D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi

dokumen-dokumen yang mirip
D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi

LAPORAN PERISTIWA KECELAKAAN KERETA API

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

ANJLOK KA 155 BENGAWAN DI KM PETAK JALAN ANTARA KARANGGANDUL KARANGSARI, KABUPATEN PURWOKERTO JAWA TENGAH DAOP V PURWOKERTO 16 JANUARI

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN TAHUN

LAPORAN PERISTIWA KECELAKAAN KERETA API

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN PERISTIWA KECELAKAAN KERETA API

LAPORAN AKHIR KNKT

ANJLOK KA 1404 KKW DI KM 201+2/3 PETAK JALAN ANTARA STASIUN WALIKUKUN KEDUNGGALAR JAWA TENGAH

LAPORAN AKHIR KNKT

rekomendasi keselamatan tingkat keselamatan transportasi

KA Nomor Urut Kecelakaan:

KNKT/KA /

LAPORAN AKHIR KNKT

KNKT/KA.04.02/

LAPORAN AKHIR KNKT

LAPORAN AKHIR KNKT ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I. 1 Data Kecelakaan Kereta Api

TUMBURAN KA S1 SRIWIJAYA DAN KA BBR4 BABARANJANG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Rancangan Tata Letak Jalur Stasiun Lahat

KNKT/KA.07.44/

LAPORAN AKHIR KNKT

LAPORAN AKHIR KNKT

ANJLOKAN KA 968 PENATARAN

Komite Nasional Keselamatan Transportasi

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM. 36 TAHUN 2011 TENTANG PERPOTONGAN DAN/ATAU PERSINGGUNGAN ANTARA JALUR KERETA API DENGAN BANGUNAN LAIN

LAPORAN AKHIR KNKT

LAPORAN AKHIR KNKT

2013, No Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah terakhir deng

RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

ANJLOKAN KA 3 ARGOBROMO ANGGREK

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK. 516/KA. 604/DRJD/2002 TENTANG

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5086), sebagaimana telah diubah dengan Perat

Auditorium KNKT, Kementerian Perhubungan 28 Desember Interviewing Techniques in Accident Investigation NTSC In-House Training

DATA INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN TAHUN Sumber: Database KNKT Desember 2013

Evaluasi dan Rancangan Solusi Penyebab Kecelakaan Kereta Api Melalui Pemanfaatan Metodologi HFACS-IR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

FINAL KNKT

REKOMENDASI SEGERA. Nomor : KNKT/ 001/7/XII/REK.KJ/13

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia ROADMAP PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM. 35 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PERENCANAAN JALUR LINTASAN KERETA API DENGAN WESEL TIPE R54 PADA EMPLASEMEN STASIUN ANTARA PASURUAN - JEMBER ( KM KM ) TUGAS AKHIR

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analaisis Tata Letak Jalur pada Stasiun Muara Enim

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2007 TENTANG PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENINJAUAN TINGKAT KEHANDALAN LINTAS KERETA API MEDAN - RANTAU PARAPAT

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 52 TAHUN 2000 TENTANG JALUR KERETA API MENTERI PERHUBUNGAN,

BAB III LANDASAN TEORI. A. Kajian Pola Operasi Jalur Kereta Api Ganda

LAPORAN INVESTIGASI DAN PENELITIAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOYOTA KIJANG NOMOR KENDARAAN T 1756 DC TERJUN KE SUNGAI LUBAI, JEMBATAN BERINGIN

LAPORAN AKHIR KNKT A

KNKT/KA.04.09/

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kereta api, dapat diambil beberapa kesimpulan tentang penyebab kecelakaan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KNKT/KA.06.06/

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

*35899 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 69 TAHUN 1998 (69/1998) TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUMBURAN KA 174 KUTOJAYA DENGAN KA 103 MUTIARA SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKERETAAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P E N J E L A S A N ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

Jenis Kecelakaan: Tumburan Lokasi: Km Petak jalan antara Stasiun Cilebut Stasiun Bogor Kabupaten Bogor Lintas: Manggarai - Bogor Propinsi:

Komite Nasional Keselamatan Transportasi

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS PENYEBAB TERJADINYAA KERETA API SERTA USAHA PREFENTIF YANG DAPAT DILAKUKAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis jenis dan Bentuk Tata Letak Jalur di Stasiun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTRAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Komite Nasional Keselamatan Transportasi

LAPORAN AKHIR KNKT

LAPORAN AKHIR KNKT A

LAPORAN AKHIR KNKT ANJLOK KA 3032 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PENINGKATAN KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

BAB I PENDAHULUAN. kondisi jalan raya terjadi banyak kerusakan, polusi udara dan pemborosan bahan

REKAYASA JALAN REL. MODUL 8 ketentuan umum jalan rel PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM. 43 TAHUN 2010

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 1998 TENTANG PRASARANA DAN SARANA KERETA API PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III LANDASAN TEORI. A. Tipikal Tata Letak dan Panjang Efektif Jalur Stasiun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. Divisi Regional II Sumatera Barat. Daerah Operasi IX. Divisi Regional III Sumatera Selatan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN KERETA API DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Analisis Display Sinyal Kereta Api di Stasiun Langen

Transkripsi:

D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi Gedung Karya Lt.7 Departemen Perhubungan - Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 JKT 10110 INDONESIA Phone:(021) 3517606, (021) 3811308 Ext. 1497 TOKA: 19811 Fax: (021) 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt Email: knkt@dephub.go.id Nomor : KNKT/046/II/REK/08 Jakarta, 14 Februari 2008 Klasifikasi : - Lampiran : - KEPADA Perihal : Laporan Kecelakaan KA 156 Bengawan YTH MENTERI PERHUBUNGAN di- J A K A R T A Dengan telah selesainya investigasi kecelakaan Anjlok KA 156 Bengawan pada tanggal 29 Januari 2007 jam 22.58 dengan data awal sebagai berikut: 1 Lokasi : Km 207+056 petak jalan antara Stasiun Arjowinangun Stasiun Bangodua Cirebon, Jawa Barat 2 Jenis Kecelakaan : Anjlok 3 Susunan Rangkaian KA : Lokomotif CC 20139 K3 93537 K3 93530 K3 66549 KMP2 66801 4 DATA OPERASI K3 93527R K3 93561 K3 65504 K3 66504 K3 93562 K3 6558R (anjlok 2 as) (anjlok dan terguling) (anjlok 2 as) 1. KA 156 Bengawan merupakan kereta api ekonomi jurusan Stasiun Tanah Abang Stasiun Solo yang diberangkatkan dari stasiun Tanah Abang tanggal 29 Januari 2007 jam 19.40 (terlambat 10 menit) dan berjalan lancar sampai Stasiun Arjawinangun. 2. Di Stasiun Arjawinangun, KA 156 berjalan langsung melewati stasiun pada jam 22.50 (terlambat 22 menit). 3. Pada jarak ± 25 meter dari sinyal masuk stasiun Bangodua ditemukan adanya ballast di sebelah kiri rel arah KA yang tersapu (terpapras) dan bantalan cacat oleh benda/komponen yang berasal dari KA 156 sampai dengan wesel W1911A stasiun Bangodua (di Km 207+092).

4. Pada Km 207+092 di wesel pertama (wesel W 1911A) stasiun Bangodua, KA 156 anjlok dan terguling pada jam 22.58 5. KA 156 ditarik oleh lokomotif CC 20139, jumlah rangkaian 10 kereta dengan total berat 354,2 ton. 6. Menghitung kecepatan rata-rata KA - KA melewati Stasiun Arjawinangun pada jam 22.50 dan anjlok pada jam 22.58 - Stasiun Arjawinangun di Km 202+074 dan lokasi anjlok di Km 207+092 S {(207 092) (202 074)} 5,018 km - V 60 37,6 km / jam t (22.58) (22.50) 8 menit 7. Korban luka-luka 1 (satu) orang

D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi Gedung Karya Lt.7 Departemen Perhubungan - Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 JKT 10110 INDONESIA Phone:(021) 3517606, (021) 3811308 Ext. 1497 TOKA: 19811 Fax: (021) 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt Email: knkt@dephub.go.id JPL 180 Km 205+863 K3 65518 K3 93562 K3 66504 K3 93527R KMP2 65801 K3 93561 JPL 182 Km 207+184 K3 66549 K3 65504 BH 614 Km 207+185 K3 93530 K3 93537 CC 20139 IV CIKAMPEK III ARJAWINANGUN II I BANGODUA (BDW) KM 207+503

D E P A R T E M E N P E R H U B U N G A N Komite Nasional Keselamatan Transportasi Gedung Karya Lt.7 Departemen Perhubungan - Jl. Medan Merdeka Barat No. 8 JKT 10110 INDONESIA Phone:(021) 3517606, (021) 3811308 Ext. 1497 TOKA: 19811 Fax: (021) 3517606 Website: www.dephub.go.id/knkt Email: knkt@dephub.go.id PRASARANA 1. Jalan KA di lokasi kejadian dengan tipe rel R54, bantalan beton, penambat elastis (KA Clip dan DE Clip), jalan lurus, ballast baik (cukup) bahkan di kanan kiri rel terdapat ballast yang baru dibongkar dan menumpuk. 2. Pada jarak ± 25 meter dari sinyal masuk stasiun Bangodua terdapat ballast di sebelah kiri rel arah KA tersapu (terpapras) dan bantalan cacat yang disebabkan oleh beda /komponen yang berasal dari KA 156 sampai dengan wesel W1911A stasiun Bangodua (di Km 207+092). 3. Akibatnya wesel nomor 1911A dan nomor 1911B berikut motor weselnya rusak serta jalan KA di sepur I dan sepur II juga rusak. 4. Setelah wesel terdapat pintu lintasan KA dengan jalan kampung SARANA 1. KA 156 terdiri dari lokomotif CC 20139 dan 10 kereta dengan berat 354,2 ton. Nomor kereta diurut dari belakang lokomotif: K3 93537, K3 93530, K3 66549, KMP2 65801, K3 93527, K3 93561, K3 65504, K3 66504, K3 93562 dan K3 65518 2. Pada Km 107+4, KA 156 anjlok dan terguling dengan posisi lok CC 20139 dan K3 93537 baik (tidak anjlok), K3 93530 anjlok 1 truk (2 roda), K3 66549 anjlok 4 as ( as roda depan putus), KMP2 65801 terguling dan melintang di dua jalur (spoor 1 dan spoor 2), K3 93527, K3 93561, K3 65504 anjlok 4 as dan miring, K3 66504 anjlok 4 as, K3 93562 anjlok 2 as sedangkan K3 65519 baik (tidak anjlok). Tabel di bawah ini menunjukkan data lapangan kereta mulai dinas (MD), pemeriksaan akhir yang akan datang (PA YAD), Km tempuh setelah PA dan PA bogie. No Uraian MD PA YAD Km PA Bogie Lok CC 20139 1 K3 93537 20-03-1993 21-10-2007 241.500 2 K3 93530 30-03-1993 20-10-2007 201.250 3 K3 66549 22-04-1966 31-08-2007 243.800 4 KMP2 65801 29-05-1965 27-09-2006 20.484 29-12-2006 5 K3 93527 20-08-1993 28-02-2008 147.225 6 K3 93561 29-04-1993 23-05-2007 239.600 7 K3 65504 11-09-1965 28-02-2007 291.600 8 K3 66504 08-02-1966 30-06-2007 280.128 9 K3 93562 29-04-1993 30-01-2008 169.875 10 K3 65518 20-03-1965 28-09-2007 245.350 8. Riwayat as roda TG 217 yang terpasang pada K3 66549 (saat PLH) terutama riwayat pembubutannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: No Tanggal Ø ΔD Keterangan 1. 12 Mei 2002 747 mm Dipasang di bogie 1138 kereta nomor K3 82542 keluar selesai PA

Bogie 2. 29 Juni 2004 728 mm Masuk BY TG dengan bogie nomor 1239 kereta nomor K2 82539 untuk pekerjaan PA L 3. 8 Juli 2004 725 mm 3 mm Keluar BY TG terpasang pada bogie 156 dengan kereta K2 78506 keluar selesai PA Bogie 4. 1 Juni 2005 721 mm 4 mm Masuk BY TG dengan bogie 156 di kereta K2 78506 untuk pekerjaan PA L 5 6 Juni 2005 712 mm 9 mm Keluar BY TG terpasang pada bogie 985 dengan kereta KM3 80502 * 6. 25 Oktober 2005 710 mm 2 mm Keluar BY TG dengan bogie 194 dengan kereta K3 96505 keluar selesai PA Bogie 7. 21 Oktober 2006 706 mm 4 mm Keluar BY TG dengan bogie 194 di kereta K3 96505 untuk pekerjaan PA L 8. 26 April 2006 704 mm 2 mm Keluar BY TG dengan bogie 1344 di kereta K3 66549 keluar selesai pekerjaan PB Roda 750 RIWAYAT AS RODA TG 217 745 740 735 Keterangan Keausan (akibat operasi) Pembubutan roda (di BY) 730 Ø = 728 mm 725 720 Ø = 725 mm Ø = 721 mm 715 Δ = 9 mm 710 705 Ø = 712 mm Ø = 708 mm Ø = 710 mm Ø = 704 mm Ø = 706 mm 700 5-Nov-01 24-May-02 10-Dec-02 28-Jun-03 14-Jan-04 1-Aug-04 17-Feb-05 5-Sep-05 24-Mar-06 10-Oct-06 9. Pembubutan yang cukup besar pada tanggal 6 Juni 2006 dilakukan karena: a. Adanya benjolan yang cukup besar; b. Tidak adanya cadangan roda (kekurangan jumlah roda) di Balai Yasa sehingga dilakukan pembubutan roda yang cukup tebal untuk menyesuaikan dengan diameter roda yang ada. 10. Pada kereta K3 66549, roda depan bogie depan sisi sebelah kiri arah perjalanan KA, ditemukan as roda patah diantara axle box bearing dan keping roda. Pada patahan roda tersebut terlihat sebelum patah kemungkinan telah terjadi retakan (crack) yang lama.

11. Bearing pada as yang patah ditemukan jatuh setelah pintu perlintasan diantara spoor 1 dan 2, masih berfungsi baik. Pada patahan as tidak terlihat bekas panas bagian dalam dari bearing (inner bearing) masih melekat di patahan as dengan baik. 12. Kilometer tempuh roda kereta K3 66549 adalah 243.800 km masih dibawah batasan 250.000 km. 13. Sertifikat kelaikan sarana KA 156 belum didapatkan. 5 ANALISIS : 1. Saat KA 156 melewati sinyal masuk dan berjarak ± 25 meter dari sinyal masuk Stasiun Bangodua, kereta ketiga dari depan bagian kiri (arah jalan KA) retak pada bagian as-nya mulai membesar sehingga tidak mampu menahan beban KA, sehingga axle box mulai turun dan menyapu/memapras ballast disebelah kiri rel. 2. Dudukan dari separuh rem/rem blok (triangle) juga turun yang menyebabkan bantalan sisi dalam dari rel terdapat luka (cacat) akibat terbentur dudukan tersebut 3. Kurang lebih 3 meter dari wesel pertama (wesel 1911A) roda anjlok terlihat bekas pukulan (cacat) pada gongsol rel (guard rail) sebelah kiri luar dan paku tirepont pada sisi dalam rel sebelah kanan jalur KA 4. Posisi wesel saat kejadian mengarah ke spoor I (lurus) karena roda anjlok pada posisi sebelah kiri rel spoor III ada sebagian kereta yang mengarah ke spoor luar dan setelah wesel juga terdapat perlintasan dengan jalan kampung. 5. Karena KA 156 dengan posisi bogie kereta K3 66543 miring ke kiri, axle box turun, kecepatan tinggi dan melewati (membentur) wesel menyebabkan kereta anjlok dan terguling. 6. Kerusakan as roda ini dimungkinkan karena adanya beban/gaya terhadap as roda yang kemungkinan disebabkan: a. Kondisi jalan yang tidak baik b. Roda yang benjol 7. Dua penyebab tersebut yang terjadi berulang kali bisa menyebabkan keretakan pada as roda. 6 KESIMPULAN 1. Patahnya rel bukan karena panas (roda macet) tetapi adanya retak lama (fatigue) 2. Pengecekan dalam perawatan dan sertifikasi belum berjalan sebagaimana mestinya 3. KA 156 anjlok dan terguling karena as roda depan sisi kiri kereta K3 66543 patah dan melewati/membentur wesel pertama (wesel 1911A) stasiun Bangodua 4. Berdasarkan permukaan patahan as yang menunjukkan perambatan retak fatigue yang mencapai sekitar 40%, maka dapat dikatakan bahwa retakan lelah tersebut berawal dari satu posisi pada as. Retak lelah tersebut diduga kuat berawal/berasal dari beban impact/beban kejut akibat roda benjol. Dugaan kuat perihal roda benjol tersebut juga didukung oleh data pembubutan roda pada tahun 2005 sebesar pengurangan diameter 9 mm.

Perlu diketahui bahwa bila kondisi keausannya normal maka roda hanya dibubut 3 mm. Dengan demikian peristiwa benjolnya roda sebelum dibubut pada tahun 2005, kebenjolan roda itulah yang menyebabkan beban impact yang terus-menerus yang melebihi beban normal. 7 REKOMENDASI Berdasarkan temuan, analisis dan kesimpulan investigasi PLH anjlok KA 156 Bengawan di Km 207+056 petak jalan antara Stasiun Arjowinangun Stasiun Bangodua, KNKT perlu mengusulkan beberapa rekomendasi kepada Menteri Perhubungan agar Direktorat Jenderal Perkeretaapian dan PT. Kereta Api (Persero) dapat melaksanakan rekomendasi keselamatan sebagai berikut: 1. Tidak mengoperasikan roda yang benjol 2. Tidak mengoperasikan sarana (kereta/gerbong maupun lokomotif) yang tidak laik operasi (misalnya adanya penyimpangan ukuran, hasil cek tidak baik atau kurang) 3. Memberlakukan batas umur pakai sarana dan mengkaji kelaikan operasi sarana yang tua (30 tahun ke atas) serta secara bertahap melakukan scrapping 4. Melakukan pemeriksaan keretakan as roda dengan alat crack detector sesuai prosedur dan secara berkala 5. Melakukan pemeriksaan dalam perawatan dan sertifikasi sesuai ketentuan dan standar yang berlaku 6. Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme petugas pemeriksa keretakan as roda 7. Memperlengkapi petugas pemeriksa dengan sertifikasi sesuai dengan peraturan yang berlaku 8. Memperbaiki jalan rel yang rusak yang dapat memberikan pukulan ke as kasut roda 8 Demikian mohon menjadi periksa. KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI Ketua TATANG KURNIADI Tembusan Yth: 1. Sekretaris Jenderal, Departemen Perhubungan; 2. Inspektur Jenderal, Departemen Perhubungan; 3. Direktur Jenderal Perkeretaapian, Departemen Perhubungan; 4. Direktur Utama PT. Kereta Api (Persero); 5. Kepala Daop III Cirebon PT Kereta Api (Persero).