RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

dokumen-dokumen yang mirip
RAHASIA UJIAN AKADEMIK DIKTUKPA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014

INDONESIA CORRUPTION WATCH 1 Oktober 2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No perkembangan peraturan perundang-undangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI BAB I

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

BAB II PENGATURAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP SAKSI DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Mengenal Sistem Peradilan di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Peradilan Pidana di Indonesia di selenggarakan oleh lembaga - lembaga peradilan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1994 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN EKSTRADISI ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak

Pemeriksaan Sebelum Persidangan

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI [LN 1999/140, TLN 3874]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA [LN 2009/140, TLN 5059]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1997 TENTANG PERADILAN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG HUKUM ACARA PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG Nomor: 7 TAHUN 1989 Tentang PERADILAN AGAMA Tanggal: 29 DESEMBER 1989 (JAKARTA) LN 1989/49; TLN NO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Kelima, Penyidikan Oleh Badan Narkotika Nasional (BNN)

PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA MENGENAI BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA

UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA [LN 1997/10, TLN 3671]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA

Bab I : Kejahatan Terhadap Keamanan Negara

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*14671 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 2004 (4/2004) TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah tiang penyangga

UU 22/1997, NARKOTIKA. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 22 TAHUN 1997 (22/1997) Tanggal: 1 SEPTEMBER 1997 (JAKARTA) Tentang: NARKOTIKA

NCB Interpol Indonesia - Perjanjian Ekstradisi Antara Pemerintah Republik Indonesia Dan Philipina Selasa, 27 Juli :59

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu


DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2010 TENTANG ADMINISTRASI PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM DISIPLIN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1997 TENTANG NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 1997 TENTANG HUKUM DISIPLIN PRAJURIT ANGKATAN BERSENJATA REPUBLIK INDONESIA

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Oleh DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd Materi Ke-2 Mencermati Peradilan di Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM DISIPLIN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI. UU No. 31 TAHUN 1999 jo UU No. 20 TAHUN 2001

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG HUKUM DISIPLIN MILITER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

NASKAH PUBLIKASI PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II 11 YOGYAKARTA

P U T U S A N Nomor : 53-K / PM I-07 / AD / VII / 2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

PENEGAKAN HUKUM. Bagian Keempat, Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 3.4 Penyidikan Oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN TIMBAL BALIK DALAM MASALAH PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 tahun 1974 Tentang perkawinan BAB I DASAR PERKAWINAN. Pasal 1. Pasal 2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG PEMBERIAN KOMPENSASI, RESTITUSI, DAN BANTUAN KEPADA SAKSI DAN KORBAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No terhadap korban tindak pidana pelanggaran hak asasi manusia yang berat, terorisme, perdagangan orang, penyiksaan, kekerasan seksual, da

NOMOR : M.HH-11.HM th.2011 NOMOR : PER-045/A/JA/12/2011 NOMOR : 1 Tahun 2011 NOMOR : KEPB-02/01-55/12/2011 NOMOR : 4 Tahun 2011 TENTANG

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 1 TAHUN 1979 TENTANG EKSTRADISI

Transkripsi:

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT PANITIA PUSAT SELEKSI CASIS DIKTUKPA/BA TNI AD TA 2015 UJIAN AKADEMIK DIKTUKBA TNI AD TA 2015 MATA UJIAN : PENGMILCAB CHK WAKTU : 2 X 45 MENIT TANGGAL : 23 SEPTEMBER 2014 PETUNJUK : 1. Bacalah persoalan dengan teliti dan tenang. 2. Jawablah persoalan pada Lembar Jawaban Komputer (LJK) dengan menghitamkan lingkaran jawaban yang telah disediakan. 3. Dilarang memberikan tanda-tanda lain di luar kolom yang telah ditentukan pada Lembar Jawaban Komputer (LJK). 4. Selamat bekerja. BAGIAN I : BENAR/SALAH. Nyatakanlah kalimat dibawah ini benar atau salah dengan cara menghitamkan pada jawaban B bila pernyataan dibawah BENAR dan S bila pernyataan dibawah SALAH pada lembar jawaban komputer (LJK). 1. B S Hukum Acara Perdata hanya diperuntukkan menjamin ditaatinya hukum materiil perdata. 2. B S Hukum Acara Perdata adalah peraturan hukum yang menentukan bagaimana caranya menjamin pelaksanaan hukum perdata dan pidana materiil. 3. B S Akta perdamaian tidak mempunyai kekuatan seperti sesuatu putusan hakim yang biasa yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. 4. B S Perbuatan susila adalah persetubuhan diluar perkawinan antar seorang pria dan wanita dewasa yang keduanya tidak / belum terikat perkawinan mau sama mau. 5. B S Perzinahan adalah Seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu dengan wanita lain yang kedua-duanya adalah belum kawin. 6. B S Pengguguran dalam kandungan hanya dapat dipidana, apabila pada waktu perbuatan itu dilakukan kandungan hidup. 7. B S Hukum tindak pidana khusus mengatur perbuatan tertentu atau berlaku terhadap orang tertentu yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain.

2 8. B S Laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena hak atau kewajibannya berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana. 9. B S Abortus provokatus medicinalis adalah Abortus ini dilakukan semata-mata atas dasar pertimbangan medis yang tepat, tidak ada cara lain untuk menyelamatkan nyawa anak dalam kandungan. 10. B S Hukum Tindak Pidana Khusus adalah peraturan perundang-undangan Pidana yang termasuk Hukum Pidana Umum (KUHP) yang mempunyai penyimpangan baik dari segi hukum pidana materil maupun Hukum pidana formal. BAGIAN II. PILIHAN TUNGGAL. Pilihlah jawaban yang saudara anggap paling benar dengan cara menghitamkan salah satu huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban dari kalimat pernyataan dibawah ini. 11. Alasan yang dapat dijadikan dasar untuk menjatuhkan skorsing kepada seorang prajurit adalah sebagai berikut, kecuali : a. Dipandang perlu untuk kepentingan kedinasan dan/atau disiplin, karena diduga melakukan perbuatan yang merugikan atau dapat merugikan TNI. b. Berada dalam penahanan yustisial. c. Sedang menjalani hukuman penjara atau kurungan. d. Sering tidak apel pagi. 12. Berdasarkan Undang-undang tentang narkotika, narkotika dibagi dalam berapa golongan : a. 2 Golongan b. 3 Golongan c. 4 Golongan d. 5 Golongan 13. Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk Tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan adalah jenis psikotropika golongan a. Golongan I b. Golongan II c. Golongan III d. Golongan IV 14. Pedagang besar farmasi tertentu hanya dapat menyalurkan narkotika kepada, kecuali: a. Apotek b. Pengedar Narkotika c. Rumah sakit d. Lembaga ilmu pengetahuan 15. Alat bukti yang sah menurut Undang-undang sebagai berikut, kecuali: a. Keterangan saksi b. Ketrangan ahli c. Petunjuk d. Pengakuan

3 16. Dalam KUHPM diatur juga mengenai kejahatan pengabdian. Bentuk-bentuk dari kejatahan dimaksud adalah sebagai berikut, kecuali: a. Penghinaan terhadap atasan b. Insubordinasi dengan tindakan nyata c. Menantang atasan untuk duel d. Penganiayaan terhadap bawahan 17. Untuk penggeledahan dan penyitaan yang sah hanya diperbolehkan dalam hal, kecuali: a. Dengan surat perintah penggeledahan dan penyitaan b. Dalam hal penangkapan yang sah c. Dengan izin penghuni d. Untuk kepentingan pribadi 18. Peradilan Agama khusus untuk memeriksa perkara: a. Sengketa wakaf dan shodaqoh b. Hukum Prajurit c. Hukum Pidana d. Hukum HAM 19. Dalam lingkungan peradilan agama ditemui perkara-perkara dalam bidang perkawinan yang dibenarkan diselesaikan oleh peradilan agama yaitu, kecuali : a. Dispensasi Nikah b. Ijin nikah c. Wali adnal d. Keberatan penundaan pangkat 20. Peradilan Tata Usaha Negara berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa: a. Sengketa Militer b. Sengketa Agama c. Sengketa Perdata d. Sengketa Tata Usaha Negara 21. Peraturan hukum yang menentukan bagaimana caranya menjamin pelaksanaan hukum perdata materiil: a. Hukum Acara Perdata b. Hukum Acara Pidana c. Hukum Acara TUN d. Hukum Acara Pidana Militer 22. Eksepsi yang menyatakan bahwa gugatan penggugat belum dapat dikabulkan misalnya oleh karena penggugat telah memberikan penundaan pembayaran adalah pengertian dari a. Eksepsi peremptoir b. Eksepsi Individu c. Eksepsi dilatoir d. Eksepsi Badan Hukum

4 23. Akta otentik mempunyai tiga macam kekuatan pembuktian, kecuali: a. Kekuatan Pembuktian Formil b. Kekuatan Pembuktian Materiil c. Kekuatan Mengikat d. Kekuatan Memutuskan 24. Kepastian yang diberikan kepada hakim di persidangan tentang peristiwa yang disengketakan dengan jalan pemberitahuan secara lisan dan pribadi oleh orang yang bukan salah satu pihak dalam perkara, yang dipanggil di persidangan adalah pengertian dari: a. Pembuktian b. Kesaksian c. Petunjuk d. Alat Bukti 25. Dalam Hukum Acara Perdata, terdapat orang-orang yang tidak mampu secara nisbi dimana keterangannya boleh didengar tetapi tidak bisa dijadikan sebagai saksi adalah a. Keluarga sedarah b. keluarga semenda c. Anak-anak yang belum mencapai umur 15 tahun d. Suami 26. Terancamnya kedaulatan atau integritas negara ditentukan dengan cara-cara sebagai berikut, kecuali: a. Dengan menempatkan seluruh wilayah negara dibawah pemerintah asing b. Dengan menempatkan sebagian wilayah negara dibawah pemerintah asing c. Dengan memisahkan sebagian wilayah negara d. Memisahkan diri dari kewarganegaraan. 27. Berikut ini adalah tindak pidana terhadap negara: a. Pembunuhan b. Perzinahan c. Pemerkosaan d. Kejahatan pemberontakan 28. Penggelapan jabatan dan pemalsuan jabatan adalah salah satu tindak pidana terhadap Negara diantaranya: a. Menggelapkan uang atau surat bernilai uang yang ada padanya karena jabatannya b. Membiarkan orang lain mengambil atau menggelapkan uang atau surat bernilai uang tersebut c. Membantu orang lain mengambil atau menggelapkan uang atau surat bernilai uang tersebut d. Jawaban a, b dan c benar 29. Pelanggaran HAM berat yang diadili di Pengadilan HAM terdiri dari : a. Genosida b. Mutilasi c. Pembunuhan berencana d. Pemerkosaan

5 30. Di bawah ini merupakan tahap dan tindakan yang dianggap sebagai perzinahan: a. Persetubuhan diluar perkawinan antar seorang pria dan wanita dewasa yang keduanya tidak / belum terikat perkawinan mau sama mau. b. Homosex, yang pelaku-pelakunya sama-sama dewasa sejenis kelamin mau sama mau ( termasuk lesbian ) c. Seorang pria yang turut serta melakukan perbuatan itu, padahal diketahuinya yang turut bersalah telah kawin d. Percabulan antara wanita dan pria yang keduanya sudah dewasa. 31. Menurut Hukum Acara Perdata, pengakuan dibagi menjadi 3, diantaranya: a. Pengakuan dengan klausula. b. Pengakuan tidak murni. c. Pengakuan bersyarat. d. Pengakuan secara tidak langsung 32. Sumpah yang diperintahkan oleh hakim karena jabatannya kepada salah satu pihak untuk melengkapi pembuktian peristiwa yang menjadi sengketa sebagai dasar putusannya adalah a. Sumpah Penaksiran b. Sumpah dibawah tangan c. Sumpah Suppletoir d. Sumpah pocong 33. Dibawah ini adalah pihak-pihak yang bersengketa dalam peradilan perdata: a. Penggugat dan terdakwa b. Tergugat dan terdakwa c. Penggugat dan tersangka d. Penggugat dan tergugat 34. Yang menjadi persyaratan syahnya suatu gugatan adalah: a. Alamat tergugat b. Identitas para pihak dan dalilidalil konkrit hubungan hukum c. Alamat penggugat d. Para saksi 35. Persenjataan yang sah digunakan dalam pertempuran, tetapi penggunaannya dibatasi adalah : a. Senjata kimia b. Ranjau darat c. Gas cekik dan gas beracun d. Senjata biologi 36. Salah satu hak prajurit yang termasuk rawatan kedinasan adalah : a. Rawatan kesehatan b. Tunjangan khusus c. Tunjangan operasi d. Tunjangan jabatan

6 37. Tindak pidana di dalam KUHPM dibagi dalam jenis, yaitu tindak pidana militer murni dan tindak pidana militer campuran. Di bawah ini yang termasuk tindak pidana militer murni adalah : a. Perzinahan b. Meninggalkan pos penjagaan c. Pencurian dan penadahan d. Pembunuhan 38. Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk Tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan adalah Narkotika Golongan: a. Golongan I b. Golongan II c. Golongan III d. Golongan IV 39. Hak-hak yang tidak diberikan terhadap prajurit TNI yang dijatuhi hukuman administrasi berupa pemberhentian sementara dari jabatan (schorsing), kecuali: a. 75 % dari gaji bagi prajurit yang dihukum penjara. b. Tunjangan jabatan. c. Usul untuk mengikuti pendidikan. d. Usul mutasi untuk promosi jabatan. 40. Jenis hukuman disiplin terdiri dari Teguran, Penahanan ringan paling lama empat belas hari dan Penahanan berat paling lama dua puluh satu hari. Dalam hal khusus jenis hukuman disiplin dapat diperberat dengan tambahan waktu penahanan paling lama selama : a. Tiga hari. b. Tujuh hari. c. Sepuluh hari. d. Empat belas hari. 41. Lembaga yang dibentuk khusus untuk menangani tindak pidana korupsi adalah : a. Kejaksaan b. Lembaga Perlindungan saksi dan Korban c. Kepolisian d. Komisi pemberantasan korupsi 42. Pembagian benda dalam hukum perdata diantaranya mengatur tentang benda tidak bergerak dan benda bergerak. Benda di bawah ini yang termasuk benda tetap adalah : a. Mobil b. Motor c. Meja d. Rumah 43. Di bawah ini merupakan tindak pidana yang di atur di dalam KUHP, kecuali : a. Disersi b. Pemalsuan c. Pencurian d. Penadahan

7 44. Perbuatan asusila yang tidak diatur di dalam KUHP diantaranya adalah : a. Homo seksual atau lesbian b. Perbuatan cabul c. Perzinahan d. Pemerkosaan 45. Seseorang yang merasa hak keperdataannya dirugikan oleh pihak lain, dapat mengajukan gugatan perdata melalui : a. Pengadilan Agama b. Pengadilan Negeri c. Pengadilan HAM d. Pengadilan Pajak 46. Penyerahan Narkotika hanya dapat dilakukan oleh badan-badan atau orang tertentu seperti di bawah ini, kecuali : a. Rumah sakit b. Jaksa c. Puskesmas d. Apotek 47. Badan yang didirikan khusus menanggulangi penyalahgunaan Narkotika di Indonesia adalah : a. Direktorat Narkotika Polri b. Kejaksaan Agung c. Badan Narkotika Nasional d. Pengadilan 48. Militer yang karena salahnya atau dengan sengaja melakukan ketidakhadiran tanpa izin dalam waktu damai lebih lama dari tiga puluh hari, dalam waktu perang lebih lama dari empat hari disebut : a. Tindak pidana THTI b. Tindak Pidana Desersi c. Tindak pidana pengkhianatan militer d. Tindak pidana insubordinasi 49. Hak asasi manusia yang dilindungi dalam UU No. 39 tahun 1999 Tentang HAM adalah sebagai berikut : a. Hak untuk hidup. b. Hak untuk mengembangkan diri. c. Hak memperoleh keadilan. d. Semua jawaban benar. 50. Jenis hukuman disiplin penahanan menurut UU No. 26 tahun 19997 Tentang Hukum Disiplin Prajurit terdiri dari : a. Penahanan ringan selama 20 (dua puluh) hari b. Penahanan ringan paling lama 10 (sepuluh) hari c. Penahanan berat selama 21 (dua puluh satu) hari d. Penahanan berat paling lama 21 (dua puluh satu) hari

8 BAGIAN III. PILIHAN GANDA. Pilihlah dua jawaban yang saudara anggap benar dengan cara menghitamkan dua huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban dari kalimat pernyataan dibawah ini. 51. Berikut ini adalah pihak-pihak yang berperkara dalam perkara perdata : a. Penggugat b. Pelapor c. tergugat d. Terdakwa 52. Eksepsi yang berdasarkan Hukum Acara Perdata ada 2 macam, yaitu: a. Eksepsi langsung b. Eksepsi dilatoir c. Eksepsi tidak langsung d. Eksepsi peremptoir 53. Berikut ini adalah jenis-jenis tindak pidana kesusilan: a. Perzinahan b. Perampokan c. Percabulan d. Pembunuhan 54. Berikut ini adalah jenis-jenis tindak pidana terhadap pribadi: a. Penipuan b. Pengguguran Kandungan c. Pembunuhan Kandungan d. Pencurian 55. Berikut ini adalah tindak pidana terhadap harta benda a. Pencurian b. Penganiyaan c. Pemerasan dan Pengancaman a. Pembunuhan 56. Berikut ini adalah tindak pidana khusus,: a. Tindak Pidana Narkotika b. Tindak Pidana Penganiayaan c. Tindak Pidana Terorisme d. Tindak Pidana Pemerkosaan anak dibawah umur 57. Tujuan pengaturan dibidang psikotropika adalah: a. Menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan b. Memberi pemahaman bahayanya psikotropika bagi manusia. c. Memberantas peredaran gelap psikotropika d. Untuk memenuhi penyalahgunaan psikotropika

9 58. Di Indonesia terdapat beberapa peradilan yaitu: a. Peradilan Negeri b. Peradilan Tindak Pidana Etika c. Peradilan PTUN d. Peradilan Luar Biasa 59. Dalam KUHAP membedakan tiga macam pemeriksaan sidang pengadilan yaitu: a. Pemeriksaan Perkara Disiplin b. Pemeriksaan perkara biasa c. Pemeriksaan Perkara Adat d. Pemeriksaan singkat 60. Kewenangan pengadilan agama menyelesaikan suatu perkara yang diajukan kepadanya dapat dikelompokan pada yaitu a. Sengketa sertifikat hak milik tanah dan bangunan. b. Sengketa kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam. c. Sengketa wakaf dan shodaqoh d. Sengketa TUN