BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini dunia bisnis memasuki perekonomian global yang cepat berubah.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menyebabkan hilangnya batas-batas suatu negara untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. menuntut produsen BBM untuk menyediakan BBM ramah lingkungan. Produk

BAB I PENDAHULUAN. (subsidiary) dari PT. Pertamina (Persero). Ada dua sektor yang menjadi target

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. membaik dibandingkan tahun-tahun saat krisis ekonomi melanda bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. produk pelumas mesin kendaraan bermotor merek Mesran SAE. Pihak produsen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Strategi-strategi baru inilah yang semakin menguatkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Profil Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan produk yang mudah dijangkau konsumen, dalam hal ini juga. perusahan. Lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis dan

PENDAHULUAN. Suatu perusahaan harus bekerja keras membuat kebijakan-kebijakan. strategis baru dalam menjual produk dan jasa mereka dalam kaitannya

BAB I PENDAHULUAN. sosial, budaya dan bidang-bidang lainnya. Demikian pula dibidang teknologi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

BAB III PROFIL PT PERTAMINA ( PERSERO ) MARKETING OPERATION REGION V. dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan bakar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perdagangan saat ini yang semakin ketat. Apalagi di era

BAB I PENDAHULUAN. membuka peluang bagi pihak lain diluar Pertamina untuk mendistribusikan

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan inovasi yang dapat berpengaruh terhadap kebutuhan konsumen secara UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini persaingan menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik

BAB II DESKRIPSI UMUM OBYEK PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi. Banyak aktifitas yang harus dilakukan dari satu tempat ke

BAB I PENDAHULUAN. di pasar domestik (nasional) maupun dipasar internasional atau global.

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini perilaku konsumen erat kaitannya dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan transportasi, baik untuk perjalanan pribadi, angkutan massal

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini harus di akui hampir semua kalangan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Peluang ini membuat industri mobil di Negara-Negara maju seperti Negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mobil tidak lebih efisien dibandingkan dengan sepeda motor. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman kontemporer, perusahaan dituntut tidak hanya mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Semakin berkembangnya teknologi kendaraan bermotor saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

Bab I. Pendahuluan. perusahaan. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN KENDARAAN BERMOTOR RODA 2 DI SURAKARTA (Studi Kasus Sepeda Motor Bebek Merk Honda)

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan perekonomian Indonesia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia, hewan, maupun mesin (Haryono:2009). Transportasi. sangat berperan dalam pembangunan secara menyeluruh.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kegiatan di bidang pemasaran harus dilaksanakan secara

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan persaingan yang semakin tinggi diantara

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II DESKRIPSI PT. INDONESIA MILLENIUM PERDANA

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ( Kotler, 2009 : 6 ).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam skala kecil dan besar, juga adanya berbagai kebebasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dituntut untuk memiliki suatu keunikan tersendiri yang dapat memikat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan pada industri otomotif mengalami peningkatan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pertimbangan bagi calon konsumen dalam memilih sebuah brand. Sebagai

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA TOSERBA LUWES DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pasar produk dari perusahaan Indonesia. Di sisi lain, keadaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ketat khusunya untuk perusahaan yang sejenis. mereka dituntutuntuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aset tak terwujud dalam suatu perusahaan adalah ekuitas yang diwakili

PENGARUH PROMOSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA DEALER SAKAT MOTOR WONOGIRI SKRIPSI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat serta

BAB I PENDAHULUAN. persaingan harga, namun poduk juga harus unggul dalam hal kualitas. Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan bisnis dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan-i 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang dibelinya merupakan produk yang mempunyai kualitas yang baik. agar terciptanya suatu loyalitas terhadap produk tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah Proses pengambilan keputusan dan aktivitas masing-masing individu yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang bernilai dengan orang lain (Kotler, 2008). Oleh karena itu, kegiatan

Produksi Media PR Cetak. Modul ke: 05FIKOM. Brand Image. Fakultas. Program Studi HUMAS. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom

A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu dapat bersaing dalam hal peningkatan mutu produk barang dan

I. PENDAHULUAN. tujuan yang telah ditetapkan yaitu memperoleh keuntungan yang optimal

BAB 1. Pendahuluan. berjuang untuk menjadi pemenang dalam memasarkan produknya. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan yang semakin ketat ini setiap perusahaan seperti. yang sesuai dengan yang dibutuhkan oleh konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. deodoran, atau antiperspirant untuk menjaga agar aroma tubuh lebih segar.

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

( diakses pada tanggal 21 Desember 2015 jam

BAB I PENDAHULUAN. Dunia adalah pasar bagi seluruh pelaku bisnis. Dunia yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. produk yang nantinya akan digemari oleh calon pelanggan. Banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. sudah tidak menjadi suatu masalah. Teknologi informasi memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan tidak mengetahui bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN UKDW. produk yang ditunjang dengan teknologi yang canggih.

I. PENDAHULUAN. Merek merupakan asset tak berwujud yang dimiliki oleh sebuah perusahaan.

mengenai strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan diri dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. retail. Khususnya penjualan pada produk sabun antiseptik, para penjual harus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran adalah mengatur hubungan konsumen yang menguntungkan. Dua tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ketahun menunjukkan kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana. menggunakan sepeda motor. Permintaan akan sepeda motor menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis saat ini, maka

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan usaha pada era globalisasi sekarang ini, baik pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan ingin berkembang atau sekedar bertahan dalam satu lingkungan bisnis, harus dapat memberikan sesuatu, baik barang maupun jasa, yang bernilai lebih tinggi dari pesaing. Nilai lebih ini tidak hanya diukur dengan moneter (misalnya harga lebih murah), namun juga kualitas, pelayanan, ketersediaan, keistimewaan produk, dan lain lain sesuai dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya, tujuannya adalah untuk mempertahankan kinerja pemasaran yang berkelanjutan. Dasar dari kesuksesan jangka panjang bisnis adalah kemampuan berkompetisi yang terjadi ketika sebuah bisnis mampu memberikan nilai lebih pada pelanggannya secara konsisten. Salah satu konsep yang kiranya menjadi hal yang penting bagi semua jenis organisasi, baik perusahaan jasa maupun manufaktur, yang laba maupun nirlaba adalah konsep pemasaran. Keberhasilan pemasaran perusahaan sebagian tergantung pada seberapa besar kekuatan yang dibentuk dan berkembang dalam model saluran penjualan yang dikembangkan dan digunakan. Saluran penjualan atau saluran distribusi ini

2 merupakan salah satu aspek yang cukup penting dalam manajemen pemasaran terutama karena tujuan pemasaran secara langsung maupun tidak langsung adalah untuk melancarkan arus perpindahan barang dari produsen ke konsumen. Karenanya setiap perusahaan baik yang memproduksi barang maupun jasa, tidak akan pernah terlepas dari permasalahan penyaluran produk yang dihasilkan ke masyarakat luas, dalam hal ini adalah pelanggan, yang menciptakan pendapatan bagi perusahaan. Saluran penjualan atau saluran distribusi menurut Kotler (2009) terdiri dari berbagai perusahaan yang saling berhubungan dan berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan yang bersama-sama berusaha untuk menghasilkan dan mendistribusikan produk agar bisa dinikmati oleh konsumen akhir. Pendistribusian adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan). Kelangsungan hidup perusahaan sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen akhir tersebut agar menciptakan pandangan yang baik terhadap mutu dan merek produk atau jasa itu sendiri. Karenanya, penciptaan hubungan jangka panjang dan harmonis antara perusahaan dan agennya menjadi keharusan untuk mendapatkan saluran distribusi yang efektif. Kemacetan pada saluran distribusi akan menimbulkan permasalahan bagi pihak terkait. Bagi produsen adalah macetnya penerimaan penjualan atas produk,

3 sehingga target penjualan mungkin tidak tercapai, sehingga mengganggu arus kas perusahaan dan lebih jauh lagi adalah kelangsungan hidupnya. Bagi konsumen tentunya adalah kemungkinan harga yang meningkat karena hilang atau langkanya produk dari pasar. Oleh karenanya, sangatlah penting bagi perusahaan untuk memilih saluran distribusi terbaik dan menjadikannya saluran distribusi yang efektif sehingga mendukung program kerja perusahaan. Saluran distribusi yang efektif akan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja pemasaran, dimana saluran distribusi ini dibangun dalam hubungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak, sehingga mendorong suksesnya selling out produk yang diageninya. Karenanya saluran distribusi dalam setiap interaksinya harus diorganisir dengan baik, supaya kinerja yang ada pada semua level saluran dapat dilakukan secara efektif dan mendorong tercapainya kesuksesan kinerja bisnis secara keseluruhan. Selain saluran distribusi, kelengkapan produk juga berpengaruh terhadap keberhasilan pemasaran suatu perusahaan, dimana produk menurut Kismono (2001) menyatakan bahwa produk dalam istilah pemasaran (Marketing) adalah bentuk fisik barang yang di tawarkan dengan seperangkat citra (Image) dan jasa (service) yang di gunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam hal ini kelengkapan produk dapat di lihat dari kategori produk yang tersedia di suatu perusahaan retail atau swalayan, dimana pemasar membagi produk berdasarkan proses pembelian dan penggunaannya, menjadi produk konsumsi dan produk industri.

4 Dengan saluran distribusi yang baik serta kelengkapan produk yang tersedia maka akan terbentuklah tanggapan atau penilaian konsumen terhadap merek tersebut. Melalui tanggapan atau penilaian konsumen terhadap suatu produk yang berassal dari pengalaman mereka maka disana akan terbentuk pula citra merek dari produk itu sendiri. Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Perkembangan industri migas di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Setelah berpuluh tahun menjadi perusahaan migas satu-satunya di sektor hilir yang boleh beroperasi di Indonesia, maka pada tahun 2001, PT Pertamina Persero (selanjutnya disebut Pertamina) harus menghadapi kenyataan dibukanya pintu perdagangan sektor hilir bagi perusahaan-perusahaan migas lainnya. Dengan demikian untuk tetap bertahan di dunia bisnis migas maka Pertamina membuka lini produk baru yaitu pelumas. Selain untuk menghadapi persaingan, pengembangan produk ini juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Seorang konsumen yang memiliki kendaraan bermotor tidak hanya memerlukan bahan bakar tetapi juga membutuhkan sebuah pelumas untuk membuat keadaan mesin kendaraan mereka tetap baik. Salah satu merek pelumas Pertamina yang akan dibahas oleh peneliti adalah Pelumas Fastron. Dalam mempertahankan pangsa pasar pelumas di dalam negeri,

5 Pertamina terus melakukan inovasi produk sesuai dengan perkembangan teknologi di sektor otomotif dan permesinan di industri. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi pangsa pasar pelumas yang dinamis dan membutuhkan produk bermutu, efisien dan tahan lama. Apalagi persaingan di pangsa pasar pelumas dalam negeri semakin ketat dengan hadirnya sejumlah produk dan industri pelumas nasional lainnya, serta produk impor, seperti pelumas Shell dan pelumas Castrol. Dalam hal ini, Pertamina memprioritaskan agar konsumen/pelanggan di sektor otomotif dengan mudah, cepat dan murah mendapatkan pelumas merek Pertamina. Pemasaran Pelumas Pertamina di dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region dan 180 Agen Pelumas yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Berikut ini adalah gambar dari pangsa pasar pelumas Pertamina dan pelumas pesaing dari Pertamina sendiri. Gambar 1.1 Pangsa Pasar Pelumas dalam Negeri 2010 (sumber Ditjen Migas, 2010) Pelumas Fastron memiliki berbagai jenis pelumas yang ditawarkan kepada konsumen sesuai dengan jenis mesin kendaraan yang dimiliki oleh konsumen pelumas Fastron. Tujuannya adalah sebagai dasar kelengkapan produk yang

6 dimiliki dari unit pelumas PT Pertamina. Berikut merupakan tabel dari ragam jenis pelumas Fastron yang tersedia di pasaran. Tabel 1.1 Jenis-Jenis Pelumas Fastron No. Jenis 1. Fastron Full Synthetic Oil SAE 0w-50, API-SM. Kegunaan FASTRON FULLY SYNTHETIC adalah pelumas mesin kendaraan bensin bermutu tinggi. Kemampuan kerja Fastron fully synthetic dengan kekentalan SAE 0W-50, memenuhih tingkatan mutu API servicee kategori SM yang merupakan tingkatan mutu tertinggi saat ini. Kemasan 1 & 4 liter 2. Fastron Synthetic Oil SAE 10w-40, API-SL/CF 3. Fastron Semi Synthetic Oil SAE 20w-50, API-SL/CF 4. Fastron Gold Synthetic Oil SAE 5w-30, API-SN/CF FASTRON SYNTHETIC OIL adalah pelumas mesin kendaraan bermutu tinggi yang diformulasikan khusus dari bahan dasar base oil synthetic. Kemampuan Kerja Fastron Synthetic Oil dengan kekentalann SAE 10W-40, melampaui tingkatan mutu API service kategori SL/CF, ACEA A3/B3, MB 229.1, dan VW 502/505. FASTRON SEMI SYNTHETIC SAE 20W-50 adalah minyak lumas mesin kendaraan dengan bahan dasar semi sintetis berkualitas tinggi dengan kekentalan ganda (multigrade). Penggunaan Fastron semi synthetic sae 20w-50 direkomendasikan untuk kendaraan mesin bensin modern yang dilengkapi dengan sistem Direct Injection dan multikatup, dapat juga digunakan pada kendaraan mesin diesel tugas sedang. FASTRON GOLD SAE 5W-30 adalah pelumas mesin kualitas premium yang diformulasikan dari bahan dasar sintetik dan aditif pilihan dengan tingkat unjuk kerja tertinggi API Service Category; SN/CF. Fastron Gold Sae 5w-30 juga memenuhi spesifikasi ketat OEM seperti Mercedes Benz, BMW, VW, dan Porsche. 1 & 4 liter 1 & 4 liter 1 & 4 liter Sumber: website resmi PT Pertamina (www.pertamina.com)

7 Dengan penyampaian produk atau jasa yang baik menggunakan saluran distribusi yang terintegrasi maka produk akan mudah didapat oleh konsumen. Kemudian pada produk atau jasa itu sendiri memiliki kualitas dan keistimewaan tersendiri sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka akan berpengaruh terhadap pandangan konsumen mengenai citra merek yang dihasilkan dari sistem pendistribusian dan kelengkapan produk itu sendiri. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjelaskan bagaimana Pertamina menghadapi masalah persaingan dengan pelumas merek lain dan perkembangan dunia bisnis di era globalisasi ini, maka pada penelitian ini mencoba meneliti apakah saluran distribusi dan kelengkapan produk berpengaruh terhadap citra merek pelumas Fastron Pertamina di wilayah Bandar Lampung. Keberhasilan pemasaran perusahaan sebagian tergantung pada seberapa besar kekuatan yang dibentuk dan berkembang dalam model saluran penjualan yang dikembangkan dan digunakan. Karenanya saluran distribusi dalam setiap interaksinya harus diorganisir dengan baik, agar kinerja yang ada pada semua level saluran dapat dilakukan secara efektif dan mendorong tercapainya kesuksesan kinerja bisnis secara keseluruhan. Kemudian pada produk atau jasa itu sendiri memiliki kualitas dan keistimewaan tersendiri sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka akan berpengaruh terhadap pandangan konsumen mengenai citra merek yang dihasilkan dari sistem pendistribusian dan kelengkapan produk itu sendiri.

8 Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah ada pengaruh saluran distribusi dan kelengkapan produk terhadap citra merek pelumas Fastron? 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai tujuan utama untuk mengetahui pengaruh saluran distribusi dan kelengkapan produk terhadap citra merek pelumas Fastron di SPBU wilayah Bandar Lampung. 1.4 Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penelitian ini antara lain: 1. Memberikan dasar pengambilan keputusan dalam menciptakan strategi untuk mendukung kinerja pemasaran yang berkelanjutan. 2. Memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan arahan penelitian berikutnya khususnya bidang strategi pemasaran mengenai variabel variabel yang mempengaruhi. 1.5 Kerangka Pemikiran Saluran pemasaran atau saluran distribusi menurut Kotler (2009) merupakan seperangkat alur yang diikuti produk atau jasa setelah produksi, berakhir dalam pembelian dan digunakan oleh pengguna akhir atau konsumen. Motivasi seorang konsumen dalam melakukan pembelian menurut Swastha dan Handoko (1997) dipengaruhi oleh kelengkapan produk, meliputi ketersediaan produk dan kesesuaian produk, serta keanekaragaman produk itu sendiri.

9 Penyampaian produk dari produsen ke konsumen dengan saluran distribusi yang baik maka menciptakan ketersediaan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Konsumen akan memiliki pengalaman tersendiri dari penggunaan produk tersebut, dari pengalam tersebut akan terbentuklah tanggapan dan citra dari merek atau produk itu sendiri. Schiffman dan Kanuk (2007) menyebutkan faktor-faktor pembentuk citra merek sebagai berikut: 1. Kualitas atau mutu 2. Dapat dipercaya atau diandalkan 3. Kegunaan atau manfaat 4. Harga Bedasarkan pengertian beberapa ahli tentang variabel yang akan diteliti, maka model yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Saluran Distribusi Indikator: 1. Frekuensi pembelian 2. Kemudahan akses 3. Ketepatan waktu 4. Kecukupan jumlah Kelengkapan Produk Indikator: 1. Ketersediaan 2. Keanekaragaman produk 3. Kesesuaian produk 4. Keistimewaan produk Citra Merek Indikator: 1. Mutu 2. Dapat dipercaya 3. Manfaat 4. Harga Gambar 1.1Model Penelitian (Sumber Kotler, 2009)

10 1.6 Hipotesis Berdasarkan model penelitian, maka hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah : Terdapat pengaruh yang signifikan antara saluran distribusi dan kelengkapan produk terhadap citra merek Pelumas Fastron.