BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya dan keakuratannya suatu informasi 1. Arus informasi yang. akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa 2.

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG P E R S DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi dari hari ke hari berkembang sangat pesat. Hal

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 40 tahun 1999 Tentang Pers, telah ditetapkan dalam

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

Oleh : Santi Kusumaharti NIM : E BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. media yang didesain secara khusus mampu menyebarkan informasi kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang. dalam mendukung pembangunan nasional. Berhasilnya perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. fase dimana mengalami pasang surut tentang kebebasan pers. Kehidupan pers

BAB I PENDAHULUAN. bidang teknologi informasi dan komunikasi, pers telah memberikan andil yang

BAB I PENDAHULUAN. secara ideal. Namun dalam dunia globalisasi, masyarakat internasional telah

BAB I PENDAHULUAN. melalui media cetak tetapi juga media kominikasi elektronik. oleh masyarakat untuk mencari dan mengetahui informasi

Pendidikan Pancasila. Berisi tentang Pancasila sebagai dasar negara dan hubungannya dalam Pasal UUD 45. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. negatif maupun positif. Pers dan media massa juga sangat beperan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan jaman mengakibatkan semakin banyaknya kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan Pers. Seperti yang sering dikemukakan, bahwa kebebasan bukanlah semata-mata

POLICY BRIEF ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM DALAM RANGKA PARTISIPASI PUBLIK DALAM PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila itu mencangkup sila atau prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 54/PUU-X/2012 Tentang Parliamentary Threshold dan Electoral Threshold

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Pengakses internet terus mengalami peningkatan sejalan dengan

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

SANTIAJI PANCASILA: Lima Nilai Dasar PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengeluarkan pendapatnya secara bebas. Hal ini tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

Ringkasan Putusan.

MODUL 5 PANCASILA DASAR NEGARA DALAM PASAL UUD45 DAN KEBIJAKAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Indonesia. Selly Rahmawati, M.Pd.

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pendidikan Pancasila PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA. Ari Sulistyanto, S. Sos., M. I. Kom. Modul ke: 05Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

POLITIK DAN STRATEGI (SISTEM KONSTITUSI)

KATA PENGANTAR. Penulis. iii

BAB I. Pendahuluan. yang terbaik adalah untuk pers begitulah kira-kira persepsi, anggapan, dan harapan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Fenomena menjamurnya media massa di Indonesia, yang sangat erat

BAHAN TAYANG MODUL 5

KETETAPAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan budaya manusia yang telah mencapai taraf yang luar biasa. Di

MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR XVII /MPR/1998

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan dengan adanya pemilihan umum yang telah diselenggarakan pada

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

ETIKA JURNALISTIK IJTI JURNALISME POSITIF

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat meliputi aspek sosial, politik, agama, budaya, dan moralitas

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap perkembangan segala aspek dalam kehidupan manusia pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD

BAB VI PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN

Nama : Yogi Alfayed. Kelas : X ips 1. Tugas : Kaidah yang fundamental (PPKn) JAWABAN :

MATERI UUD NRI TAHUN 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 19/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kesehatan Tafsiran zat adiktif

Etika Jurnalistik dan UU Pers

KEMERDEKAAN MENGEMUKAKAN PENDAPAT

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AMANDEMEN II UUD 1945 (Perubahan tahap Kedua/pada Tahun 2000)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

IMPLEMENTASI NILAI DAN KEDUDUKAN PANCASILA DALAM UUD 1945

Pancasila Sebagai Dasar Negara (dalam hubungannya dengan Pembukaan UUD 1945)

d. Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Berkembang.

DIAZ RATNA DEWY EA32

BAB I PENDAHULUAN. pun mulai bebas mengemukakan pendapat. Salah satunya adalah kebebasan di bidang

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007 / 2008

MEDIA WATCH DAN PELAKSANAAN KEBEBASAN PERS. Djoko Walujo 1

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR DEMOKRASI PANCASILA MENURUT UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke-4, yaitu melindungi. perdamaian abadi dan keadilan sosial. 2

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia berdasar ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang

Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi SIPIL.

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

BAB I PENDAHULUAN. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan

KEADILAN SOSIAL BAGI SEBAGIAN RAKYAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dewasa ini untuk menciptakan kerja sama, dimana orang-orangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan di era globalisasi, informasi menjadi hal yang penting, tentang bagaimana mencari informasi sesuai dengan kebutuhannya dan keakuratannya suatu informasi 1. Arus informasi yang berkembang sangat cepat memerlukan suatu instrumen komunikasi yang baik dan dapat menunjang perkembangan arus informasi. Pesatnya kemajuan teknologi telekomunikasi, media dan informatika atau teknologi telematika serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global, telah merubah pola dan cara kegiatan bisnis, industri, perdagangan dan pemerintahan. Kemampuan untuk terlibat secara efektif dalam revolusi jaringan informasi, akan menentukan masa depan kesejahteraan bangsa 2. Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, yaitu untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta memperjuangkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial berdasarkan Pancasila. Untuk mewujudkan tercapainya tujuan pembangunan nasional tersebut, salah satunya yaitu melalui informasi. Informasi sebagai salah satu faktor penting yang mendorong kegiatan perekonomian negara, menetapkan pertahanan dan keamanan serta 1 Informasi adalah bentuk lanjut dari hasil pengolahan dan data, dimana tentunya tidak akan lepas dari unsur subjektifnya, sehingga semestinya suatu informasi baru dapat dipercaya jika jelas subjek pengirimnya. Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004. 2 Budi Agus Riswandi, Hukum dan Internet Di Indonesia, Yogyakarta: UII Press, 2003, hal 4

2 memperlancar kegiatan pemerintahan dalam meningkatan hubungan masyarakat dengan negara, hubungan negara dengan negara lainnya atau hubungan antar bangsa 3. Keberadaan suatu informasi mempunyai arti yang sangat penting, baik bagi semua orang maupun organisasional atau dapat dikatakan bahwa informasi sangat penting bagi kehidupan masyarakat dan berfungsi sebagai sumber kehidupan bagi manusia. Cara penyebaran informasi salah satunya adalah melalui berita (news). News atau berita adalah segala sesuatu yang terjadi tepat pada waktunya yang menarik perhatian sejumlah orang, laporan tentang ide, kejadian, konflik baru yang menarik perhatian konsumen berita dan menguntungkan bagi mereka yang menyajikan segala sesuatu yang terjadi tepat pada waktunya, yang membangkitkan minat dan mempunyai makna bagi pembaca dalam urusan-urusan atau hubungan dalam masyarakat 4. Berita sebagai informasi yang dibutuhkan masyarakat untuk dapat mengetahui peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi. Berita merupakan informasi yang mempunyai peranan dalam kehidupan sosial, budaya, politik dan ekonomi. Berita mempunyai fungsi sebagai media informasi, hiburan, kontrol dan perangkat sosial. Pihak yang membuat berita adalah wartawan. Wartawan adalah orang yang secara teratur melaksanakan jurnalistik. Untuk mendapatkan informasi berita wartawan memiliki kebebasan 5 dan tanggung jawab 6 dalam menulis 3 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Keempat 4 Abdul Muis, Titian Menuju Jalan Demokrasi Peranan dalam Kebebasan Pers untuk Budaya Komunikasi Politik, Jakarta: Harian Kompas, 2000. 5 Kebebasan disini adalah kebebasan berpendapat dan memperoleh informasi. 6 Tanggung jawab adalah tanggung jawab terhadap isi berita yang akan disampaikan kepada masyarakat.

3 suatu berita yang akan ditujukan ke masyarakat. Masyarakat membutuhkan informasi yang aktual, faktual, objektif, benar, akurat dan cepat agar tidak tertinggal. Salah satu perwujudan kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan sebagaimana diamanatkan dalam pasal 28f Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen II, yang menyatakan bahwa: Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh komunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informansi dengan menggunakan segala jenis saluaran yang tersedia. Kemerdekaan mengeluarkan pikiran adalah hak paling mendasar yang dimiliki setiap insan wartawan, yang wajib dijunjung tinggi dan dihormati oleh semua pihak. Kemerdekaan mengeluarkan pikiran merupakan hak wartawan yang dijamin oleh konstitusi, mengingat negara Indonesia adalah negara berdasarkan hukum 7, maka setiap wartawan wajib menegakkan hukum, keadilan dan kebenaran dalam mengeluarkan pikiran 8. Media informasi merupakan salah satu saluran atau sarana untuk memperluas dan memperjelas jangkauan proses penyampaian pesan antara satu orang dengan yang lainnya, yang memuat berbagai informasi mengenai peristiwa yang tengah hangat-hangatnya atau sedang berlangsung dan menuangkannya dalam bentuk lisan maupun tulisan. Media penyebaran informasi dapat dibagi menjadi dua: yaitu media non elektronik dan media elektronik. Media non elektronik dilakukan melalui surat kabar, majalah, 7 Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen III 8 Pembukaan Kode Etik Jurnalistik, Persatuan Wartawan Indonesia, www.google.com

4 tabloid dan lainnya, sedangkan media elektronik dilakukan melalui radio, televisi dan dalam perkembangannya melalui internet 9. Penyebarluasan informasi semakin berkembang seiring dengan perkembangan dibidang teknologi yang memberi kemudahan bagi manusia, hal ini tidak terlepas dari peran serta teknologi. Teknologi turut serta dalam membentuk suatu percepatan pemerataan dan pembangunan, khususnya di Indonesia di bidang Teknologi Informasi (TI) 10. Keberadaan teknologi informasi telah membantu perkembangan dan perubahan kehidupan manusia. Masyarakat sekarang ini membutuhkan teknologi informasi untuk menunjang kehidupan. Penyampaian suatu informasi berita dalam media online internet tidak dipungkiri membantu penyampaian informasi antar pemerintah kepada masyarakat, pemerintah kepada kalangan bisnis (pengusaha), kalangan bisnis (pengusaha) kepada masyarakat maupun masyarakat itu sendiri. Melalui media internet pula berbagai inovasi atau pembaharuan bisa dilakukan dan dilaksanakan oleh masyarakat, disinilah letak peranan pers 11. Pada dasarnya berita di media non elektronik dan media elektronik telah diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Selain itu terdapat pula etika profesi atau dikenal dengan nama kode etik (code of conduct), termasuk media online internet, karena seluruh media online yang berbadan hukum 9 Internet adalah sekumpulan jaringan komputer global yang dioperasikn secara bersamasama dan saling menunjang (cooperatively) dan menggunakan skema alamat (addressing scheme) yang sama dengan protokol TCP/IP. M. Arsyad Sanusi, Teknologi Informasi dan Hukum E- Commerce, Jakarta: Dian Ariesta, 2004. 10 Teknologi informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpam, memproses, mengumumkan, menganalisa, menyerahkan informasi. Terdapat pada Pasal 1 angka 1 Rancangan undang-undang Pemanfaatan Teknologi Informasi. 11 Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004, hal. 69

5 Indonesia yang menyelenggarakan kegiatan jurnalistik di internet dapat diberlakukan Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers 12. Kemerdekaan menyampaikan pendapat, mempunyai dan memperoleh informasi yang bersumber dari kedaulatan rakyat dan merupakan hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis. Kemerdekaan atau kebebasan wartawan harus dijamin oleh negara melalui peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta sesuai dengan apa yang menjadi ciri-ciri bangsa Indonesia, yaitu kemerdekaan dalam media online internet yang harus bermanfaat dalam menjaga integritas nasional, menegakkan nilai-nilai agama, kebenaran, keadilan, moral, tata susila, memajukan kesejahteraan sosial dan mencerdaskan kehidupan bangsa, artinya bahwa kebebasan dalam isi suatu berita tersebut harus dilaksanakan secara bertanggungjawab, selaras dan seimbang antara kebebasan dalam menggunakan hak dan kewajiban berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis akan melakukan penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul TINJAUAN HUKUM MENGENAI PERTANGGUNGJAWABAN WARTAWAN TERHADAP ISI BERITA WEBSITE DALAM MEDIA INTERNET DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 1999 TENTANG PERS B. Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah dalam penulisan hukum ini adalah: hal 193 12 Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004,

6 1. Apakah pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers telah mengatur isi berita dalam media internet? 2. Bagaimana pertanggungjawaban wartawan terhadap isi berita yang disusun dalam website melalui media internet? C. Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dan tujuan penelitian dari penulisan hukum ini adalah: 3. Untuk mengetahui pengaturan isi berita dalam media internet berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers. 4. Untuk mengetahui pertanggungjawaban wartawan terhadap isi berita yang disusun dalam website melalui media internet D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan yang didapat dari penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua antara lain: 5. Secara Teoritis Untuk menambah pengetahuan mengenai dunia informasi berita dan hal-hal yang berkaitan didalamnya serta bagaimana tanggung jawab wartawan terhadap isi berita serta hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pendidikan ilmu hukum, khususnya di bidang hukum pengawasan dan pembangunan. 6. Secara Praktis

7 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi secara nyata serta bagi praktisi dan pihak pihak yang terkait dalam dunia informasi berita, khususnya dalam media internet sehingga dapat membantu mendukung peningkatan dunia informasi berita di Indonesia E. Kerangka Pemikiran Berdasarkan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea Keempat yang menyatakan bahwa: Kemudian daripada itu untuk membentuk pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 Alinea IV tersebut, salah satunya adalah melalui komunikasi dan informasi. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia menyebutkan mengenai pengaturan hak masyarakat dalam mendapatkan informasi, yaitu pada pasal 14 dan pasal 23 ayat (2).

8 Berdasarkan pasal 14 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, menyatakan bahwa: 1. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi yang diperlukan untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial. 2. Setiap orang berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis sarana yang tersedia. Berdasarkan pasal 23 ayat (2) Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, menyatakan bahwa: Setiap orang bebas untuk mempunyai, mengeluarkan dan menyebarluaskan pendapat sesuai hati nuraninya, secara lisan dan atau tulisan melalui media cetak maupun media elektronik dengan memperhatikan nilai-nilai agama, kesusilaan, ketertiban, kepentingan umum dan keutuhan bangsa. Pada Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Tahun 2000, MPR melakukan amandemen terhadap batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945, khususnya pada pasal 28 yang mengatur kebebasan berserikat yang mengatur hak asasi manusia secara luas, sedangkan hak masyarakat terhadap kebebasan memperoleh informasi diatur pada pasal 28f Undang- Undang Dasar 1945 Amandemen ke-2, yaitu: Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh komunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosial, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informansi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

9 Kemerdekaan menyampaikan pendapat dan memperoleh informasi bersumber dari kedaulatan rakyat dan merupakan hak asasi manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang demokratis. Dengan demikian, kemerdekaan atau kebebasan dalam informasi berita harus dijamin oleh negara. Namun, sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, maka kemerdekaan tersebut harus bermanfaat bagi upaya bangsa Indoensia dalam menjaga integritas nasional, menegakkan nilai-nilai agama, kebenaran, keadilan, moral dan kesusilaan serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidpan bangsa. Kebebasan harus dilaksanakan secara bertanggungjawab, selaras dan seimbang antara kebebasan dan kesetaraan dalam menggunakan hak berdasarkan Pancasila. Kebebasan seseorang untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi yang layak, tercantum dalam Rancangan Undang-Undang Tentang Pemanfaatan Informasi (RUU PTI) pada pasal 22, yang berbunyi: 1. Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi yang benar melalui media elektronik. 2. Penggunaan setiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data tentang hak-hak pribadi seseorang harus dilakukan atas sepengetahuan dan persetujuan dari pemilik data tersebut. 3. Di kecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah penggunaan informasi melalui media elektronik yang bersifat umum dan tidak bersifat rahasia Disusunnya Rancangan Undang-Undang Pemanfaatan Teknologi Informasi tersebut, berkaitan dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat akan pemanfaatan teknologi informasi yang semakin meluas

10 dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia. Bukan saja di negara-negara maju tetapi juga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Fenomena ini pada gilirannya telah menempatkan informasi sebagai komoditas ekonomi yang sangat penting dan menguntungkan 13. Selain itu juga, pada Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers membahas mengenai asas, fungsi, hak, kewajiban dan peranan pers yang terdapat pada pasal-pasal sebagai berikut: bahwa: bahwa: bahwa: Pasal 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, menyatakan Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi, keadialn dan supremasi hukum. Pasal 3 Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, menyatakan 1. Pers nasional mempunyai fungsi sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol sosial. 2. Disamping fungsi-fungsi tersebut (ayat 1), pers nasional juga dapat berfungsi sebagai lembaga ekonomi Pasal 4 Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers, menyatakan 1. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara 1. 2. Terhadap pers nasional tidak dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran. 3. Dalam mempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum wartawan mempunyai hak tolak. 13 Otje S. Soemadiningrat, Tinjauan Rancangan Undang-undang Tentang Pemanfaatan Teknologi Informasi, Bandung: 2005.

11 Makna dari pasal-pasal diatas adalah jelas sekali kedudukan pers di Indonesia sangat kuat. Pers identik dengan demokrasi, keadailan dan supremasi hukum, dalam menegakkan demkrasi, keadilan dan supremasi hukum serta dalam menjalankan fungsinya mengembangkan kontrol sosial, pers sering memasuki pusat serta konflik dalam masyarakat 14. Kemerdekaan pers dijamin sebagai hak asasi warga negara. Kemerdekaan pers adalah kemerdekaan yang disertai kesadaran akan pentingnya penegakkan supremasi hukum yang dilaksanakan oleh pengadilan dan tanggung jawab profesi yang dijabarkan dalam Kode Etik Jurnalistik serta sesuai dengan hati nurani insan pers. Tujuan utama hak tolak adalah agar wartawan dapat melindungi sumber-sumber informasi dengan cara menolak menyebutkan identitas sumber informasi. Hak tolak tersebut dapat dibatalkan demi kepentingan dan keselamatan negara atau ketertiban umum yang dinyatakan oleh pengadilan 15. B. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi penelitian dilakukan secara deskriptif analitis, yaitu melukiskan fakta-fakta berupa data sekunder bahan hukum primer berupa peraturan perundang-undangan. Data sekunder bahan hukum sekunder berupa pendapat para ahli, karya ilmiah para sarjana, serta bahan hukum tersier berupa artikel, majalah, koran dan data yang diperoleh melalui 14 As Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, hal. 234 15 Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers

12 media internet. Metode deskriptif analitis yaitu dengan cara memaparkan data yang ada dari materi-materi yang relevan dan menganalisisnya dengan mengacu pada dasar-dasar pengetahuan yuridis 16. 2. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang dilakukan penulis adalah pendekatan secara yuridis normatif, yaitu penelitian yang didasarkan pada data sekunder. Dengan tujuan untuk mengetahui apa dan bagaimana hukum positif mengatur mengenai masalah tertentu 17. Metode hukum normatif dilakukan dengan cara bahan kepustakaan atau data sekunder yang mencakup: 18 a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan-bahan hukum yang mengikat, misalnya perundang-undangan dan yurisprudensi. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah bahan yang menjelaskan bahan hukum primer, misalnya hasil penelitian. c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, misalnya kamus, ensiklopedi dan lain-lain. 16 Soejono Soekamto, Pengantar Penelitian Hukum, Cetakan II, Jakarta: 1986, hal. 10 17 Sunoryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, Cetakan I, Bnadung: Alumni, 1994, hal. 140. 18 Soejono Soekamto, Op. Cit, hal. 52.

13 3. Tahap Penelitian d. Studi Kepustakaan 1) Tahap penelitian mencari data sekunder bahan hukum primer, yaitu perundang-undangan. 2) Mencari data sekunder bahan hukum sekunder berupa buku teks. 3) Mencari data sekunder bahan hukum tersier yaitu data-data artikel. e. Studi Lapangan Studi lapangan dilakukan dengan cara mengunjungi situs-situs internet yang berkaitan dengan penulisan hukum ini. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah melalui penelaahan data yang penulis peroleh dari peraturan perundang-undangan, buku-buku teks, hasil penelitian, artikel dan lain-lain. 5. Metode Analisis Data Metode analisis data yang dilakukan secara yuridis kualitatif, yaitu : f. Memperhatikan hierarki perundang-undangan yang satu dengan yang lain tidak saling bertentangan. g. Memperhatikan Undang-Undang No. 10 Tahun 2004 Tentang Hierarki Perundang-undangan, bahwa ketentuan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi.

14 h. Kepastian hukum, artinya perundang-undangan yang berlaku betul-betul dilaksanakan oleh penguasa dan para penegak hukum 19. 6. Lokasi Penelitian a. Perpustakaan Universitas Komputer Indonesia, Jalan Dipati Ukur No.128 Bandung b. Perputakaan Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Jalan Imam Bonjol No. 21 Bandung c. Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Jalan Dipati Ukur No.46 Bandung d. Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat, Jalan Soekarno- Hatta No. 629 Bandung e. Website http://www.google.com f. Website http://www.yahoo.com g. Website http://www.kompas.com h. Webiste http://www.pwi.com i. Website http://www.aji.com j. Website http://www.dewanpers.org dan situs lainnya 19 Otje S. Soemadinigrat, Bahan Perkulian Mata Kuliah Sosiologi Hukum, Fakultas Hukum Univeristas Komputer Indonesia Bandung

15 F. Sistematika Penulisan dari: Sistematika penulisan hukum ini disusun dalam 5 (lima) bab yang terdiri BAB I Pendahuluan Pada bab ini penulis akan membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan BAB II Tinjauan Pustaka Mengenai Ruang Lingkup Dan Penyelenggaraan Pers Di Indonesia Pada bab ini menjelaskan mengenai pengertian media dan komunikasi, pengertian dan bentuk jurnalistik, pengertian dan fungsi utama pers, menjelaskan pengertian wartawan, menjelaskan sejarah kebebasan berpendapat dan menjelaskan pengertian website dan internet serta menjelaskan sejarah internet BAB III Pertanggungjawaban Wartawan Terhadap Isi Berita Website Pada bab ini menguraikan mengenai pengertian berita, klasifikasi berita, jenis berita dan nilai berita, mengenai

16 mencari dan menulis berita, mengenai kebebasan pers dalam konsep negara demokrasi dan aspek hukum media di internet yang meliputi aspek hukum internet sebagai media massa dan aspek hukum sebagai media komunikasi serta organisasi yang terkait dengan profesi wartawan Indonesia BAB IV Analisis Hukum Tentang Pertanggung Jawaban Wartawan Terhadap Isi Berita Website Dalam Media Internet Dihubungkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers Bab ini membahas mengenai pengaturan isi berita dalam internet dihubungkan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 Tentang Pers dan pertanggungjawaban wartawan terhadap isi berita website dalam media internet. BAB V Kesimpulan Dan Saran Pada bab ini menyimpulkan mengenai hasil penelitian pada bab-bab sebelumnya dan pemberian saran terhadap hal-hal yan telah dibahas pada bab sebelumnya