ABSTRAK Tesis ini berisi penelitian mengenai peran Achievement Motivation Training (AMT) terhadap perubahan motif berprestasi siswa kelas I SMU yang tergolong underachiever. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana peran Achievement Motivation Training (AMT) tersebut terhadap perubahan motif berprestasi siswa yang underachiever. Sampel pada penelitian ini adalah siswa SMU kelas I yang underachiever di SMU X Bandung. Jumlah sampel sebanyak 33 (tiga puluh tiga) orang. Pelatihan ini menggunakan prinsip Experiential Learning dari Gordon A. Walter dan Stephen E. Marks (1981) dengan menggunakan metoda ceramah (lecture), diskusi, games. Setelah data diolah melalui uji statistik diperoleh hasil bahwa pelatihan AMT memiliki peran yang signifikan terhadap peningkatan motivasi berprestasi pada siswa SMU kelas I yang tergolong underachiever.artinya motif berprestasi siswa mengalami peningkatan setelah mengikuti pelatihan dibandingkan sebelum mengikuti pelatihan. Informasi yang diterima dari pelatihan dapat dihayati dan menimbulkan insight serta keinginan siswa untuk berubah menjadi lebih termotivasi yang selanjutnya diimplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Siswa memiliki keinginan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik daripada yang pernah diperoleh sebelumnya, merasa mampu mengatur diri dengan lebih baik dari segi waktu, cara belajar, dan menentukan prioritas kegiatan. Selain itu siswa ingin mengubah kebiasaan, menguasai diri dalam keadaan tegang agar lebih berkonsentrasi dalam belajar. Pelatihan AMT ini memberikan pengaruh yang positif terhadap para peserta pelatihan ditinjau dari kesan, pendapat, harapan yang akhirnya dapat memenuhi apa yang mereka inginkan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa pelatihan ini sesuai untuk diterapkan pada siswa underachiever yang memiliki motivasi berprestasi rendah karena dapat membantu siswa meningkatkan motivasi berprestasi dalam kegiatan belajar di sekolah. Saran yang dapat diberikan antara lain tetap dapat meneruskan program pelatihan ini sebagai salah satu program yang dapat membantu mengatasi masalah siswa SMU yang memiliki prestasi rendah, setelah pelatihan perlu dilakukan monitoring dan evaluasi lebih lanjut kepada peserta pelatihan untuk menindaklanjuti sejauh mana perkembangan hasil pelatihan terhadap proses belajar mereka. Evaluasi dapat berupa konseling atau konsultasi dari pihak sekolah. iii
ABSTRACT This thesis focuses on the role of Achievement Motivation Training (AMT) and the effect it can have on the achievement motivation of underachieving first grade high school student in Bandung. The samples taken for this thesis compromise a group of 33 students at SMU X Bandung which were at the time of sampling underachieving. As a research basis for this thesis Experiential Learning principal by Gordon A. Walter and Stephen E. Marks (1981) using lectures, discussions, and games methods. From the collected and processed data we can conclude that the therefore mentioned training has a significant (positive) influence on the subjects and shows clearly that it provides them a better insight in their own behavior and the direct results from this. It helps the subjects to improve their time management, (re)define their learning strategies and provides them with a simple guideline and useful tools to achieve better results. The above positive findings underline the suitability of the used training method and the recommendations/ suggestions brought forward in this thesis can potentially be used for further research into the subject. As the sampling group is relatively small; continuous monitoring and further evaluations would be required to see progress after following the training. Evaluation can be counseling or consultation from school. iv
DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR BAGAN & TABEL DAFTAR LAMPIRAN iii iv v vii xii xiv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah 1 1.2. Identifikasi Masalah 10 1.3. Maksud dan Tujuan 11 1.4. Kegunaan Penelitian 11 1.4.1. Kegunaan Praktis 11 1.4.2. Kegunaan Teoritis 12 vii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 2.1. Motivasi Berprestasi 13 2.1.1. Pengertian Motif 13 2.1.2. Proses Motif 15 2.1.3. Prinsip Dasar Teori Motif 17 2.1.4. Fungsi Motif 18 2.1.5. Ciri-ciri Motif 18 2.1.6. Pengertian Motif Berprestasi 19 2.1.7. Proses Motif Berprestasi 22 2.1.8. Perkembangan Motif Berprestasi 26 2.1.9. Motif dari Hermans 27 2.1.10. Motif Berprestasi pada Masa Remaja 32 2.1.11. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motif Berprestasi Remaja 33 2.2. Definisi Remaja 36 2.2.1. Ciri-ciri Masa Remaja 37 2.2.2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Remaja Menurut Havighurst (Hurlock, 1973) 39 2.2.3. Tujuan-tujuan Perkembangan Masa Remaja 40 2.3. Underachievement 41 2.3.1. Pengertian Underachievement 41 2.3.2. Penyebab Underachievement 42 viii
2.4. Experiential Learning 43 2.4.1. Karakteristik dari Experiential Learning 44 2.4.2. Metoda dalam Experiential Learning 44 2.4.3. Fase dari Experiential Learning 49 2.5. Kerangka Pikir 51 2.6. Asumsi 60 2.7. Hipotesis 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 61 3.1. Rancangan Penelitian 61 3.2. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 61 3.2.1. Definisi Konseptual 61 3.2.2. Definisi Operasional 62 3.3. Alat Ukur 63 3.3.1. Kuesioner Prestatie Motivatie Test ( PMT) 63 3.3.1.1. Penilaian PMT 64 3.3.1.2. Validitas dan Reliabilitas PMT 65 3.3.1.3. Kategorisasi 66 3.3.2. Data Penunjang 66 3.3.3. Observasi 67 3.4. Populasi Sasaran dan Teknik Sampling 67 3.4.1. Populasi Sasaran 67 3.4.2. Teknik Sampling 68 ix
3.5. Langkah-langkah Penelitian dan Prosedur Experimental 68 3.5.1. Tahap Persiapan 68 3.5.2. Tahap Pelaksanaan 68 3.5.3. Tahap Pengolahan Data 71 3.5.4. Tahap Penulisan Laporan 72 3.6. Teknik Analisis 73 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian 74 4.1.1. Gambaran Sampel Dalam Penelitian 74 4.1.2. Perubahan dan Tabulasi Silang Motif Berprestasi (P), 74 4.1.3. Facilitating Anxiety (F+), dan Debilitating Anxiety (F-) 75 Sesudah Pelatihan 4.2. Hasil Pengujian Hipotesis 76 4.3. Data Penunjang 79 4.3.1. Dorongan untuk mengikuti pelatihan 79 4.3.2. Hal yang menghambat dalam mencapai prestasi 79 4.3.3. Harapan dalam mengikuti pelatihan 80 4.3.4. Hal yang ingin dan akan dilakukan setelah 81 mengikuti pelatihan 4.3.5. Gambaran perubahan motif sosial cerita gambar 81 Mc. Clelland setelah pelatihan 4.3.6. Pendapat tentang pelatihan 82 x
4.3.7. Materi dan metoda yang disukai dalam pelatihan 82 4.3.8. Kesan peserta selama mengikuti pelatihan 83 4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 103 5.1. Kesimpulan 103 5.2. Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 107 xi
DAFTAR BAGAN & TABEL Bagan 1 Bagan 2 Bagan 3 Proses Motif Bagan Kerangka Pikir Rancangan Penelitian Tabel 4.1. Tabel 4.2. Tabel gambaran jenis kelamin sampel penelitian Tabel tabulasi silang perubahan Motif Berprestasi (P) dengan Facilitating Anxiety (F+) Tabel 4.3. Tabel tabulasi silang perubahan Motif Berprestasi (P) dengan Debilitating Anxiety (F-) Tabel 4.4. Tabel 4.5. Tabel 4.6. Tabel 4.7. Tabel 4.8. Tabel 4.9. Tabel hasil uji SPSS Motif Berprestasi (P) Tabel hasil uji statistik Wilcoxon Motif Berprestasi (P) Tabel hasil uji SPSS Facilitating Anxiety (F+) Tabel hasil uji statistik Wilcoxon Facilitating Anxiety (F+) Tabel hasil uji SPSS Debilitating Anxiety (F-) Tabel hasil uji statistik Wilcoxon Debilitating Anxiety (F-) Tabel 4.10. Tabel hasil uji SPSS P, F+, dan F- Tabel 4.11. Tabel 4.12. Tabel 4.13. Tabel 4.14. Tabel frekuensi dorongan untuk mengikuti pelatihan Hal yang menghambat dalam mencapai prestasi Harapan dalam mengikuti pelatihan Hal yang ingin dan akan dilakukan setelah mengikuti pelatihan xii
Tabel 4.15. Tabel silang kekuatan motif achievement dengan motivasi berprestasi (P) Tabel 4.16. Tabel silang kekuatan motif affiliasi dengan motivasi berprestasi (P) Tabel 4.17. Tabel 4.18. Tabel 4.19. Tabel 4.20. Tabel silang kekuatan motif power dengan motivasi berprestasi (P) Tabel distribusi frekuensi pendapat tentang pelatihan Tabel distribusi frekuensi materi dan metoda yang disukai Tabel distribusi frekuensi kesan peserta selama pelatihan xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Kuesioner Pra Pelatihan AMT Kuesioner Modifikasi PMT Rancangan Modul Pelatihan Rancangan Eksperimen Pelatihan AMT Kuesioner Sesi Ice Breaker Kuesioner Sesi Pre Training Test Kuesioner Sesi Tiga Motif Sosial Kuesioner Sesi Mengenal Bahasa Prestasi Kuesioner Sesi Time Management Lampiran 10 Kuesioner Sesi Lempar Gelang Lampiran 11 Kuesioner Sesi Strategi Belajar Lampiran 12 Kuesioner Sesi Penetapan Tujuan (Goal Setting) xiv