BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Masalah

Memenuhi Persyaratan Universitas (lulusan S-1, mendaftar secara online dan lulus ujian saringan)

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sistem perdagangan dunia. Standar dan norma-norma global menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Kebutuhan tenaga listrik di suatu wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PT BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)

PANITIA PEMBINA KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA ( P2K3 ) Keselamatan & Kesehatan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KESELAMATAN, KEAMANAN, & KESEHATAN KERJA

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi tahun 2020 mendatang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga perlu diperhatikan

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi telah menciptakan suatu lingkungan bisnis yang semakin kompetitif bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan di sektor industri dewasa ini berlangsung dengan cepat

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

PENGERTIAN (DEFINISI) RESIKO DAN PENILAIAN (MATRIKS) RESIKO

DASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut. Hal itu menjadi prioritas perusahaan dalam mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pelatihan dan pengembangan untuk mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang

SCHEDULE TRAINING 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan memerlukan apa yang berkaitan dengan usaha-usaha. untuk mencapai tujuan tertentu bagi perusahaan tersebut.

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan berkeadilan. Sedangkan misinya yaitu meningkatkan derajat kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu

PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA Oleh : Agus Yulianto

BAB 7 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil wawancara dengan berpedoman pada Internal Control

BAB 1 PENDAHULUAN. Listrik merupakan salah satu sumber energi yang sangat dibutuhkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan dunia modern saat ini, kegiatan industri telah menjadi

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, perkembangan perekonomian sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -

BAB I PENDAHULUAN. negara, untuk mengatasinya maka Indonesia harus siap menghadapi hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri dan memiliki kualitas ilmu yang tinggi untuk menghadapi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penelitian menitik beratkan pada pemeliharaan kondisi fisik. menjadi karyawan pada perusahaan yang bersangkutan.

BAB 22 PENINGKATAN KEMAMPUAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER.04/MEN/1987

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

OCCUPATIONAL HEALTH MANAGEMENT PROGRAM. Yusmardiansah

BALAI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA JL. NGESREP BARAT III NO. 44 SEMARANG TELP SERTIFIKAT ISO TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 1991 TENTANG LATIHAN KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang aman dan nyaman serta karyawan yang sehat dapat mendorong

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Analisis Penerapan Keselamatan Kerja Menggunakan Metode Hazard Identification Risk Assessment (HIRA) Dengan Pendekatan Fault Tree Anlysis (FTA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian.

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek

Pembangunan nasional diarahkan menuju terwujudnya masyarakat yang maju, adil, makmur dan mandiri dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi industri seperti sekarang ini, persaingan di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya yang lemah akan menghambat dan bertentangan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui potensi yang dimiliki oleh manusia, organisasi dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi secara efektif dan efisien serta tetap memiliki usaha bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ketat dan terbuka, perusahaan harus mampu memaksimalkan sumber daya yang dimilikinya.

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 LATAR BELAKANG. signifikan bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2006, luas lahan areal kelapa

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan global memberikan tekanan pada seluruh perusahaan di dalam sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi global telah menempatkan setiap perusahaan pada posisi yang sama, karena era globalisasi ini sebagai era tanpa batas yang disertai dengan persaingan yang serba ketat,berat, cepat, perlu perhitungan yang akurat dalam segala hal. Selain itu hanya perusahaan yang mampu meningkatkan efisiensi, efektivitas dan kinerja yang akan berhasil dalam persaingan global. Suatu organisasi baik perusahaan maupun instalasi dalam melakukan aktivitasnya sudah tentu memerlukan sumber daya manusia yang mendukung usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Menurut Tjutju juniarsih dan Suwatno (2008:8) Sumber daya manusia adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya,organisasi dibuat berdasarkan visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi/organisasi (Tjutju juniarsih,suwatno 2008:8). Bagaimana pun lengkap dan canggihnya sumber-sumber daya non manusia yang dimiliki oleh suatu perusahaan tidaklah menjadi jaminan bagi perusahaan tersebut untuk mencapai suatu

2 keberhasilan. Jaminan untuk dapat berhasil lebih banyak di tentukan oleh sumber daya manusia yang mengelola, mengendalikan dan mendayagunakan sumber-sumber daya non manusia yang dimiliki oleh karena itu masalah karyawan merupakan masalah besar yang harus mendapat perhatian bagi perusahaan. Dalam rangka penerapan teknologi canggih, beberapa persiapan dan langkah perlu dilakukan untuk menghindari bencana, memperkecil kecelakaan dan penyakit kerja. Menurut Undang-undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan pada alinea 5 tentang keselamatan dan kesehatan kerja disebutkan bahwa pada pasal (1) setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas; a. keselamatan dan kesehatan kerja b. moral dan kesusilaan dan c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama dan pasal (2) menyebutkan bahwa untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal di selenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Setiap teknologi baru yang hendak diterapkan perlu diketahui dan diinformasikan kemungkinan resiko yang akan ditimbulkan, sehingga karyawan dan pengguna teknologi tersebut dapat mempersiapkan sarana penanggulangan bahaya dan cara mencegahnya. Dalam penggunaan peralatan canggih tersebut sebagai alat bantu manusia dalam melakukan suatu pekerjaannya dapat menghasilkan dampak

3 positif dan dapat pula menghasilkan dampak negative. Salah satu dampak positif dalam penggunaan peralatan tersebut adalah membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan secara efisien, sedangkan dampak negatifnya adalah kemungkinan terjadi kecelakaan kerja jauh lebih tinggi. Disebabkan dalam proses produksi dimana terdapat mesin-mesin dan peralatan yang mendukung proses tersebut. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 9 tahun 2008 pasal 1 ayat 1 K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan didalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3L yang artinya keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. Aspek lingkungan dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan juga merupakan hal yang penting, namun dalam pembahasan berikut yang akan menjadi fokus utamanya adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Pendekatan-pendekatan ilmiah yang ada dalam lingkup Keselamatan dan Kesehatan Kerja tidak saja terbatas pada ilmu keselamatan (safety sciences) dan ilmu kesehatan (health sciences) seperti ilmu kesehatan kerja (occupational health science), tetapi juga keilmuan lainnya seperti: higiene industri (industrial hygiene),

4 ergonomi, human factors, epidemiologi, statistik, kedokteran, rekayasa (engineering), kimia, health promotion, toksikologi, manajemen, hukum, sosial dan perilaku dan lain-lain sebagainya. Dengan demikian Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dipandang sebagai ilmu terapan yang bersifat multidisiplin, yang kaya dengan keragaman berbagai pendekatan menurut bidang keilmuan masing-masing dalam upaya mengendalikan resiko sakit dan celaka (www. mily.wordpress.com) Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu keilmuan multidisiplin yang menerapkan upaya pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja serta melindungi tenaga kerja terhadap resiko bahaya dalam melakukan pekerjaan serta mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan atau pencemaran lingkungan PT LEN Industri (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang industri alat-alat elektronika. Perusahaan yang memiliki kurang lebih 504 karyawan dan mempunyai beberapa anak perusahaan tersebut menghadapi berbagai masalah serius yang dapat berdampak terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu permasalahan PT LEN Industri (Persero) Bandung adalah kinerja karyawan belum optimal, yang ditandai dengan persentase jumlah karyawan yang tidak hadir terlihat sangat signifikan. Salah satu perusahaan yang mengalami kesenjangan keselamatan dan kesehatan kerja salah satunya adalah PT LEN Industri (PERSERO) yang ditandai

PERSENTASE 5 dengan masih adanya kecelakaan-kecelakaan yang di akibatkan oleh kerja di PT LEN Industri (PERSERO). Selain data diatas ada juga data tentang persentasi jumlah karyawan yang absen karena sakit di PT LEN Industri, yang mengindikasikan lingkungan kerja yang belum sehat di PT LEN Industri PERSENTASI JUMLAH KARYAWAN YANG ABSEN KARENA SAKIT 40 35 30 25 20 15 10 5 0 40,5 34,7 21,6 2009 2010 2011 Tahun Sumber: Bagian Pengembangan SDM Gambar 1.1 Persentasi Jumlah Karyawan Yang Absen Karena Sakit

6 Tabel 1.1 DATA PERSENTASI JUMLAH KARYAWAN YANG ABSEN KARENA SAKIT DI PT LEN INDUSTRI (PERSERO) TAHUN 2009-2011 Tahun Jumlah Karyawan Persentase 2009 109 21,6 2010 175 34,7 2011 204 40,5 Sumber: Bagian Pengembangan SDM Dari Gambar di atas di ketahui bahwa jumlah karyawan PT. Len Industri yang absen karena mengalami sakit selama tahun 2009 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Tahun 2009 jumlah karyawan yang absen karena mengalami sakit adalah 109 orang (21,6%) dan pada tahun 2010 jumlah ini mengalami peningkatan menjadi 175 orang (34,7%) naik 13,1% ini disebabkan oleh faktor kesehatan karyawan itu sendiri dan faktor lingkungan dan pada tahun 2011 terjadi juga peningkatan dari tahun 2010 jumlah karyawan yang absen karena sakit yaitu sebesar 5,8% yaitu menjadi 204 orang (40,5%). Dari perbandingan tiga tahun tersebut terlihat bahwa pada tahun 2011 jumlah karyawan yang absen karena sakit mendapat angka yang tertinggi. Pada umumnya kecelakaan kerja disebabkan oleh dua faktor yaitu manusia dan lingkungan. Faktor manusia yaitu tindakan tidak aman dari manusia seperti

7 sengaja melanggar peraturan keselamatan kerja yang diwajibkan kurang terampilnya pekerja itu sendiri. Sedangkan faktor lingkungan yaitu keadaan tidak aman dari lingkungan kerja yang menyangkut antara lain peralatan atau mesin-mesin, tetapi frekuensi terjadinya kecelakaan kerja lebih banyak terjadi karena faktor manusia, karena manusia yang paling banyak berperan dalam menggunakan peralatan di perusahaan. Di PT Len industri ada program yang bernama safety patrol yang berfungsi untuk mengontrol temuan bahaya atau yang akan mengakibatkan kerja menjadi tidak aman dan tidak sehat. Berikut ini tabel hasil safety patrol di Len industry; Tabel 1.2 DATA HASIL HIRA (Hazard Identification Risk Assessment) TAHUN 2009-2011 No Kategori bahaya jumlah 1 A 19 2 B 16 3 C 13 Jumlah 48 Sumber: Bagian umum Dari data tabel di atas terlihat sekali banyak laporan tentang bahaya atau akibat yang menyebabkan bahaya atau sarana dan prasarana yang kurang memadai. Kategori di atas adalah kategori kasus yang memerlukan tindakan yang cepat atau di

8 prioritaskan karena bisa menimbulkan kerugian yang besar. Kategori bahaya A adalah kategori bahaya yang harus cepat memerlukan penanganan. Dari tabel diatas terlihat sekali kategori bahaya dengan nilai A masih banyak terjadi yaitu sebesar 19 laporan. Perusahaan perlu melaksanakan program K3 yang diharapkan dapat menurunkan tingkat kecelakaan kerja dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan kinerja karyawan dan juga mencegah pencemaran. Pelaksanaan program K3 perlu dan sangat penting karena membantu terwujudnya pemeliharaan karyawan yang baik, sehingga mereka menyadari arti penting dari pelaksanaan program K3 bagi dirinya maupun perusahaan. PT Len Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang elektronika, yang mempunyai empat unit bisnis yaitu energi terbarukan, transportasi, navigasi dan telekomunikasi, kontrol dan pertahanan. Empat unit bisnis di PT Len industri ini menghasilkan berbagai macam produk elektronik, salah satu unit bisnisnya yaitu energi terbarukan yang menghasilkan 5 jenis produk. Salah satu produk yang dihasilkan divisi unit bisnis energi terbarukan adalah solar module (Modul Surya). Modul Surya adalah lampu penerangan tenaga surya hanya di suplai dari energy matahari yang mengubah energi matahari menjadi energi listrik.

9 Tabel 1.3 PRODUK ENERGI TERBARUKAN No Nama Produk 1. Modul surya 50 wp 2 Modul surya 100 wp 3 Modul surya 180 wp 4 Pembangkit listrik tenaga hibrida surya diesel 5 Wartel satelit tenaga surya Sumber: Bagian Produksi Dalam memproduksi satu modul surya di perlukan waktu beberapa jam tergantung dari kapasitas modul surya tersebut, berikut ini tabel 1.6 yang menjelaskan perbedaan waktu produksi. Tabel 1.4 JENIS MODUL SURYA DAN WAKTU YANG DISELESAIKAN OLEH KARYAWAN No Nama Barang Jam 1. Modul surya 50 wp 1,4 2. Modul surya 100 wp 2,2 3 Modul Surya 180 wp 2,4 Sumber: Bagian Produksi

10 Kinerja karyawan adalah hasil kerja karyawan, bisa terlihat dari hasil kerja karyawan yang berupa output produksi, seperti yang terlihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1.5 JUMLAH PRODUKSI MODUL SURYA TAHUN 2009-2011 YANG DIHASILKAN OLEH KARYAWAN No Nama barang Tahun 2009 2010 2011 1. Modul Surya 50 wp 9690 16370-2. Modul surya 100 wp 3310 6000-3 Modul surya 180 wp - - 10350 Jumlah Produksi 13000 22370 10350 Sumber: Bagian Produksi Berdasarkan tabel 1.7 tampak jelas terlihat bahwa jumlah hasil produksi pada satu tahun terakhir terjadi penurunan. Hal ini dapat dikatakan bahwa penurunan tersebut mengindikasikan turunnya kinerja karyawan. Hasil wawancara penulis dengan Bapak Fahrudin (Ketua P2K3) untuk meningkatkan kinerja karyawan,perusahaan telah melakukan berbagai usaha antara lain menyelenggarakan program-program untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan karyawan yaitu : 1) Mengandakan pelatihan-pelatihan 2). Kepedulian antar karyawan di tingkatkan 3). Mengadakan workshop 4). Membentuk Panitia program

11 keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3) 5). Membuat PDA (Lambang-lambang) 6). Membuat izin-izin operasional alat kerja 7). Safety patrol 8). Outsourcing 9). Memakai alat untuk mencegah kecelakaan di instalasi. Semakin tingginya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetensi. Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yaitu dengan meningkatkan kinerja karyawan. Dengan adanya pelaksanaan program keselamatan dan kesehatan kerja yang dilakukan perusahaan di lingkungan kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan, dengan hasil produksi yang memiliki kualitas dan kuantitas yang diharapkan.serta dalam upaya pencegahan kecelakaan di lingkungan kerja akan mengurangi biaya-biaya yang harus dikelurakan perusahaan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan karena adanya penurunan jumlah atau hari yang hilang akibat adanya ganguan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Berdasarkan uraian diatas apakah program-program tersebut dapat meningkatkan kinerja karyawan, hal ini menarik untuk dilakukan penelitian dengan judul Pengaruh Program K3 terhadap kinerja karyawan di PT Len Industri (Persero) Bandung.

12 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana program keselamatan dan kesehatan kerja di PT Len Industri Bandung 2. Bagaimana Kinerja Karyawan di PT Len Industri Bandung 3. Bagaimana pengaruh Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan di PT Len Industri 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini di maksudkan untuk : a. Mengetahui program-program keselamatan dan kesehatan kerja di PT Len Industri dijalankan b. Mengetahui kinerja karyawan di PT Len Industri c. Mengetahui pengaruh program keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan di PT Len Industri

13 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu manajemen terutama ilmu manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dan kinerja karyawan. Serta dapat memberikan informasi bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu manajemen sumber daya manusia dalam bidang BUMN. 2. Kegunaan Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pihak manajemen PT Len Industri khususnya dalam meningkatkan kinerja karyawan di PT Len Industri. Dengan demikian, hal tersebut dapat di jadikan bahan informasi serta masukan bagi pihak manajemen dalam upaya meningkatkan perlindungan terhadap para karyawan.