BAB I PENDAHULUAN. Lulusan SMK akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Pada Bab V ini dikemukakan kesimpulan dari hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Rencana siswa setalah lulus Jumlah Persentase (%) Manjadi Pegawai Berwirausaha 8 10 Melanjutkan sekolah Total

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sengaja diciptakan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha untuk mengembangkan potensi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini memegang peranan penting dalam kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi membuat kompetisi semakin ketat dan transfer pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk satuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pokok dalam peningkatan kecerdasan

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. semua orang terlahir dengan bakat berwirausaha, namun sifat-sifat kewirausahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya (Sanjaya,2005).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan menengah yang mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. menitikberatkan pada konsep risiko (Sumarsono, 2013). Kemudian pada abad 18

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan adalah menciptakan seseorang yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fortunata Merry Octaria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara

, 2016 PENGARUH PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA KELAS XI JURUSAN TPHP DI SMKN 4 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. 7,6%, Diploma I/II/III dengan 6,01% dan universitas sebesar 5,5%. Pada posisi

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. disusun oleh: FEBRI ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal merupakan sarana untuk meningkatkan kualitas sumber

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Self Directed Learning. Menurut Gibbons (2002; ) self-directed learning adalah usaha yang

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Pendapatan Orang Tua. a. Pendapatan. Wahyu Adji (2004: 3) mengatakan bahwa pendapatan atau

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk

BAB I PENDAHULUAN. sampai SMA saja, tetapi banyak juga sarjana. Perusahaan semakin selektif menerima

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kemajuan sebuah negara, pendidikan dituntut untuk terus berpacu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) setiap tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di Indonesia menitikberatkan pada peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan solusi permasalahan kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

2017 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN BURSA KERJA KHUSUS (BKK) DENGAN DUNIA USAHA DAN DUNIA INDUSTRI (DU/DI)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Majunya dunia pendidikan sebaiknya diikuti oleh kemampuan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. lulusannya kelak dapat memasuki dunia kerja dan menjadi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. mendidik siswanya dengan keahlian dan keterampilan, juga mendidik siswa agar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Siswa sekolah menengah kejuruan pada dasarnya di persiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi yang penting dalam pembangunan karena. sasarannya adalah peningkatan kulitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lutfia, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana terpenting untuk mewujudkan kemajuan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia banyaknya para pencari kerja tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. mundurnya suatu bangsa. Serta membantu perkembangan dan kelangsungan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu. Menurut Witherington (Sudrajat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lulusan SMK akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam upaya mendapatkan pekerjaan. Lowongan pekerjaan yang tersedia saat ini tidak sebanding dengan peningkatan jumlah pencari kerja, sehingga profesi wirausaha menjadi pilihan yang cukup menjanjikan untuk masa depan. Kemakmuran suatu negara dapat diukur dari jumlah wirausahawan, sesuai pendapat David McClelland (Frinces, 2011:4) bahwa salah satu syarat suatu negara untuk mencapai tingkat kemakmuran diperlukan 2% dari jumlah penduduknya adalah entrepreneur (wirausaha). Jumlah wirausahawan di Indonesia pada tahun 2010 hanya sekitar 400 ribu orang atau 0,18 % dari jumlah penduduk (Frinces, 2011:4). Jumlah lulusan SMK yang menjadi wirausahawan pada tahun 2010 menurut Direktur Pembinaan SMK Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (Mandikdasmen) Joko Sutrisno, hanya satu hingga dua persen dari 950 ribu lulusan per tahun (http://pendidikan.timlo.net/baca/5130/smk-wajib-pakaiproduk-esemka). Lulusan SMK dengan bekal kompetensi kejuruan yang bersifat praktis, seharusnya lebih mampu mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan dalam dunia kerja sampai tahap menciptakan lapangan kerja sendiri sebagai wirausahawan dibandingkan lulusan sekolah menengah lainnya. 1

SMK dapat berupaya meningkatkan motivasi berwirausaha siswa dengan mengidentifikasi dan memberikan solusi terhadap faktor-faktor yang menghambat motivasi siswa untuk berwirausaha. Motivasi pada individu dapat timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong untuk melakukan pekerjaan. Individu akan memiliki dorongan untuk melakukan pekerjaan wirausaha disebabkan adanya keyakinan kuat bahwa profesi wirausaha merupakan jalan terbaik untuk melakukan perubahan kualitas kehidupan secara individual maupun bermasyarakat. Sebelum memperoleh keyakinan diri tersebut, calon wirausahawan ini telah melakukan berbagai pertimbangan dan pemikiran tentang beragam aspek yang dibutuhkan untuk berwirausaha. Perilaku ini sesuai dengan pendapat Koesworo (2007:276) yang mengatakan bahwa : Setiap orang akan membandingkan keinginan untuk bekerja secara mandiri atau bekerja pada orang lain. Setiap orang akan menilai apakah ia mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan aktivitas yang diperlukan untuk menjadi seorang wirausahawan Keputusan seseorang untuk berwirausaha berdasarkan pendapat di atas merupakan hasil proses berpikir mengenai beberapa aspek, misalnya keinginan bekerja mandiri, maupun adanya penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi untuk diaplikasikan dengan berwirausaha. Kemandirian sebagai unsur utama wirausahawan dapat dikembangkan sejak sekolah melalui sikap kemandirian dalam belajar. Siswa yang terbiasa menerapkan kemandirian belajar untuk mencapai prestasi belajar dan memiliki keyakinan akan kemampuan diri sendiri tentunya akan memiliki motivasi untuk bekerja mandiri dengan berwirausaha. Pemikiran ini perlu dibuktikan dengan 2

meneliti hubungan atau pengaruh kemandirian dalam belajar terhadap motivasi siswa untuk memilih profesi wirausaha. Aspek lain yang dibutuhkan untuk berwirausaha bagi lulusan SMK adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan dari hasil belajar, yang ukurannya dinyatakan sebagai prestasi belajar. Kewirausahaan menurut Frinces (2011:49), membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan khusus, berspesialisasi dan bukan generalis. Spesialis diartikan sebagai SDM yang menguasai ilmu dan keterampilan secara mendalam dalam bidang (disiplin ilmu) tertentu saja, sedangkan generalis dimaknai sebagai mengetahui sedikit ilmu dan keterampilan di banyak bidang (disiplin ilmu) (Frinces, 2011:49). Lulusan SMK dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan secara mendalam terhadap satu bidang tertentu, akan lebih mudah dalam menentukan jenis usaha yang paling sesuai kemampuannya sehingga dapat menjalankan usaha secara lebih fokus di bidang tersebut secara profesional. SMK yang terdiri dari beragam pilihan jurusan atau bidang kejuruan tertentu, memiliki materi pembelajaran yang juga spesifik dan lebih banyak praktik yang disesuaikan dengan kebutuhan kerja praktis (Purnama, 2010:155). Prestasi belajar siswa SMK yang dimaksud disini merupakan penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dalam bidang kejuruan tertentu dan disesuaikan dengan kebutuhan kerja. Siswa dengan prestasi belajar yang baik (ditunjukkan dengan nilai rapor yang baik) seharusnya memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan motivasi untuk membuktikan kemampuan mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam dunia kerja, termasuk dengan 3

berwirausaha. Pemikiran ini perlu dibuktikan dengan meneliti pengaruh tinggi rendahnya prestasi belajar siswa terhadap motivasi mereka untuk menjadi wirausahawan. Faktor permodalan merupakan masalah yang sering dihadapi calon wirausahawan yang selain faktor kompetensi maupun kemandirian. Siswa SMK yang pembiayaan sekolahnya masih bergantung kepada orang tua, maka permodalan pribadi untuk berwirausaha juga akan bergantung kepada pendapatan orang tua. Kendalanya, mayoritas orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMK tergolong tidak mampu. Kondisi ini sesuai pendapat Miftahul Huda (2009) yang mengatakan : mayoritas orang tua yang menyekolahkan anaknya di SMK adalah orang tua yang tergolong tidak mampu. Logikanya, orang tua yang tidak mampu tentu akan menyekolahkan anaknya di SMK. Sebab harapannya, setelah lulus SMK anaknya langsung siap kerja. Jika menyekolahkan anaknya di SLTA, ini tidak tepat karena anak tidak mempunyai keahlian tertentu sehingga tidak siap kerja. Malahan jika disekolahkan di SLTA, maka anak tersebut harus dikuliahkan ke perguruan tinggi, padahal orang tuanya tidak mampu. Ketika lapangan pekerjaan sangat sempit, dan lulusan SMK bersikap pilih-pilih terhadap pekerjaan maka jalan satu-satunya adalah dengan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Nah, di sinilah kendalanya: karena orang tua lulusan SMK mayoritas dalam golongan ekonomi tidak mampu, maka permodalan menjadi hambatan serius untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri (http://www.socialworkers.or.id/index.php?option=com_content&view=artic le&id=14:apa-yang-salah-dengan-pengangguran-terdidik&catid=2:artikelumum) Kondisi ekonomi keluarga siswa SMK berdasarkan pendapat di atas, mayoritas dalam golongan ekonomi tidak mampu yang dapat berpengaruh terhadap sumber permodalan pribadi untuk berwirausaha. Beberapa sumber permodalan alternatif seperti pinjaman bank atau bantuan dari pemerintah, lebih 4

mengutamakan bantuan kepada bisnis yang sudah ada atau sudah lama berjalan dibandingkan usaha yang baru saja dirintis dan belum berpengalaman (Frinces, 2011:40). Calon wirausahawan yang akan merintis usaha baru, membutuhkan sumber dana pribadi untuk modal dan operasional awal. Ketersediaan modal sendiri yang bersumber dari pendapatan keluarga menjadi salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi motivasi siswa lulusan SMK untuk berwirausaha. Uraian di atas mengemukakan bahwa kesiapan lulusan SMK untuk berwirausaha dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun eksternal pada siswa, yaitu karakter kemandirian yang dimiliki, kompetensi yang dikuasai dan dukungan permodalan. Faktor kemandirian, kompetensi dan permodalan yang dapat diidentifikasi dan diukur pada siswa SMK yaitu faktor kemandirian belajar, prestasi belajar dan tingkat pendapatan keluarga, sehingga penulis mengambil judul : PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR, PRESTASI BELAJAR DAN TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA SMK. 1.2. Perumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Perumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Adakah pengaruh antara kemandirian belajar dan prestasi belajar serta tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK? Perumusan masalah penelitian tersebut dapat dirinci menjadi beberapa pertanyaan penelitian : 5

1. Bagaimana kemandirian belajar, prestasi belajar, tingkat pendapatan keluarga, dan motivasi berwirausaha yang dimiliki siswa SMK? 2. Berapa besar pengaruh kemandirian belajar terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK? 3. Berapa besar pengaruh prestasi belajar terhadap motivasi siswa berwirausaha siswa SMK? 4. Berapa besar pengaruh tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK? 5. Berapa besar pengaruh kemandirian belajar, prestasi belajar, dan tingkat pendapatan keluarga, secara bersamaan terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK? 1.3. Paradigma Penelitian Perumusan masalah tersebut diatas menunjukkan adanya beberapa aspek yang perlu dikaji agar lingkup penelitian menjadi jelas. Paradigma penelitian akan menjelaskan konsep pemikiran dari peneliti sebelum menyusun hubungan antar variabel penelitian. Peneliti mengawali dengan studi literatur mengenai aspek-aspek yang secara umum dibutuhkan calon wirausahawan. Calon wirausahawan secara teoritis setidaknya akan membutuhkan tiga aspek penting. Pertama, adanya karakteristik paling penting dari seorang wirausahawan (wiraswasta) itu sendiri yaitu berupa kemandirian. Kedua, adanya kompetensi dibidang kejuruan tertentu yang dapat diaplikasikan ke bidang pekerjaan. Ketiga, adanya modal usaha. Ketiga aspek ini dihubungkan dengan siswa SMK sebagai objek penelitian untuk menentukan 6

beberapa variabel yang dapat mewakili aspek kemandirian, kompetensi dan permodalan. Kebutuhan calon wirausahawan Karakter Kompetensi Permodalan Sikap / karakteristik utama seorang calon wirausahawan yang dapat diamati pada siswa (kemandirian) Ukuran penguasaan pengetahuan & keterampilan pada siswa untuk berwirausaha (nilai raport) Sumber dana operasional awal untuk berwirausaha dari siswa SMK yang belum berpenghasilan (orang tua) Kemandirian Belajar Prestasi Belajar Tingkat pendapatan keluarga Motivasi berwirausaha Gambar 1.1. Kerangka berpikir peneliti Gambar 1.2. Hubungan antar variabel penelitian 7

Variabel-variabel yang mewakili faktor kemandirian, kompetensi dan permodalan adalah variabel kemandirian belajar, prestasi belajar, dan tingkat pendapatan keluarga. Hubungan antar variabel disusun seperti pada Gambar 1.2. 1.4. Analisis Masalah dan Definisi Operasional Hubungan masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat yang akan diteliti dapat dikaitkan terlebih dahulu secara teoritis. 1.4.1. Hubungan antara Kemandirian Belajar dengan Motivasi Berwirausaha Wirausaha adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untukhidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnis dalam hidupnya. Definisi wiraswasta menunjukkan bahwa karakter paling penting yang harus dimiliki seorang wirausahawan/wiraswastawan adalah karakter kemandirian. Individu yang selalu mengandalkan kekuatan pada dirinya sendiri bisa dikatakan telah mempunyai keinginan untuk menguasai dan mengendalikan tindakan-tindakan sendiri dengan tidak mengharapkan bantuan atau pengaruh orang lain. Sikap mandiri adalah kemampuan seseorang berdiri sendiri dalam segala aspek kehidupannya. Individu yang berdiri di atas kaki sendiri akan mengambil inisiatif, mengatasi sendiri kesulitan-kesulitannya dan ingin melakukan hal-hal oleh dirinya sendiri dalam mencapai prestasi. Sikap kemandirian pada siswa dapat diamati pada sikap kemandirian dalam belajar untuk mencapai prestasi belajar. Kemandirian belajar merupakan kesiapan individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metoda 8

belajar, dan evaluasi hasil belajar. Siswa menerapkan kemandirian belajar untuk mencapai prestasi belajar, sedangkan wirausahawan harus memiliki kemandirian untuk mencapai prestasi dalam berwirausaha. Siswa yang memilih belajar mandiri untuk mencapai prestasi belajar, diharapkan memiliki motivasi tinggi untuk memilih bekerja mandiri melalui wirausaha. 1.4.2. Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Motivasi Berwirausaha Program pendidikan SMK dikhususkan bagi siswa yang mempunyai minat tertentu dan siap untuk bekerja serta membuka lapangan pekerjaan sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasai. Penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang baik akan mempermudah lulusan SMK untuk bekerja dengan berwirausaha. Sebelum lulusan SMK memulai profesi kewirausahaan, dibutuhkan pengenalan potensi diri dan pembentukan karakter kewirausahaan untuk mendukung keberhasilan usaha secara individu maupun kelompok. Potensi diri siswa dapat ditunjukkan dengan prestasi belajar yang mereka peroleh. Prestasi belajar yang baik akan meningkatkan kepercayaan diri akan kemampuan diri sendiri, memotivasi untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan memanfaatkan kemampuan pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari di sekolah. Guru dapat memberikan dorongan untuk meningkatkan motivasi siswa berwirausaha bagi siswa-siswinya dengan jalan menghubungkan antara kegiatan praktek dengan kewirausahaan. Guru dapat memberikan dorongan dengan cara mengarahkan siswa untuk berprestasi dalam belajar agar mampu berprestasi dalam berwirausaha setelah menamatkan sekolahnya. 9

1.4.3. Hubungan antara Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Motivasi Berwirausaha Uraian dalam latar belakang masalah mengemukakan bahwa materi yang diberikan pada SMK lebih spesifik pada bidang kejuruan tertentu, sehingga lulusan SMK hanya terbatas pada pilihan pekerjaan yang sesuai dengan disiplin ilmunya. Bagi lulusan SMK yang tidak melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi maka jalan satu-satunya adalah berwirausaha. Kendalanya karena lulusan SMK belum memiliki penghasilan ketika baru lulus dan orang tua mereka mayoritas dalam golongan ekonomi tidak mampu, maka permodalan menjadi hambatan serius pada motivasi untuk membuka lapangan pekerjaan sendiri. Permodalan yang masih bergantung pada keluarga, akan dipengaruhi juga oleh tingkat pendapatan keluarga. 1.4.4. Definisi Operasional Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Kemandirian Belajar (X 1 ) Kemandirian belajar merupakan kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan, metode belajar, dan evaluasi hasil belajar. Individu yang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai oleh motif yang mendorongnya belajar, bukan oleh kenampakan fisik kegiatan belajarnya. Cara mengetahui motif pembelajar, selain dengan bertanya langsung kepada yang bersangkutan, juga melalui indikator sikap yang terkait dengan intensitas kegiatan pembelajar. 10

Pengumpulan data kemandirian belajar diperoleh melalui angket dengan mengacu pada indikator-indikator yang mencerminkan sikap kemandirian belajar. 2. Variabel Prestasi Belajar (X 2 ) Prestasi Belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar yang diamati dalam penelitian ini adalah prestasi pada pendidikan formal. SMK merupakan sekolah menengah dengan bidang kejuruan tertentu yang spesifik, sehingga data prestasi belajar yang diamati tidak spesifik pada nilai mata pelajaran yang terkait bidang kewirausahaan tertentu saja, melainkan nilai keseluruhan mata pelajaran dalam buku rapor yang mencerminkan kemampuan siswa secara umum di bidang kejuruan tersebut. Untuk memperoleh data nilai rapor dapat dilakukan studi dokumentasi dengan pihak sekolah. 3. Variabel Tingkat Pendapatan Keluarga (X 3 ) Tingkat Pendapatan Keluarga merupakan jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama atau perseorangan. Uraian dalam latar belakang masalah mengemukakan salah satu hambatan berwirausaha bagi fresh graduate SMK adalah permodalan untuk operasional awal. Calon wirausahawan umumnya kesulitan mendapat bantuan dari pihak lain seperti pemerintah untuk jenis usaha baru sehingga dibutuhkan sumber dana pribadi. Sumber dana pribadi untuk lulusan SMK yang belum bekerja 11

akan bergantung pada pendapatan keluarga. Data tingkat pendapatan keluarga ini diperoleh melalui studi dokumentasi pada pihak sekolah berupa pengumpulan data jumlah penghasilan rata-rata perbulan yang diterima keluarga siswa. 4. Variabel Motivasi Berwirausaha (Y) Motivasi Berwirausaha merupakan tingkah laku yang berasal dari dalam diri seseorang yang mengarahkan dirinya mengambil suatu tindakan untuk menjadi wirausahawan. Motivasi merupakan dorongan yang dapat berasal dari dalam atau luar diri siswa, sedangkan wirausaha merupakan profesi. Variabel motivasi berwirausaha merupakan sikap atau motif dalam diri seseorang yang tidak nampak secara fisik. Pengukuran motivasi menggunakan angket skala sikap dengan mengacu pada indikatorindikator, dalam hal ini indikator yang mencerminkan motivasi untuk berwirausaha. 1.5. Pembatasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Kemandirian belajar dibatasi pada sikap yang menunjukkan perilaku belajar aktif, meliputi motif, intensitas maupun cara belajar yang dipilih siswa. 2. Prestasi Belajar dibatasi pada hasil belajar yang meliputi aspek kognitif dan psikomotor, seperti yang ditunjukkan dalam buku rapor siswa. 12

3. Pendapatan Keluarga dibatasi pada pendapatan rata-rata perbulan yang diterima keluarga siswa dalam bentuk nominal uang seperti yang tercantum pada database sekolah. 4. Motivasi Berwirausaha dibatasi pada sikap yang menunjukkan motif-motif dalam diri siswa yang mengarah pada dorongan untuk berwirausaha. 1.6. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.6.1. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yaitu untuk mengetahui : 1. Kemandirian belajar, prestasi belajar, tingkat pendapatan keluarga, dan motivasi berwirausaha yang dimiliki siswa SMK. 2. Besarnya pengaruh kemandirian belajar terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK. 3. Besarnya pengaruh prestasi belajar terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK. 4. Besarnya pengaruh tingkat pendapatan keluarga terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK. 5. Besarnya pengaruh kemandirian belajar, prestasi belajar, dan tingkat pendapatan keluarga, secara bersamaan terhadap motivasi berwirausaha siswa SMK. 1.6.2. Manfaat Penelitian Terdapat tiga macam manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini. Pertama, penelitian ini diharapkan berguna bagi SMK sebagai masukan 13

didalam meningkatkan kualitas lulusan yang berwawasan kewirausahaan. Kedua, penelitan ini bermanfaat bagi penulis sendiri sebagai media untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam penelitian sehingga dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam perkuliahan pada keadaan yang sebenarnya dalam lapangan. Ketiga, penelitian ini bermanfaat bagi pihak lain sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian lanjutan tentang masalah manajemen sumber daya manusia di masa mendatang. 1.7. Kerangka Penulisan Tesis Pembahasan masalah yang dikemukakan dalam tesis ini didasarkan pada landasan teori yang diuraikan dalam Bab II. Landasan teori akan digunakan sebagai dasar analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari penelitian di lapangan. Bab III membahas rancangan penelitian (metode penelitian) yang digunakan sebagai acuan penelitian, asumsi-asumsi, hipotesis penelitian, penyusunan instrumen penelitian dan rancangan pengolahan data (analisis data penelitian). Kegiatan penelitan dan pengolahan data disajikan pada Bab IV dan sebagian pengolahan data dicantumkan dalam Lampiran. Bab IV berisi langkahlangkah persiapan yang bersifat administratif dan teknis, pelaksanaan penelitian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data dan interpretasi pengolahan data. Tesis ini ditutup dengan Bab V yang menyajian pembahasan hasil penelitian, kesimpulan, dan diakhiri dengan saran-saran. 14