repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi merupakan hal terpenting yang dilakukan oleh manusia dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Manusia merupakan makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterbatasan, tidak menjadi halangan bagi siapapun terutama keterbatasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ia hanya hidup, berkembang, dan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH METODE FIELD TRIP TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA PESERTA DIDIK TUNARUNGU

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah singkat Perjalanan SLB PKK Provinsi Lampung : gubernur KDH Tk 1 Provinsi Lampung.

2014 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKSTUAL PADA KETERAMPILAN MEMBUAT SPAKBOR KAWASAKI KLX 150 MENGGUNAKAN FIBERGLASS DI SMALB-B

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu proses atau kegiatan yang sukar dihindari

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai kodratnya manusia adalah makhluk pribadi dan sosial dengan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran, baik sebagian maupun seluruhnya yang berdampak kompleks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang secara normal. Orang tua pun akan merasa senang dan bahagia

BAB I PENDAHULUAN. itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, Dengan pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah.

BAB I PENDAHULUAN. saling bertukar informasi baik secara langsung ataupun tidak langsung, interaksi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

1.7 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Resha Aprylet, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahan kajian (materi) PAI (Pendidikan Agama Islam) dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran pada dasarnya adalah suatu proses terjadinya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat untuk saat ini dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal vital yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan segala aktifitas di berbagai bidang. Sesuai dengan UUD 1945

FUNGSI BAHASA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SEBAGAI KEBUTUHAN POKOK MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Direktorat Jendral Managamen Pendidikan Dasar dan Menengah, yang

BAB I PENDAHULUAN. Atas studi pendahuluan yang dilaksanakan bersamaan Program Latihan

BAB IV INTERPRESTASI HASIL PENELITIAN. telah dipilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA C YAYASAN SOSIAL SETYA DARMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari perjalanan seorang manusia.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, budaya, agama, dan sebagainya. sebaliknya dalam individu berbakat pasti ditemukan kecacatan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap individu telah diatur di dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang beralamat di Jl. Rajekwesi 59-A Perak Bojonegoro. Di SLB-B Putra

BAB I PENDAHULUAN. tenaga profesional untuk menanganinya (Mangunsong,2009:3). Adapun pengertian tentang peserta didik berkebutuhan khusus menurut

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak diantaranya adalah guru dan siswa. Pembelajaran adalah pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang bersifat vokasional, salah satunya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal dengan istilah adolescence merupakan peralihan dari masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. halnya bahasa, membaca dan menulis. Kesulitan belajar matematika. bidang studi memerlukan matematika yang sesuai.

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sisi lain. Orang mempunyai kecacatan fisik belum tentu lemah dalam hal

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VII SMPLB DI SLB-B PRIMA BHAKTI MULIA KOTA CIMAHI

BAB IV ANALISIS DATA. Kedisiplinan merupakan aspek yang penting untuk mengontrol diri kita

NIM. K BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara. Anak tuna rungu

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Persada,2007), p.1 2 Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern, pendekatan praktis (Bandung ; PT. Remaja Rosdakarya, 2011), p.1.

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. semua jabatan, organ visual ini memainkan peranan yang menentukan. Badan

BAB I PENDAHULUAN. dipelajari oleh setiap anak, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Di

Implementasi Komunikasi Instruksional Guru dalam Mengajar Anak Berkebutuhan Khusus di SLB-C1 Dharma Rena Ring Putra I Yogyakarta Oleh :

I. PENDAHULUAN. perbedaan kecerdasan, fisik, finansial, pangkat, kemampuan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. adalah salah satu unsur sosial yang paling awal mendapat dampak dari setiap

BAB I PENDAHULUAN. terdapat kapasistas bagi timbulnya keterampilan anti sosial (anti-sosial behaviour)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diharapkan memiliki kecakapan hidup dan mampu mengoptimalkan segenap

BAB I PENDAHULUAN. media yang dibutuhkan di segala bidang terutama dibidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan Hawa sebagai pendamping bagi Adam. Artinya, manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan mendengar dan kemampuan bicara (Somantri, 2006). selayaknya remaja normal lainnya (Sastrawinata dkk, 1977).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi anak- anak yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang proses belajar mengajar di sekolah. dimaksud adalah keterampilan bertanya, dimana guru tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan dan menginterpretasikan makna (Wood, 2007:3). baik, contohnya adalah individu yang menyandang autisme.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

POLA INTERAKSI SOSIAL TUNA RUNGU WICARA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional betujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Latar Belakang SMA Al-Kautsar Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Abad ke-21 disebut-sebut oleh pakar, termasuk futurology, sebagai abad

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan lainnya. Setiap manusia memiliki kekurangan. Semua anak manusia tidak

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

FASILITAS TERAPI DAN PENDIDIKAN ANAK AUTIS DI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. individu secara optimal, agar individu dapat hidup mandiri di lingkungnnya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi merupakan hal terpenting yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya kita menggunakan komunikasi agar bisa menyampaikan pesan kita pada orang lain, baik itu berupa cerita lucu, kisah sedih, dan lain sebagainya yang tentunya dimengerti oleh si penerima pesan. Lalu bagaimana komunikasi bisa dilakukan oleh orang-orang yang sejak lahir sudah mengalami kondisi khusus seperti gangguan pendengaran, penglihatan, mental, dan prilaku sosial yang tentunya menghalanginya untuk berkomunikasi secara wajar dengan orang lain. Tentu diperlukan suatu metode pendekatan komunikasi khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan individu tersebut. Orang tua manapun tidak ada yang mau memilih takdir melahirkan anak dengan kondisi cacat mental dan fisik seperti apa yang dialami oleh anak-anak yang berkebutuhan khusus. Namun hal ini memang merupakan rahasia Tuhan Yang Maha Esa, sekaligus merupakan bagian dari cobaan dan tantangan bagi kita untuk bersikap arif dan bijaksana dalam menyikapi segala sesuatu yang telah Tuhan titipkan pada kita. Sebagian besar anak yang tergolong berkebutuhan khusus memiliki lebih dari satu ketidak mampuan atau kecacatan. Anak-anak yang tergolong berkebutuhan 1

2 khusus seringkali memiliki kombinasi-kombinasi ketidak mampuan yang tampak nyata maupun yang tidak begitu nyata dan keduanya memerlukan penambahanpenambahan atau penyesuaian-penyesuaian khusus dalam pendidikan mereka. Anak-anak dengan kondisi khusus ini tidak berjuang sendiri dalam mencapai cita-cita dan harapan masa depan mereka. Di Bandung terdapat beberapa lembaga sosial baik yang didirikan oleh pemerintah maupun swasta yang memiliki visi dan misi untuk melakukan pemberdayaan terhadap anak-anak yang mengalami kondisi khusus. Salah satu lembaga yang khusus mendampingi anak-anak yang mengalami kebutuhan khusus di Bandung adalah SLB Cicendo. Dahulu SLB Cicendo merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Penyelenggaraan Pendidikan dan Pengajaran Anak Tuna Rungu (YP3ATR). Semenjak tanggal 2 Januari 2009 SLB YP3ATR resmi beralih status menjadi SLB Negeri Cicendo Kota Bandung yang diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat. SLB Negeri Cicendo didirikan pada tanggal 6 Mei 1930 di kota Bandung dan resmi di buka pada tanggal 18 Desember 1933, dengan jumlah murid sebanyak 26 orang (Sumber: SLB Negeri Cicendo). Berdasarkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo ini sangat bersejarah bagi masyarakat kota Bandung, dimana SLB Negeri Cicendo merupakan sekolah luar biasa bagi anak tuna rungu yang pertama di Kota Bandung. Seperti yang dipaparkan ibu Dedeh Rohayati S.Pd selaku Humas dari SLB Negeri Cicendo SLB Cicendo, memang SLB pertama untuk anak tuna rungu di Bandung didirikan tahun 1930 yang sudah ada SK dari Dinas Pendidikan Provinsi

3 Jawa Barat. (Wawancara dengan Humas SLB Cicendo Dedeh Rohayati S.Pd tanggal 11 Maret 2014) Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo memiliki jenjang pendidikan dari TK (taman kanak-kanak) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas). Selama kurang lebih 80 tahun berdiri, telah banyak kontribusi yang diberikan SLB Negeri Cicendo ini dalam memperhatikan anak-anak yang tergolong berkebuthan khusus terutama dalam segi pendidikan. Pada mulanya peserta didik dari Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo ini terdapat dua yaitu tuna rungu dan tuna garitha. Namun seiring dengan berkembangnya SLB Negeri Cicendo, kini hanya anak penderita tuna rungu saja yang menjadi peserta didik di SLB Negeri Cicendo. Pada Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo ini memberikan sistem pendidikan bagi anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus. Berbagai macam pelajaran diberikan guna menunjang pengetahuan dan wawasan bagi para muridnya. Tidak hanya pegetahuan atau pelajaran umum saja yang diberikan di sekolah luar biasa Negeri Cicendo ini, tetapi berbagai macam keterampilan pun diberikan kepada muridmuridnya. Dengan adanya pemberian tambahan pelajaran keterampilan ini diharpkan para murid sekolah luar biasa negeri Cicendo ini dapat mengasah kemampuan yang ada di dalam dirinya. Salah satu keterampilan tersebut adalah pelajaran desain grafis. Alasan pemilihan pelajaran desain grafis adalah karena kemajuan teknologi yang semakin berkembang saat ini, agar menjadikan para murid Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo ini dapat mmiliki kemampuan serta dapat mengikuti perkembangan jaman yang ada. Meskipun memiliki kebutuhan khusus, namun bukan menjadi alasan

4 bagi mereka untuk tidak mendapatkan pendidikan yang baik. Pelajaran desain grafis yang biasanya dipelajari oleh anak normal, sekarang ini anak yang memiliki kebutuhan khusus pun mempelajarinya juga. Dimana pada pelajaran keterampilan desain grafis di SLB Cicendo ini telah memperoleh prestasi yaitu Juara Nasional tahun 2013 di Kota Medan. Hal ini membuktikan bahwa anak-anak berkebutuhan dapat bersaing dan berprestasi seperti anak normal pada umumnya. Proses belajar mengajar yang terjadi di Sekolah Luar Biasa Negeri Cicendo merupakan sebuah interaksi simbolik yang terjadi antara guru dengan muridnya. Menurut model simbolik, peserta yang terlibat dalam komunikasi adalah orang-orang yang mengembangkan potensi dirinya sebagai manusia melalui interaksi dengan sesama manusia (interaksi sosial), yaitu melalui proses pengambilan peran orang lain (role-play-ing) (Riswandi, 2009 : 47). Penjelasannya adalah, bahwa orang atau manusia berkembang melalui interaksi dengan orang lain, yang dimulai dengan lingkungan terdekatnya seperti keluarga, hingga berlanjut ke lingkungan yang lebih luas seperti teman sepermainan, sekolah, tempat bekerja, dan masyarakat hingga negara. Didalam bentuk interaksi simbolik, adanya interaksi di antara dua pihak. Interaksi inilah yang kemudian menentukan hubungan komunikasi, ke arah yang lebih baik atau justru sebaliknya. Menurut Erving Goffman menyatakan bahwa pada dasarnya interaksi manusia mengunakan simbol-simbol, cara manusia menggunakan simbol, merepresentasikan apa yang mereka maksudkan untuk berkomunikasi dengan sesamanya (Santoso 2010:51).

5 Interaksi simbolik mungkin menjadi lumrah dilakukan jika kegiatan tersebut hanyalah kegiatan percakapan antara guru SLB dan muridnya seperti biasa. Namun, jika yang dikomunikasikannya adalah cara-cara atau metode yang harus dibarengi dengan praktek dan kecanggihan teknologi seperti desain grafis, tentu komunikasi simbolik ini akan sedikit berbeda dan sulit dilakukan dengan kondisi murid yang memiliki kekurangan. Hanya orang-orang tertentu yang dapat melakukan komunikais tersebut, sehingga hal itu menjadi sesuatu yang luar biasa yang dapat dilakukan oleh seorang guru. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mencoba menyusun penelitian dengan judul Analisis Interaksi Simbolik Guru Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Cicendo Bandung Dalam Memberikan Pemahaman Mengenai Desain Grafis Kepada Muridnya. 1.2 Fokus Penelitian dan Pertanyaan Penelitian 1.2.1 Fokus Penelitian Sesuai dengan apa yang ada pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu, bagaimana Interaksi Simbolik yang dilakukan guru SLB Cicendo dalam memberikan pemahaman desain grafis kepada muridnya.

6 1.2.2 Pertanyaan Penelitian Untuk memberikan arah atau alur dalam penelitian ini, peneliti merinci secara jelas dan tegas dari fokus rumusan masalah yang masih bersifat umum dengan subfokus, maka permasalahan penelitian yang hendak dijawab dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penggunaan bahasa verbal guru SLB Cicendo dalam memberikan pemahaman materi desain grafis saat berinteraksi dengan muridnya? 2. Bagaimana penggunaan bahasa nonverbal guru SLB Cicendo dalam memberikan pemahaman materi desain grafis saat berinteraksi dengan muridnya? 3. Bagaimana cara guru SLB Cicendo menyelesaikan masalah yang terjadi pada saat berinteraksi dengan muridnya dalam memberikan pemahaman materi desain grafis? 4. Bagaimana model strategi komunikasi yang dibangun guru SLB Cicendo dalam memberikan pemhaman materi desain grafis kepada muridnya agar interaksi sesuai dengan yang diharapkan? 5. Bagaimana proses Self, Mind, dan Society yang terjadi pada saat guru SLB Cicendo melakukan interaksi dengan muridnya?

7 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan dan agar penelitian ini menjadi terarah secara jelas maka perlu ditetapkan tujuannya sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui penggunaan bahasa verbal guru SLB Cicendo dalam memberikan pemahaman desain grafis saat berinteraksi dengan muridnya. 2. Untuk mengetahui penggunaan bahasa nonverbal guru SLB Cicendo dalam memberikan pemahaman desain grafis saat berinteraksi dengan muridnya. 3. Untuk mengetahui cara guru SLB Cicendo menyelesaikan masalah yang terjadi pada saat berinteraksi dengan muridnya dalam memberikan pemahaman desain grafis. 4. Untuk mengetahui model strategi komunikasi yang dibangun guru SLB Cicendo dalam memberikan pemhaman desain grafis kepada muridnya agar interaksi sesuai dengan yang diharapkan. 5. Untuk mengetahui proses Self, Mind, and Society yang terjadi pada saat guru SLB Cicendo melakukan interaksi dengan muridnya. 1.4 Kegunaan Penelitian berikut : Kegunaan dari penelitian ini dapat dilihat dari segi teoritis dan praktis, sebagai 1.4.2 Kegunaan Teoritis

8 Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan keilmuan yaitu khususnya Ilmu Komunikasi dalam kajian Interaksi Simbolik. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan penelitian ini secara praktis, diharapkan bisa memberikan suatu masukan atau referensi tambahan yang dapat diaplikasikan dan menjadi pertimbangan. Kegunaan secara praktis pada penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti Diharapkan dapat menembah wawasan, bahan pengetahuan, dan pengalaman serta penerapan ilmu bagi peneliti dalam bidang Ilmu Komunikasi khususnya dalam Interaksi Simbolik. 2. Bagi Universitas Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan literature dan acuan bagi mahasiswa UNISBA (Universitas Islam Bandung) secra umum, dan mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi secara khusus yang dapat dijadikan sebagai referensi tambahan bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian selanjutnya mengenai Interaksi Simbolik. 3. Bagi Masyarakat Diharapkan penelitian dapat memberikan informasi dan wawasan bagi masyarakat mengenai Interaksi Simbolik guru SLB Cicendo dalam memberikan pemahaman design grafis kepada muridnya.

9 1.5 Setting Penelitian Berikut adalah penjelasan spesifik mengenai batasan-batasan penelitian dalam lingkup ruang, waktu, situasi dan tempat yang disesuaikan dengan focus masalah realitas social, baik berupa proses, fenomena gagasan (pemikiran) dan lain-lain, bebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Interaksi Simbolik. 2. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Cicendo Bandung, dengan memfokuskan penelitian pada bagaimana guru memberikan pemahaman tentang desain grafis kepada murid di Sekolah Luar Biasa Cicendo Bandung. 3. Penelitian ini melihat bagaimana interaksi simbolik yang terjadi antara guru dan murid Sekolah Luar Biasa Cicendo Bandung, dalam pelajaran desain grafis tersebut. 4. Penelitian ini melihat seperti apa komunikasi verbal saat berlangsungnya proses pembelajaran desain grafis di Sekolah Luar Biasa Cicendo Bandung. 5. Penelitian ini juga melihat bagaimana komunikasi nonverbal yang dilakukan guru SLB Cicendo saat berlangsungnya proses pembelajaran desain grafis. 6. Penelitian ini pula melihat bagaimana hambatan yang dialami guru SLB Cicendo dalam memberikan pemahaman desain grafis saat berinteraksi dengan muridnya, serta melihat bagaimana cara guru menyelesaikan masalah yang terjadi.

10 7. Penelitian ini dilakukan dengan menetapkan waktu penelitian untuk memberikan kesesuaian kebutuhan penelitian yang dimulai pada bulan Februari hingga Juni 2014. 1.6 Pengertian Istilah 1. Interaksi Simbolik, adalah sebuah proses interaksi sosial yang menggunakan situasi simbolik yangberdasarkan kepada pesan-pesan simbolik yang kemudian dimaknai. Interaksi simbolik merupakan komunikasi di antara manusia atau interaksi antar personal yang menggunakan simbol-simbol sebagai representasi dari sebuah pesan. 2. SLB Negeri Cicendo, adalah sebuah lembaga pendidikan luar biasa bagi anak penyandang cacat tunarungu yang beralamat di jalan Cicendo no. 2 Bandung. SLB Negeri Cicendo memiliki jenjang pendidikan dari TK (taman kanakkanak) hingga SMA (sekolah menengah atas). SLB Negeri Cicendo merupakan SLB pertama bagi penyandang cacat tunarungu di kota Bandung. 3. Desain Grafis, seni dalam berkomunikasi menggunakan tulisan, ruang, dan gambar. Bidang ini merupakan bagian dari komunikasi visual. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak, dan desain interaksi. 1 1 http://id.wikipedia.org/wiki/desain_grafis (diakses pada tanggal 15 Maret 2014, pukul 19.20 WIB)

11 1.7 Kerangka Pemikiran Pada kerangka pemikiran ini peneliti berusaha untuk mengaplikasikan seluruh kata kunci yaitu subfokus dengan interaksi simbolik seorang guru dalam memberikan pembelajaran desain grafis pada murid Siswa Luar Biasa di Cicendo Kota Bandung. Kata kunci yang pertama adalah komunikasi verbal. Dari pesan yang disampaiakan oleh guru pada Siswa Luar Biasa dengan cara komunikasi simbolik terdapat bahasa yang termasuk komunikasi verbal yang digunakan antara guru dengan Siswa Luar Biasa dalam berinteraksi. Bahasa menjadi menjadi sangat penting guna memberikan pembelajaran bagi para siswa luar biasa. Melaui bahasa, siswa luar biasa dapat mengetahui apa saja yang disampaikan dan dijelaskan oleh para guru. Bagaimanapun para guru memahami betul tentang pembelajaran desain grafis, jika tidak disusun dalam suatu kata atau kalimat yang teratur, sistematis, dan logis, maka pesan akan pembelajaran desain grafis tersebut tidak akan disampaikan dengan jelas. Kata kunci yang kedua dalah komunikasi nonverbal. Disini terlebih difokuskan pada bagaimana elemen-elemen dalam komunikasi nonverbal yang dilakukan baik oleh guru dan siswa luar biasa. Dari penjelasan di atas terdapat penjelasan bahwa dimana komunikasi nonverbal ini sebagai penegas komunikasi verbal yaitu pesan berisi tentang pembelajaran desain grafis yang diberikan oleh guru pada siswa luar biasa. Kedua bentuk komuniksi tersebut sebagai bentuk penyampaian secara simbolik yang menghasilkan pemahaman siswa luar biasa tentang pembelajaran desain grafis.

12 Dimana yang pada akhirnya penulis akan menemukan model interaksi guru dengan murid dalam konteks memberikan pemahaman desain grafis. Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran Pelajaran Desain Grafis Interaksi Guru dengan Muridnya Komunikasi Verbal Bahasa dan kalimat yang digunakan oleh guru pada muridnya dalam menyampaikan pelajaran desain grafis Komunikasi Nonverbal Simbol atau gerakan bahasa tubuh yang digunakan guru tentang penyampaian pelajaran desain grafis pada muridnya Teori Interaksi Simbolik Teori Peran Pemahaman Murid Tentang Desain Grafis Model Interaksi Guru Murid dalam Pembelajaran Desain Grafis (Sumber : Aplikasi Peneliti, 2014)