ANALISA PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP PENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN PENGUJIAN BENDING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

MAKALAH PELATIHAN PROSES LAS BUSUR NYALA LISTRIK (SMAW)

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

LAS BUSUR LISTRIK ELEKTRODE TERBUNGKUS (SHIELDED METAL ARC WELDING = SMAW)

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. Berdasarkan definisi dari Deutche Industrie Normen (DIN), las adalah

BAB II KERANGKA TEORI

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

DASAR TEKNOLOGI PENGELASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. Hasil penyambungan antara drum dengan tromol menggunakan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

LAS LISTRIK LAPORAN PRAKTIKUM. Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Teknik Pelayanan dan Perawatan. Dosen Pembimbing :

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB I LAS BUSUR LISTRIK

BAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW. SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

I. PENDAHULUAN. rotating bending. Dalam penggunaannya pengaruh suhu terhadap material

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

C. RUANG LINGKUP Adapun rung lingkup dari penulisan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Kerja las 2. Workshop produksi dan perancangan

ANALISA EKONOMIS PERBANDINGAN KAPAL KAYU SISTEM LAMINASI DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Agung Mustofa ( ) Muhammad Hisyam ( )

LAB LAS. Pengelasan SMAW

Laporan Praktik Pengelasan Lanjut. Membuat rigi-rigi las posisi 3G dan Pengisian Posisi 3G. Membuat rigi-rigi las posisi 4G dan Pengisian Posisi 4G

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Latar belakang. Oleh: Sukendro. Bs Nrp

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

Peralatan Las Busur Nyala Listrik

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

BAB V. ELEKTRODA (filler atau bahan isi)

DASAR-DASAR PENGELASAN

proses welding ( pengelasan )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Area terhadap hasil rancang bangun alat Uji Konduktivitas Thermal Material.

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB III LANDASAN TEORI. ur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor N u harus memenuhi : N u. N n... (3-1)

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

PENGARUH VARIASI TEBAL PELAT DAN BESAR ARUS LISTRIK TERHADAP DISTORSI PADA PENGELASAN MULTILAYER PROSES GMAW DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFER SPRAY

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai. Pemilihan Bahan. Proses Pengelasan. Pembuatan Spesimen. Pengujian Spesimen pengujian tarik Spesimen struktur mikro

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

PENGARUH HEAT TREATMENT

SUBMARGED ARC WELDING (SAW)

BAB I PENDAHULUAN. pipa-pipa minyak dan gas bumi maupun konstruksi-konstruksi lainnya

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

Gambar 1.7 Pengelasan busur plasma

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

MACAM-MACAM CACAT LAS

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

Joining Methods YUSRON SUGIARTO

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

Melakukan Pekerjaan Las Busur Manual

JOOB SHEET MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK PENGELASAN TINGKAT XII PENYUSUN : MUKHTAROM,S.T.

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

Transkripsi:

ANALISA ENGARUH MEDIA ENDINGIN TERHADA ENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN ENGUJIAN BENDING Deki rikma & Syahrizal Teknik erkapalan oliteknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id Abstrak Dunia las pada saat ini sangat luas, mengingat kegunaan yang sangat penting dalam pengembangan sesuatu logam dan berbagai benda padat untuk keperluan yang masih dipergunakan oleh masyarakat. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang semakin canggih dibuat dengan menggunakan teknik penyambungan menjadi lebih ringan, sederhana dan murah bagi kalangan masyarakat. Yang memerlukan las adalah suatu cara untuk menyambung suatu benda padat dengan jalan mencairkan. Suatu benda dengan pemanasan dengan melakukan pengelasan ini kita dapat menghasilkan daerah ukuran lasan di antaranya yaitu logam lasan, daerah pengaruh panas (Haz) dan logam induk yang mempengaruhi (base metal). Untuk distribusi harga kekerasan hasil lasan yang diperoleh dengan menguji titik-titik di sepanjang hasil lasan yang tegak lurus dengan arah pengelasan. Dalam lasan ini, metoda yang di uji akan las dengan 4 media pendingin dengan elektroda RB-26 AWS E 6013 dengan pengujian bending dna melakukan perbandingan kekuatan las dengan 4 media pendingin udara, air, oli, dan minyak solar. Untuk material yang di uji memiliki ukuran = 170 x b = 25 x L = 6 mm sebanyak 8 buah spesimen yang ber bentuk kampuh V dan I adapun metode pengujian yang digunakan adalah metode there point bending tes yaitu pengujian yang dilakukan memiliki 3 titik (2 titik tumpu dan 1 titik pembebanan). Kata kunci : Elekroda, SMAW, Media pendingin, egujian bending. 1. ENDAHULUAN engelasan ialah proses penyambungan logam dengan pemanasan setempat sehingga terjadi ikatan metalurgis antara logam-logam yang disambung. Untuk memperoleh ikatan metalurgis tersebut logam induk dan / atau logam pengisi harus mencair. Untuk mencairkan logam diperlukan energi panas, yang dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya, dengan pembakaran gas, tenaga listrik, gesekan dan sebagainya. enggunaan panas pada pekerjaan logam ini dapat dipengaruhi sifat logam pada daerah lasan. Daerah lasan ini terdiri dari tiga bagian yaitu, logam lasan, daerah pengaruh panas (Haz) Heat Affectif Zone:, dan logam induk yang tidak terpengaruh. Logam las adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan kemudian membeku. Daerah pengaruh panas (Haz) adalah logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan mengalami siklus pemanasan dan pendinginan cepat. Logam induk tak terpengaruhi adalah bagian logam dasar di mana panas dan suhu pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan struktur sifat. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini: Gambar 1. Daerah Lasan Logam lasan Daerah HAZ Daerah tak terpengaruhi 176

1. Mengelas dengan osisi Datar (flat) Langkah-langkah : a. Langkah pertama: - Menentukan polaritas - Arus diatur, misalnya antara 85 dan 110 Amp b. Langkah kedua: - Menghubungkan penjepit las dengan bahan dan pool positif. - Menghubungkan tangkai las dengan pool negatif. c. Langkah ketiga: - Menyiapkan bahan yang akan dilas - Membersihkan kampuh - Menyetelkan bahan dengan alat bantu sesuai yang kehendaki. d. Langkah keempat: - Memasang elektroda pada tangkai las, dan memanaskan dengan cara tapping, yakni meletakkan Elektroda tegak lurus pada pelat dan menggerakkan naik turun, kemudian tarik elektroda tersebut secepat mungkin untuk menjaga jarak nyala dan mencegah elektroda lengket dengan bahan kerja. - Scratching, yakni memegang elektroda pada sudut tertentu dan menggoreskannya pada permukaan pelat. Tarik Elektroda tersebut secepatnya segera setelah menyinggung pelat dan menghasilkan nyala untuk menjaga jarak nyala dan mencegah lengketnya Elektroda pada benda kerja. e. Langkah kelima: - Setelah nyala dihasilkan, pertahankan jarak ujung elektroda dengan pelat kira-kira sebesar 1 Diameter Elektroda dan bergerak kearah ujung kampuh yang akan dilas. - erpanjangan jarak nyala sebesar 2 x jarak semula selama satu detik untuk memanaskan pelat dasar kemudian kembali pada posisi jarak nyala semula dan membuat sudut kemiringan elektroda antara 5 hingga 10 untuk mengelas selanjutnya lihat gambar dibawah ini. Gambar 2. osisi engelasan Gambar 3. nyala elektroda Gambar 4. busur nyala listrik Cara memulai busur nyala listrik: 1. egang Elektroda tegak lurus terhadap pelat kerja 2. Ketukan beberapa kali kepermukaan pelat kerja 3. Segera setelah timbul busur listrik, tarik elektroda sejarak garis tengah Elektroda untuk mencegah agar Elektroda tidak lengket kepelat kerja. 4. egang elektroda sehingga membentuk sudut terhadap pelat benda kerja sebesar + 60. 5. Gerakan elektroda kearah pinggir pelat kerja sehingga menyinggungnya. 6. Tarik elektroda sejarak garis tengah elektroda, segera setelah timbul busur nyala untuk mencegah agar elektroda tidak lengket kepelat kerja. 2. EMILIHAN ELEKTRODA ilihlah Elektroda yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan set arus pada mesin las sesuai dengan elektroda yang digunakan. Tabel berikut, contoh aplikasi selang arus yang 177

digunakan pada pemakaian Elektroda RB- AWS E 6013 (general purpose/keperluan umum). Tabel 1. Aplikasi Arus emakaian Elektroda AWS E6013 Diameter Kawat Las Selang Arus Las (Ampere) 1,6 25 45 2,0 50 75 2,5 70 95 3,25 95 130 4,0 135 180 5,0 155 24 6,0 190 315 3. Terak las terlepas dengan mudah. Kedua jenis arus las listrik dapat dipergunakan searah maupun bolak balik. 3. HASIL ENGUJIAN 4 MEDIA ENDINGIN DENGAN ELEKTRODA RB-AWS E 6013 MENGGUNAKAN KAMUH V DAN I a. Hasil engujian dengan Media endingin Udara Gambar 5. Media engujian endinginan Udara Tabel 2. Ukuran Standar Dan anjang Elektroda Ukuran standar kawat inti E6010, E6011, E6012, E4013, E6022, E7014, E7015, E7016, E7018 E6020, E6027, E7024, E7027, E7028, E7048 Inci mm Inci mm Inci mm Tabel 3. Data Hasil engujian Bending Dengan endingin Dara 1/16 1,6 230 - - 5/64 2,0 9 atau 12 230 atau 300 - - 3/32 2,4 12 atau 24 300 atau 350 12 atau 14 300 atau 350 1/8 3,2 14 350 14 350 5/32 4,0 14 350 14 350 Baja Carbon / V I I 3 ( mm) 170 25 6 70 22,10 31,28 170 25 6 70 23.33 29,30 3/16 4,8 14 350 14 atau 18 350 atau 450 7/32 5,6 14 atau 18 350 atau 450 18 atau 28 450 atau 700 1/4 6,4 18 450 18 atau 28 450 atau 700 5/16 8,0 18 450 18 atau 28 450 atau 700 b. Hasil engujian dengan Media endingin Air Gambar 6. Media engujian endinginan Air Elektroda RB- 26 AWS E 6013 Elektroda RB-26 AWS E 6013 adalah type kawat las untuk mild stell dengan kadar oksida titana yang tinggi, tipe kawat las ini dipergunakan secara luas untuk pengelasan pelat, Rb memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Busur las stabil dan penetrasi dangkal, memungkinkan pengelasan plat-plat tipis dengan ketebalan 0,8 s/d 12 mm. 2. ercikan logam pengelasan yang minim menghasilkan permukaan kampuh yang sempurna. 178

Tabel 4. Data Hasil engujian Bending Dengan endingin Air V I 3 170 25 6 70 27.10 30.35 Tabel 5. Data Hasil engujian Bending Dengan endingin Minyak Solar V I 3 170 25 6 70 27.10 30.35 I 170 25 6 70 28.83 32.15 I 170 25 6 70 28.83 32.15 c. Hasil engujian dengan Media endingin Oli Gambar 6. Media engujian endinginan oli Tabel 5. Data Hasil engujian Bending Dengan endingin Oli V I I 3 170 25 6 70 35.74 26.24 170 25 6 70 34.13 28.35 d. Hasil engujian Media endingin Minyak Solar Gambar 7. Media engujian endinginan Minyak Solar 4. KESIMULAN Yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil pengujian dengan menggunakan media pendingin udara. m (Momen Bending) = 138,12 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 11,21 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 1,84 KN/mm 2 m ( Momen Bending) = 154,81 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 11,50 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)=1,84 KN/mm 2 2. Hasil pengujian dengan menggunakan media pendingin air. m (Momen Bending) = 169,75 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 14,21 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,26 KN/mm 2 m ( Momen Bending) = 180,18 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 14,23 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,40 KN/mm 2 179

3. Hasil pengujian dengan menggunakan media pendingin oli. m (Momen Bending) = 223,37 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 21,62 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,97 KN/mm 2 Miller, H. 1993. The Laminated Wood Boatbuilder, International Marine Camden- Marine. m ( Momen Bending) = 213,31 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 19,11 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,84 KN/mm 2 4. Hasil pengujian dengan menggunakan media pendingin minyak solar. m (Momen Bending) = 151,43 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 13,2 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,019 KN/mm 2 m ( Momen Bending) = 146,62 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 12,71 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)=1,95 KN/mm 2 DATAR USTAKA DKB/DLWB Marine Services, 1991, Latihan Kapal Kayu Laminasi, Jakarta. Sunaryo, H. Modul embangunan Kapal ibre Glass, T AL Indonesia. Biro Klasifikasi Indonesia, 1989, eraturan Konstruksi Kapal Kayu. Santoso, H Ir dan Untung, T. 1994. erancangan dan roduksi Kapal cepat Konstruksi Kayu Laminasi. 180