BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Domestik Bruto (PDB), dan opportunity cost, yang dihitung dengan tingkat suku bunga.

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

Permintaan dan Penawaran Uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait. Uraian dari masing-masing hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. perhatian para peneliti dan telah ditelaah secara lebih mendalam di berbagai

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

KESEIMBANGAN di PASAR UANG. Minggu 11

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

II. KERANGKA PEMIKIRAN. Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang diterima secara umum dalam

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendapatan nasional juga dapat diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Uang, Fungsi Uang dan Jenis Uang. Dalam kehidupan sehari-hari, uang mememiliki pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter merupakan salah satu bentuk kebijakan stabilisasi yang

Teori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB II TINJAUAN LITERATUR

c. Sukar dibagi menjaadi bagian yang lebih kecil d. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama e. Nilai uang barang tidak tetap.

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

Uang Dalam Perekonomian

BAB V PENUTUP. Hasil analisa dari regresi model yang didasarkan pada persamaan model Iljas

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB II LANDASAN TEORI. Tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol

TINJAUAN PUSTAKA. barang dan jasa (Mishkin, 2001). Uang sering kali diidentikkan dengan uang kartal

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

UANG. Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang disepakati sebagai alat pembayaran yang sah. Fungsi Uang (Mankiw, 2007)

ANALISIS PENGARUH UANG TERHADAP BUSINESS CYCLE INDONESIA OLEH SITI MASYITHO H

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL DI INDONESIA TAHUN 2000.Q Q 4. Romanus Heru Setiawan Ign.

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

Oleh: Disusun ( ) ( ) Misbahul Munir

BAB 11 LANDASAN TEORI

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.3 No.1 Februari 2018 : 31-39

Memasukkan beberapa aset sebagai alternatif dari uang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antara penawaran uang dengan jumlah uang yang beredar dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya US dollar, ditentukan oleh

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

ANALISIS PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP PERMINTAAN AGREGAT DI INDONESIA

Bab 4 TEORI MONETER MV = PT. i 1

BAB I PENDAHULUAN. Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beredar dan hubungan jumlah uang beredar dengan laju inflasi. diketahui definisi uang dan fungsi uang.

II. TEORY PERMINTAAN UANG ( Berapa kebutuhan ( Jumlah / Nilai ) uang dalam suatu perekonomian? ) Catt Priyo Purwanto

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

PASAR UANG & PASAR BARANG (Keseimbangan Kurva IS-LM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk mengukur kinerja ekonomi suatu negara dapat dilakukan dengan menghitung

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu studi yang masih menimbulkan kontroversi hingga saat ini,

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

melindamelindo.wordpress.com Page 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

KESEIMBANGAN PASAR BARANG DAN UANG Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi : Dany Juhandi, S.P, M.Sc

RENCANA PERSIAPAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama di Indonesia

Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Jumlah Uang Beredar dengan Pendekatan Error Correction Model (ECM)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH JUMLAH UANG YANG BEREDAR TERHADAP INFLASI

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi dapat di artikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

Permintaan Agregat dalam Perekonomian Tertutup: Perilaku Pasar Barang dan Pasar Uang

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian uang merupakan bagian yang integral dari kehidupan kita. sehari-hari. Ada yang berpendapat bahwa uang merupakan darahnya

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

III. KERANGKA PEMIKIRAN Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter. kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi secara riil dan harga harga

MANAJEMEN KAS DAN SURAT BERHARGA JANGKA PENDEK ANDRI HELMI M, SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

BAB I PENDAHULUAN. Resesi ekonomi dunia pada tahun 1982 dan kebijakan moneter yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

DAMPAK KEBIJAKAN MONETER TERHADAP KINERJA SEKTOR RIIL DI INDONESIA

ANALISIS PERUBAHAN SUKU BUNGA, UANG DAN HARGA DALAM KERANGKA KERJA EKONOMI KLASIK

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Tinjauan Literatur 2. 1. 1 Definisi Uang Masyarakat mengenal uang sebagai uang tunai yang terdiri atas uang kertas dan uang giral dengan kata lain uang yang berada ditangan masyarakat dan siap dibelanjakan setiap saat, biasanya dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Uang tunai disebut dengan uang kartal atau currency. Maka, uang kartal adalah uang kertas dan uang logam yang beredar dimasyarakat yang dikeluarkan dan diedarkan oleh otoritas moneter. Pembayaran yang dilakukan oleh masyarakat tidak hanya terbatas dengan menggunakan uang tunai. Dalam melakukan pembayaran dalam jumlah besar, masyarakat dapat menggunakan cek. Pembayaran dengan menggunakan cek, harus memiliki rekening giro pada bank umum atau demand deposit. Rekening giro adalah rekening simpanan pada bank umum yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu. Dapat dikatakan bahwa rekening giro sama dengan uang tunai, tetapi tidak langsung dapat digunakan seperti uang tunai, yaitu pengguna harus menulis terlebih dahulu sejumlah yang diinginkan pada cek. Uang yang berada pada rekening giro pada bank umum disebut dengan uang giral. Simpanan uang tunai dalam bentuk tabungan atau saving deposit dan atau deposito berjangka atau time deposit pada bank. Penarikannya tidak dapat dilakukan sewaktu-waktu, penarikannya hanya dapat dilakukan sesuai perjanjian seperti satu bulan atau tiga bulan. Sehingga, dalam melakukan pembayaran tidak dapat dilakukan langsung 7

seperti uang kartal dan uang giral, dimana harus menunggu rekening tabungan atau deposito berjangka jatuh tempo. Dengan demikian uang yang disimpan dalam rekening tabungan dan deposito berjangka disebut dengan uang kuasi. Bank Indonesia mendefinisikan uang atau uang beredar dalam arti sempit dan luas. Berdasarkan pada uraian sebelumnya, uang beredar dibedakan dalam definisi : M1 merupakan uang beredar dalam arti sempit yang terdiri atau uang yang dapat digunakan langsung sebagai alat pembayaran. Terdiri atas uang kartal dan uang giral. M2 merupakan uang beredar dalam arti luas. Terdiri atas uang kartal, uang giral dan uang kuasi. Dengan kata lain M2 terdiri atas M1 ditambah dengan uang kuasi (tabungan dan deposito berjangka). Definisi uang pada tiap-tiap negara berbeda-beda seperti Amerika Serikat yang menggunakan definisi uang M1, M2 dan M3. Sedangkan, Indonesia menggunakan definisi uang M1 dan M2. 3 Uang dapat didefinisikan berdasarkan fungsinya yaitu uang sebagai alat pembayaran, alat satuan hitung dan alat penyimpan kekayaan. 1. Uang sebagai alat pembayaran, uang dapat digunakan untuk membayar barang atau jasa. Penggunaan uang sebagai alat pembayaran dapat meningkatkan efisiensi ekonomi karena mengurangi waktu yang dikeluarkan untuk menyamakan penukaran barang dan jasa pada sistem barter. Definisi uang sebagai alat pembayaran mempunyai kesamaan dengan definisi uang M1. 3 (Solikin dan Suseno, ibid, 2002 ) 8

2 Uang sebagai alat penyimpan kekayaan yaitu uang dapat digunakan dikemudian hari karena pendapatan yang diterima tidak seluruhnya digunakan belanja saat ini. Dengan kata lain uang tersebut dapat disimpan hingga pada saat uang dibelanjakan diwaktu mendatang. Definisi uang sebagai alat penyimpan kekayaan mempunyai kesamaan dengan definisi uang M2, uang disimpan dalam bentuk tabungan atau deposito berjangka. 3 Uang sebagai alat satuan hitung yaitu menghitung barang dan jasa pada harga dengan menggunakan ukuran uang. Definisi uang sebagai alat satuan hitumg tidak dapat dikategaorikan dalam definisi uang dalam arti sempit maupun arti luas. 2. 1. 2 Teori Permintaan Uang 4 Teori permintaan uang diawali dengan teori klasik oleh Irving Fisher, Alfred Marshal dan A. C. Pigou. Kemudian teori permintaan uang menurut aliran Keynes. Terakhir, teori permintaan uang modern oleh Milton Friedman. 2. 1. 2. 1 The Quantity Theory of Money Teori permintaan uang diawali dengan penjelasan equation of exchange yang dikembangkan oleh Irving Fisher pada tahun 1911 yaitu : M V t = P T Dimana M adalah jumlah uang beredar, V t adalah velocity atau kecepatan perputaran dalam satu periode tertentu, P adalah tingkat harga dan T adalah jumlah 4 bersumber pada Bofinger (2002), Mishkin(2004) 9

transaksi pada perekonomian dalam satu periode tertentu. Dari persamaan tersebut jumlah transaksi memiliki peranan yang besar, tetapi secara statistik sulit untuk menghitungnya. Diasumsikan besarnya T dapat dihitung dengan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dalam bentuk riil. Sehingga bentuk standar dari quantity theory adalah M V = P Y V pada bentuk standar dari quantity theory adalah kecepatan perputaran menjelaskan kecepatan perputaran uang yang digunakan untuk transaksi (velocity of money). Jumlah uang dilipatgandakan oleh kecepatan perputaran uang tersebut yang nilainya sama dengan pendapatan nasional dikalikan dengan tingkat harga. Bentuk standar dari quantity theory masih berupa identitas dan belum dapat disebut sebagai teori permintaan uang. Untuk mengubah persamaan tersebut menjadi teori maka harus diketahui faktor yang mempengaruhi kecepatan perputaran uang. Menurut Fisher faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan perputaran uang adalah karakteristik institusi dan perkembangan teknologi. Kedua faktor tersebut menurut Fisher berkembang dengan lambat sehingga kecepatan perputaran uang dapat dikatakan konstan. 2. 1. 2. 2 The Cambridge Approach Kecepatan perputaran uang diasumsikan stabil, quantity theory dapat diformulasikan sebagai teori permintaan uang yaitu M D 1 _ V PY 10

disebut juga sebagai cash balance approach yang dikembangkan oleh ekonom-ekonom yang berasal dari Cambridge yaitu Alfred Marshal tahun 1923 dan Arthur C. Pigou tahun 1917. Sering kali digunakan kecepatan perputaran uang dalam bentuk kebalikan yang disebut dengan Cambridge k. M D k PY Persamaan diatas menunjukkan bahwa jumlah permintaan uang proporsional terhadap PDB riil dan tingkat harga. Teori klasik menyatakan permintaan uang merupakan fungsi dari pendapatan tanpa dipengaruhi tingkat suku bunga. Masyarakat memegang uang hanya untuk keperluan transaksi. Dapat disimpulkan bahwa permintaan uang ditentukan oleh 1. Jumlah transaksi yang dipengaruhi oleh pendapatan nominal yaitu PY 2. Karakteristik institusi dan perkembangan teknologi yang mempenguhi kecepatan perputaran uang. 2. 1. 2. 3 The Theory of Liquidity Preference Pada tahun 1936, John Maynard Keynes melalui bukunya The General Theory of Employment, Interest, and Money memberikan pandangan yang berbeda dengan pandangan klasik mengenai permintaan uang. Permintaan uang ini disebut dengan Theory of Liquidity Preference. Menurut Keynes tingkat suku bunga mempengaruhi permintaan 11

uang dan kecepatan perputaran uang tidak konstan. Terdapat tiga motif dalam memegang uang yaitu motif transaksi, motif jaga-jaga dan motif spekulasi. Motif pertama individu memegang uang adalah keperluan transaksi, seperti pada pendekatan klasik individu memegang uang untuk keperluan transaksi. Dalam memegang uang untuk keperluan transaksi individu dipengaruhi oleh tingkat pendapatan. Dengan kata lain, motif memegang uang untuk keperluan transaksi proporsional terhadap pendapatan. Pandangan Keynes mengenai motif transaksi ini serupa dengan pandangan klasik. Motif kedua individu memegang uang adalah berjaga-jaga atau keperluan transaksi yang tidak terduga dimasa mendatang. Permintaan uang yang didasari motif berjaga-jaga proporsional terhadap tingkat pendapatan. Pandangan Keynes motif berjagajaga dapat dikatakan sama dengan pandangan klasik. Motif ketiga permintaan uang adalah motif spekulasi. Untuk menjelaskan motif ketiga ini diasumsikan individu hanya memiliki dua pilihan aset yaitu uang non-interestbearing asset M1 dan interest-bearing asset yaitu obligasi. Individu akan lebih memilih untuk menyimpan kekayaannya dalam bentuk uang apabila mendapatkan pengembalian yang loss dalam memegang obligasi pada periode tersebut. Pengembalian investasi obligasi pada periode satu tahun dikalkulasikan dengan cara : i R ib B it B 1 i i B t B 12

Dimana i B adalah tingkat suku bunga obligasi dan B adalah nilai nominal obligasi. Sebelah kanan persamaan memberikan definisi selisih nilai pasar obligasi pada periode awal dan akhir. Investor akan memilih memegang uang apabila obligasi memberikan pengembalian yang negatif. Motif spekulasi dari investor (atau pemegang uang) ditunjukkan oleh persamaan: 0 i B ib ibb B it i atau 1 1 1 t 0 1 i t 1 it non-interest-bearing, M1, mempunyai pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan obligasi. Obligasi memberikan pengembalian negatif apabila ekspektasi tingkat suku bunga masa depan lebih tinggi dibandingkan critical rate. i t1 it 1 i t Motif spekulasi permintaan uang dipengaruhi juga oleh ekspektasi investor terhadap tingkat suku bunga masa mendatang. Tingkat suku bunga yang digunakan untuk menghitung pembayaran bunga masa depan adalah suku bunga jangka panjang, sehingga motif spekulasi permintaan M1 dipengaruhi oleh suku bunga jangka panjang. Semakin tinggi ekpektasi terhadap suku bunga jangka panjang maka, permintaan M1 akan semakin rendah. Dapat dikatakan bahwa permintaan M1 memiliki hubungan negatif terhadap suku bunga jangka panjang. 13

Permintaan uang motif transaksi yang dipengaruhi pendapatan, M D T f (Y ), motif jaga-jaga dipengaruhi oleh pendapatan, M D P f (Y ) dan motif spekulasi, D M f i ). Dengan menggabungkan ketiga motif permintaan uang maka didapat total S ( t permintaan uang : M D M D S M D T M D P f ( i, Y ) Menurut Keynes, uang tidak hanya dinilai berdasarkan jumlah nominalnya melainkan dinilai seberapa besar uang tersebut dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa atau disebut dengan real money balance. Sehingga, liquidity preference function adalah : M D P f ( i, Y) Selain memasukkan suku bunga sebagai faktor yang mempengaruhi permintaan uang, kecepatan perputaran uang tidak konstan (hal ini berbeda dengan teori permintaan uang klasik). P D M 1 f ( i, Y ) dengan mengalikan kedua sisi dengan Y maka : 14

V PY M Y f ( i, Y ) Berdasarkan persamaan diatas terlihat bahwa kenaikan suku bunga mendorong masyarakat untuk mengurangi uang riil, pada tingkat pendapatan tertentu, dengan begitu kecepatan perputaran uang akan meningkat. Dapat dikatakan bahwa kecepatan perputaran uang tidak konstan disebabkan oleh suku bunga yang nilainya berfluktuasi. 2. 1. 2. 4 The Inventory Model Model permintaan uang oleh Baumol dan Tobin yang merupakan pengembangan dari model permintaan uang Keynes. Seperti pada model permintaan uang Keynes, menurut Baumol-Tobin permintaan uang dilandasi oleh tiga motif yaitu motif transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Motif transaksi pada model ini, masyarakat memegang uang, M1, karena mereka menggunakannya untuk keperluan pembayaran. Asumsi aset yang tersedia adalah noninterest-bearing, M1, dan interest-bearing, obligasi. Biaya tetap (c) untuk mencairkan obligasi menjadi uang. Untuk menentukkan jumlah optimal uang yang dipegang oleh rumah tangga, diasumsikan bahwa setiap rumah tangga menerima pendapatan dalam bentuk cek yang digunakan seluruhnya untuk membeli barang dan jasa (PY) dalam periode waktu satu bulan. Pada awal bulan jumlah uang (M) yang dimiliki oleh rumah tangga adalah : M = PY 15

Rumah tangga dapat menjadikan uangnya dalam bentuk obligasi yang akan memberikan pendapatan bunga tetapi adanya biaya transaksi. Melalui pendekatan inventory dapat ditentukan jumlah optimal memegang uang. Rata-rata uang yang dipegang selama satu bulan dipengaruhi oleh pendapatan bulanan (PY) dan jumlah transaksi dalam mencairkan cek dalam bentuk uang (M) M = PY/2n Opportunity cost memegang uang adalah rata-rata memegang uang dikalikan dengan pendapatan bunga obligasi (i): OC = Mi Biaya transaksi (TC) untuk mengubah uang menjadi obligasi adalah TC = (n-1)c Sehingga total biaya bulanan (PS) adalah PS = TC + OC = Mi + (n-1)c Dengan memasukkan n = PY/2M, maka PS Mi c PY 2M c 16

Biaya minimum dihitung dengan cara menurunkan persamaan PS terhadap M : dps dm cpy i 2M 2 0 Jumlah optimal uang yang dipegang (M*) adalah M * cpy 2i Jika biaya transaksi merupakan biaya riil transaksi c R dan tingkat harga (P) c = c R P Jumlah Optimal stok uang riil yang identik dengan optimal permintaan uang riil : M P * c R Y 2i Dari inventory model Baumol-Tobin, permintaan uang, M1, dipengaruhi oleh : Pendapatan riil, hubungan yang positif antara permintaan uang dengan pendapatan riil tetapi tidak proporsional. Suku bunga obligasi, hubungan yang negatif antara permintaan uang dengan suku bunga obligasi. 17

Biaya transaksi riil, hubungan positif antara permintaan uang dan biaya transaksi riil. Apabila biaya transaski sangat rendah maka permintaan M1 mendekati nol. Motif berjaga-jaga, masyarakat memegang uang yang dilandasi oleh motif berjaga-jaga merupakan motif transaksi pada masa mendatang. Opportunity cost dari memegang uang adalah hilangnya pendapatan dari suku bunga. Sehingga pada saat tingkat suku bunga meningkat maka opportunity cost memegang uang untuk sebagai motif berjaga-jaga akan meningikat dengan begitu jumlah uang yang dipegang oleh masyarakat akan menurun. Analisis Baumol-Tobin pada motif berjaga-jaga permintaan uang akan memiliki hunbungan yang negatif dengan tingkat suku bunga. Motif spekulasi, menurut Baumol-Tobin kecenderungan seseorang akan memegang obligasi dan uang untuk menyimpan kekayaannya. Tingkat suku bunga obligasi yang tinggi (juga dengan tingkat pengembalian yang tinggi) tidak akan mendorong seseorang untuk tidak memegang uang. Obligasi memiliki tingkat resiko, sedangkan uang memiliki resiko yang rendah bahkan tidak ada resiko. Jika ada satu aset tanpa resiko tetapi memberikan pengembalian yang tinggi maka motif spekulasi tidak ada, setiap orang akan memegang aset tersebut tanpa memegang uang. 2. 1. 2. 5 Teori Permintaan Uang Modern Teori ini dikembangkan oleh Milton Friedman pada tahun 1956. Kekayaan, wealth, seseorang merupakan faktor yang mempengaruhi permintaan uang. Menurut Friedmen permintaan uang dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama yang mempengaruhi permintaan terhadap aset-aset lainnya. 18

Kekayaan seseorang merupakan penjumlahan lima komponen yaitu uang, obligasi, saham, aset riil dan sumber daya manusia. Fungsi permintaan uang menurut Friedmen adalah : M P D e i e f ( Y, w, i, i, i, u) M B E Sulitnya menghitung kekayaan dalam bentuk sumber daya manusia dan menghitung seluruh aset rill, pendekatan empiris yang ada jumlahnya sangat terbatas. Meskipun demikian, hasil penting yang didapatkan Friedmen adalah kekayaan sebagai faktor permintaan uang. 2. 2 Studi Empiris Sebelumnya Dari uraian diatas terdapat dua pemikiran yang berbeda mengenai jumlah uang beredar. Kaum klasik percaya bahwa permintaan uang stabil karena velositas uang stabil. Sedangkan, kaum Keynes percaya bahwa permintaan uang tidak stabil dengan velositas uang yang tidak stabil. Tetapi apakah pengertian dari permintaan uang yang stabil. Stabilitas permintaan uang dapat diartikan sebagai permintaan uang yang dapat diprediksikan sehingga jumlah uang beredar yang dikontrol oleh otoritas moneter memiliki hubungan dengan variabel-variabel ekonomi riil dengan besaran hubungan tersebut dapat diukur. Pengukuran permintaan uang yang dikatakan stabil apabila memenuhi tiga elemen, yaitu: 5 5 (Judd & Scadding, Op.Cit, 1982) 19

Variabel-variabel yang digunakan pada fungsi permintaan uang dapat diprediksi secara statistika. Untuk mengukurnya biasa digunakan ukuran statistik goodnessof fit, presisi koefisien estimasi dan tingkat akurasi peramalan pada out of sample. Permintaan uang yang stabil relatif memiliki sedikit variabel bebas atau variabel penjelas, variabel yang memberikan argumen terhadap permintaan uang. Dibutuhkan pengetahuan yang luas mengenai penggunaan variabel bebas yang berjumlah banyak untuk mengetahui hubungan diantaranya, hal ini dapat membuat fungsi yang tidak dapat diprediksi. Variabel-variabel bebas yang digunakan harus mempengaruhi signifikan terhadap pengeluaran dan aktivitas ekonomi yang terkait pada sektor riil. Dari tiga elemen diatas dapat dikatakan permintaan uang yang stabil dapat diukur melalui pendekatan statistika. Pendekatan ini marak digunakan hingga tahun 1974. Penelitian dilakukan oleh Goldfeld (1973 the demand for money revisited) untuk menguji stabiltas permintaan uang Amerika Serikat dengan menngunakan definisi uang sempit, M1. Model permintaan uang berdasarkan inventory model Boumol-Tobin. Persamaan yang digunakan pada penelitian ini adalah M1 / P a a lngnp a ln RMS a ln RSAV a ln( M1 / P ) ln t 0 1 t 2 t 3 t 4 t1 t1 Dimana, M1 adalah uang beredar ditambah rekening giro, P adalah level harga agregat, GNP adalah Pendapatan Nasional Bruto riil, RMS adalah suku bunga surat berharga jangka pendek, RSAV adalah suku bunga tabungan, M1 t-1 /P t-1 adalah lagged uang 20

beredar sebagai proksi penyesuaian yang tidak sempurna dalam jangka pendek. Berdasarkan pada persamaan tersebut, Goldfeld menyimpulkan bahwa permintaan uang di Amerika Serikat stabil pada periode 1952-1973 dengan menggunakan data kuartal. Dengan menggunakan persamaan yang sama dari penelitian sebelumnya (the demand for money revisited). Pada penelitian ini The Case of Missing Money, Goldfeld melakukan simulasi peramalan permintaan uang out of sample yaitu periode 1974.1-1976.2 dengan menggunakan suku bunga dan pendapatan aktual tetapi memasukan lagged uang beredar periode sebelumnya. Dari penelitian ini Goldfeld menemukan peramalan permintaan uang Amerika Serikat overpredicted dan tingkat eror yang tinggi dengan kata lain terjadinya pergeseran permintaan uang Amerika Serikat. Permintaan uang tidak stabil dalam arti sulit untuk memprediksi ex ante. Untuk mengetahui permasalahan dari hasil yang didapat, Goldfeld melakukan estimasi ulang dengan periode 1952-1976. Dari estimasi ini didapat bahwa 6 koefisien lagged uang beredar menjadi sangat besar dapat dikatakan tidak mungkin adanya penyesuaian yang panjang pada lagged tersebut dan secara dinamis permintaan uang tidak stabil. elastisitas pendapatan tidak signifikan elastisitas jangka panjang pendapatan dan tingkat suku bunga terhadap permintaan uang tidak mungkin besar karena penyesuaian yang penjang pada lagged. 6 (Goldfeld, et al., 1976) 21

Menurut Goldfeld penyebab pergeseran permintaan uang di Amerika Serikat adalah sektor modern, pelaku usaha, dengan adanya inovasi keuangan. Adapun, seridaknya terdapat dua penyebab lain ketidakstabilan permintaan uang. Penyebab pertama inovasi pada sektor keuangan (perubahan institusional) mempengaruhi permintaan uang masyarakat. 7 Adanya pilihan bagi masyarakat, baik pelaku usaha maupun rumah tangga, dalam memegang uang dengan mengikuti situasi tingkat inflasi dan suku bunga. Penyebab kedua berasal dari kebijakan moneter itu sendiri. Kebijakan moneter dalam jangka pendek bertujuan untuk mencapai stabilisasi output dan menciptakan lapangan kerja. Untuk mencapai tujuan jangka pendek tersebut otoritas moneter menambah jumlah uang beredar, sebagai dampaknya akan meningkatkan inflasi. Hal ini membuat permintaan uang tidak stabil. Inovasi pada sektor keuangan didorong oleh kebijakan moneter itu sendiri. Dalam melihat stabilitas permintaan uang adanya perbedaan antara jangka panjang dan jangka pendek. Pada jangka panjang, permintaan uang akan berada pada keadaan tetap. Sedangkan dalam jangka pendek lebih banyak terjadinya ketidakseimbangan. Teori mengenai permintaan uang tidak terlalu memperdulikan keseimbangan jangka pendek, sebaliknya pandangan mengenai permintaan uang jangka panjang penting untuk tercapai. 8 Seperti studi yang membahas mengenai tingkat inflasi yang optimal dan berbagai permasalahan lain dalam jangka panjang akan tercapai bila memenuhi dua asumsi yaitu suplai uang eksogen (hanya dapat ditetapkan oleh bank sentral) dan permintaan uang stabil dalam jangka panjang. Pentingnya stabilitas permintaan uang dalam jangka pendek tidak dihiraukan, Keynes dan Fisher menganggap 7 (Judd & Scadding, Op.Cit, 1982) 8 (Gordon, 1984) 22

permintaan uang independen terhadap tingkat suku bunga. Permintaan uang menurut Baumol dan Tobin akan optimal dalam jangka panjang. 9 Selain itu, menurut Friedman velocity bersifat pasif terhadap perubahan pendapatan dalam jangka pendek. Padahal mengetahui permintaan uang dalam jangka pendek memiliki kegunaan, apabila telah diketahui sebelumnya peningkatan permintaan uang Amerika Serikat tahun 1980, maka peningkatan inflasi dapat diperkirakan. 10 Sehingga penurunan pendapatan riil masyarakat tidak terlalu besar akibat peningkatan inflasi tersebut. Hal ini membuktikan pentingnya untuk mengetahui bagaimana pergerakan dinamis permintaan uang dalam jangka pendek. Penelitian yang dilakukan oleh Goldfeld pada The Case of Missing Money menimbulkan keraguan terhadap penggunaan uji statistik dalam menguji stabilitas permintaan uang. Selain itu, semakin besarnya kebutuhan untuk mengetahui stabilitas permintaan uang dalam jangka pendek. Dengan semakin berkembangnya teknik ekonometrika terutama analisis mengenai data runtun waktu (time series data), penelitian mengenai stabilitas permintaan uang berkembang menggunakan teknik error correction model (ECM). Teknik ini digunakan untuk mengkoreksi ketidakseimbangan jangka pendek menuju pada keseimbangan jangka panjang. Seperti yang telah diuraikan diatas, dalam jangka pendek adanya ketidakseimbangan permintaan uang, yang terjadi di Amerika Serikat tahun 1980. Dengan begitu penting untuk mengetahui peregerakkan jangka pendek. Penggunaan metode ECM memiliki kelebihan dibandingkan uji signifikansi statistika. Penggunaan ECM melibatkan metode pengukuran ekonometrika yang disebut kointegrasi. Metode ini digunakan untuk melihat apakah ada hubungan atau keseimbangan jangka panjang. 9 (Akerlof, 1982) 10 (Gordon, Op.Cit, 1984) 23

Penelitian mengenai stabilitas permintaan uang dengan menggunakan metode ECM sudah banyak digunakan di berbagai negara. 24