PATTERN SENSITIVITY OF Staphylococcus aureus TO ANTIBIOTIC PENICILIN PERIOD OF YEAR IN BANDAR LAMPUNG. Muttaqein EZ, Soleha TU

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah bakteri. Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap antibiotik

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross-sectional terhadap data sekunder berupa rekam

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan. kematian tertinggi di dunia. Menurut WHO 2002,

BAB I PENDAHULUAN. infeksi dan juga merupakan patogen utama pada manusia. Bakteri S. aureus juga

I. PENDAHULUAN. atas yang terjadi pada populasi, dengan rata-rata 9.3% pada wanita di atas 65

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Di negara-negara berkembang, penyakit infeksi masih menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama penyakit infeksi (Noer, 2012). dokter, paramedis yaitu perawat, bidan dan petugas lainnya (Noer, 2012).

6.2. Alur Penelitian Selanjutnya

I. PENDAHULUAN. kematian di dunia. Salah satu jenis penyakit infeksi adalah infeksi

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia serta negara-negara Asia lainnya berasal dari tumbuh-tumbuhan

I. PENDAHULUAN. Enterobacteriaceae merupakan kelompok bakteri Gram negatif berbentuk

BAB I. PENDAHULUAN. Staphylococcus aureus, merupakan masalah yang serius, apalagi didukung kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. sinus yang disebabkan berbagai macam alergen. Rinitis alergi juga merupakan

ABSTRAK PERBANDINGAN POLA RESISTENSI KUMAN PADA PENDERITA PNEUMONIA DI RUANGAN ICU DAN NON ICU RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

ABSTRAK PREVALENSI GEN OXA-24 PADA BAKTERI ACINETOBACTER BAUMANII RESISTEN ANTIBIOTIK GOLONGAN CARBAPENEM DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang Ilmu. Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Resistensi terhadap antimikroba atau. antimicrobial resistance (AMR) adalah fenomena alami

BAB I PENDAHULUAN. pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan fibrin. Pneumonia masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 2) UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Staphylococcus aureus merupakan salah satu. penyebab utama infeksi di rumah sakit dan komunitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepsis adalah terjadinya SIRS ( Systemic Inflamatory Respon Syndrome)

PATTERN SENSITIVITY OF Escherichia coli AND Klebsiella sp. TO ANTIBIOTIC SEFALOSPORIN PERIOD OF YEAR DI BANDAR LAMPUNG. Febriy Firizki.

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah. kesehatan yang terus berkembang di dunia. Peningkatan

25 Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. Pulmonologi serta Ilmu Mikrobiologi Klinik.

BAB I PENDAHULUAN. yang mana tidak hanya terkait dengan persoalan estetika, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

Prevalensi Kuman Multi Drug Resistance (MDR) di Laboratorium Mikrobiologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode Januari Desember 2012

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK ANTIBIOGRAM INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT DI LABORATORIUM MIKROBIOLOGI KLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI -DESEMBER 2008

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN SENSITIVITASNYA TERHADAP ANTIBIOTIKA DI RSUP H.ADAM MALIK PERIODE JANUARI 2009-DESEMBER 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Antibiotik merupakan obat yang sering diberikan dalam menangani

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan

Resistensi Bakteri Gram Negatif Terhadap Antibiotik Di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Lampung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Staphylococcus adalah bakteri gram positif. berbentuk kokus. Hampir semua spesies Staphylococcus

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Status Ekonomi terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Penggunaan Antibiotik

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Antibiotik merupakan substansi yang sangat. bermanfaat dalam kesehatan. Substansi ini banyak

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POLA KUMAN DAN MANFAATNYA DALAM PELAKSANAAN ANTIMICROBIAL STEWARDSHIP BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Ringkasan dalam bahasa Indonesia (Indonesian summary)

3. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penurunan sistem imun (Vahdani, et al., 2012). Infeksi nosokomial dapat terjadi

Efek Pasca Antibiotik Ciprofloxacin terhadap Staphylococcus aureus ATCC dan Escherichia coli ATCC 25922

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

POLA KEPEKAAN BAKTERI PENYEBAB VENTILATOR-ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP) DI ICU RSUP H. ADAM MALIK PERIODE JULI-DESEMBER Oleh :

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lain (Jawetz dkk., 2013). Infeksi yang dapat disebabkan oleh S. aureus antara lain

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kolonisasi bakteri merupakan keadaan ditemukannya. koloni atau sekumpulan bakteri pada diri seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT RW.IV KELURAHAN FONTEIN KOTA KUPANG TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK. Ni Nyoman Yuliani, Carolina Wijaya, Geryana Moeda

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, peranan antibiotik dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ALUR GYSSEN Analisa Kualitatif pada penggunaan Antibiotik

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIDAK SESUAIAN PENGUNAAN ANTIBIOTIKA DENGAN UJI KEPEKAAN DI RUANG INTENSIF RUMAH SAKIT FATMAWATI JAKARTA TAHUN

ABSTRAK POLA KUMAN PENYEBAB INFEKSI SALURAN KEMIH DAN POLA SENSITIVITASNYA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE JULI 2005-JUNI 2006

ABSTRAK. Lingkan Wullur, 2009; Pembimbing I : Penny S. M, dr., Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II: Yanti Mulyana, Dra., Apt., DMM., MS.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merupakan bahan baku obat tradisional tersebut tersebar hampir di seluruh

POLA KUMAN PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG RAWAT INTENSIF. RSUP Dr. KARIADI SEMARANG ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PETA KUMAN DAN RESISTENSINYA TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA GANGREN DIABETIK DI RSUD Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

POLA RESISTENSI BAKTERI TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PENDERITA SEPSIS BAYI DI RUANG PICU DAN NICU RUMAH SAKIT X PERIODE AGUSTUS 2013-AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK BAKTERI EXTENDED SPECTRUM BETA LAKTAMASES-PRODUCING ESCHERICHIA COLI

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, sebagai akibatnya

BAB I. PENDAHULUAN. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa) merupakan bakteri penyebab tersering infeksi

Setiawan B, Soleha TU, Rukmono P. Medical Faculty of Lampung University

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (bakteri, jamur) yang mempunyai efek menghambat atau menghentikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia. adalah infeksi. Sekitar lima puluh tiga juta kematian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data

BAB I PENDAHULUAN. dan non-bergerak bulat kecil berbentuk atau non-motil cocci. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. melioidosis (Udayan et al., 2014). Adanya infeksi B. pseudomallei paling sering

Transkripsi:

PATTEN ENITIVITY OF taphylococcus aureus TO ANTIBIOTIC PENICILIN PEIOD OF YEA 2008-2013 IN BANDA LAMPUNG Muttaqein EZ, oleha TU Medical Faculty Lampung University Abstract Increase of resistance bacteria to antibiotic has been report excessively, example taphylococcus aures to antibiotic penicilin. Antibiotic susceptibility patterns will affect the use of antibiotics by medic. The purpose of this study was to determine bacterial resistance patterns of taphylococcus aures to few antibiotik penicilin that is ampicilin and amoxicilin period 2008-2012 in Lampung egional Health Laboratory in Bandar Lampung. This study use method descriptif cross sectional. The study shows the prevalence of taphylococcus aures is 233 isolate (9,43%). The pattern of resistance taphylococcus aures to penicilin inclined to increase year by year. In antibiotic ampicilin the most increase is 2011 about 46 isolate (90,2%), while in antibiotic amoxicilin look decrease in 2010 about 18 isolate but overall inclined increase year by year. Key word : esistance, taphylococcus aures, penicilin. POLA KEPEKAAN taphylococcus aureus TEHADAP ANTIBIOTIK PENIILIN PEIODE TAHUN 2008-2012 DI BANDA LAMPUNG Abstrak Peningkatan resistensi bakteri terhadap antibiotik telah banyak dilaporkan, salah satunya taphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin. Pola kepekaan antibiotik akan mempengaruhi penggunaan antibiotik oleh petugas medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola kepekaan taphylococcus aureus terhadap beberapa antibiotik penisilin yaitu ampisilin dan amoksisilin periode tahun 2008-2012 di Laboratorium Kesehatan Daerah Bandar Lampung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif cross sectional. Dari penelitian didapatkan prevalensi infeksi bakteri taphylococcus aureus sebanyak 233 isolat ( 9,43%). Pola resistensi taphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada antibiotik ampisilin peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2011 sebanyak 46 isolat (90,2%), sedangkan pada antibiotik amoksisilin terlihat penurunan tingkat resistensi pada tahun 2010 sebanyak 18 isolat (42,9%), namun terlihat kecenderungan penin gkatan dari tahun ke tahun. Kata kunci : esistensi, taphylococcus aureus, Penisilin. 47

Pendahuluan Penyakit infeksi masih merupakan masalah di Indonesia, baik di rumah sakit maupun di masyakat luas. Untuk penanggulangan penyakit tersebut pada saat ini telah banyak digunakan berbagai jenis antibiotika. Beberapa penyakit infeksi dapat ditanggulangi dengan penggunaan antibiotika yang rasional, tepat dan aman. (aephudin dkk, 2007). Penggunaan antibiotika yang tidak rasional akan menimbulkan dampak negatif, seperti terjadi kekebalan bakteri terhadap beberapa antibiotika, meningkatnya efek samping obat dan bahkan kematian. Penggunaan antibiotika dikatakan tepat bila efek terapi mencapai maksimal sementara efek toksis yang berhubungan dengan obat menjadi minimum, serta perkembangan antibiotika resisten seminimal mungkin. Pemilihan antibiotika harus disesuaikan dengan pola resistensi lokal, disamping juga memperhatikan riwayat antibiotika yang digunakan oleh pasien. Hal ini juga mengurangi kemungkinan resistensi terhadap lebih dari satu antibiotik (aepudin dkk, 2007). taphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif, yang infeksinya disebabkan oleh kontaminasi langsung pada luka misalnya pada infeksi luka pasca operasi. Ditandai dengan munculnya furunkel atau abses lokal lainnya, diikuti dengan reaksi peradangan dan nyeri yang mengalami pernanahan (Jawetz dkk, 2005). ebagian isolat taphylococcus aureus resisten terhadap methisilin dan golongannya karena adanya modifikasi protein pengikat penisilin. Protein ini mengkode peptidoglikan transpeptidase baru yang mempunyai afinitas rendah terhadap antibiotik beta laktam, sehingga terapi beta laktam tidak responsif. Hal ini dikenal dengan Methicillin-resistant taphylococcus aureus (MA) yang termasuk dalam resistensi multi obat (Jawetz dkk, 2005). Berdasarkan penelitian pola resistensi bakteri dari kultur darah yang dilakukan di Laboratorium Mikrobioligi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2001-2006 terhadap antibiotik golongan penisilin taphylococcus aureus mengalami peningkatan resistensi terhadap antibiotik amoksilin (Al Hanif, 2009). Penelitian lainnya tentang pola kepekaan di ruang rawat intensif umah sakit Fatmawati Jakarta pada tahun 2001-2002 taphylococcus aureus telah 48

resisten terhadap antibiotik penisilin G, ampisilin, sulbenisilin, dan amoksilin (efdanita dkk, 2004). Berdasarkan hal diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimanakah pola kepekaan taphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin di Bandar Lampung selama tahun 2008-2012 Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan crosssectional dengan menggunakan data sekunder hasil pencatatan di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung. Data yang diambil digunakan untuk mengetahui pola kepekaan taphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin selama tahun 2008-2012. Populasi dari penelitian ini adalah data test sensitifitas taphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin yang diambil dengan menggunakan total sampling yaitu mengambil seluruh data yang terdapat di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Kriteria inklusinya adalah data test sensitifitas taphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin yang dilakukan di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung, sedangkan kriteria eksklusinya adalah data yang tidak terbaca atau rusak Data di analisis dengan analisis univariat sehingga didapatkan persentase esisten, Intermediate, dan ensitif dari bakteri taphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2012, kemudian dibuat grafik untuk melihat kecenderungan peningkatan atau penurunan dari tahun ke tahun. 49

Hasil Jumlah keseluruhan data tes sensitifitas yang dilakukan di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Lampung pada tahun 2008-2012 adalah 2471. Jumlah bakteri taphylococcus aureus pada tahun 2008-2012 adalah 233 isolat. Tabel 1. Jumlah Bakteri dari tahun 2008-2012 No 1. Bakteri taphylococcus aureus 2008 2009 2010 2011 2012 Jumlah Persen (%) 34 49 42 51 57 233 9,43 Tabel 2. Persentase resisten dan sensitif bakteri taphylococcus aureus tahun 2008 1. Ampicilin 14 41,2 20 58,8 2. Amoksisilin 19 44,1 15 55,9 Tabel 3. Persentase resisten dan sensitif bakteri taphylococcus aureus tahun 2009 1. Ampicilin 14 28,6 35 71,4 2. Amoksisilin 15 30,6 34 69,4 Tabel 4. Persentase resisten dan sensitif bakteri taphylococcus aureus tahun 2010 1. Ampicilin 11 26,2 31 73,8 2. Amoksisilin 24 57,1 18 42,9 50

Tabel 5. Persentase resisten dan sensitif bakteri taphylococcus aureus tahun 2011 1. Ampicilin 5 9,8 46 90,2 2. Amoksisilin 15 29,4 36 70,6 Tabel 6. Persentase resisten dan sensitif bakteri taphylococcus aureus tahun 2012 1. Ampicilin 13 22,8 44 77,2 2. Amoksisilin 17 29,8 40 70,2 Berikut ini adalah grafik persentase taphylococcus aureus yang resisten dan sensitif terhadap antibiotik penisilin. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2008 2009 2010 2011 2012 Ampicilin 58,8 71,4 73,8 90,2 77,2 Amoksisilin 55,9 69,4 42,9 70,6 70,2 Gambar 1. Grafik persentase bakteri taphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik penisilin tahun 2008-2012 51

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 2008 2009 2010 2011 2012 Ampicilin 41,2 28,6 26,2 9,8 22,8 Amoksisilin 44,1 30,6 57,1 29,4 29,8 Gambar 2. Grafik persentase bakteri taphylococcus aureus yang sensitif terhadap antibiotik penisilin tahun 2008-2012 Pembahasan Dari penelitian selama bulan November 2013 di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Lampung didapatkan prevalensi infeksi bakteri taphylococcus aureus sebanyak 233 isolat (9,43%). Pada penelitian ini tidak didapat data intermediate dikarenakan hanya terdapat data resistensi dan sensitif dari tes sensitifitas taphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin yang dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Lampung. Berdasarkan hasil penelitian diatas didapatkan pola kepekaan bakteri taphylococcus aureus terhadap dua antibiotik penisilin yaitu antibiotik ampisilin dan amoksisilin dari tahun 2008-2012. Pada gambar 1 dapat terlihat kecenderungan peningkatan resistensi antibiotik ampisilin dari tahun ke tahun dengan peningkatan tertinggi pada tahun 2011 sebanyak 46 isolat dengan persentase 90,2%. Pada gambar 2 dapat dilihat bakteri taphylococcus aureus yang masih sensitif terhadap antibiotik ampisilin kecenderungan menurun dari tahun ke tahun tingkat sensitifitas pada antibiotik ampisilin dengan penurunan terendah pada tahun 2011 sebanyak 5 isolat dengan persentase 9,8%. tudi penggunaan antibiotika pada penderita rawat inap pneumonia (penelitian di sub departemen anak rumkital dr. amelan surabaya) menunjukan 52

penggunaan antibiotik tunggal yang diterima penderita rawat inap pneumonia tanpa penyakit penyerta terbanyak adalah ampisilin 26,92 %. alah satu aspek penting untuk menilai penggunaan antibiotik bijak adalah kuantitas penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak bijak dilandasi oleh berbagai sebab, salah satunya adalah ketidaktepatan diagnosis. Penggunaan antibiotik ampisilin yang sering digunakan ini dapat menjadi salah satu penyebab peningkatan resistensi (uharjono dkk, 2009) Pada gambar 1 antibiotik amoksisilin terjadi penurunan tingkat resistensi pada tahun 2010 sebanyak 18 isolat dengan persentase 42,9%, namun terlihat kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun. Pada gambar 2 antibiotik amoksisilin kecenderungan tingkat sensitifitasnya menurun dari tahun ke tahun, namun terjadi peningkatan yg cukup tinggi pada tahun 2010 sebanyak 24 isolat dengan persentase 57,1%. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian pola resistensi bakteri dari kultur darah yang dilakukan di Laboratorium Mikrobioligi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada tahun 2001-2006 terhadap antibiotik golongan penisilin bahwa keampuhan antibiotik amoksisilin sudah menurun. (Al Hanif, 2009). Penelitian ini pun sesuai dengan hasil penelitian pola kepekaan di ruang rawat intensif umah sakit Fatmawati Jakarta pada tahun 2001-2002 dimana taphylococcus aureus telah resisten sepenuhnya terhadap antibiotik ampisilin dan amoksisilin, namun kemungkinan dikarenakan pada penelitian tersebut hanya di dapatkan 2% bakteri taphylococcus aureus sehingga tingkat resistensinya 100% (efdanita dkk, 2004). Penelitian ini pun sesuai dengan penelitian pola kuman dan kepekaan di umah akit Dr. Oen olo Baru tahun 2006-2007 yang menunjukkan bahwa resistensi taphylococcus aureus terhadap ampisilin dan amoksisilin cukup tinggi yaitu 66,67% (izal, 2006). Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis bahwa taphylococcus aureus memiliki tingkat resistensi yang cenderung meningkat terhadap antibiotik penisilin dari tahun ke tahun. 53

alah satu kemungkinan penyebab tingginya tingkat resistensi taphylococcus aureus terhadap antibiotik penisilin dikarenakan Methicillinresistant taphylococcus aureus (MA). MA dikenal sebagai salah satu penyebab utama infeksi nosokomial diberbagai rumah sakit di seluruh dunia (pandemi) sejak era 1980-an dengan prevalensi rata-rata 50%. MA merupakan galur multiresisten yaitu bakteri ini tidak peka (sensitif) terhadap semua golongan betalaktam, dan terhadap lebih dari 2 antimikroba nonbetalaktam. esistensi MA terhadap antimikroba golongan betalaktam disebabkan bakteri ini memiliki protein mutan penicillin-binding protein 2a (PBP2a atau PBP 2 ) yang disandi oleh gen meca. PBP merupakan suatu kelompok enzim pada membran sel. aureus yang mengkatalisis reaksi transpeptidasi guna pembentukan anyaman (cross-linkage) rantai peptidoglikan. Afinitas PBP2a terhadap antimikroba golongan beta laktam sangat rendah sehingga MA akan tetap hidup meskipun terpapar antimikroba tersebut dalam konsentrasi tinggi (Yuwono, 2009). Mekanisme resistensi terhadap golongan penicillin dikarenakan: (1) inaktivasi antibiotik oleh beta-laktamase; (2) modifikasi PBPs target; (3) kerusakan penetrasi obat ke dalam PBPs target; dan (4) adanya suatu pompa aliran keluar produksi beta-laktamase merupakan mekanisme resistensi yang paling umum (Katzung, 2004). Perubahan dalam resistensi bakteri terhadap suatu antibiotik dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti: 1)penggunaan antibiotik yang terlalu sering, tidak rasional, tidak adekuat, dan tidak didahului oleh uji sensitivitas, 2)terapi antibiotik yang lama, akan memudahkan timbulnya kolonisasi bakteri yang resisten antibiotik akibat mekanisme selective pressure, 3)perawatan inap yang cukup lama juga dapat mempengaruhi peningkatan resistensi karena resiko untuk terinfeksi strain bakteri resisten makin tinggi (Adisasmito & Tumbelaka, 2006). 54

Daftar Pustaka Al Hanif, M. hiddiq. 2009. Pola esistensi Bakteri dari Kultur Darah Terhadap Golongan Penisilin di Laboratorium Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2001-2006 (kripsi). Fakultas kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. Adisasmito AW & Tumbelaka A. 2006 penggunaan antibiotik khususnya pada infeksi bakteri gram negatif di ICU anak AB Harapan Kita. ari Pediatri, 8(2): 127-134. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Clinical and Laboratory tandards Institute. 2007. Performance standards for antimicrobial susceptibility testing; 17th informational supplement, vol. 27, no. 1. M100-17. Clinical and Laboratory tandards Institute, UA. Jawetz, Melnick, and Adelberg. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Alih Bahasa Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. alemba Medika. Jakarta. Dorland, W.A. 2003. Kamus Kedokteran Dorland.Ed.29. Jakarta: EGC. Katzung, Bertram G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Alih Bahasa Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. alemba Medika. Jakarta. Lemke, Thomas and David A. Williams. 2007. Foye's Principles of Medicinal Chemistry. 6 Edition. Lippincott Williams & Wilkins: Baltimore. Levinson, Warren. 2008. eview of Medical Microbiology and Immunologi Tenth Edition. Mc Graw-Hill, New York. Mycek, M.J.,.A. Harvey, and P.C. Champe. 2003. Farmakologi: Ulasan Bergambar. Alih Bahasa Prof.dr.H. Azwar Agoes. Widya Medika. Jakarta. Morello, Mizer, Granatto. 2003. Laboratory Manual and Workbook in Microbiology. McGraw Hill Companies. New York. Pollack, obert A., Lorraine Findlay, Walter Mondschein,. onald Modesto, 2009. Laboratory Exercises in Microbiology, Third edition. John wiley & sons, inc. : UA. efdanita, Maksum., Nurgani A., Endang P. 2004. Faktor yang Mempengaruhi Ketidak esuaian Pengunaan a dengan Uji Kepekaan di uang Intensif umah akit Fatmawati Jakarta 2001 2002. Makara, Kesehatan, Vol. 8, 1, Juni 2004: 21-26. izal. 2006. Pola Kuman dan Kepekaannya di umah akit Dr.Oen olo Baru Kabupaten ukoharjo. Diakses tanggal 12 Juli 2010. http://www.docstoc.com/docs/46610781/pola-kuman-dan-kepekaannya-di- umah-akit-dr-oen aepudin, ihal Yulia ulistiawan, dan uci Hanifah. 2007. Perbandingan Penggunaan a pada Pengobatan Pasien Infeksi aluran Kemih yang Menjalani awat Inap di alah atu UD di Yogyakarta 2004 dan 2006. Fakultas Mipa Jurusan Farmasi, Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta. uharjono, Yuniati T, umarno, emedi J. 2009. tudi penggunaan antibiotika pada Penderita rawat inap pneumonia (penelitian di sub departemen anak umkital dr. amelan surabaya), Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. VI, 3. urabaya : Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Willey, Joanne M., Linda M. herwood, Christopher J. Woolverton. 2008. Prescott, Harley, and Klein s Microbiology. Mc Graw-Hill. New York. Yuwono. 2009. MA (Disertasi). FK Unpad : Bandung. 55