BAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya minat siswa dapat melakukan aktivitas yang berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB I PENDAHULUAN. penting, karena dalam berwirausaha kreativitas, inovasi dan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Horne (Mulyasana, 2011, h. 5) menyatakan bahwa : peserta didik untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,

KEWIRAUSAHAAN. Ahsin Zaedi, S.Kom Direktur GMP Nusantara Berkarya Owner Griya Sehat Sejahtera Owner Sekolah Panahan

budaya, alam sekitar, dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan diperlukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. masalah, salah satunya adalah kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor penting dalam membentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. seperti petani, karyawan, mahasiswa, pegawai pemerintah, guru, dan lain sebagainya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan menimbulkan banyak pengangguran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

KEWIRAUSAHAAN I. Pengertian Kewirausahawan. M. Rizal Situru, S.H.,M.B.L. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah lembaga pendidikan kejuruan. yang tujuan utamanya mempersiapkan siswa menjadi tenaga kerja andal dengan

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa menjadi bibit wirausaha (Indra 2010). Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang masalah. Setiap mahasiswa mempunyai perhatian khusus terhadap mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

Kewirausahaan I. Berisi tentang Konsepsi Dasar Kewirausahaan. Dosen : Sukarno B N, S.Kom, M.Kom. Modul ke: Fakultas Fakultas Ilmu Komputer

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB II LANDASAN TEORI. yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Semakin banyaknya angka pengangguran jaman sekarang, memaksa

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

SAMBUTAN REKTOR. Malang, Maret 2015 a.n. Rektor Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, TTD. Prof. Dr. Ir. Arief Prajitno, MS

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

BAB I PENDAHULUAN. hidup seseorang bahkan dalam kesejahteraan suatu bangsa. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah Pengangguran di Indonesia masih belum bisa diatasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggali berbagai potensi dan kebenaran secara ilmiah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting untuk menjamin. pelaksanaan pembangunan serta dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asstia Rachmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013

BAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tri Juliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas manusia sebagai sumber daya diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riyanti, 2003:21), kata entrepreneur berasal dari kata kerja entreprende. Kata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lembaga Pendidikan merupakan wadah untuk generasi muda agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Disusun Oleh : Nama : Novika Ginanto (23) Kelas : II TEL 6 SMK TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

2015 STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT MAHASISWA DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO DALAM MENGIKUTI PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

KOMPETENSI DASAR DARI MK. KEWIRAUSAHAAN SISTEMIK DAN ILMIAH 2). MENJADI WIRAUSAHAWAN YANG BERBASIS ILMU PENGETAHUAN, DENGAN MODAL BISNIS.

BAB I PENDAHULUAN. dengan ingatan (recall), pengetahuan, dan kemamp uan intelektual. Potensi

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat kemajuan dari suatu bangsa dapat dilihat dari sektor pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Maksudnya bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa yang

BAB I. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan. kebiasaan sekelompok orang yang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lia Liana Iskandar, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB I PENDAHULUAN. sedang bangsa Indonesia hadapi saat ini. Dimana pengangguran merupakan akibat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus lebih berpikir kreatif. Semangat entrepreneurship ini sudah menjadi tuntutan zaman, meski ada juga sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. Majunya suatu negara dapat dilihat dari banyaknya wirausahawan di negara tersebut, semakin banyak jumlah wirausahawan semakin besar harapan masyarakat usia kerja dapat memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahlian, sehingga dapat mengangkat derajat hidup masyarakat suatu negara, karena akan tercipta lapangan pekerjaan dan akan mengurangi tingkat pengangguran. Untuk meningkatkan jiwa wirausaha pemerintah telah mencoba melakukan salah satu usaha dengan jalan memasukkan kewirausahaan dalam salah satu mata pelajaran. Kewirausahaan bukanlah milik orang-orang yang berbakat, tapi siapa saja dapat mengembangkan jiwa kewirausahaan dengan mengembangkan cara berpikir positif, keberanian, kemauan, inovatif, dan lebih dari sekedar mencari peluang usaha tetapi membuka peluang usaha maka jiwa kewirausahaan akan dapat terbentuk. 1

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Kegiatan wirausaha dapat dilakukan seorang diri atau berkelompok. Seorang wirausahawan dalam pikirannya berusaha mencari, memanfaatkan, dan menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. Menurut Peter F Drucker dalam Kasmir (2012, h.12) mengatakan kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan adalah ilmu, seni maupun perilaku, sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemampuan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif. Jiwa berwirausaha mendorong minat seseorang untuk mendirikan dan mengelola usaha secara profesional. Minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Jadi, minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan siswa lebih menyukai suatu hal dari pada yang lainnya dan dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Seiring dengan banyaknya persaingan dan banyaknya tantangan yang harus dihadapi bagi seorang wirausaha maka minat itu harus diikuti dengan perencanaan dan perhitungan yang matang supaya nantinya usaha yang dijalankan bisa berjalan dengan baik. Minat berwirausaha akan menjadikan seseorang untuk lebih giat mencari dan memanfaatkan banyak peluang yang 2

ada agar dapat mengembangkan usaha dengan mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Minat sangat berpengaruh dalam suatu kegiatan yang akan dilakukan sebab dengan adanya minat tersebut seseorang dapat mengoptimalkannya. Selain itu, minat juga dipengaruhi oleh pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses yang diselenggarakan oleh guru untuk siswa tentang bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut Wina Sanjaya (2010, h.7), pembelajaran meliputi tiga hal pokok, yaitu : Pertama, sebagai perencana, yakni mengorganisasikan semua unsur yang ada agar berfungsi dengan baik sebab manakala salah satu unsur tidak bekerja dengan baik maka akan merusak sistem itu sendiri. Kedua, sebagai pengelola implementasi sesuai dengan prosedur dan jadwal yang direncanakan. Ketiga, mengevaluasi keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan untuk menentukan efektifitas dan efesiensi sistem Pembelajaran. Guru sangat berperan dalam mengarahkan siswa agar memiliki kemampuan dalam memahami materi yang telah disampaikan untuk diaplikasikan kedalam perbuatan. Materi pelajaran yang disajikan oleh guru untuk diolah dan kemudian dipahami oleh siswa dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Materi pelajaran bermakna bukan hanya instruksional material saja, melainkan juga learning material yaitu berbagai sumber belajar dalam kehidupan peserta didik. Pembelajaran kewirausahaan dapat dijadikan modal dasar untuk mengaktualisasikan sikap dan perilaku untuk berwirausaha, serta 3

pembelajaran materi kewirausahaan yang dilakukan pendidik diharapkan akan menimbulkan minat berwirausaha siswa, sehingga banyak kegiatan yang bermanfaat yang dapat dilakukan siswa. Kegiatan kreatif dan inovatif yang dilakukan dalam berwirausaha tersebut berupa kemampuan dalam mengembangkan usaha yang baru untuk dapat menciptakan produk baru. Hasil pengamatan awal penulis di SMKN 10 Kelas X, bahwa strategi pembelajaran materi kewirausahaan yang dilakukan mengacu pada panduan RPP yang sesuai dengan kurikulum 2013, tujuan dan materi pelajaran kewirausahaan. Pembelajaran materi kewirausahaan yang dilakukan menggunakan berbagai pendekatan dengan harapan selaian siswa makin paham juga bisa menumbuhkan minat siswa untuk berwirausaha semakin besar. Namun berdasarkan kenyataan yang ada, dalam pelaksanaannya pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan masih kurang memperhatikan pertumbuhan sikap, motivasi, minat dan perilaku berwirausaha siswa di sekolah. Orientasi pembelajaran kewirausahaan, pada umumnya hanya sebatas teori saja dan bukan pada mendidik calon wirausaha. Pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan di sekolah karenanya harus responsif terhadap perubahan pasar sehingga siswa mampu melihat peluang-peluang wirasusaha yang bisa dijalankan oleh mereka. Selain itu proses pengajaran kewirausahaan harusnya mencakup pemberian keterampilan - keterampilan luas/ sesuai kompetensi yang dapat ditularkan melalui, pembentukan/pengembangan pribadi, dan mengasah kemampuan untuk membuat perencanaan yang inovatif bagi peserta didik. 4

Berdasarkan hasil pengamatan awal dilapangan terhadap Pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan di kelas X SMKN 10, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang tersebut dan akan peneliti tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: Pengaruh Pembelajaran Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas X Di SMKN 10 Bandung 1.2. Identifikasi Masalah Pembelajaran kewirausahaan diajarkan untuk menambah pengetahuan siswa tentang kewirausahaan dan dapat menumbuhkan minat berwirausaha siswa. Namun berdasarkan kenyataan dilapangan menunjukan bahwa sebagian besar siswa kurang berminat dalam melakukan wirausaha, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa indikator permasalahan sebagai berikut: 1) Pembelajaran kewirausahaan yang disampaikan oleh guru masih belum maksimal. 2) Pelaksanaan pembelajaran kewirausahaan yang diajarkan disekolah, selama ini baru memperkenalkan konsep teoritik kewirausahaan belum kepada taraf bagaimana memberikan spirit menjadi enterepreneur. Padahal kemampuan kewirausahaan merupakan salah satu faktor untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan. 3) Masih kurangnya ketertarikan siswa untuk menerapkan sikap dan perilaku wirausaha yang diajarkan guru. 4) Masih kurangnya keinginan siswa untuk memulai usaha kecil. 5

1.3. Rumusan dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuaraikan diatas maka perumusan dan pembatasan masalah dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Bagaimana pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan guru mata pelajaran kewirausahaan kelas X di SMKN 10 Bandung? 2) Bagaimana minat wirausaha siswa kelas X di SMKN 10 Bandung? 3) Bagaimana pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap minat wirausaha siswa kelas X di SMKN 10 Bandung? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran nyata mengenai: 1) Pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan guru terhadap siswa kelas X di SMKN 10 Bandung. 2) Minat wirausaha Siswa di kelas X SMKN 10 Bandung. 3) Pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap minat wirausaha Siswa kelas X di SMKN 10 Bandung. 6

1.5. Kegunaan Penelitian 1). Kegunaan Akademik Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi guna melakukan penelitian lebih lanjut dari perspektif yang berbeda dan sekaligus menambah wawasan yang dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya berkaitan dengan pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap minat wirausaha siswa kelas X di SMKN 10. 2). Kegunaan praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan alternatif pemecahan masalah terkait pengaruh pembelajaran kewirausahaan terhadap terhadap minat wirausaha siswa kelas X di SMKN10. 1.6. Definisi Operasional 1) Pengaruh Menurut kamus besar bahasa indonesia (2012: 849), pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 2) Belajar Sardiman (2011, h.21) belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnyayang 7

berarti menyangkut cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Garret dalam Sagala (2010, h.13) belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa pada perubahan cara mereaksi terhadap suatu rangsangan tertentu. 3) Pembelajaran Syaiful Sagala (2010, h.61) mengemukakan bahwa Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Hardini dan puspitasari (2012, h.10) pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. 4) Kewirausahaan Menurut Saiman (2011, h.11) kewirausahaan adalah hal-hal atau upaya-upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau aktivitas bisnis atas dasar kemauannya sendiri dan mendirikan usaha atau bisnis dengan kemauan dan kemampuan sendiri. Menurut Peter Hisrich dalam Suryana (2011, h.19) kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha, disertai dengan pengunaan resiko, 8

yang kemudian meberikan hasil berupa uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi. 5) Minat Wirausaha Menurut Kasmir (2011, h.43) minat adalah ketertarikan seseorang pada suatu bidang tanpa ada paksaan dan bisa tumbuh setelah di pelajari dengan berbagai cara. Menurut Kasmir (2011, h.11) minat berwirausha adalah niat dan motivasi pada diri seseorang dalam menjalankan sesuatu dan berani menaggung segala resiko. Pengertian minat wirausaha Menurut Yanto (2011, h.23-24) minat wirausaha adalah kemampuan untuk memberanikan diri dalam memenuhi kebutuhan hidup serta memecahkan permasalahan hidup, memajukan usaha atau menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Memperhatikan beberapa pengertian diatas maka yang dimaksud dengan pengaruh pembelajaran kewiraushaan terhadap minat berwirausaha pada penelitian ini adalah daya yang timbul dari aktivitas yang dilakukan dengan sengaja melalui modifikasi proses penciptaan kegiatan atau usaha bisnis guna menumbuhkan niat atau motivasi untuk menumbuhkan keberanian menanggung resiko dalam berwirausaha. 9