ANALISA ENGARUH MEDIA ENDINGIN TERHADA ENGELASAN ELEKTRODA RB-26 AWS E 6013 DENGAN ENGUJIAN BENDING Deki rikma & Syahrizal Teknik erkapalan oliteknik Bengkalis Jl. Bathin Alam, Sei-Alam, Bengkalis-Riau djalls@polbeng.ac.id Abstrak Dunia las pada saat ini sangat luas, mengingat kegunaan yang sangat penting dalam pengembangan sesuatu logam dan berbagai benda padat untuk keperluan yang masih dipergunakan oleh masyarakat. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang semakin canggih dibuat dengan menggunakan teknik penyambungan menjadi lebih ringan, sederhana dan murah bagi kalangan masyarakat. Yang memerlukan las adalah suatu cara untuk menyambung suatu benda padat dengan jalan mencairkan. Suatu benda dengan pemanasan dengan melakukan pengelasan ini kita dapat menghasilkan daerah ukuran lasan di antaranya yaitu logam lasan, daerah pengaruh panas (Haz) dan logam induk yang mempengaruhi (base metal). Untuk distribusi harga kekerasan hasil lasan yang diperoleh dengan menguji titik-titik di sepanjang hasil lasan yang tegak lurus dengan arah pengelasan. Dalam lasan ini, metoda yang di uji akan las dengan 4 media pendingin dengan elektroda RB-26 AWS E 6013 dengan pengujian bending dna melakukan perbandingan kekuatan las dengan 4 media pendingin udara, air, oli, dan minyak solar. Untuk material yang di uji memiliki ukuran = 170 x b = 25 x L = 6 mm sebanyak 8 buah spesimen yang ber bentuk kampuh V dan I adapun metode pengujian yang digunakan adalah metode there point bending tes yaitu pengujian yang dilakukan memiliki 3 titik (2 titik tumpu dan 1 titik pembebanan). Kata kunci : Elekroda, SMAW, Media pendingin, egujian bending. 1. ENDAHULUAN engelasan ialah proses penyambungan logam dengan pemanasan setempat sehingga terjadi ikatan metalurgis antara logam-logam yang disambung. Untuk memperoleh ikatan metalurgis tersebut logam induk dan / atau logam pengisi harus mencair. Untuk mencairkan logam diperlukan energi panas, yang dapat diperoleh dengan berbagai cara misalnya, dengan pembakaran gas, tenaga listrik, gesekan dan sebagainya. enggunaan panas pada pekerjaan logam ini dapat dipengaruhi sifat logam pada daerah lasan. Daerah lasan ini terdiri dari tiga bagian yaitu, logam lasan, daerah pengaruh panas (Haz) Heat Affectif Zone:, dan logam induk yang tidak terpengaruh. Logam las adalah bagian dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan kemudian membeku. Daerah pengaruh panas (Haz) adalah logam dasar yang bersebelahan dengan logam las yang selama proses pengelasan mengalami siklus pemanasan dan pendinginan cepat. Logam induk tak terpengaruhi adalah bagian logam dasar di mana panas dan suhu pengelasan tidak menyebabkan terjadinya perubahan struktur sifat. Untuk lebih jelas lihat gambar dibawah ini: Gambar 1. Daerah Lasan Logam lasan Daerah HAZ Daerah tak terpengaruhi 176
1. Mengelas dengan osisi Datar (flat) Langkah-langkah : a. Langkah pertama: - Menentukan polaritas - Arus diatur, misalnya antara 85 dan 110 Amp b. Langkah kedua: - Menghubungkan penjepit las dengan bahan dan pool positif. - Menghubungkan tangkai las dengan pool negatif. c. Langkah ketiga: - Menyiapkan bahan yang akan dilas - Membersihkan kampuh - Menyetelkan bahan dengan alat bantu sesuai yang kehendaki. d. Langkah keempat: - Memasang elektroda pada tangkai las, dan memanaskan dengan cara tapping, yakni meletakkan Elektroda tegak lurus pada pelat dan menggerakkan naik turun, kemudian tarik elektroda tersebut secepat mungkin untuk menjaga jarak nyala dan mencegah elektroda lengket dengan bahan kerja. - Scratching, yakni memegang elektroda pada sudut tertentu dan menggoreskannya pada permukaan pelat. Tarik Elektroda tersebut secepatnya segera setelah menyinggung pelat dan menghasilkan nyala untuk menjaga jarak nyala dan mencegah lengketnya Elektroda pada benda kerja. e. Langkah kelima: - Setelah nyala dihasilkan, pertahankan jarak ujung elektroda dengan pelat kira-kira sebesar 1 Diameter Elektroda dan bergerak kearah ujung kampuh yang akan dilas. - erpanjangan jarak nyala sebesar 2 x jarak semula selama satu detik untuk memanaskan pelat dasar kemudian kembali pada posisi jarak nyala semula dan membuat sudut kemiringan elektroda antara 5 hingga 10 untuk mengelas selanjutnya lihat gambar dibawah ini. Gambar 2. osisi engelasan Gambar 3. nyala elektroda Gambar 4. busur nyala listrik Cara memulai busur nyala listrik: 1. egang Elektroda tegak lurus terhadap pelat kerja 2. Ketukan beberapa kali kepermukaan pelat kerja 3. Segera setelah timbul busur listrik, tarik elektroda sejarak garis tengah Elektroda untuk mencegah agar Elektroda tidak lengket kepelat kerja. 4. egang elektroda sehingga membentuk sudut terhadap pelat benda kerja sebesar + 60. 5. Gerakan elektroda kearah pinggir pelat kerja sehingga menyinggungnya. 6. Tarik elektroda sejarak garis tengah elektroda, segera setelah timbul busur nyala untuk mencegah agar elektroda tidak lengket kepelat kerja. 2. EMILIHAN ELEKTRODA ilihlah Elektroda yang sesuai dengan jenis pekerjaan dan set arus pada mesin las sesuai dengan elektroda yang digunakan. Tabel berikut, contoh aplikasi selang arus yang 177
digunakan pada pemakaian Elektroda RB- AWS E 6013 (general purpose/keperluan umum). Tabel 1. Aplikasi Arus emakaian Elektroda AWS E6013 Diameter Kawat Las Selang Arus Las (Ampere) 1,6 25 45 2,0 50 75 2,5 70 95 3,25 95 130 4,0 135 180 5,0 155 24 6,0 190 315 3. Terak las terlepas dengan mudah. Kedua jenis arus las listrik dapat dipergunakan searah maupun bolak balik. 3. HASIL ENGUJIAN 4 MEDIA ENDINGIN DENGAN ELEKTRODA RB-AWS E 6013 MENGGUNAKAN KAMUH V DAN I a. Hasil engujian dengan Media endingin Udara Gambar 5. Media engujian endinginan Udara Tabel 2. Ukuran Standar Dan anjang Elektroda Ukuran standar kawat inti E6010, E6011, E6012, E4013, E6022, E7014, E7015, E7016, E7018 E6020, E6027, E7024, E7027, E7028, E7048 Inci mm Inci mm Inci mm Tabel 3. Data Hasil engujian Bending Dengan endingin Dara 1/16 1,6 230 - - 5/64 2,0 9 atau 12 230 atau 300 - - 3/32 2,4 12 atau 24 300 atau 350 12 atau 14 300 atau 350 1/8 3,2 14 350 14 350 5/32 4,0 14 350 14 350 Baja Carbon / V I I 3 ( mm) 170 25 6 70 22,10 31,28 170 25 6 70 23.33 29,30 3/16 4,8 14 350 14 atau 18 350 atau 450 7/32 5,6 14 atau 18 350 atau 450 18 atau 28 450 atau 700 1/4 6,4 18 450 18 atau 28 450 atau 700 5/16 8,0 18 450 18 atau 28 450 atau 700 b. Hasil engujian dengan Media endingin Air Gambar 6. Media engujian endinginan Air Elektroda RB- 26 AWS E 6013 Elektroda RB-26 AWS E 6013 adalah type kawat las untuk mild stell dengan kadar oksida titana yang tinggi, tipe kawat las ini dipergunakan secara luas untuk pengelasan pelat, Rb memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Busur las stabil dan penetrasi dangkal, memungkinkan pengelasan plat-plat tipis dengan ketebalan 0,8 s/d 12 mm. 2. ercikan logam pengelasan yang minim menghasilkan permukaan kampuh yang sempurna. 178
Tabel 4. Data Hasil engujian Bending Dengan endingin Air V I 3 170 25 6 70 27.10 30.35 Tabel 5. Data Hasil engujian Bending Dengan endingin Minyak Solar V I 3 170 25 6 70 27.10 30.35 I 170 25 6 70 28.83 32.15 I 170 25 6 70 28.83 32.15 c. Hasil engujian dengan Media endingin Oli Gambar 6. Media engujian endinginan oli Tabel 5. Data Hasil engujian Bending Dengan endingin Oli V I I 3 170 25 6 70 35.74 26.24 170 25 6 70 34.13 28.35 d. Hasil engujian Media endingin Minyak Solar Gambar 7. Media engujian endinginan Minyak Solar 4. KESIMULAN Yang dapat disimpulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Hasil pengujian dengan menggunakan media pendingin udara. m (Momen Bending) = 138,12 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 11,21 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 1,84 KN/mm 2 m ( Momen Bending) = 154,81 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 11,50 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)=1,84 KN/mm 2 2. Hasil pengujian dengan menggunakan media pendingin air. m (Momen Bending) = 169,75 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 14,21 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,26 KN/mm 2 m ( Momen Bending) = 180,18 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 14,23 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,40 KN/mm 2 179
3. Hasil pengujian dengan menggunakan media pendingin oli. m (Momen Bending) = 223,37 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 21,62 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,97 KN/mm 2 Miller, H. 1993. The Laminated Wood Boatbuilder, International Marine Camden- Marine. m ( Momen Bending) = 213,31 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 19,11 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,84 KN/mm 2 4. Hasil pengujian dengan menggunakan media pendingin minyak solar. m (Momen Bending) = 151,43 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 13,2 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)= 2,019 KN/mm 2 m ( Momen Bending) = 146,62 KN/mm E (Modolus Elatisitas)= 12,71 KN/mm 2 σ B (Kekuatan Bending)=1,95 KN/mm 2 DATAR USTAKA DKB/DLWB Marine Services, 1991, Latihan Kapal Kayu Laminasi, Jakarta. Sunaryo, H. Modul embangunan Kapal ibre Glass, T AL Indonesia. Biro Klasifikasi Indonesia, 1989, eraturan Konstruksi Kapal Kayu. Santoso, H Ir dan Untung, T. 1994. erancangan dan roduksi Kapal cepat Konstruksi Kayu Laminasi. 180