Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kata Kunci: Pendidikan kewirausahaan, praktik kerja industri, minat berwirausaha

KARAKTERISTIK DAN KETERAMPILAN HIDUP MENJADI WIRAUSAHA PADA MAHASISWA UPN VETERAN JAWA TIMUR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penduduk. Masalah yang timbul adalah faktor apa yang mendasari proses

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

Paradigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan atau tenaga kerja baru.perkembangan perekonomian Indonesia di prediksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia membutuhkan banyak wirausahawan untuk menjadikan negara

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep diri adalah berkaitan dengan ide, pikiran, kepercayaan serta

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

BAB I PENDAUHULUAN. dan terus berupaya melakukan dan meningkatkan kompetensi yang dimiliki pada

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan kerja terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2015

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dibandingkan. seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha.

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

Kewirausahaan I. Putra Boediman. Modul ke: Fakultas EKONOMI & BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Kewirausahaan. Karakteristik dan Nilai-Nilai Kewirausahaan. Taufan Pamungkas Kurnianto S.S.T., M.A., M.Sc. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. berubah menjadi maju atau lebih berkembang dengan sangat pesat, seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

: Mizha zhulqurnain NIM : Jurusan : S1.SI.M

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pengangguran di Indonesia sekarang ini terus bertambah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap manusia memiliki hak untuk memilih jenis pekerjaan apa yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

Membangun Jiwa Wirausaha

MODUL PERKULIAHAN KEWIRAUSAHAAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berpendidikan rendah. Banyak sarjana yang hanya menjadi

Pengaruh Ilmu Kewirausahaan dan Prestasi Praktik Kerja Terhadap Minat Berwirausaha Siswa SMK Al Huda Kota Kediri

Sikap Mental Wirausaha (Inovatif, Kreatifitas, Motivasi, Efektif dan Efisien) Kuliah 3

Konsepsi Dasar Kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia itu adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tenaga kerja di Indonesia akhir-akhir ini semakin kompleks.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pejuang. Sedangkan usaha artinya kegiatan yang dilakukan terus-menerus dalam

FM-UDINUS-BM-08-04/R0 SILABUS MATAKULIAH. Silabus: Dasar Enterpreneurship Hal: 1 dari 7. Revisi : - Tanggal Berlaku : Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini pengangguran menjadi permasalahan di suatu negara khususnya

JURNAL. Oleh FARAH NURIKASARI NPM

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

MENUMBUHKAN JIWA DAN KOMPETENSI KEWIRAUSAHAAN

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK MELALUI USAHA KERUPUK LIDAH BUAYA DI DESA KEMANTREN KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar daya saing Asean meningkat serta bisa menyaingi Cina dan India

REKONTRUKSI PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DALAM MEMBANGUN WATAK WIRAUSAHA MAHASISWA

Modul ke: KEWIRAUSAHAAN 1 KONSEP DASAR WIRAUSAHA. Fakultas TEKNIK. Ir. Agung Wahyudi B, MT., MM. Program Studi Teknik Mesin.

BAB I PENDAHULUAN. memadai untuk mendapatkan peluang kerja yang kian terbatas. Bukan saja yang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INSTRUMEN PENELITIAN

Transkripsi:

Jurnal Eksos, Jul. 2011, hlm. 130-141 Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093 Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan Terhadap Minat Mahasiswa Menjadi Wirausaha Pada Program Studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak UTIN NINA HERMINA, SYARIFAH NOVIEYANA & DESVIRA ZAIN Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak Jalan A Yani Pontianak 78124 Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari mata kuliah kewirausahaan pada minat mahasiswa menjadi wirausaha pada jurusan Administrasi Bisnis. Penelitian ini dilatar belakangi akan keingintahuan terhadap bagaimana pengaruh mata kuliah kewirausahaan pada minat mahasiswa menjadi wirausaha. Teknik Pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan alat pengumpulan data adalah kuesioner. Jumlah responden sebanyak 100 responden. Hasil dari penelitian ini, pembelajaran mata kuliah kewirausahaan dilihat dari faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik, ternyata secara keseluruhan mampu mempengaruhi minat mahasiswa menjadi wirausahawan. Kata-kata kunci: kewirausahaan, purposive sampling, instrinsik, ekstrinsik Situasi perekonomian Indonesia saat ini mempunyai dampak yang berkepanjangan pada dunia usaha khususnya industri. Banyak perusahaan atau industri yang tidak mampu bersaing, berproduksi dan berkembang sehingga menjadi terpuruk. Kekayaan alam di Kalimantan Barat seperti kayu, rotan sudah tidak produktif lagi sehingga banyak perusahaanperusahaan besar yang tutup atau bangkrut, berdampak pada meningkatnya pengangguran. Angka lulusan perguruan tinggi yang setiap tahun bertambah jumlahnya, tapi tidak tahu hendak kemana, karena lapangan pekerjaan yang tersedia semakin sempit atau bahkan menjadi hilang. Pihak instansi dan swasta sudah tidak bisa diharapkan lagi keberadaannya, karena

Vol. 7. No. 2 J Eksos 131 jumlah permintaan dan yang ditawarkan dari tenaga kerja sudah tidak berimbang lagi jumlahnya. Meningkatnya jumlah pengangguran, dikarenakan lapangan pekerjaan yang sempit, membuat banyak anak-anak putus sekolah karena orang tua tak mampu membiayai, selain itu banyak lulusan perguruan tinggi yang menganggur karena tingkat persaingan dalam melamar pekerjaan semakin tinggi. Hal ini tentunya menjadi beban masyarakat, karena jumlah pengangguran yang tinggi dapat memicu terjadinya kejahatan. Dilihat dari tingkat pendidikan, data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Februari 2007 menunjukkan dari sebanyak 740.206 orang pengangguran, lulusan universitas atau tingkat sarjana mencapai 409.890 orang, lulusan Diploma Tiga 179.231 orang, Diploma Satu dan Dua sebanyak 151.085 orang (Julaeha, 2008). Berdasarkan data tersebut secara gamblang memberikan gambaran yang ironis, dimana semakin tinggi pendidikan seseorang, probabilitas atau kemungkinan dia menjadi penganggur pun semakin tinggi. Politeknik sebagai salah satu perguruan tinggi yang ada di Kalimantan Barat tentunya memiliki beban moral sebagai lembaga pendidikan yang setiap tahunnya menghasilkan lulusan dari sebelas program studi dibawah tujuh jurusan. Rata-rata jumlah lulusan setiap tahunnya berjumlah 700-an per angkatan, walaupun lulusan dari Politeknik telah dipersiapkan menjadi tenaga yang terampil dan profesional karena didukung dengan keterampilan dan pengetahuan yang mereka dapatkan dari jurusan masing-masing, namun tidaklah menjamin mereka akan mudah mendapatkan pekerjaan. Kami sebagai tenaga pendidik tentunya memiliki harapan agar lulusan Politeknik tidak menjadi beban masyarakat namun menjadi partner pemerintah didalam menciptakan lapangan pekerjaan.

132 UTIN NINA HERMINA, SYARIFAH NOVIEYANA & DESVIRA ZAIN J Eksos Salah satu upaya yang dilakukan perguruan tinggi, Politeknik khususnya, adalah mendidik mahasiswa dan mempersiapkan lulusannya untuk mempelajari kewirausahaan dan menjadikan kewirausahaan sebagai bagian kurikulum yang diberikan di Politeknik. Tahun 1999 kewirausahaan mulai dimasukkan sebagai salah satu kurikulum yang menjadi mata kuliah wajib untuk program studi Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Pontianak. Tujuan diberikan mata kuliah tersebut agar mahasiswa dapat memiliki jiwa atau karakteristik wirausaha serta menumbuhkan minat dan bakat mereka. Dengan memiliki jiwa dan karakteristik wirausaha diharapkan mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan tentunya mereka didorong untuk bisa menjadi wirausaha, hal ini harus didukung dengan pemahaman kewirausahaan melalui pemberian mata kuliah yang diberikan. Tahun 2007, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan International Training Centre dari International Labour Organization (ILO) untuk pembelajaran mata kuliah Kewirausahaan (KWU) di enam Politeknik yang tergabung di dalam Asosiasi Politeknik Indonesia (ASPI) melalui program hibah kewirausahaan. Dengan menjadikan kewirausahaan sebagai mata kuliah yang berkelanjutan dari semester satu sampai dengan semester empat. Dengan bertambahnya kurikulum dari kewirausahaan, yang tadinya hanya diberikan satu semester yaitu pada semester lima, kemudian bertambah menjadi empat semester, ini menunjukan keseriusan politeknik didalam membentuk kesiapan mental dan jiwa mahasiswa untuk menjadi wirausaha. Mahasiswa diharapkan setelah lulus, tidak lagi menjadi pencari kerja, tapi menjadi pencipta lapangan pekerjaan. Dengan kata lain mereka menjadi entrepreneur dan intrapreneur. Entrepreneur artinya setelah lulus, mahasiswa diharapkan membuka lapangan kerja tetapi jika tidak maka diharapkan mereka memiliki sikap-sikap wirausaha (intrapreneur.)

Vol. 7. No. 2 J Eksos 133 METODE Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai instrumen utama dalam mengumpulkan data primer. Kuesioner terdiri dari pertanyaan terbuka, yang mana responden diminta menjawab pertanyaan yang diajukan tanpa ada pilihan dan pertanyaan tertutup, yaitu responden hanya bisa memilih dari pilihan jawaban yang tersedia. Pengambilan data dilakukan selama bulan Nopember 2010 di Politeknik Negeri Pontianak. Unit analisisnya dilakukan pada level individu. Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswa yang telah mengikuti pembelajaran kewirausahaan selama tiga semester. Dari persyaratan tersebut maka diperoleh 100 responden yaitu mahasiswa semester tiga yang berjumlah 50 orang dan semester lima berjumlah 50 orang. HASIL Hasil dari jawaban kuesioner tersebut adalah (1) Dukungan dari keluarga dan masyarakat terhadap minat untuk menjadi wirausahawan. Hasilnya: 38 responden sangat setuju bahwa dukungan keluarga sangat berperan untuk menjadi wirausaha, 34 responden setuju, 24 responden netral, sedangkan 3 responden tidak setuju dan 1 responden menyatakan sangat tidak setuju; (2) Kondisi peluang bisnis dalam mendukung minat untuk menjadi wirausahawan. Peluang merupakan kesempatan yang dimiliki seseorang untuk melakukan apa yang diinginkannya atau menjadi harapannya. Hasilnya: 33 responden menyatakan sangat setuju, 48 responden menyatakan setuju, 16 responden netral dan 3 responden tidak setuju; (3) Mata Kuliah kewirausahaan mendukung minat menjadi wirausahawan. Hasilnya: 48 responden menjawab sangat setuju, 43

134 UTIN NINA HERMINA, SYARIFAH NOVIEYANA & DESVIRA ZAIN J Eksos responden menjawab setuju, 5 responden netral, 3 responden menjawab tidak setuju dan 1 responden menjawab sangat tidak setuju. Berikutnya (4) Proses pembelajaran mata kuliah kewirausahaan diisi oleh pengetahuan tentang nilai-nilai, semangat, jiwa, sikap dan perilaku agar memiliki pemikiran kewirausahaan, akan mendukung untuk menjadi wirausaha. Hasilnya: 42 responden sangat setuju, 50 responden setuju dan 8 responden netral; (5) Proses mata kuliah kewirausahaan yang oleh penanaman empatisme social-ekonomi, agar dapat merasakan suka duka berwirausaha dan memperoleh pengalaman empiris dari para wirausaha terdahulu, akan mendukung minat menjadi wirausaha. Hasilnya: 27 responden menjawab sangat setuju, 52 responden menjawab setuju, 18 responden netral dan 3 responden tidak setuju. Selanjutnya (6) adalah Proses pembelajaran kewirausahaan membekali teknik produksi agar dapat berproduksi atau menghasilkan produk baik berupa barang, jasa maupun ide, akan mendukung minat untuk menjadi wirausaha. Hasilnya: 42 responden menjawab sangat setuju, 45 responden menjawab setuju, 10 responden netral dan 3 responden menjawab tidak setuju; (7) Proses pembelajaran kewirausahaan membekali teknik-teknik antisipasi terhadap berbagai hal yang mungkin dalam berwirausaha baik berupa persoalan, masalah maupun risiko lainnya sebagai wirausaha mendukung minat untuk menjadi wirausaha. Hasilnya: 28 responden menjawab sangat setuju, 56 responden menjawab setuju dan 16 responden netral; (8) Pendapatan wirausahawan yang tak terbatas mendukung minat menjadi wirausahawan. Seperti kita ketahui bahwa wirausaha memiliki penghasilan tak terbatas, beda dengan pegawai yang penghasilannya sudah ditentukan berdasarkan jenjang pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja dan sebagainya. Hasilnya, 28 responden

Vol. 7. No. 2 J Eksos 135 menjawab sangat setuju, 45 responden menjawab setuju, 20 responden menjawab netral dan 7 responden menjawan tidak setuju. Selanjutnya (9) Dorongan harga diri mendukung minat menjadi wirausahawan. Berwirausaha dapat meningkatkan harga diri seseorang, karena dengan usaha tersebut akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi dan menghindari ketergantungan dengan orang lain. Hasilnya: 15 responden menjawab sangat setuju, 39 responden menjawab setuju, 23 responden netral, 20 responden tidak setuju dan 3 responden menjawab sangat tidak setuju; (10) Rasa senang terhadap mata kuliah kewirausahaan (perhatian, kemauan, kepuasan dalam pembelajaran) mendukung minat menjadi wirausahawan. Hasilnya: 29 responden menyatakan sangat setuju, 48 responden menyatakan setuju, 17 responden netral, 5 responden menyatakan tidak setuju dan 1 responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Tabel 1. Potensi untuk menjadi Wirausahawan Keterangan Semester III (%) Semester V (%) Ya 45 45 Tidak 5 5 Jumlah 50 50 Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 2. Wirausaha sebagai Pilihan karir yang Menjanjikan Keterangan Semester III (%) Seemester V (%) Ya 43 44 Tidak 7 6 Jumlah 50 50 Sumber: Data Primer, 2010 Tabel 3. Pilihan Karir setelah Lulus Kuliah No. Pilihan Karir Semester III (%) Semester V (%) 1. Bekerja di perusahaan 22 11 2. Menjadi Pegawai Negeri 13 13 3. Membangun Usaha Sendiri 15 24 4. Meneruskan Usaha Keluarga 0 2 Jumlah 50 50 Sumber: Data Primer, 2010

136 UTIN NINA HERMINA, SYARIFAH NOVIEYANA & DESVIRA ZAIN J Eksos PEMBAHASAN Dari jawaban kuesioner no 1 ini dapat diketahui bahwa responden mengakui keterlibatan dari dukungan keluarga untuk membentuk minat mereka menjadi wirausaha. Minat berwirausaha akan terbentuk apabila keluarga memberikan pengaruh positif terhadap minat tersebut, karena sikap dan aktifitas sesama anggota keluarga saling mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung. Orang tua yang berwirausaha dalam bidang tertentu dapat menimbulkan minat anaknya untuk berwirausaha dalam hal yang sama pula. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan di luar keluarga baik di kawasan tempat tinggal maupun di kawasan lain. Masyarakat yang dapat mempengaruhi minat berwirausaha tentunya jika lingkungan tempat tinggal tersebut banyak orang yang berwirausaha, antara lain: tetangga, saudara, teman, kenalan dan orang lain. Misalnya, seseorang yang tinggal di daerah yang terdapat usaha jasa elektronika atau sering bergaul dengan pengusaha elektronika yang berhasil akan menimbulkan minat berwirausaha bidang elektronika. Dari jawaban responden pada kuesioner no 2 dapat diartikan bahwa sebagian besar responden sependapat bahwa kondisi peluang bisnis sangat mendukung minat untuk menjadi wirausaha. Seringkali tanpa disadari seseorang ingin menjadi wirausaha begitu melihat kondisi peluang yang ada, seperti adanya permintaan akan suatu produk atau jasa langsung kepadanya, atau juga karena adanya kebutuhan masyarakat akan produk tersebut. Sebenarnya banyak kesempatan yang dapat memberikan keuntungan di lingkungan kita. Kesempatan ini dapat diperoleh orang yang berkemampuan dan berkeinginan kuat untuk meraih sukses. Jawaban responden pada kuesioner no 3 dapat diartikan bahwa sebagian besar dari responden mengakui bahwa mata kuliah

Vol. 7. No. 2 J Eksos 137 kewirausahaan mendukung minat mereka menjadi wirausaha. Pengetahuan yang di dapat selama kuliah merupakan modal dasar yang digunakan untuk berwirausaha, juga keterampilan yang didapat selama di perkuliahan terutama dalam mata kuliah praktek. Hal ini menunjukkan bahwa responden mengakui selain mendapatkan ilmu dari matakuliah kewirausahaan, proses pembelajaran ini melalui penanaman tentang nilainilai, pemahaman, jiwa, sikap dan perilaku juga menumbuhkan pemikiran dan karakteristik wirausaha dan hal ini mendukung minat mereka menjadi wirausaha. Hal ini menunjukkan bahwa responden sependapat bahwa penanaman empatisme sosial-ekonomi, agar dapat merasakan suka duka berwirausaha dan memperoleh pengalaman empiris dari para wirausaha terdahulu, akan mendukung minat menjadi wirausaha. Dalam proses pembelajaran kuliah kewirausahaan, mahasiswa juga diajarkan secara praktik bagaimana menjadi seorang wirausaha. Mereka menjalani proses membuat produk/ menghasilkan jasa, menawarkannya kepada konsumen dan berusaha untuk menjual produk/jasa yang mereka tawarkan, hal ini secara tidak langsung menimbulkan pengalaman pribadi mereka dan bisa merasakan suka dan duka berwirausaha. Pengalaman langsung yang mereka alami menjadi dukungan minat menjadi wirausaha. Jawaban responden pada kuesioner no 6 menunjukkan bahwa responden sependapat bahwa proses pembelajaran kewirausahaan membekali teknik produksi agar dapat berproduksi atau menghasilkan produk baik berupa barang, jasa maupun ide, akan mendukung minat untuk menjadi wirausaha. Karena seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan terhadap produk/jasa yang akan dihasilkan, jika mereka memiliki hal itu semua maka ini akan menumbuhkan minat mereka untuk menjadi wirausaha.

138 UTIN NINA HERMINA, SYARIFAH NOVIEYANA & DESVIRA ZAIN J Eksos Dari jawaban kuesioner no 7 menunjukkan responden lebih banyak sangat setuju dan setuju bahwa dalam proses pembelajaran kewirausahaan perlu dibekali dengan teknik-teknik bagaimana mengantisipasi persoalan atau menyikapi risiko yang mungkin akan dihadapi. Dengan adanya pembelajaran ini dapat mendorong mahasiswa untuk berminat menjadi wirausaha. Menurut John Kao dalam Sudjana (2004:131) menyebutkan bahwa Kewirausahaan adalah sikap dan perilaku wirausaha. Wirausaha ialah orang yang inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil risiko dan berorientasi laba. Pada dasarnya banyak orang yang takut menjadi wirausaha karena tidak siap dengan risiko. Namun jika mereka sudah memiliki karakteristik wirausaha salah satunya adalah kesiapan menghadapi risiko dan kemampuan didalam menghadapi masalah yang dihadapi maka mereka akan memiliki keberanian untuk menjadi wirausaha. Jawaban kuesioner no 8 menunjukan responden sependapat bahwa pendapatan yang tak terbatas sangat menarik minat mereka untuk menjadi wirausaha. Pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh seseorang baik berupa uang maupun barang. Berdasarkan Inpres No. 4 tahun 1995, dijelaskan bahwa Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah kepada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berwirausaha dalam bidang elektronika dapat memberikan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Besar kecilnya penghasilan yang diterima oleh wirausaha tergantung dari hasil kerja atau usaha yang dilakukan. Keinginan untuk memperoleh pendapatan tak terbatas itulah yang dapat

Vol. 7. No. 2 J Eksos 139 menimbulkan minatnya untuk berwirausaha. Dari jawaban kuesioner no 9 dapat dilihat bahwa responden sangat setuju dan setuju karena manusia adalah makhluk sosial yang diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling mulia, karena dikarunia akal, pikiran dan perasaan. Hal itu menyebabkan manusia merasa butuh dihargai dan dihormati orang lain. Berwirausaha digunakan untuk meningkatkan harga diri seseorang, karena dengan usaha tersebut seseorang akan memperoleh popularitas, menjaga gengsi dan menghindari ketergantungannya terhadap orang lain. Keinginan untuk meningkatkan harga diri tersebut akan menimbulkan keinginan seseorang untuk berwirausaha. Hal ini sesuai pendapat Geoffrey G.Meredith et al (2002:5-6) yang mengemukakan salah satu ciri-ciri dan sifat-sifat sebagai profil wirausaha adalah berorientasi pada tugas dan hasil, yaitu dimana dijelaskan bahwa Wirausaha mengutamakan prestasi dulu kemudian setelah berhasil prestisenya akan meningkat. Dari jawaban responden terhadap kuesioner no 10 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden sangat setuju dan setuju bahwa rasa senang terhadap mata kuliah kewirausahaan dapat mendukung minat mereka menjadi wirausaha. Karena tidak dapat kita pungkiri bahwa seseorang yang memiliki rasa senang terhadap suatu pekerjaan maka ia akan rela melakukannya tanpa ada paksaan dari orang lain. Perasaan adalah suatu keadaan hati atau peristiwa kejiwaan seseorang, baik perasaan senang atau tidak senang (Abu Ahmadi, 1992 : 101). Perasaan erat hubungannya dengan pribadi seseorang, maka tanggapan perasaan seseorang terhadap sesuatu hal yang sama tidak sama antara orang yang satu dengan yang lain Untuk kuesioner no 11 ternyata diperoleh hasil yang cukup menggembirakan bahwa 90% responden beranggapan bahwa mereka

140 UTIN NINA HERMINA, SYARIFAH NOVIEYANA & DESVIRA ZAIN J Eksos memiliki potensi untuk menjadi wirausahawan, sedangkan 10% menganggap bahwa mereka tidak memiliki potensi menjadi seorang wirausahawan. Responden sepakat bahwa wirausaha merupakan pilihan karir yang menjanjikan di masa depan. Sebanyak 87% responden menyatakan bahwa wirausaha merupakan pilihan karir yang menjanjikan, sedangkan 13% menyatakan sebaliknya bahwa wirausaha bukanlah pilihan karir yang menjanjikan. Sampai hari ini masih banyak orang yang berfikiran bahwa wirausaha itu identik dengan modal yang besar, susah untuk berkembang dan lebih baik menjadi pegawai negeri atau bekerja di perusahaan swasta. Menurut Yanto dalam Suryana (2003), minat wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Dari Tabel 3. diketahui bahwa untuk semester lima sebanyak 24% responden cenderung memilih membangun usaha sendiri (berwirausaha), dibanding jawaban responden dari semester tiga yang menjawab ingin membangun usaha sendiri (berwirausaha) hanya 15%. Pilihan terbanyak bagi responden semester tiga adalah bekerja di perusahaan yaitu 22%. Besarnya persentase responden yang memilih membangun usaha sendiri di semester lima dibandingkan semester tiga dapat disebabkan mahasiswa semester lima sudah mendapatkan secara lengkap materi kewirausahaan mulai dari membangun motivasi,perubahan pola fikir tentang kewirausahaan, bagaimana memulai kewirausahaan, business plan, menyusun laporan keuangan sederhana hingga pada keikutsertaan mahasiswa di semester lima pada kegiatan Mahasiswa Wirausaha (PMW). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Responden mengakui keterlibatan dari dukungan keluarga untuk

Vol. 7. No. 2 J Eksos 141 membentuk minat mereka menjadi wirausaha. Selain dukungan dari keluarga, dukungan dari masyarakat juga menarik minat berwirausaha, Sebagian besar responden sependapat bahwa kondisi peluang bisnis sangat mendukung minat untuk menjadi wirausaha, mengakui bahwa mata kuliah kewirausahaan mendukung minat mereka menjadi wirausaha. Responden mengakui selain mendapatkan ilmu dari matakuliah kewirausahaan, proses pembelajaran ini melalui penanaman tentang nilainilai, pemahaman, jiwa, sikap dan perilaku juga menumbuhkan pemikiran dan karakteristik wirausaha dan hal ini mendukung minat mereka menjadi wirausaha. Responden semester lima sebanyak 24% cenderung memilih membangun usaha sendiri (berwirausaha). Saran Penelitian ini dapat dilanjutkan dimasa mendatang, untuk mencari tahu apakah pemberian jumlah mata kuliah kewirausahaan sudah proporsional diberikan sebanyak empat semester, karena kalau dilihat dari jawaban responden yang semester tiga masih belum mendalami karakteristik jiwa wirausaha. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu. (1992). Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Justin G. Longenecker, Carlos W. Moore, J. William Petty. (2001). Kewirausahaan (Manajemen Usaha Kecil Buku I). Jakarta: Salemba Empat. Sukardi, Dewa Ketut. (1998). Pendidikan Konseling dalam Bimbingan Karir. Jakarta: Ghalia Indonesia. Suryana. (2003). Kewirausahaan Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.