BUPATI INDRAGIRI HULU

dokumen-dokumen yang mirip
PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN PENETAPAN BESARNYA PENGHAPUSAN

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN PENETAPAN BESARNYA PENGHAPUSAN

PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 57 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN.

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN YANG SUDAH KEDALUWARSA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 5 SERI B

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI GIANYAR PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI GIANYAR NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LAMANDAU PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROPINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 3 TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI INDRAGIRI HULU

BUPATI INDRAGIRI HULU

BUPATI INDRAGIRI HULU

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI INDRAGIRI HULU

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG

Keterangan mengenai WP (meninggal, tidak dikenal, pailit, daluwarsa, dll) Jumlah Pajak yang masih harus dibayar (Rp)

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 37 TAHUN 2010 T E N T A N G TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI INDRAGIRI HULU

BUPATI INDRAGIRI HULU

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Lampiran : Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 90 TAHUN 2013 Tanggal 22 Agustus 2013 CONTOH FORMAT. No.

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 31 TAHUN 2016

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

Cara Penghapusan Piutang Negara/Daerah (Lembaran. Tahun 2OO4 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 19 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 21 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH

BUPATI BIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA

Jumlah Pajak yang telah dibayar (Rp) Jumlah Pajak yang masih harus dibayar (Rp)

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI INDRAGIRI HULU

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 45 TAHUN 2014 TENTANG PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI INDRAGIRI HULU

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DAN/ATAU PIUTANG RETRIBUSI DAERAH

BUPATI INDRAGIRI HULU

KEPUTUSAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR... (1) TENTANG

BUPATI INDRAGIRI HULU

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 15 TAHUN 2015

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI OGAN ILIR. NOMOR l4> TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGKAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 32 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 69 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TENGAH NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

BUPATI INDRAGIRI HULU PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR : 73 TAHUN 2012

PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 43 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH

BUPATI LIMA PULUH KOTA PERATURAN BUPATI LIMA PULUH KOTA NOMOR IS TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH YANG SUDAH KADALUWARSA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG

N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2009

PROSEDUR PENAGIHAN BPHTB

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 02 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 02 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 37 TAHUN 2003

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 53 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMUNGUTAN PAJAK AIR TANAH

BUPATI INDRAGIRI HULU

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 34 TAHUN 2012 TENTANG

PROSEDUR PENAGIHAN BPHTB A. GAMBARAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

JENIS DAN BENTUK SURAT, DOKUMEN DAN/ATAU DAFTAR YANG DIPERLUKAN DALAM RANGKA PENGUSULAN DAN TINDAK LANJUT PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 9 SERI E

BUPATI INDRAGIRI HULU PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR : 74 TAHUN 2012

Transkripsi:

BUPATI INDRAGIRI HULU PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG TATACARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN YANG SUDAH KEDALUWARSA BUPATI INDRAGIRI HULU, Menimbang : Mengingat : a. piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perkotaan dan Perdesaan yang secara nyata tidak mungkin ditagih oleh karena hak untuk melakukan penagihan sduah kedaluarsa perlu dihapuskan dari tata usaha piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; b. bahwa tata cara penghapusan piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang Sudah Kedaluwarsa sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pajak Daerah Pasal 89 ayat (2) huruf c; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Bupati Indragiri Hulu tentang Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang Sudah Kedaluwarsa, 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Kabupaten Indragiri Hilir dengan mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara RI Tahun 1965 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 2754); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Atas Pengelolaan Dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 8. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 104 Tahun 2000 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4165); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4578);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaiman telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2008 Nomor 18); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 09 Tahun 2009 tentang Pokok pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2007 Nomor 12).; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 03 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 18 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu. (Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2010 Nomor 18); 14. Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pajak Bumi dan Bangunan; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU TENTANG TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN YANG SUDAH KEDALUWARSA. Pasal 1 Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang Sudah Kedaluwarsa yang dapat dihapuskan adalah : 1. Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan yang tercantum dalam : a. Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), b. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), c. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), d. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), e. Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD), f. Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding. Yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah; atau 2. Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak Orang Pribadi yang menurut data administrasi Dinas Pendapatan Daerah yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa disebabkan karena : a. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan; b. Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi; c. Penagihan Pajak secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak; d. Hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluarsa; atau e. Sebab lain sesuai hasil penelitian. 3. Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak Badan yang menurut data administrasi Dinas Pendapatan Daerah yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa disebabkan karena :

a. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan pengurus, direksi, komisaris, pemegang saham, pemilik modal atau pihak lain yang dibebani untuk melakukan pemberesan atau likuidator, atau kurator tidak ditemukan, b. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak memiliki harta kekayaan lagi; c. penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan Surat Paksa kepada pengurus, direksi, likuidator, kurator, pengadilan negeri, pengadilan niaga, baik secara langsung maupun dengan menempelkan pada papan pengumuman atau media massa; d. hak untuk melakukan penagihan pajak sudah kedaluwarsa; atau e. sebab lain sesuai hasil penelitian. Pasal 2 (1) Untuk memastikan piutang PBB-P2 yang tidak mungkin ditagih lagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf a dan b, wajib dilakukan penelitian setempat atau penelitian administrasi oleh Dinas Pendapatan Daerah dan hasilnya dilaporkan dalam Laporan Hasil Penelitian. (2) Untuk memastikan piutang PBB-P2 yang tidak mungkin ditagih lagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 (ayat (2) huruf c dan d, Kepala Bidang PBB dan BPHTB Dinas Pendapatan Daerah melakukan penelitian administrasi dan hasilnya dilaporkan dalam Laporan Hasil Penelitian administrasi. (3) Untuk memastikan piutang PBB-P2 yang tidak mungkin ditagih lagi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) huruf e, Kepala Bidang PBB dan BPHTB Dinas Pendapatan Daerah berdasarkan persetujuan Kepala Dinas Pendapatan Daerah melakukan penelitian administrasi atau penelitian setempat yang hasilnya dilaporkan dalam Laporan Hasil Penelitian Administrasi atau Laporan Hasil Penelitian Setempat. (4) Wajib Pajak yang akan dilakukan Penelitian Administrasi atau Penelitian Setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), ditatausahakan dalam Daftar Piutang PBB-P2 yang diperkirakan tidak mungkin ditagih lagi. (5) Penelitian Administrasi atau Penelitian Setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ayat (2) dan ayat (3), dapat dilakukan per Wajib Pajak atau kolektif per desa/kelurahan. (6) Penelitian Administrasi atau Penelitian Setempat secara kolektif hanya dapat dilakukan terhadap Wajib Pajak/Objek pajak Perdesaan dan Perkotaan yang : a. Ketetapan pajaknya tidak melebihi Rp 25.000,-; atau b. Data administrasinya tidak dapat dipertanggungjawabkan/tidak dapat ditelusuri lagi; atau c. Terkena bencana alam atau sebab lain yang luar biasa. (7) Laporan Hasil Penelitian Administrasi atau Laporan Hasil Penelitian Setempat dibuat per Wajib Pajak atau kolektif desa/kelurahan. (8) Laporan Hasil Penelitian Administrasi atau Laporan Hasil Penelitian Setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (7), ditatausahakan dalam Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2.

Pasal 3 (1) Berdasarkan Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (8), setiap akhir tahun takwim Kepala Bidang PBB dan BPHTB Dinas Pendapatan Daerah membuat Usulan Penghapusan Piutang (DUPP) PBB-P2 yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi untuk Kabupaten Indragiri Hulu per tahun pajak. (2) Selambat-lambatnya tanggal 10 Januari tahun takwim berikutnya Kepala Bidang PBB dan BPHTB Dinas Pendapatan Daerah menyampaikan Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah. Pasal 4 Selambat-lambatnya satu bulan setelah menerima Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2, Kepala Dinas Pendapatan Daerah : 1. Melakukan penelitian mengenai kebenaran Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2; 2. Membuat Daftar Rekapitulasi Usulan Penghapusan Piutang PBB Kabupaten Indragiri Hulu per Tahun Pajak; 3. Mengirimkan Daftar Rekapitulasi serta Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 kepada Bupati Indragiri Hulu. Pasal 5 Kepala Dinas Pendapatan Daerah menatausahakan Salinan Keputusan Bupati Indragiri Hulu tentang Penghapusan Piutang PBB yang diterimanya. Pasal 6 Petunjuk Teknis Tata Cara Pelaksanaan Penghapusan Piutang PBB-P2 yang Sudah Kedaluwarsa adalah tercantum pada Lampiran Peraturan ini. Pasal 7 Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak Tahun Pajak 2013 dengan ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam peraturan ini akan diadakan perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya; Ditetapkan di Rengat Pada tanggal BUPATI INDRAGIRI HULU YOPI ARIANTO

Lampiran : Peraturan Bupati Indragiri Hulu Nomor : Tanggal : PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN YANG SUDAH KEDALUWARSA I. UMUM 1. Tata usaha piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) seharusnya menggambarkan jumlah piutang pajak yang menjadi hak Negara yang mungkin tidak mungkin ditagih lagi kepada Wajib Pajak. Oleh karena itu piutang pajak yang tidak mungkin ditagih lagi harus dihapuskan dari tata usaha piutang PBB-P2 agar diperoleh data besarnya piutang PBB- P2 yang benar dan dapat ditagih atau dicairkan secara efektif. 2. Berdasarkan Pasal 168 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 bahwa Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan/retribusi Daerah yang Sudah Kedaluwarsa diatur dengan Peraturan Kepala Daerah. 3. Piutang PBB-P2 yang sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan adalah piutang PBB-P2 yang tercantum dalam Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT), dan Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD), Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah; atau Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak Orang Pribadi yang menurut data administrasi Dinas Pendapatan Daerah yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa disebabkan karena Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan, Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak memiliki harta kekayaan lagi, Penagihan Pajak secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak, Hak untuk melakukan penagihan sudah kadaluwarsa atau sebab lain sesuai hasil penelitian; Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak Badan yang menurut data administrasi Dinas Pendapatan Daerah yang tidak mungkin ditagih lagi disebabkan karena Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan pengurus, direksi, komisaris, pemegang saham, pemilik modal atau pihak lain yang dibebani untuk melakukan pemberesan atau likuidator, atau kurator tidak ditemukan, Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak memiliki harta kekayaan lagi, penagihan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan secara aktif telah dilaksanakan dengan penyampaian Salinan Surat Paksa kepada pengurus, direksi, likuidator, kurator, pengadilan negeri, pengadilan niaga, baik secara langsung maupun dengan menempelkan pada papan pengumuman atau media massa, hak untuk melakukan penagihan pajak sudah kedaluwarsa atau sebab lain sesuai hasil penelitian. 4. Keputusan untuk menghapuskan piutang PBB-P2 merupakan wewenang Bupati Indragiri Hulu atas usul dari Kepala Dinas Pendapatan Daerah. Oleh karena itu Kepala Dinas Pendapatan Daerah perlu melakukan penelitian administrasi dan/atau penelitian setempat, serta menyelenggarakan penatausahaan yang berkaitan dengan penghapusan piutang PBB-P2 secara tertib dan benar sesuai dengan Petunjuk Teknis Tata Cara Penghapusan Piutang PBB- P2 yang Sudah Kedaluwarsa.

II. TATA CARA PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN YANG SUDAH KEDALUWARSA. Yang dimaksud dengan Piutang PBB-P2 adalah jumlah yang masih harus ditagih sebagaimana tercantum dalam SPPT/SKPD/SKPDKB/SKPDKBT/STPD/Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah yang meliputi pokok pajak dan/atau denda administrasi. 1. Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak Orang Pribadi yang menurut data administrasi Dinas Pendapatan Daerah yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa disebabkan karena: a. Piutang PBB-P2 tersebut tercantum dalam SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa piutang PBB-P2 tersebut benar-benar telah ditatausahakan sebagai piutang pajak berdasarkan peraturan yang berlaku. b. Piutang PBB-P2 tersebut tidak mungkin ditagih lagi disebabkan karena : b.1. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan. b.1.1 Dalam hal Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan, maka diperlukan dokumen-dokumen untuk mendukung alasan penghapusan piutang PBB-P2 tersebut, berupa : - Surat Keterangan Wajib Pajak tidak ditemukan atau Surat Keterangan Kematian dari pejabat daerah setempat (minimal Kepala Desa/Lurah) atau rumah sakit (jika Wajib Pajak meninggal di rumah sakit); - Surat keterangan dari pejabat yang berwenang menyatakan bahwa Wajib Pajak yang tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia tidak meninggalkan harta warisan tidak mempunyai ahli waris dan. b.1.2 Dalam hal Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak dapat ditemukan atau meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris, atau ahli waris tidak dapat ditemukan, maka dalam hal ini diperlukan dokumen-dokumen untuk mendukung alasan penghapusan piutang PBB-P2 tersebut, berupa : - Surat Keterangan Wajib Pajak tidak ditemukan atau Surat Keterangan Kematian dari pejabat daerah setempat (minimal Kepala Desa/Lurah) atau rumah sakit (jika Wajib Pajak meninggal di rumah sakit); - Surat keterangan dari pejabat daerah setempat yang menyatakan bahwa Wajib Pajak tidak meninggalkan harta warisan karena telah dibagi kepada ahli waris; - Laporan Hasil Penelitian Setempat dari Petugas yang menyatakan ahli waris tidak ditemukan. b.2. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi. Dalam hal Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi yang dapat dijadikan obyek sita, misalnya : Penggarap tanah kehutanan atau kehutanan Negara, penyewa/pengontrak rumah, maka untuk pembuktiannya diperlukan dokumen-dokumen yang mendukung alasan penghapusan piutang PBB-P2 berupa surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang menyatakan bahwa Wajib Pajak memang benar-benar sudah tidak mempunyai harta kekayaan lagi.

b.3. b.4. Hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa. Piutang PBB yang tercantum dalam SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah juga dapat dihapuskan apabila hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa, sesuai dengan ketentuan Bab XI Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 02 Tahun 2011 Pasal 91. Sebab lain sesuai hasil penelitian. Piutang PBB yang tercantum dalam SPPT, SKPD, SKPDKB,SKPDKBT, STPD Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, juga dapat dihapuskan oleh karena sebab lain, misalnya karena Wajib Pajak tidak dapat ditemukan, akibat bencana alam, atau dokumen-dokumen administrasi tidak lengkap atau tidak dapat ditelusuri lagi disebabkan keadaan yang tidak dapat dihindarkan seperti bencana alam, kebakaran dan sebagainya. Penelitian administrasi dan penilaian setempat yang disebabkan oleh karena sebab lain harus mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu. c. Piutang Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Wajib Pajak Badan yang menurut data administrasi Dinas Pendapatan Daerah yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa disebabkan karena : c.1. Wajib Pajak bubar, likuidasi, atau pailit dan pengurus, direksi, komisaris, pemegang saham, pemilik modal atau pihak lain yang dibebani untuk melakukan pemberesan atau likuidator, atau kurator tidak ditemukan dibuktikan dengan kata pembubaran, likuidasi, atau pailit dan surat keterangan yang menyatakan bahwa pengurus, direksi, komisaris, pemegang saham, pemilik modal, atau pihak lain yang dibebani untuk melakukan pemberesan atau likuidator, atau curator tidak dapat ditemukan dari pejabat yang berwenang; b.2. Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi. Dalam hal Wajib Pajak dan/atau Penanggung Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi termasuk pengurus, direksi, komisaris, pemegang saham, dibuktikan dengan surat keterangan dari pejabat yang berwenang yang menyatakan bahwa Wajib Pajak memang benar-benar sudah tidak mempunyai harta kekayaan lagi. b.3. b.4. Hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa. Piutang PBB yang tercantum dalam SPPT, SKPD, SKPDKB, SKPDKBT, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah juga dapat dihapuskan apabila hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa, sesuai dengan ketentuan Bab XI Peraturan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu Nomor 2 Tahun 2011 Pasal 91. Sebab lain sesuai hasil penelitian. Piutang PBB yang tercantum dalam SPPT, SKPD, SKPDKB,SKPDKBT, STPD Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, juga dapat dihapuskan oleh karena sebab lain, misalnya karena Wajib Pajak tidak dapat ditemukan, akibat bencana alam, atau dokumen-dokumen administrasi tidak lengkap atau tidak dapat ditelusuri lagi disebabkan keadaan yang tidak dapat dihindarkan seperti bencana alam, kebakaran dan sebagainya.

Penelitian administrasi dan penilaian setempat yang disebabkan oleh karena sebab lain harus mendapat persetujuan dari Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu. 2. Besarnya penghapusan piutang PBB-P2. Besarnya piutang PBB-P2 yang dapat dihapuskan adalah sebesar sisa piutang PBB-P2 yang tercantum dalam SPPT/SKPD/SKPDKB/SKPDKBT/STPD/Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, dan Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah yang meliputi pokok pajak dan/atau denda administrasi yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak dan memenuhi syarat-syarat untuk dihapuskan. III. PETUNJUK PENYUSUNAN DAFTAR USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN. 1. Daftar Piutang PBB-P2 yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi. a. Penyusunan Daftar Piutang PBB-P2 yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi, bersumber dari : Daftar Wajib Pajak yang belum membayar PBB-P2 yang tercantum dalam DHPP/Buku Induk/Daftar Himpunan Ketetapan dan Pembayaran PBB-P2 (DHKP); Daftar Piutang PBB hasil keluaran komputer; b. Setiap akhir bulan dibuat daftar piutang PBB-P2 yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi yang bersumber dari DHPP/Buku Induk/DHKP dan daftar piutang hasil keluaran komputer; c. Kepala Bidang PBB dan BPHTB mengajukan Daftar Piutang PBB-P2 yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi untuk diadakan penelitian setempat dan penelitian administrasi berdasarkan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2), kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah untuk mendapat persetujuannya. d. Kepala Dinas Pendapatan Daerah memberikan disposisi dan mengembalikan kepada Kepala Bidang PBB dan BPHTB untuk dilaksanakan. 2. Penelitian Setempat a. Penelitian setempat adalah penelitian yang dilakukan di tempat Wajib Pajak dan/atau Objek Pajak sehubungan dengan piutang PBB yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi disebabkan karena : 1. Wajib Pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak ditemukan; 2. Wajib Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi; 3. Sebab lain. b. Kepala Dinas Pendapatan Daerah dapat menunjuk Juru Sita Pajak Daerah atau Petugas Peneliti untuk melakukan penelitian setempat per Wajib Pajak atau kolektif per desa/kelurahan, per Tahun Pajak dengan mengeluarkan Surat Perintah Penelitian Setempat. c. Juru Sita Pajak Daerah atau Petugas Peneliti membuat Laporan Hasil Penelitian Setempat per Wajib Pajak atau kolektif per desa/kelurahan, per Tahun Pajak yang menggambarkan keadaan Wajib Pajak dan Objek Pajak bersangkutan dengan melampirkan dokumendokumen pendukung dari instansi/pejabat berwenang yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan besarnya piutang PBB yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi. d. Laporan Hasil Penelitian Setempat dibuat rangkap dua oleh Juru Sita Pajak Daerah/Petugas Peneliti dan disampaikan kepada Kepala Seksi Penagihan, Keberatan dan Banding, untuk diteliti dan diparaf kemudian diteruskan kepada Kepala Bidang PBB dan BPHTB untuk ditandatangani, selanjutnya disampaikan kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah untuk mendapat persetujuan. - Lembar pertama laporan diteruskan kepada Kepala Seksi Penagihan, Keberatan dan Banding untuk ditatausahakan; - Lembar kedua arsip Juru Sita Pajak Daerah/Petugas Peneliti.

4. Pembukuan Laporan Hasil Penelitian Setempat/Hasil Penelitian Administrasi. a. Kasi Penagihan, Keberatan dan Banding menatausahakan Laporan Hasil Penelitian Setempat atau Laporan Hasil Penelitian Administrasi dalam Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2. b. Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB diisi setiap kali ada Laporan Hasil Penelitian Setempat atau Laporan Hasil Penelitian Administrasi yang diterima dari Kepala Dinas Pendapatan Daerah dan ditutup setiap akhir bulan. c. Setiap bulan Bidang PBB dan BPHTB Dinas Pendapatan Daerah mengirim kutipan Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB tersebut kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah dan apabila perlu dapat melakukan penelitian ulang sekiranya ada data yang diterima meragukan. Hasil penelitian oleh Kepala Dinas Pendapatan Daerah diberitahukan Kepada Kepala Bidang PBB dan BPTHB untuk dilakukan penyesuaian sehingga Buku Register tersebut akan memuat daftar piutang PBB-P2 yang betul-betul tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi. 5. Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB. a. Setiap akhir tahun takwim, Kepala Seksi Penagihan, Keberatan dan banding menyusun Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 dalam rangkap 3 (tiga): - Lembar 1 (Lampiran II Peraturan Bupati Indragiri Hulu) - Lembar 2 dan 3 (Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2). b. Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB Perdesaan dan Perkotaan disesuaikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (5) dan (6). c. Kasi Penagihan, Keberatan dan Banding meneliti kebenaran Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 dan diteruskan kepada Kepala Bidang PBB dan BPHTB untuk mendapat persetujuan. d. Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 yang telah disetujui oleh Kepala Bidang PBB dikirimkan kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah untuk disetujui selambat-lambatnya tanggal 10 Januari tahun berikutnya. e. Apabila perlu Kepala Dinas Pendapatan Daerah dapat melakukan penelitian ulang terhadap piutang PBB yang masih diragukan kebenarannya untuk dihapuskan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Kepala Dinas Pendapatan Daerah memberitahukan kepada Kepala Bidang PBB dan BPHTB untuk membuat atau melakukan penyesuaian dan membuat Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 yang sudah diperbaharui dalam rangkap 3 (tiga) : - Lembar 1 untuk Bupati. - Lembar 2 untuk arsip Dinas Pendapatan Daerah. - Lembar 3 untuk arsip Bidang PBB dan BPHTB. Apabila Kepala Dinas Pendapatan Daerah telah menyetujui mengenai kebenaran Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB tersebut, maka Kepala Dinas Pendapatan Daerah membubuhkan tandatangannya pada lembar 2 dan 3. f. Kepala Dinas Pendapatan Daerah melakukan penelitian paling lambat dalam waktu satu bulan sejak diterimanya Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2. g. Kepala Dinas Pendapatan Daerah setelah memberikan persetujuan terhadap Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 kemudian membuat Lampiran I Keputusan Bupati Indragiri Hulu tentang Daftar Rekapitulasi Piutang PBB P2 dalam rangkap 3 (tiga) dan Lembar 1 diteruskan kepada Bupati Indragiri Hulu.

6. Pembuatan Konsep Surat Keputusan Bupati Indragiri Hulu tentang Penghapusan Piutang PBB- P2. a. Kepala Bagian Adiministrasi Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Indragiri Hulu menatausahakan Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 yang diterima dari Dinas Pendapatan Daerah dalam Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2. b. Paling lambat satu bulan sejak diterimanya Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2 tersebut, harus sudah disampaikan kepada Bupati Indragiri Hulu. 7. Penatausahaan Salinan Keputusan Bupati Indragiri Hulu tentang Penghapusan Piutang PBB- P2. a. Dinas Pendapatan Daerah menerima Salinan Keputusan Bupati Indragiri Hulu tentang Penghapusan Piutang PBB-P2 beserta Lampiran. b. Dinas Pendapatan Daerah mencatat nomor dan tanggal Keputusan Bupati Indragiri Hulu serta jumlah piutang PBB yang dihapuskan ke dalam Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2. c. Kasi Penagihan, Keberatan dan Banding pada Bidang PBB dan BPHTB Dinas Pendapatan Daerah mencatat Nomor dan Tanggal Salinan Keputusan Bupati Indragiri Hulu tersebut, serta jumlah piutang PBB-P2 yang dihapuskan ke dalam Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB-P2. d. Keputusan sebagaimana dimaksud pada huruf c dihimpun dan dipakai sebagai dasar mengurangi pokok ketetapan/sisa pajak terhutang dan sumber pengisian laporan piutang PBB-P2- dan BI-PBB-P2, DHPP atau DHKP untuk Kabupaten Indragiri Hulu. e. Untuk penghapusan karena Wajib Pajak meninggal dunia atau tidak ditemukan, maka diadakan pengecekan kembali untuk menentukan Wajib Pajak baru, sedangkan untuk penghapusan karena Objek Pajak tidak ditemukan, maka datanya harus dihapuskan dari Basis Data PBB-P2 sehingga tidak terbit lagi SPPT untuk tahun mendatang. BUPATI INDRAGIRI HULU YOPI ARIANTO

NO. NAMA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK/DESA NOP. DAFTAR PIUTANG PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN YANG DIPERKIRAKAN TIDAK DAPAT ATAU TIDAK MUNGKIN DITAGIH LAGI SPPT/SKPD/STPD TANGGAL NOMOR KELURAHAN/DESA : KECAMATAN : KABUPATEN : TAHUN PAJAK JUMLAH PAJAK YANG HARUS DIBAYAR JUMLAH PAJAK YANG TELAH DIBAYAR JUMLAH SISA PIUTANG PAJAK TINDAKAN PENAGIHAN S.D.. KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 DISPOSISI KEPALA DIPENDA..., 20 KEPALA BIDANG. KASI NIP. NIP.

( KOP SURAT ) SURAT PERINTAH PENELITIAN SETEMPAT Nomor : Diperintahkan kepada : 1. Nama : Pangkat/Golongan : 2. Nama : Pangkat/Golongan : Untuk melakukan Penelitian Setempat dalam rangka penghapusan piutang PBB-P2 atas nama : NAMA DAN ALAMAT SPPT/STPD/SKPD No. NOP. KETERANGAN WP ATAU PP NOMOR TANGGAL 1 2 3 4 5 6.., An. BUPATI INDRAGIRI HULU Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Indragiri Hulu, NIP.

( KOP SURAT ) LAPORAN HASIL PENELITIAN SETEMPAT Nomor : Surat Perintah Penelitian Setempat Nomor : Tanggal Penelitian : I. Data mengenai Wajib Pajak atau Penanggung Pajak : 1. NOP : 2. NPWPD : 3. No. Seri SPPT/ : SKPD/STPD 4. Alamat : Desa/Kelurahan : Kecamatan : Kabupaten : 5. Nama dan Alamat Ahli Waris WP : 1. 2. 3. 6. Pekerjaan/Usaha : 7. Nama/Merk Perusahaan: Alamat : Nomor Telepon : Alamat Cabang : 1. 2. 3. Nama Jabatan dan alamat Pengurus menurut akte Notaris terakhir :

II. Data mengenai Tunggakan PBB-P2 : No. TAHUN PAJAK NOP. NO. & TGL SPPT/SKPD/ STPD JUMLAH PAJAK YG HARUS DIBAYAR JUMLAH PAJAK YG TELAH DIBAYAR TANGGAL Rp JUMLAH SISA PIUTANG PAJAK Catatan : Fotocopy Surat Setoran Pajak (SSP)/Surat Tanda Terima Setoran (STTS) agar dilampirkan III. Data lainnya yang berkenaan dengan penagihan : 1. Keputusan angsuran/penundaan Pembayaran pajak : 2. Surat Keberatan/Banding : 3. Nomor dan Tanggal Surat Tegoran : 4. Nomor dan Tanggal Surat Paksa : 5. Nomor dan Tanggal Surat Perintah Sita dan Risalah Sita : 6. Tanggal Pelelangan : IV. Hasil Penelitian Administrasi :. V. Lampiran (surat :-surat yang dianggap penting) : 1... 2... 3...

VI. Kesimpulan dan Usul :.,. Mengetahui, PENELITI I, PENELITI II, KEPALA BIDANG PBB DAN BPHTB NIP. NIP. NIP. Menyetujui : KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NIP.

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU DINAS PENDAPATAN DAERAH ------------------------------------------------------------------ LAPORAN HASIL PENELITIAN ADMINISTRASI Nomor :. Data mengenai wajib Pajak atau penanggung pajak yang telah dilakukan penelitian administrasi adalah sebagai berikut : Tahun Pajak : NO. NAMA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK/DESA NOP. SPPT/SKPD/STPD TANGGAL NOMOR JUMLAH PBB-P2 TERUTANG PEMBAYARAN JUMLAH SISA PBB TINDAKAN PENAGIHAN SD. KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 II. KESIMPULAN DAN SARAN :.. Mengetahui, KEPALA BIDANG PBB DAN BPHTB...,. PENELITI, NIP. Menyetujui : KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU, NIP. NIP.

BUKU REGISTER USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU TAHUN PAJAK.. DESA/KELURAHAN : KECAMATAN : NO. NAMA DAN ALAMAT WP NOP. SPPT/SKPD/STPD TANGGAL NOMOR JUMLAH PBB- P2 TERUTANG PEMBAYARAN JUMLAH SISA PBB-P2 TINDAKAN PENAGIHAN SD. DISETUJUI BUPATI KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR : TANGGAL : NO. NAMA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK/DESA NOP. DAFTAR USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU TAHUN PAJAK. SPPT/SKPD/STPD TANGGAL NOMOR JUMLAH PBB-P2 TERUTANG PEMBAYARAN JUMLAH SISA PBB TINDAKAN PENAGIHAN SD. KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10..., 20 Menyetujui : KEPALA DINAS PENDAPATAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU KEPALA BIDANG PBB DAN BPHTB NIP. NIP.

LAMPIRAN KEPUTUSAN BUPATI INDRAGIRI HULU NOMOR : TANGGAL : NO. NAMA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK/DESA NOP. DAFTAR PENGHAPUSAN PIUTANG PBB PERDESAAN DAN PERKOTAAN KABUPATEN INDRAGIRI HULU PROVINSI RIAU TAHUN PAJAK. SPPT/SKPD/STPD TANGGAL NOMOR JUMLAH PBB-P2 TERUTANG PEMBAYARAN JUMLAH SISA PBB TINDAKAN PENAGIHAN SD. KETERANGAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10..., 20 BUPATI INDRAGIRI HULU