WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 61 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR62 TAHUN 2009 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH BUPATI PURWOREJO,

DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUMEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG,

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 736 TAHUN 2012 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT

AD ART Komite Sekolah

PERAN SERTA MASYARAKAT/ STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG KOMITE SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sekolah, pembentukan komite sekolah, peran komite sekolah, fungsi komite

KEPUTUSAN PENGURUS KOMITE SLTP NEGERI 6 SRAGEN Nomer : 01 / Komite / SLTP N 6 / 2003 Tentang Anggaran Dasar Komite Sekolah SLTP Negeri 6 Sragen

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 LAMONGAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN SUBANG JL. KS TUBUN NO. 21 SUBANG JAWA BARAT

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG

MASYARAKAT/STAKE HOLDERS DALAM IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 28 TAHUN 2001 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN PARTISIPASI PEMBANGUNAN MASYARAKAT

Disampaikan oleh Ketua Dewan Pendidikan Kota Depok Oktober 2016

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan pendidikan membuat keberadaan komite sekolah yang mampu

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG

MENGENAL KOMITE SEKOLAH DAN PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBUKAAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 737 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEWAN PENDIDIKAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT T UHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA

ANGGARAN DASAR KOMITE SMP NEGERI 7 PARENGGEAN KECAMATAN PARENGGEAN KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2007 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. keinginan pemerintah dan kebutuhan masyarakat. Paradigma baru manajemen

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 78 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN INSTITUSI MASYARAKAT BIDANG KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN/ DESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH NOMOR 17 TAHUN 2000

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMITE SEKOLAH

RANCANGAN QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA MAJELIS PENDIDIKAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2010

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DEWAN PENYANTUN TAMAN PINTAR YOGYAKARTA

WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 10 TAHUN 2007 T E N T A N G

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR..TAHUN.. TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR MENURUT PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI TENTANG PEDOMAN KERJASAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA STRATEGIS KOTA MALANG TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 110 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR TAHUN.

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2001 PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

ANGGARAN DASAR DEWAN PENDIDIKAN KABUPATEN NIAS UTARA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 48.A 2012 SERI : E A BEKPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 48.A TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);

PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2007 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

Transkripsi:

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, urusan pendidikan merupakan salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota maka untuk mencapai daya guna dan hasil guna pelaksanaan urusan di bidang pendidikan tersebut perlu memberdayakan peranserta masyarakat khususnya dalam penyelenggaraan pendidikan pada Satuan Pendidikan dengan membentuk Komite Sekolah; b. bahwa Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 55 Tahun 2002 tentang Pedoman Pembentukan Komite Sekolah dipandang sudah tidak sesuai lagi, sehingga perlu dicabut dan diganti; c. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut di atas, perlu membuat Pedoman Pembentukan Komite Setcolah yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerahdaerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Dalam Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 3. Undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 2005; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 7. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/U/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah; 8. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 1 Tahun 1992 tentang Yogyakarta Berhati Nyaman; 9. Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 34 Tahun 2002 tentang Pedoman Pembentukan Dewan Pendidikan; 10.Peraturan Walikota Nomor 156 Tahun 2005 tentang sistem dan prosedur Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Formal. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMITE SEKOLAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasa l Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta; 2. Walikota ialah Walikota Yogyakarta;

3. Perangkat Daerah adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah Daerah yang bertanggung jawab kepada Kepafa Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah; 4. Dinas Pendidikan adalah Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta; 5. Satuan Pendidikan adalah penyelenggara kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah; 6. Dewan Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan; 7. Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan; 8. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang selanjutnya disingkat dengan AD dan ART adalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Komite Sekolah. BAB II PROSEDUR PEMBENTUKAN Pasal 2 (1) Komite Sekolah dibentuk atas prakarsa masyarakat, Satuan Pendidikan dan atau Pemerintah Daerah. (2) Dalam hal Pemerintah Daerah atau Satuan Pendidikan mengambil prakarsa pelaksanaan pembentukan dilakukan oleh Kepala Satuan Pendidikan dengan membentuk Panitia Persiapan Pembentukan Komite Sekolah. (3) Dalam hal Komite Sekolah sudah terbentuk, pergantian pengurus dilaksanakan berdasarkan AD dan ART. (4) Dinas Pendidikan mengadakan koordinasi dan fasilitasi dalam mendukung kelancaran pembentukan Komite Sekolah. (5) Keanggotaan Panitia sebagaimana dimaksud ayat (2) berjumlah sekurang-kurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas unsur praktisi pendidikan, pemerhati pendidikan, dan orangtua peserta didik. (6) Panitia Persiapan sebagaimana dimaksud ayat (5) mempunyai tugas : a. Mengadakan sosialisasi kepada orangtua peserta didik dan masyarakat tentang rencana Pembentukan Komite Sekolah melalui papan pengumuman satuan pendidikan; b. Menyusun kriteria dan mengidentifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari orangtua peserta didik dan masyarakat; c. Menyeleksi calon anggota sesuai usulan; d. Mengumumkan nama-nama calon anggota melalui papan pengumuman satuan pendidikan; e. menyusun nama-nama anggota terpilih; f. memfasilitasi pemilihan pengurus Komite Sekolah; g. menyampaikan nama-nama pengurus Komite Sekolah terpilih kepada Kepala Satuan Pendidikan. (7) Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Kepala Satuan Pendidikan menetapkan pengurus Komite Sekolah. (8) Panitia persiapan tidak boleh dicalonkan atau mencalonkan diri sebagai anggota komite sekolah. Pasal 3 (1) Pengurus Komite Sekolah ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Satuan Pendidikan. (2) Pengurus Komite Sekolah dikukuhkan oleh Penyelenggara Pendidikan. BAB III TUJUAN Pasal 4 Pembentukan Komite Sekolah bertujuan untuk : a. Meningkatkan peran serta dan tanggungjawab Pemerintah Daerah beserta seluruh komponen masyarakat termasuk alumni dalam penyelenggaraan pendidikan pada Satuan Pendidikan.

b. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebij'akan operasional dan program untuk meningkatkan penyelenggaraan pendidikan yang menghasilkan keluaran (Output) pendidikan yang bermutu pada Satuan Pendidikan. c. Menciptakan suasana dan kondisi yang kondusif di lingkungan Satuan Pendidikan dalam rangka menunjang kelancaran proses belajar mengajar pada Satuan Pendidikan. d. Menciptakan suasana dan kondrsi transparan, akuntabel serta demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu pada Satuan Pendidikan. BAB IV SIFAT Pasal 5 Komite Sekolah bersifat: 1. Independen dilandasi prinsip kemandirian Organisasi 2. Memiliki etika hubungan kerjasama dengan berbagai fihak terkait yang mengarah kepada tujuan peningkatan mutu pendidikan pada Satuan Pendidikan. 3. Tidak terkait kepada kepentingan dan keuntungan pribadi maupun golongan seperti partai polotik, aliran keagamaan dan sebagainya. BABV KEDUDUKAN RERAN DAN FUNGSI PasaI 6 (1) Komite Sekolah merupakan mitra kerja Kepala Satuan Pendidikan dalam memajukan pendidikan dan berkedudukan di Satuan Pendidikan. (2) Khusus untuk Satuan Pendidikan Sekolah Dasar dan Taman Kanak-Kanak pada masingmasing wilayah kerja Unit Pengelola sekolah dasar atau pada Wilayah Kecamatan dapat dibentuk Forum Komunikasi Komite Sekolah. (3) Komite Sekolah mempunyai peran sebagai : a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan pada Satuan Pendidikan; b. Pemberi dukungan (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan pada Satuan Pendidikan; c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan pada Satuan Pendidikan; d. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat pada Satuan Pendidikan. (4) Komite Sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut: a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia usaha/dunia industri) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu; c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat; d. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada Satuan Pendidikan mengenai: 1) Kebijakan dan program pendidikan; 2) Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPES); 3) Kriteria kinerja Satuan Pendidikan; 4) Kriteria pendidik dan tenaga kependidikan kepada satuan pendidikan; 5) Kriteria fasilitas pendidikan dan; 6) Hal-hal yang terkait dengan pendidikan pada Satuan Pendidikan. e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpardsipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu pendidikan pada Satuan Pendidikan; f. Menggalang dana masyarakat termasuk orang tua peserta didik dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan; g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan pada satuan pendidikan. BAB VI

KEANGGOTAAN DAN KEPENGURUSAN KOMITE SEKOLAH Pasal 7 (1) Pengurus Komite Sekolah terdiri dari : a. Ketua; b. Sekretaris; c. Bendahara; d. Anggota yang terdiri dari : 1) Anggota Tetap; 2) Anggota Tidak Tetap. (2) Pengurus Komite Sekolah dipilih oleh Anqqota Komite Sekolah; (3) Pengurus Komite Sekolah sekurang-kurangnya 9 orang dan jumlahnya gasal yang terdiri dari : a. Unsur orangtua /wali peserta didik; b. Unsur token masyarakat/ token agama; c. Unsur tokoh pendidikan; d. Unsur Organisasi Profesi Tenaga Pendidikan; e. Unsur dunia usaha dan dunia industri; f. Unsur Alumni; g. Unsur birokrasi, yayasan, dan lain-lain. (4) Masa jabatan Pengurus Komite Sekolah adalah 3 (tiga) tahun dan berakhir pada bulan April Tahun yang bersangkutan. (5) Pengurus Komite Sekolah yang baru dibentuk selambat-lambatnya 1 bulan setelah masa jabatan Pengurus Komite Sekolah yang lama berakhir. (6) Pengurus Komite Sekolah Anggota Tidak Tetap terdiri dari 2 (dua) orangtua peserta didik baru setiap kelas. (7) Masa jabatan Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (6) adalah 1 (satu) tahun. (8) Pengurus Komite Sekolah Anggota Tidak Tetap yang baru dibentuk selambatlambatnya 1 (satu) bulan setelah penerimaan peserta didik baru. (9) Pengurus Komite Sekolah Anggota Tidak Tetap mempunyai hak bicara dan hak suara sama dengan Pengurus Komite Sekolah Anggota Tetap tetapi tidak berhak untuk menjadi pengurus harian. (10) Tata cara Pemilihan Anggota dan Pengurus Komite Sekolah diatur dalam AD dan ART. BAB VII PENGELOLAAN KEUANGAN Pasal 8 (1) Sumber dana Komite Sekolah berasal dari Pemerintah, orangtua peserta didik, masyarakat dan sumber lainnya yang tidak mengikat; (2) Pengelolaan dana oleh Komite Sekolah diatur dalam AD dan ART dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 9 (1) Komite Sekolah mempertanggungjawabkan tugasnya kepada orangtua peserta didik dan masyarakat melalui musyawarah anggota, surat edaran, papan pengumuman sekolah. (2) Musyawarah anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah musyawarah yang dihadiri oleh anggota Komite Sekolah dan unsur penyelenggara pendidikan yang diatur lebih lanjut dalam AD dan ART. BAB IX ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 10 (1) Komite Sekolah mengatur rumah tangga sendiri dengan membuat Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan peraturan yang berlaku;

(2) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus sudah dibuat selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sejak dibentuknya Komite Sekolah; (3) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga disahkan oleh musyawarah Anggota Komite Sekolah. BAB X PENUTUP Pasal 11 Dengan berlakunya Peraturan Walikota ini, maka Keputusan Walikota Yogyakarta Nomor 55 Tahun 2002 tentang Pedoman Pembentukan Komite Sekolah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 12 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini ke dalam Berita Daerah Kota Yogyakarta. Diundangkan di Yogyakarta Pada tanggal 16 Juni 2007 SEKRETARIS DAERAH KOTA YOGYAKARTA Drs. RAPINGUN NIP 490017536 Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 16 Juni 2007 WALIKOTA YOGYAKARTA H. HERRY ZUDIANTO LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 NOMOR 39 SERI D