KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PRODUKSI KAMBING BOER, KACANG DAN PERSILANGANNYA PADA UMUR 0 3 BULAN (PRASAPIH)

dokumen-dokumen yang mirip
PERTUMBUHAN ANAK KAMBING KOSTA SELAMA PERIODE PRASAPIH PADA INDUK YANG BERUMUR LEBIH DARI 4 TAHUN

PRODUKTIVITAS KAMBING KACANG PADA KONDISI DI KANDANGKAN: 1. BOBOT LAHIR, BOBOT SAPIH, JUMLAH ANAK SEKELAHIRAN DAN DAYA HIDUP ANAK PRASAPIH

PENAMPILAN REPRODUKSI KAMBING INDUK: BOER, KACANG DAN KACANG YANG DISILANGKAN DENGAN PEJANTAN BOER

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

LAJU PERTUMBUHAN PRASAPIH DAN SAPIH KAMBING BOER, KACANG DAN BOERKA-1

FLUKTUASI BOBOT HIDUP KAMBING KACANG INDUK YANG DIKAWINKAN DENGAN PEJANTAN BOER DARI KAWIN SAMPAI ANAK LEPAS SAPIH

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

KARAKTERISTIK MORFOLOGIK KAMBING SPESIFIK LOKAL DI KABUPATEN SAMOSIR SUMATERA UTARA

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

EVALUASI GENETIK PEJANTAN BOER BERDASARKAN PERFORMANS HASIL PERSILANGANNYA DENGAN KAMBING LOKAL

Study Characteristics and Body Size between Goats Males Boerawa G1 and G2 Body in Adulthoodin the Village Distric Campang Gisting Tanggamus

REPRODUKSI AWAL KAMBING KACANG DAN BOERKA-1 DI LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

Keunggulan Relatif Anak Hasil Persilangan antara Kambing Boer dengan Kacang pada Priode Prasapih

LAMA BUNTING, BOBOT LAHIR DAN DAYA HIDUP PRASAPIH KAMBING BOERKA-1 (50B;50K) BERDASARKAN: JENIS KELAMIN, TIPE LAHIR DAN PARITAS

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN KACANG DENGAN PEJANTAN BOER (BOBOT LAHIR,BOBOT SAPIH DAN MORTALITAS)

POTENSI KERAGAMAN SUMBERDAYA GENETIK KAMBING LOKAL INDONESIA

Yogyakarta 2 Departmen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

MORTALITAS PRASAPIH KAMBING KACANG DAN BOERKA DI STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia dengan populasi yang

KARAKTERISTIK MORFOLOGI KAMBING PE DI DUA LOKASI SUMBER BIBIT

Karakteristik Morfologi Rusa Timor (Rusa timorensis) di Balai Penelitian Ternak Ciawi

TINJAUAN PUSTAKA. dunia dengan hidup yang sangat beragam dari yang terkecil antara 9 sampai 13 kg

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boerawa merupakan hasil persilangan antara kambing Boer jantan

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

I. PENDAHULUAN. penting di berbagai agri-ekosistem. Hal ini dikarenakan kambing memiliki

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

PENGARUH FAKTOR NON GENETIK TERHADAP BOBOT LAHIR KAMBING BOER PADA STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

Kusuma Adhianto*, Sulastri Sulastri, M.D.Iqbal Hamdani, Dewi Novriani, dan Lisa Yuliani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

PRODUKTIVITAS KAMBING HASIL PERSILANGAN ANTARA PEJANTAN BOER DENGAN INDUK LOKAL (PE) PERIODE PRASAPIH

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

POLA PERTUMBUHAN BOBOT BADAN KAMBING KACANG BETINA DI KABUPATEN GROBOGAN (Growth Pattern of Body Weight of Female Kacang Goats in Grobogan Regency)

PEMBERIAN KONSENTRAT DENGAN LEVEL PROTEIN YANG BERBEDA PADA INDUK KAMBING PE SELAMA BUNTING TUA DAN LAKTASI

SKRIPSI OLEH : RINALDI

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia kecil yang telah

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

I. PENDAHULUAN. Lampung (2009), potensi wilayah Provinsi Lampung mampu menampung 1,38

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang

RESPON TIGA RUMPUN KAMBING TERHADAP PEMBERIAN TAMBAHAN KONSENTRAT

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

Laju Pertumbuhan Kambing Anak Hasil Persilangan antara Kambing Boer dengan Peranakan Etawah pada Periode Pra-sapih

TINJAUAN PUSTAKA. sangat populer di kalangan petani di Indonesia. Devendra dan Burn (1994)

PENGARUH BANGSA PEJANTAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PEDET SAPI POTONG HASIL INSEMINASI BUATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performans Bobot Lahir dan Bobot Sapih

Grade Kambing Peranakan Ettawa pada Kondisi Wilayah yang Berbeda

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

PERTUMBUHAN PRA-SAPIH KAMBING PERANAKAN ETAWAH ANAK YANG DIBERI SUSU PENGGANTI

POLA PERTUMBUHAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN REMBANG (Growth Pattern of Female Jawarandu Goat in Rembang Regency)

EVALUASI POTENSI GENETIK GALUR MURNI BOER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut Anisa Pusparini

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk Ordo Artiodactyla, Subordo

BAB III MATERI DAN METODE sampai 5 Januari Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, meliputi

Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis Dwicki Octarianda Audisi

Fahrul Ilham ABSTRAK PENDAHULUAN

MATERI DAN METODE. Materi

PRODUKTIVITAS TERNAK DOMBA GARUT PADA STASIUN PERCOBAAN CILEBUT BOGOR

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

TINGKAH LAKU MAKAN KAMBING KACANG YANG DIBERI PAKAN DENGAN LEVEL PROTEIN-ENERGI BERBEDA

PERBEDAAN FENOTIPE PANJANG BADAN DAN LINGKAR DADA SAPI F1 PERANAKAN ONGOLE (PO) DAN SAPI FI SIMPO DI KECAMATAN SUBAH KABUPATEN SAMBAS

BOBOT LAHIR BEBERAPA GENOTIPE KAMBING HASIL PERSILANGAN

SELEKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWA BERDASARKAN NILAI INDEKS PRODUKTIVITAS INDUK DI KECAMATAN METRO SELATAN KOTA METRO

EFISIENSI REPRODUKSI INDUK KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA DI PEDESAAN

BIRTH WEIGHT AND MORPHOMETRIC OF 3 5 DAYS AGES OF THE SIMMENTAL SIMPO AND LIMOUSINE SIMPO CROSSBREED PRODUCED BY ARTIFICIAL INSEMINATION (AI) ABSTRACT

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

KEJADIAN DAN POLA BERANAK KAMBING KACANG DAN BOER PADA STASIUN PERCOBAAN LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG

PENAKSIRAN BOBOT BADAN BERDASARKAN LINGKAR DADA DAN PANJANG BADAN DOMBA DONGGALA

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

Bibit sapi Bali SNI 7355:2008

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

I. PENDAHULUAN. Kambing merupakan salah satu ternak yang banyak dipelihara dan dikembang

KACANG GOATS DOE PRODUCTIVITY IN KEDUNGADEM SUB-DISTRICT BOJONEGORO REGENCY

POLA PERTUMBUHAN KAMBING KACANG JANTAN DI KABUPATEN GROBOGAN (The Growth Pattern of Kacang Goat Bucks in Grobogan District)

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

KARAKTERISTIK FENOTIP SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KAMBING KACANG DI KABUPATEN MUNA BARAT. ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

Hubungan penampilan induk anak domba dari berbagai tipe kelahiran

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

HUBUNGAN ANTARA LINGKAR DADA DAN PANJANG BADAN DENGAN BOBOT BADAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH(PE) DI KECAMATAN PUCANGLABAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

PENAMPILAN PERTUMBUHAN ANAK KAMBING F-1 ANGLO NUBIAN PERANAKAN ETAWAH, F-2 SAPERA, DAN PERANAKAN ETAWAH

Bibit sapi peranakan Ongole (PO)

KINERJA PRODUKSI DAN UMUR PUBERTAS PEDET HASIL KAWIN SILANG SAPI PO, SIMMENTAL DAN LIMOUSIN DALAM USAHA PETERNAKAN RAKYAT

Transkripsi:

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PRODUKSI KAMBING BOER, KACANG DAN PERSILANGANNYA PADA UMUR 0 3 BULAN (PRASAPIH) (The Morfology Characteristic and Production of Kacang Goat, Boer and the Cross at pre-weaning) MUHAMMAD SYAWAL Loka Penelitian Kambing Potong, Sei Putih, PO Box 1, Galang 20585, Sumatera Utara ABSTRACT A study was carried out in order to get a picture of the potential morphological phenotype and production of Boer goat, Kacang and Crossbred (Boerka) Research Institute for Goat Production Sei putih District of Galang Deli Serdang, North Sumatra. Starting from January to December 2009. Fenotifik Parameters include Morphology properties Circumference Chest, shoulder height, and Body Length and production traits including birth weight, body weight, weaning weight and daily live weight added. At the age of three months of the Boer goat average chest circumference 48.3 ± 1.41, Crossing 44.05 ± 2,07 and 43.25 ± 4.44 Kacang goat. Boer goat shoulder height averaging 46.1 ±1.85, Crossing 42 ± 3,58, and 41.18 ± 3.70 Kacang goat. The mean length of Boer goat Agency 46,4 ± 1.50, Crossing 43 ± 3,55, and 41.68 ± 4.40 Kacang goats. Subsequently obtained an average birth weight of 2.94 ± 0.87 Boer goat, Crossing 2.24 ± 0.37 and 1.86 ± 0.35 Kacang goats. Boer goat weaning weight (of three months) 12.89 ± 2.52, Crossing 10.05 ± 0.87 and 6,81±0,80 Kacang goat.characteristics of morphological (body size) and properties affected preweaning production (P < 0.05) by genotype. Crossbreeding goats (Boerka) has morphological characteristics and nature of preweaning production is greater than Kacang goat but smaller than a Boer goat. Key Words: Kacang Goat, Boer Goats, Crossing, Morphological, Production ABSTRAK Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran potensi fenotifik morfologi dan produksi kambing Boer, Kacang dan Persilangannya (Boerka) di Loka Penelitian Kambing Potong Sungei putih Galang Deli Serdang Sumatera Utara, mulai Januari sampai dengan Desember 2009. Parameter fenotifik sifat-sifat morfologi meliputi lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan serta sifat-sifat Produksi meliputi bobot lahir, bobot hidup (1-3 bulan), bobot sapih dan pertambahan bobot hidup harian. Pada umur 3 bulan rataan lingkar dada kambing Boer 48,3 ± 1,41, Persilangan 44,05 ± 2,07 dan kambing kacang 43,25 ± 4,44. Rataan tinggi pundak kambing Boer 46,1 ± 1,85, Persilangan 42 ± 3,58, dan kambing Kacang 41,18 ± 3,70. Rataan panjang badan kambing Boer 46,4 ± 1,50, Persilangan 43 ± 3,55, dan kambing Kacang 41,68 ± 4,40. Selanjutnya didapatkan rata-rata berat lahir kambing Boer 2,94 ± 0,87, Persilangan 2,24±0,37 dan kambing Kacang 1,86 ± 0,35. Bobot sapih (umur 3 bulan) Kambing Boer 12,89 ± 2,52, Persilangan 10,05 ± 0,87 dan Kambing Kacang 6,81 ± 0,80. Karakteristik sifat morfologis (ukuran tubuh) dan sifat produksi prasapih dipengaruhi (P < 0,05) oleh genotipe. Kambing Persilangan (Boerka) mempunyai sifat morfologi tubuh dan sifat produksi prasapih lebih besar daripada kambing Kacang tetapi lebih kecil daripada kambing Boer. Kata Kunci: Kambing Kacang, Kambing Boer, Persilangan, Morfologis, Produksi PENDAHULUAN Perkembangan subsektor peternakan di abad millenium ini semakin pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan protein hewani terutama protein yang berasal daging, khususnya kambing. Kambing Kacang merupakan salah satu kambing lokal di Indonesia dengan populasi yang cukup tinggi dan tersebar luas. Kambing Kacang memiliki 616

ukuran tubuh yang relatif kecil, memiliki telinga yang kecil dan berdiri tegak. Kambing ini mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat, dan memiliki keunggulan pada tingkat kelahiran (prolific). Hasil pengamatan SETIADI (2003) menunjukkan bahwa litter size nya adalah 1,57 ekor. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan telah menjadi ternak yang ter-registrasi di Indonesia selama lebih dari 65 tahun. Kata "Boer" artinya petani. Secara umum Kambing Boer mempunyai tanda-tanda yang jelas yaitu: Tanduk melengkung keatas dan kebelakang, telinga lebar dan menggantung, hidung cembung, rambut relatif pendek sampai sedang. Kambing Boer merupakan satusatunya kambing pedaging yang sesungguhnya, yang ada di dunia karena pertumbuhannya yang cepat. Menurut MASON (1988) dalam SETIADI (2003), rataan litter size kambing Boer adalah 1,7 ekor. Persilangan merupakan salah satu cara atau upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak lokal melalui perkawinan dengan ternak lain yang dianggap memiliki keunggulan tertentu. Kambing Boerka adalah hasil perkawinan silang antara ternak kambing Boer jantan dengan kambing Kacang betina. Kambing Boerka memiliki ukuran-ukuran morfologi tubuh lebih besar dibandingkan dengan kambing Kacang. Sesuai dengan MAHMILIA dan TARIGAN (2004) kambing hasil persilangan antara kambing Boer dan kambing Kacang memiliki karakteristik morfologi yang lebih baik dari kambing Kacang. Karakteristik sifat morfologi (ukuranukuran tubuh) dan sifat produksi bisa dijadikan standar untuk menilai produktivitas ternak kambing. Dimana ukuran ukuran tubuh dapat memberikan gambaran eksterior seekor ternak dan membantu menentukan bobot hidup serta dijadikan pedoman dasar seleksi dalam program pemuliaan ternak (DIWYANTO, 1994). Namun sering ditemukan terbatasnya informasi tentang ukuran-ukuran tubuh (morfologi) dan sifat produksi ternak Kambing khususnya pada umur 0 3 bulan (prasapih). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan suatu penelitian pengukuran sifat - sifat morfologi dan sifat produksi tubuh anak kambing umur 0 3 bulan (prasapih). Hal ini menjadi penting dalam menentukan strategi pengembangan ternak yang tepat sasaran. MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Loka Penelitian Kambing Potong, Sei Putih, Galang. Materi penelitian yang digunakan adalah 56 ekor anak kambing berumur 0 3 bulan, yang terdiri dari kambing Boer 13 ekor, kambing Kacang 22 ekor dan persilangannya (Boerka) 21 ekor. Anak kambing disatukan dengan induknya selama periode prasapih dalam kandang kelompok (3 3 m), dimana tiap kandang berisi antara 6 7 ekor induk. Induk diberi pakan hijauan rumput sebanyak 2,5 kg dan konsentrat 0,3 kg/ekor/hari. Air minum diberikan secara ad libitum. Karakteristik morfologi yang diukur meliputi: lingkar dada (LD), panjang badan (PB), dan tinggi pundak (TP) menggunakan metode MUKHREJEE et al. (1979). Lingkar dada diukur dengan menggunakan pita ukur dalam satuan cm melingkari rongga dada melalui os scapula. Panjang badan diukur menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm dari tepi tulang processus spinosus dari vertebrae thoracalis tertinggi sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk/os ischium). Tinggi pundak diukur dengan menggunakan tongkat ukur dalam satuan cm dari titik tertinggi pundak tegak lurus lantai. Sedangkan sifat performans (produksi) yang diamati adalah bobot lahir (BL), bobot sapih (BS) dan bobot hidup umur 1 3 bulan dengan menggunakan timbangan Salter. Berat lahir ditimbang awal ketika lahir, bobot hidup ditimbang setiap bulan, bobot sapih ditimbang saat anak kambing disapih. Pertambahan bobot hidup harian (PBHH) didapatkan dari bobot sapih dikurangi bobot lahir dibagi dengan angka 90 (umur sapih). Seluruh parameter pengamatan dianalisis dengan uji rata-rata 617

Tabel 1. Rataan lingkar dada kambing Boer, Boerka dan Kacang umur 1 3 bulan Lingkar dada (cm) Boer 35,00 ± 2,94 b 43,00 ± 4,02 a 48,30 ± 1,41 b Boerka 32,00 ± 0,35 a 40,00 ± 4,45 a 44,05 ± 2,07 a Kacang 30,36 ± 4,29 a 39,50 ± 4,88 a 43,25 ± 4,44 a Tabel 2. Rataan tinggi pundak kambing Boer, Boerka dan Kacang umur 1 3 bulan Tinggi pundak (cm) Boer 32,69 ± 1,60 b 40,33 ± 3,84 a 46,10 ±1,85 b Boerka 31,52 ± 3,07 b 39,11 ± 4,55 a 42,00 ± 3,58 a Kacang 28,00 ± 4,01 a 37,81 ± 4,15 a 41,18 ±3,70 a menggunakan prosedur General Linear Models (GLM) dari paket program Statistical Analisis System (SAS) versi 6 (1987). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter sifat morfologi Lingkar dada Rataan dan Standar deviasi lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan pada kambing Boer, Kacang dan persilangannya pada umur 0 3 bulan dapat dilihat pada Tabel 1. Ukuran - ukuran tubuh ternak dipengaruhi oleh umur, pemberian pakan, genetik, lingkungan dan jenis kelamin (GALL, 1981). Analisa dari tabel tersebut menunjukkan perbedaan rata-rata ukuran tubuh (sifat morfologi) pada setiap genotipe ternak dan sebagian besar meningkat seiring bertambahnya umur. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan pada kambing umur 1 dan 3 bulan tapi tidak berbeda nyata (P > 0,05) umur 2 bulan, hal ini mungkin dipengaruhi faktor ketersediaan air susu induk yang mulai menurun. Tinggi pundak genotipe berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap tinggi pundak kambing umur 1 dan 3 bulan tapi tidak berbeda nyata (P > 0,05) umur 2 bulan (Tabel 2). Rataan tinggi pundak kambing Boer umur 3 bulan sebesar 46,1 ± 1,85 lebih tinggi daripada hasil penelitian MAHMILIA et al. (2006) yaitu sebesar 44,00 ± 4,41. Untuk rataan tinggi pundak kambing Kacang 41,18 ± 3,70, lebih kecil daripada kambing Boerka 42,00 ± 3,58, namun lebih besar daripada kambing Kosta (lokal) umur 3 bulan yang memilki rataan tinggi pundak sebesar 35,33 ± 0,30 (betina) dan 37 ± 0,38 (jantan) (MAHMILIA et al., 2004). Panjang badan genotipe berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap panjang badan kambing umur 1 dan 3 bulan tapi tidak berbeda nyata (P > 0,05) umur 2 bulan (Tabel 3). Rataan panjang badan umur 3 bulan kambing Boer sebesar 46,4 ± 1,50 lebih tinggi daripada hasil penelitian MAHMILIA et al. (2006) yakni 44,63 ± 5,83. Untuk kambing Kacang memiliki rataan panjang badan 41,68 ± 4,40 lebih kecil daripada kambing Boerka 43,00 ± 3,55, 618

Tabel 3. Rataan panjang badan kambing Boer, Boerka dan Kacang umur 1 3 bulan Panjang badan (cm) Boer 34,31 ± 2,46 c 39,75 ± 3,14 a 46,40 ± 1,50 b Boerka 31,67 ± 3,07 b 39,76 ± 3,70 a 43,00 ± 3,55a Kacang 28,86 ± 3,22 a 38,12 ± 3,72 a 41,68 ± 4,40 a Tabel 4. Karakteristik produksi kambing prasapih Boer, Boerka (persilangannya) dan Kacang Karakteristik sifat produksi Umur prasapih (kg/bulan) 0 (bobot lahir) 1 2 3 (bobot sapih) PBHH (g/ekor/hari) Boer 2,94 ±0,87 c 7,68± 2,0 b 10,85 ±2,13 b 12,89± 2,52 c 110,6 Boerka 2,24 ±0,37 b 4,52± 1,42 a 6,05 ±0,81 a 10,05 ±0,87 b 86,8 Kacang 1,86 ±0,35 a 3,74± 0,92 a 5,46 ±0,87 a 6,81 ±0,80 a 55 namun lebih besar daripada kambing Kosta (lokal) umur 3 bulan yang memiliki rataan panjang badan sebesar 33,33 ± 4,04 (betina) dan 38 ± 1 (jantan) (MAHMILIA et al., 2004). Karakter sifat produksi Rataan dan standar deviasi sifat-sifat dari aspek produksinya pada kambing Boer, Boerka dan Kacang pada umur 0 3 bulan dapat dilihat pada Tabel 4. Bobot hidup (1 3 bulan) Pengamatan dari tabel menunjukkan perbedaan rata-rata bobot hidup pada setiap genotipe ternak dan sebagian besar meningkat seiring bertambahnya umur. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa genotipe berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap bobot hidup. Rataan bobot hidup kambing berurutan yaitu kambing Boer, Boerka dan Kacang umur 1 bulan yaitu (7,68 ± 2,00), (4,52 ± 1,42) dan (3,74 ± 0,92) sedangkan, Umur 2 bulan yaitu (10,85 ± 2,13), (6,05 ± 0,81) dan (5,46 ± 0,87). Pada umur 3 bulan kambing Boer 12,89 ± 2,52, lebih besar dari hasil penelitian MAHMILIA et al. (2006) yaitu sebesar 9,64 ± 3,13. Kambing Boerka 10,05 ± 0,87 dan kambing Kacang 6,81 ± 0,80, sesuai hasil penelitian GINTING dan MAHMILIA (2008) yang melaporkan kambing persilangan (8 12 kg) dan Kacang (6,4 7,8 kg). Bobot lahir Bobot rata - rata anak kambing yang dilahirkan sangat bervariasi tergantung dari breed (genotipe) kambing (DEVENDRA, 1966). genotipe berbeda nyata (P < 0,05) terhadap bobot lahir. Rataan bobot lahir kambing Boer 2,94 ± 0,87 lebih besar dibandingkan dengan hasil penelitian MAHMILIA et al. (2006) melaporkan 2,81 ± 0,60. Untuk kambing Boerka 2,24 ± 0,37 dan kambing Kacang 1,86 ± 0,35. Sedangkan GINTING dan MAHMILIA (2008) melaporkan rataan bobot lahir kambing Persilangan 2,0 2,6 kg dan kambing Kacang 1,4 1,7 kg. Bobot sapih Penyapihan anak kambing dilakukan saat umur 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bobot sapih kambing Boer (12,89 ± 2,52), Kambing Boerka (10,05 ± 0,87) dan kambing Kacang 6,81 ± 0,80 (Tabel 2). Bobot sapih kambing persilangan (Boerka) lebih rendah daripada laporan SETIADI et al. (2003) yaitu 619

13,02 kg, tetapi lebih tinggi daripada laporan yakni 7,69 kg. Rataan bobot sapih kambing Kacang sesuai dengan hasil GINTING dan MAHMILIA (2008) melaporkan bobot sapih 6,7 8,7 kg (jantan) dan 6,4 7,8 kg (betina). Pertambahan bobot hidup harian (PBHH) Hasil pengamatan menunjukkan Rataan laju pertumbuhan Kambing Boer 110,6 g/ekor/hari, kambing Boerka 86,8 g/ekor/hari, dan kambing Kacang 55 g/ekor/hari. Laju pertumbuhan anak sangat ditentukan oleh kapasitas ukuran tubuh dewasa baik pejantan maupun induk (MCGREGOR, 1985). Penggunaan pejantan Boer yang merupakan ras kambing tipe besar merupakan kontributor utama terhadap tingginya laju pertumbuhan kambing Boerka (persilangan Boer dengan Kacang). Laju pertumbuhan kambing Boerka relatif sama dengan laju pertumbuhan kambing persilangan Boer East Africa (BARRY dan GODKE, 1991) dan relatif rendah daripada persilangan Boer Spanish yaitu antara 76 100 g/ekor/hari (PRIETO et al., 2000). Hal ini terkait dengan kapasitas bobot tubuh kambing Spanish yang lebih besar daripada kambing Kacang. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rataan karakteristik sifat morfologis (ukuran tubuh) dan sifat produksi prasapih dipengaruhi (P < 0,05) oleh genotipe. Kambing persilangan (Boerka) mempunyai sifat morfologi tubuh dan sifat produksi prasapih lebih besar daripada kambing Kacang tapi lebih kecil daripada kambing Boer. DIWYANTO, K. 1994. Pengamatan Ukuran Permukaan tubuh Domba dan kambing di Indonesia. Puslitbang Peternakan, Bogor. 146 hlm. GALL, C. 1981. Goat Production. Academic Press London. pp. 51 89; 542 544. GINTING, S.P. dan F. MAHMILIA. 2008. Kambing Boerka kambing tipe pedaging hasil persilangan Boer x Kacang. Wartazoa 18(3) hlm. 115 126 MAHMILIA, F., S. ELIESER, M. DOLOKSARIBU, F.A. PAMUNGKAS dan M. HUTAURUK. 2006. Karakteristik Produksi dan Reproduksi Kambing Boer pada Iklim Tropis basah. Laporan Akhir Kegiatan Penelitian PAATP 2006. Sei Putih. MAHMILIA, F dan A. TARIGAN. 2004. Karakteristik Morfologi dan Performans Kambing Kacang, kambing Boer dan Persilangannya. Pros Lokakarya Nasional Kambing Potong. Bogor, 2004. Puslitbang Peternakan. hlm. 209 212. MAHMILIA, F., S.P. GINTING, A. BATUBARA, M. DOLOKSARIBU dan A. TARIGAN. 2004. Karakteristik Morfologi dan Performans Kambing Gembrong dan Kosta. Pros. Seminar Nasional Tekhnologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 4 5 Agustus 2004. Puslitbang Peternakan, Bogor. hlm. 375 380. MCGREGOR, B.A. 1985. Growth, Development and Carcass Composition of Goats: A Review. Goat Production and Research in the Tropics. University of Queensland, Brisbane, ACIAR, 6 8 February 1984. pp. 82 90. MUKHREJEE, D.K., S.P. SINGH dan H.R. MISHRA. 1979. Anote on some phenotypic parameters in Grey and Brown Bengal goats. Indian J. Anim. Sci. 49: 671 673. SETIADI, B. 2003. Alternatif Konsep pembibitan dan pengembangan Usaha Ternak Kambing. Laporan Hasil Penelitian APBN 1996/1997. Balai Penelitian Ternak, Ciawi, Bogor. DAFTAR PUSTAKA BARRY, D.M and R.A. GODKE. 1991. The Boer goat: The potential for cross breeding. Proc. National Symp. Goat Meat Production and Marketing. Oklahoma, USA. pp. 180 189. 620