atas tanah dan atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Pasal 7 Perturan Daerah ini, sebagai konpensasinya harus dibelikan tanah kembali sebesar 60 % (enam puluh persen) dan sisanya sebesar 40 % (empat puluh persen) dapat dipakai untuk kepentingan pembangunan lain. Perbandingan nilai asset yang dipertukarkan di hitung berdasarkan NJOP dan harga umum setempat dan untuk bangunan dari instansi teknis. BAB VI PROSES PELEPASAN Pasal 11 Proses pelepasan tanah dan atau bangunan sebagaimana dimaksud Pasal 3 dilaksanakan melalui proses sebagai berikut : a. Pembahasan penafsiran dan penilaian perhitungan biaya ganti rugi pelepasan nilai jual obyek oleh panitia. b. Laporan panitia kepada Walikota. c. Pembuatan Rancangan Keputusan Walikota. d. Pengajuan Persetujuan DPRD.

e. Keputusan DPRD. f. Pelaksanaan Pelepasan/tukar guling. BAB VII KETENTUAN SANKSI Pasal 12 (1) Dalam hal pemohon tidak melaksanakan pembayaran dimaksud sebagaimana dalam Pasal 9 ayat (1), (2) dan (3), pemohon dianggap mengundurkan diri dan akan dihapus dari daftar pemohon pelepasan tanah. (2) Apabila pembayaran yang yang dilaksanakan secara cicilan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (4), tidak dapat dipenuhi maka pihak pemohon dianggap mengundurkan diri dengan akibat uang pembayaran dimuka 25 % (dua puluh lima persen) menjadi milik Pemerintah Daerah. (3) Dalam hal tukar guling/ruislag tanah dan atau bangunan, pemohon tidak dibenarkan memindah tangankan haknya kepada pihak lain tanpa seizing Pemerintah Kota Pangkalpinang. (4) Apabila pemohon tidak memenuhi ketentuan ayat (3) Pasal ini, maka Pmerintah Kota Pangkalpiang dapat memutuskan Perjanjian tukar guling secara sepihak dengan akibat atau resiko sepenuhnya menjadi beban pihak pemohon. Pasal 13 (1) Barang siapa yang melanggar Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah),-. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran. BAB VIII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 14 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Kota diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan. (2) Wewenang penyelidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini adalah : a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keternagn atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang restribusi agar keterangan atau

laporan tersebut nenjadi lebih lengkap dan jelas. b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang retribusi daerah. c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibidang d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana dibidang e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut. f. Meminta batuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana dibidang g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e diatas. h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. j. Menghentikan penyidikan. k. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan pelanggaran dibidang pemakaian tanah/bangunan milik/dikuasai Pemerintah Daerah menurut hkum yang berlaku. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal ini, memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknispelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Walikota. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.