MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PP 3/1994, PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN DALAM TAHUN BERJALAN; ATAS PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH; ATAU TANAH DAN BANGUNAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 04/PJ.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 1997

KEPUTUSAN BERSAMA MEMUTUSKAN :

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1993 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

Keputusan Presiden No. 55 Tahun 1993 Tentang : Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL Jakarta, 1 Nopember 1993

LAMPIRAN I. Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak : di...

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 1993 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 1998 TENTANG

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... di...

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGERI AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5916); Menetapkan MEMUTUSKAN: : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PENYETOR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1996 TENTANG

BAB III PENUTUP. A.Kesimpulan. Pelaksanaan perubahan hak guna bangunan menjadi hak milik untuk

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1996 TENTANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MEMUTUSKAN : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 1998 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAM UMUM PROPINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1996 TENTANG

ASPEK PAJAK DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM OLEH INSTANSI PEMERINTAH

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 1992 TENTANG BIAYA PENDAFTARAN TANAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEROLEHAN TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB V PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 4 AYAT (2)

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

Tembusan : kepada Yth. Bapak Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional (sebagai laporan).

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

POSBAKUMADIN CIREBON

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 568/KMK.04/2000 TENTANG

MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 1996 TENTANG

Pembuat Akta Tanah; 4. Pengurus Ikatan Notaris Indonesia

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Nega

MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mengajukan permohonan pengurangan BPHTB sebesar 100% (seratus persen) dari BPHTB yang terutang ***) : berdasarkan Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP);

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

S-485/PJ.33/2005 PERMASALAHAN PEMERIKSAAN

DAFTAR NAMA-NAMA WAJIB PAJAK YANG MENGAJUKAN PERMOHONAN PENGURANGAN SECARA KOLEKTIF DESA/KELURAHAN*) :... KECAMATAN :... KABUPATEN/KOTAMADYA :...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

8. PENDAFTARAN KARENA PERUBAHAN DATA YURIDIS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.06/2011 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 549/KMK.04/2000 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2010 TENTANG

Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Laboratorium Fakultas Hukum. Universitas Islam Indonesia

UU 21/1997, BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

Penghitungan Wajib Pajak dalam SSB (Rp) BPHTB yang seharusnya terutang ,00 Pengurangan ( ,00) ( ,00) BPHTB terutang setelah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN SEHUBUNGAN DENGAN LUAPAN LUMPUR SIDOARJO

Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-241/PJ./2002, Tgl

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 517/KMK.04/2000 TENTANG

BAB II PROSES PELAKSANAAN PENINGKATAN STATUS TANAH DARI HAK GUNA BANGUNAN MENJADI HAK MILIK DI PERUMNAS MARTUBUNG MEDAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Adapun pemenuhan kewajiban perpajakan, dapat kami laporkan sebagai berikut :

dengan ini mengajukan keberatan atas SPPT PBB tersebut di atas dengan alasan sebagai berikut :

Sehubungan dengan Luapan Lumpur Sidoarjo. yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :... Alamat :... Kecamatan :... Provinsi :... Nomor Telepon :...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PEMERIKSAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG BUPATI PATI,

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 15/PJ.6/2005 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

Transkripsi:

INSTRUKASI MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR : 5 TAHUN 1994 TENTANG KEWAJIBAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN DARI PENGALIHAN HAK ATAS TANAH ATAU TANAH DAN BANGUNAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, Menimbang Mengingat : a. Bahwa dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Atau Tanah dan Bangunan, ditetapkan kewajiban bagi wajib pajak perseorangan atau badan dalam negeri untuk membayar pajak penghasilan yang diterima atau diperoleh dari pengalihan hak atas tanah atau tanah dan bangunan; b. Bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994 dimaksud mempunyai kaitan dengan pelaksanaan tugas pelayanan di bidang pertanahan; c. Bahwa untuk menunjang pelaksanaannya perlu dikeluarkan Instruksi Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional. : 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 104. Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah (Lembaran Negara Tahun 1961 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2171); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Atau Tanah dan Bangunan (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3539) 4. Keputusan Presiden RI Nomor 26 Tahun 1988 tentang Badan Pertanahan Nasional jo. Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Menteri Negara. Memperhatikan : 1. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 85/KMK.04/1994 Tanggal 22 Maret 1994 tentang Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Yang Diterima Atau Diperoleh Wajib Pajak, dan Tata Cara Penyampaian Laporan Pejabat Pembuat Akta Tanah Dan Bendaharawan Atau Pejabat Yang Melakukan Pembayaran Sehubungan dengan Pengalihan Hak Atas Tanah Atau Tanah dan Bangunan; 2. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ.33/1944 Tanggal 10 Mei 1994 tentang Pembayaran PPh Dalam Tahun Berjalan Atas Penghasilan dari Pengalihan Hak Atas Tanah Atau Tanah dan Bangunan. MENGINSTRUKSIKAN : Kepada : 1. Para Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT); 2. Para Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya; 3. Para Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Propinsi di Seluruh Indonesia. PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Page 1 SJDI HUKUM

UNTUK : PERTAMA : Yang tersebut angka 1 : Dalam hal akan membuat akta agar memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Setiap pembuatan akta pemindahan hak atas tanah atau tanah dan bangunan yang dilakukan sejak tanggal 1 Juni 1994 penandatanganannya dilaksanakan oleh PPAT dan para pihak termasuk saksi setelah penjual atau yang mengalihkan hak menyerahkan bukti Surat Setoran Pajak (SSP) pajak penghasilan yang terutang sebesar 3% (tiga persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah atau tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994 jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ.33/1994 tanggal 10 Mei 1994. b. Apabila pajak penghasilan sebagaimana dimaksud huruf a diktum PERTAMA ini belum dibayar, tetapi telah ada kesepakatan kedua belah pihak di hadapan PPAT, maka oleh PPAT yang bersangkutan dibuatkan surat pengantar kepada bank persepsi atau Kantor Pos dan Giro setempat untuk penyetoran PPh, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994 yang akan dilaksanakan pembayarannya oleh calon penjual atau yang mengalihkan hak, sesuai contoh terlampir I. c. Dikecualikan dari ketentuan dimaksud huruf a dan b diktum PERTAMA ini, dalam hal pemindahan hak atas tanah atau tanah dan bangunan tersebut terjadi karena : 1) Diperoleh melalui hibah atau bantuan yang tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan dari pihak yang bersangkutan sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (3) huruf a UU PPh 1984. 2) Diperoleh karena warisan sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (3) huruf b UU PPh 1984. 3) Pengalihan Hak Atas Tanah atau Tanah dan Bangunan yang nilai/jumlah brutonya secara keseluruhan (tidak dipecah-pecah) kurang dari Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah). 4) Pelepasan atau penyerahan hak kepada pemerintah yang akan digunakan untuk pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang pembangunannya memerlukan persyaratan khusus sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994, yaitu untuk membangun : Jalan umum; Saluran pembuangan air; Waduk; Bendungan dan bangunan pengairan lainnya; Saluran irigasi; Pelabuhan laut; Bandar udara; Fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan lain-lain; Fasilitas ABRI. d. Membuat laporan bulanan mengenai akta-akta pemindahan hak atas tanah dan bangunan yang telah dibuatnya sesuai contoh lampiran II. KEDUA : Yang tersebut angka 2 : a. Menolak setiap permohonan pendaftaran peralihan hak atas tanah apabila akta PPAT-nya atau berita acara lelangnya dalam hal berasal dari pelelangan yang dibuat mulai tanggal 1 Juni 1994 tanpa disertai bukti pelunasan Surat Setoran Pajak (SSP) pajak penghasilan sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994 jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ.33/1994 tanggal 10 Mei 1994. b. Menolak setiap permohonan dan atau pendaftaran hak atas tanah yang akta pelepasan haknya dibuat dihadapan pejabat yang berwenang mulai tanggal 1 Juni 1994 tanpa disertai bukti pelunasan Surat Setoran Pajak (SSP) pajak penghasilan sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (10) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994 jo. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-04/PJ.33/1994 tanggal 10 Mei 1994. PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Page 2 SJDI HUKUM

c. Dikecualikan dari ketentuan dimaksud huruf a dan b diktum KEDUA ini, dalam hal permohonan pendaftaran peralihan hak tersebut terjadi karena : 1) Diperoleh melalui hibah atau bantuan yang tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan dari pihak yang bersangkutan sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (3) huruf a UU PPh 1984. 2) Diperoleh karena warisan sebagaimana dimaksud Pasal 4 ayat (3) huruf b UU PPh 1984. 3) Pengalihan Hak Atas Tanah atau Tanah dan Bangunan yang nilai/jumlah brutonya secara keseluruhan (tidak dipecah-pecah) kurang dari Rp. 60.000.000,- (enam puluh juta rupiah). 4) Pelepasan atau penyerahan hak kepada pemerintah yang akan digunakan untuk pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang pembangunannya memerlukan persyaratan khusus sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994, yaitu untuk membangun : Jalan umum; Saluran pembuangan air; Waduk; Bendungan dan bangunan pengairan lainnya; Saluran irigasi; Pelabuhan laut; Bandar udara; Fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan lain-lain; Fasilitas ABRI. d. Melakukan kerjasama sebaik-baiknya dengan Kantor Pelayanan Pajak serta Kantor Pajak Bumi dan Bangunan setempat. KETIGA : Yang tersebut angka 3 : a. Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap pelaksanaan diktum PERTAMA dan KEDUA. b. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk pelaksanaan Instruksi ini. KEEMPAT : Yang tersebut angka 1 dan 2 : Melaksanakan Instruksi ini dengan penuh tanggung jawab dan lebih lanjut berpedoman kepada Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994 jis Keputusan Menteri Keuangan Nomor 85/KMK.04/1994 tanggal 22 Maret 1994 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE- 04/PJ.33/1994 tanggal 10 Mei 1994. Instruksi ini berlaku sejak tanggal 1 Juni 1994. Dikeluarkan di : Jakarta Pada tanggal : 6 Juni 1994 MENTERI NEGARA AGRARIA/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL ttd. IR. SONI HARSONO PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Page 3 SJDI HUKUM

Nomor Lampiran Perihal : : : Surat pengantar penyetoran PPh pengalihan hak atas tanah Lampiran I : Instruksi Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Tanggal Nomor : 6 Juni 1994 : 5 Tahun 1994...,... Kepada Yth. Bank...*)... /Kantor Pos dan Giro...*)...*) di... Dengan ini diberitahukan bahwa telah menghadap kepada kami : 1. Nama : 2. Alamat :...... 3. Pekerjaan: Sebagai calon pihak penjual/ yang mengalihkan, *) 1. Nama : 2. Alamat : 3. Pekerjaan: Sebagai calon pihak pembeli/yang menerima pengalihan, untuk membuat akta... Mengenai sebidang tanah hak... Tanpa/beserta *) bangunan seluas... Terletak di jalan.... desa/kelurahan *)... kecamatan... kabupaten/kotamadya...... dan telah terjadi kesepakatan harga/nilai *) sebesar Rp.... (...) Selanjutnya yang bersangkutan akan membayar/menyetor Pajak Penghasilan sesuai dimaksud Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1994 jo Keputusan Menteri Keuangan tanggal 22 Maret 1994 Nomor 85/KMK.04/1994 dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak tanggal 10 Mei 1994 Nomor SE.04/PJ.33/1994. Demikian untuk Maklum. Pejabat Pembuat Akta Tanah (...) Catatan : *) coret yang tidak perlu PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Page 4 SJDI HUKUM

Nama PPAT Alamat N P W P Daerah Kerja : (1) : (2) : (3) Laporan Bulanan PPAT : (4) Bulan...Tahun...(5) Kepada Yth. : 1. Kepala Kantor Pertanahan Kebupaten/ Kotamadya...(6) 2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak...(7) 3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan...(8) Lampiran II Instruksi Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Tanggal : 6 Juni 1994 Nomor : 5 Tahun 1994 No Urut A k t a Bentuk Perbuatan Jenis dan Tanah Luas Bangun- An luas PBB Letak Tanah Harga Transaksi Nama, Alamat, dan N P W P Nomor Tgl hukum Nomor (M2) (M2) NJOP Pihak yang Hak Nomor SPPT Tahun /Pinjaman (Rupiah/Valas) Tanah & Bangunan Mengalihkan /berutang Pihak yang menerima/ berpiutang Tanggal Penyampaian Akta dan ke Kantor Pertanahan atau Menghadap 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Tgl SSP Rp...,...19... (10) Pejabat Pembuat Akta Tanah (...) (11) PUSAT HUKUM DAN HUMAS BPN RI Page 5 SJDI HUKUM