PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) SEBAGAI IMPLEMENTASI PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI DI BIDANG PELAYANAN PUBLIK

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH KEBIJAKAN PENINGKATAN PELAYANAN PUBLIK MELALUI REFORMASI BIROKRASI PEMDA MELALUI PTSP

PROGRAM DAN KEGIATAN PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

Sosialisasi dan Workshop Pelaksanaan Reformasi Birokrsi Daerah

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

3.4 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kota

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

11 Program Prioritas KIB II

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

2012, No BAB I PENDAHULUAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

M A S A M B A KEPUTUSAN KEPALA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU DAN PENANAMAN MODAL LUWU UTARA NOMOR : / /BPPTSPM/I/2016/2009

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR SULAWESI BARAT

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;

Inti Muatan Undang Undang No. 25/2009 ttg. Pelayanan Publik

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kebijakan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Tangerang Selatan

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 18 Tahun 2010 TENTANG MONITORING DAN EVALUASI PELAYANAN PERIZINAN TERPADU GUBERNUR JAWA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang sangat signifikan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan tidak bisa digantikan

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DI BIDANG PENANAMAN MODAL

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 119 TAHUN 2012

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

2012, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ikhtisar Eksekutif. vii

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, T

2012, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Kantor Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

PERATURAN BUPATI KUANTAN SINGINGI NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah adalah proses

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TAHUN 2016 A. LATAR BELAKANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB II PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL DAN PENGATURANNYA DI INDONESIA. A. Pedoman dan Tata Cara Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal

Penyelenggaraan Yanlik [Pasal 39 ayat (4)].

pengantar : Pelayanan Publik dan Standar Pelayanan Publik (SPP)

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) PERIODE JANUARI S/D DESEMBER 2016

LAPKIN SEKRETARIAT DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN TAHUN 2015 BAB II

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK SECARA NASIONAL

RENCANA STRATEGIS KANTOR PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION

Indonesia Investment Coordinating Board KATA PENGANTAR

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PELAYANAN INFORMASI PUBLIK

1. & 2. & 3. & 4. & 5. IKM

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Strategis Tahun Latar Belakang

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

Disampaikan Pada : Diskusi Publik: Empat Tahun UU Pelayanan Publik YAPPIKA Jakarta, 24 Juli 2013

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

2 Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi; Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. 4.1 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu Prov.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Permenpan No. 14 Tahun Makassar, 20 Februari 2018

URAIAN sebelum perubahan

LAPORAN KINERJA BADAN Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu TAHUN 2014

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

Pelayanan Prima di Perguruan Tinggi

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan OPD

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

RENCANA STRATEGIS DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN TENAGA KERJA KABUPATEN TUBAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN JOMBANG NOMOR : 188 / 18.1 / 415.

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014

LAPORAN HASIL PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT (IKM) SEMESTER 1 TAHUN 2017

KATA PENGANTAR. Kediri, Januari Kepala DPM-PTSP Kabupaten Kediri. Drs. INDRA TARUNA. ttd.

Transkripsi:

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) SEBAGAI IMPLEMENTASI PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI DI BIDANG PELAYANAN PUBLIK disampaikan oleh : Asisten Deputi Pelayanan Perekonomian Deputi Bidang Pelayanan Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rapat Koordinasi dan Fasilitasi Penyelenggaraan PTSP di Provinsi Bengkulu - 10 Mei 2012 Undang-Undang Dasar 1945 sebagai perwujudan kedaulatan rakyat pada dasarnya bertujuan: meningkatkan harkat dan martabat bangsa; mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk memberikan kemakmuran sebesar-besarnya bagi rakyat; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia; transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan ; mewujudkan pemerintahan yang baik dan bertanggung jawab; merupakan perwujudan dari penyelenggaraan pelayanan publik yang baik. Sejalan dengan amanat tersebut, pemerintah menyadari perlunya untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat, dan selalu berupaya untuk mewujudkan pelayanan publik yang prima, yaitu pemberian pelayanan yang sederhana, murah, transparan, bermanfaat bagi masyarakat dan hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. 1

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik menjadikan dasar untuk mewujudkan pelayanan publik sebagaimana yang diharapkan: terwujudnya batasan dan hubungan yang jelas tentang hak, tanggungjawab, kewajiban dan kewenangan seluruh pihak terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; Terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; Terpenuhinya penyelenggaraan pelayanan publik dengan peraturan perundang-undangan; dan Terwujudnya perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Berbagai kebijakan yang berkaitan dengan Pelayanan Publik: Kebijakan yang berkaitan dengan pelayanan publik : Undang-undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal; Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; Peraturan Kepala BKPM Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Pelayanan Penanaman Modal di Daerah Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Penanaman Modal; Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Negara PAN-RB dan Kepala BKPM Nomor : 570/3727A/SJ, SE/08/M.PAN-RB/9/2010, 12 Tahun 2010 tentang Sinkronisasi Pelaksanaan Pelayanan Penanaman Modal di Daerah. 2

Kebijakan MENPAN yang berkaitan dengan pelayanan publik : Keputusan MENPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik; Keputusan MENPAN Nomor Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan IKM Unit Pelayanan Instansi Pemerintah; Keputusan MENPAN Nomor Kep/26/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik; Peraturan MENPAN Nomor PER/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik (SPP); Peraturan Meneg.PAN Nomor PER/05.M.PAN/4/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah. Indikator Peningkatan Iklim Investasi terkait Pelayanan Publik : Memahami Invetasi Langsung ; Membentuk lembaga Promosi Investasi ; Menciptakan Strategi Promosi Investasi ; Membangun kemitraan yang Efektif ; Memperkuat citra Daerah yang Kondusif ; Melihat dan membangkitkan peluang Investasi ; Aspek Pelayanan Publik kepada Investor ; Monitoring dan Evaluasi aktifitas Investasi ; Pemanfaatan Teknologi Informasi. Sumber : World Bank 3

Selain pembentukan PTSP maka perlu didorong implementasi pelayanan publik di masing-masing Daerah yang nyatanya hingga saat ini belum secara utuh dilakukan. Salah satu kendala yang ada adalah pendelegasian kewenangan Kepala Daerah dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang menyelenggarakan perizinan dan non perizinan kepada lembaga PTSP. Hal-hal yang perlu didorong dalam rangka percepatan pembangunan di bidang Pelayanan Publik Melalui PTSP Perbaikan citra layanan : Peningkatan kualitas SDM Training Bintek Magang Survei (Indeks Kepuasan Masyarakat) IKM yang dilaksanakan secara berkala; 4

Penyelenggaraan PTSP dapat tercermin dari Efektivitas Penerapan Pelayanan Publik-nya yang meliputi : 1) Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dari proses Awal penyerahan dokumen, penandatanganan dokumen oleh Kepala PTSP hingga Penyerahan Dokumen yang dilakukan pada Satu Pintu; 2) Ketersediaan Sumberdaya Manusia (Kompetensi dan Kemampuan Teknis); 3) Sarana dan Prasarana (Gedung beserta peralatan pendukung perkantoran, komputerisasi dan aplikasi perizinan/non perizinan); 4) Sarana memperoleh Informasi (telepon/fax, Media Touch Screen dan Website); 5) Mekanisme Kerja (Visi/Misi, Maklumat/Janji Layanan, Standar Pelayanan, SOP, Pelaksanaan IKM serta memiliki mekanisme Front Office dan Back Office); 6) Ketersediaan Layanan pengaduan/helpdesk (SOP, media pengaduan dan pengelolaan pengaduan berbasis database); 7) Keberadaan SPIPISE (bagi yang melaksanakan Perizinan bidang Penanaman Modal). PENYUSUNAN STANDAR PELAYANAN PUBLIK (SPP) 5

Pengertian Standar Pelayanan (Pasal 1 ayat (7) UU 25/2009) Tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, dan terjangkau, dan terukur A. Penyiapan Rancangan Standar Pelayanan 1.Pembentukan Tim a. Keanggotaan Tim Standar Pelayanan terdiri atas: Kepala Satuan Kerja Penyelenggara Pelayanan Pelaksana yang membidangi jenis pelayanan perwakilan dari petugas yang berhubungan langsung dengan pengguna jasa pelayanan (front liner) Anggota Tim Standar Pelayanan dipilih oleh pimpinan satuan kerja Penyelenggara pelayanan. 6

B. Tugas Tim Standar Pelayanan: 1) mengidentifikasikapasitas dankarakteristik pengelolaan unit pelaksana pelayanan (UPP); 2) menyusun Rancangan Standar Pelayanan setiap jenis pelayanan; 3) membahas Rancangan Standar Pelayanan bersama dengan unsur masyarakat dan pihak terkait; 4) mempublikasikan Rancangan Standar Pelayanan kepada masyarakat umum, dan menyempurnakan Rancangan Standar Pelayanan(bilamana terdapat masukan dari publik) untuk kemudian ditetapkan oleh Penyelenggara; 5) menyiapkan konsep Maklumat Pelayanan; 6) mempublikasikan Maklumat Pelayanan; 7) menyiapkan mekanisme monitoring dan evaluasi penerapan Standar Pelayanan. Hal-hal yang perlu diidentifikasi dalam proses penyusunan Standar Pelayanan, antara lain: a. tugas, fungsi, kewenangan, dan dasar hukum kelembagaan; b. jenis pelayanan, produk pelayanan, masyarakat, dan pihak terkait; c. mekanisme dan prosedur, persyaratan, biaya, dan waktu; d. sarana prasarana dan anggaran; e. jumlah dan kompetensi SDM; f. pengawasan internal; g. penanganan pengaduan, saran, dan masukan; h. sistem jaminan pelayanan dan jaminan keamanan; i. aspek-aspek lain yang terkait dengan komponen Standar Pelayanan. 14 7

Prinsip Penyusunan Standar Pelayanan konkrit sederhana konsensus mudah diukur terbuka dapat dipertanggungjawabkan PRINSIP PENYUSUNAN STANDAR terjangkau mempunyai batas waktu pencapaian berkesinambungan 15 STANDAR PELAYANAN Dalam rangka memberikan jaminan dan kepastian penyelenggaraan pelayanan publik sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan maka perlu standar pelayanan publik Selama ini dalam penyusunan standar belum didasarkan pada acuan yang jelas, dan benar. Masing-masing berjalan sendiri-sendiri. Oleh karena itu perlu disusun pedoman penyusunan standar sebagai acuan bagi instansi pemerintah pusat dan daerah dalam penyusunan standar pelayanan publik sesuai bidang dan fungsi masing-masing. Pelaksanaan dari peraturan ini ditetapkan oleh masing-masing pembina teknis penyelenggara pelayanan publik Standar Pelayanan Publik suatu tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai komitmen atau janji dari penyelenggara pelayanan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas/baik kepada masyarakat. 8

KOMPONEN STANDAR PELAYANAN PUBLIK 1. JENIS PELAYANAN, yaitubentukpelayananyang diberikan/ dihasilkan; 2. DASAR HUKUM PELAYANAN, yaituperaturanper-uu-an yang menjadidasarpenyelenggaraanpelayanan (Undang-undang 25/2009, PERMENDAGRI, PERDA, PERGUB, dsb) ; 3. PERSYARATAN PELAYANAN, yaitu syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan; 4. PROSEDUR PELAYANAN, yaitu tata cara pelayanan bagi pemberi maupun penerima pelayanan(dibakukan dan diinformasikan); 5. WAKTU PENYELESAIAN PELAYANAN, yaitujangkawaktuyang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan KOMPONEN STANDAR PELAYANAN PUBLIK 6. BIAYA PELAYANAN, yaitu besaranbiaya/tarifpelayananyang harus dibayarkan oleh penerima pelayanan; 7. PRODUK PELAYANAN, yaitu produk pelayanan yang akan diterima sesuai ketentuan yang telah ditetapkan 8. SARANA DAN PRASARANA PELAYANAN, yaitufasilitasyang diperlukan dalam penyelenggaraan pelayanan 9. MEKANISME PENANGANAN PENGADUAN, tatacara pelaksanaan penanganan pengaduan sesuai ketentuan yang berlaku 10.KOMPETENSI PETUGAS PEMBERI PELAYANAN, yaitukemampuanyang harus dimiliki oleh petugas 11.MEKANISME PENGAWASAN, yaitu tata cara pelaksanaan pengawasan sesuai ketentuan yang berlaku 9

P E N U T U P Tujuan di bentuknya PTSP adalah dengan mewujudkan Pelayanan Publik yang Prima dan peningkatkan, dengan : Menumbuhkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah dalam melakukan pelayanan publik; Untuk memberdayakan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat; Menerapkan asas transparansi dan akuntabel sejalan dengan prinsip Reformasi Birokrasi; Komitmen dan Kesiapan aparatur sebagai kunci keberhasilan dalam penyelenggaraan pemerintahan; Sesuai dengan perkembangan dinamika masyarakat dan tantangan global, untuk mewujudkan good governance diperlukan SDM aparatur yang memiliki kompetensi dan kredibilitas kelembagaan PTSP itu sendiri. DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI www.menpan.go.id 10