BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya pembangunan infrastruktur dan properti yang membutuhkan material salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

PERKERASAN LAPISAN JALAN, TEMPAT PARKIR DAN HALAMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paving block (bata beton) banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan keruntuhan tekan, yang pada umumnya tidak ada tanda-tanda awal

4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI. penambal, adukan encer (grout) dan lain sebagainya. 1. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI DENGAN BAHAN TAMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan agar berat bangunan dapat dikurangi yang berdampak pada efisiensi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. belum tentu kuat untuk menahan beban yang ada. membutuhkan suatu perkuatan karena kolom menahan balok yang memikul

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, dan lebih tahan terhadap korosi.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

KONSTRUKSI JALAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada masa sekarang, dapat dikatakan penggunaan beton dapat kita jumpai

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Rumusan masalah. 1.3 Tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

baku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga

Beton sebagai bahan bangunan teknik sipil telah lama dikenal di Indonesia, lokal, sehingga beton sangat populer dipakai untuk struktur-struktur besar

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Perkembangan yang. perkuatan untuk elemen struktur beton bertulang bangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. proyek pembangunan. Hal ini karena beton mempunyai banyak keuntungan lebih

BAB I PENDAHULUAN. penambahan dimensi dengan cara concrete jacketing. Namun perkuatan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Pelaksanaan Penelitian Proses pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini: Mulai

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,

BAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Revisi SNI Daftar isi

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV METODE PENELITIAN

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN SERAT IJUK DAN KAWAT BENDRAT PADA PAVING BLOCK

TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. agregat pada perbandingan tertentu. Mortar dapat dicetak ke dalam bentuk. yang bervariasi, diantaranya adalah paving block.

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih paving block dibandingkan perkerasan lain seperti dak beton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB III PERENCANAAN PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Setiap kali kita membahas tentang konstruksi bangunan, tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang tengah dihadapi oleh kota-kota

TINJAUAN KUALITAS BATAKO DENGAN PEMAKAIAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS EX COLD MILLING. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan merupakan upaya yang dilakukan secara terus-menerus

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

KAJIAN KUAT TEKAN BETON UMUR 90 HARI MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND DAN SEMEN PORTLAND POZOLAND. Oleh: F. Eddy Poerwodihardjo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN KUAT LENTUR PELAT BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DIPERKUAT DENGAN KAWAT GALVANIS YANG DIPASANG SECARA MENYILANG.

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. penggunaannya sehingga mendukung terwujudnya pembangunan yang baik.

Berat Tertahan (gram)

KUALITAS BATA BETON DARI BAHAN PASIR KALIJALI DENGAN CAMPURAN SEMEN PADA BERBAGAI VARIASI CAMPURAN LEBIH DARI 28 HARI

BAB I PENDAHULUAN. semen (umumnya Portland Cement), dan air. Kelebihan beton antara lain

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

EVALUASI PERBANDINGAN BENDA UJI BERBENTUK HOLLOW- BRICK TERHADAP SILINDER

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek

material lokal kecuali semen dan baja tulangan. Pembuatan benda uji, pengujian

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

SCAFFOLDING 1 (1) (2012) SCAFFOLDING.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paving block merupakan salah satu bahan bangunan yang dimanfaatkan sebagai lapisan atas struktur jalan selain aspal atau beton. Paving block dibuat dari bahan campuran seperti semen portland atau bahan perekat lainnya, air dan agregat. Bahan agregat yang sering digunakan dalam pembuatan paving block adalah pasir, mulai dari pasir galian dan juga pasir sungai. (Randi Nugraha Putra, 2012) Selama 20 tahun terakhir pemakaian bata beton (paving block) adalah alternatif untuk pengganti aspal yang lebih tradisional atau jenis jalan yang menggunakan makadam, dan terlihat jauh lebih baik daripada rabat beton. Saat ini bata beton (paving block) bahkan digunakan untuk daerah pejalan kaki, dermaga pelabuhan, jalan di area pabrik, jalan umum dan penutup permukaan halaman rumah. Teknik produksi massal yang semakin baik sehingga produksi bata beton (paving block) semakin mudah didapatkan dan membuat harga bata beton (paving block) semakin terjangkau oleh masyarakat. Bata beton (paving block) dapat digunakan di mana saja dengan persyaratan tanah dasar yang sudah dikuatkan dan dalam bentuk permukaan yang cukup rata untuk pemasangan bata beton (paving block). Ketika bata beton (paving block) sudah selesai dipasangkan maka akan kelihatan cukup rapi dan mempunyai daya tahan yang cukup kuat. Bata beton (paving block) dapat dibentuk untuk menghasilkan efek yang menarik baik sebagai 1

jalur atau dicampur dengan jenis bata beton (paving block) lain untuk menciptakan sebuah fitur unik. Ada dua tipe dasar dari bata beton (paving block). Dua tipe itu adalah bata beton (paving block) press dan bata beton (paving block) cetak manual. Bata beton (paving block) yang tersedia dalam berbagai ketebalan, dari tebal 4 cm sampai tebal 10 cm. Bahkan saat ini sudah diproduksi dengan ketebalan 12 cm untuk aplikasi beban yang sangat berat, tetapi biasanya jenis ini diproduksi hanya berdasarkan pesanan khusus saja. Dari segi ketebalan pemakain bata beton (paving block) adalah : 1. Untuk penggunaan biasa yaitu untuk penggunaan penutup halaman, tebal anatar 4 6 cm. Khusus untuk tebal 4 cm biasanya sudah jarang diproduksi karena sangat mudah rusak. 2. Untuk penggunaan jalan dengan beban ringan, tebal 8 cm. 3. Untuk pelataran beban berat misalnya parkiran, pelabuhan dan bandara menggunakan tebal 10 cm. Walaupun saat ini bata beton (paving block) diproduksi dalam berbagai bentuk model, kebanyakan bata beton (paving block) persegi panjang yang diproduksi adalah ukuran 10 x 20 cm dengan variasi ketebalan, kebutuhan untuk 1 meter persegi adalah 50 buah. Bata beton (paving block) persegi panjang cenderung memiliki permukaan yang seragam dan rapi, meskipun beberapa terdapat adanya permukaan yang cacat, tapi dengan metode pemasangan yang mudah sehingga penggantian bata beton (paving block) sangat cepat dilaksanakan. 2

Penelitian ini mencoba mengaplikasikan konsep penggunaan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik dalam komposisi bahan bangunan yang tersusun dari campuran semen portland, air serta agregat halus untuk dibentuk menjadi sebuah bata beton (paving block). Tujuan utama penambahan serat ini untuk memperbaiki kemampuan kuat tekan bata beton (paving block) sehingga dapat menopang beban berat diatasnya. Pemilihan kawat bendrat dan tali tambang plastik sebagai serat dikarenakan bahan ini mudah didapat, awet, tidak mudah busuk. Selama ini kawat bendrat hanya digunakan untuk menali persilangan besi tulangan untuk pekerjaan beton, sedangkan tali tambang plastik hanya digunakan untuk tali katrol timba spesi. Untuk itu penelitian ini mencoba memanfaatkan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik dalam pembuatan beton. Kelemahan beton adalah mempunyai sifat getas dan kurang mampu menahan tegangan tarik dan berat sendirinya besar. Usaha peningkatan kualitas beton sampai sekarang ini masih terus dilakukan baik peningkatan kuat tekan, tarik maupun lentur, bahkan sampai upaya untuk membuat beton itu ringan tetapi mempunyai kekuatan tinggi. Penambahan serat pada bata beton (paving block) merupakan bentuk aplikasi menanggulangi kelemahan beton ini. B. Identifikasi Masalah Dalam setiap pembangunan suatu konstruksi dituntut dihasilkan konstruksi yang tahan terhadap beban beban yang bekerja padanya. Beban beban yang bekerja tersebut perilakunya tentu beraneka ragam. Usaha menahan beban ini dengan penggunaan serat pada bata beton (paving block). Beton serat yang 3

merupakan komposit antara beton biasa dan bahan lain yang berupa serat kiranya dapat menjawab permasalahan ini. Berdasarkan latar belakang dan penguraian singkat diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Belum banyak masyarakat yang tahu tentang bata beton (paving block) dengan tambahan serat. Karena penelitian menyangkut bata beton (paving block) dengan tambahan serat minim dilakukan, semoga dengan penelitian ini dapat membuka wawasan masyarakat. 2. Belum banyak masyarakat, perusahaan jasa konstruksi dan pengembang perumahan yang menggunakan bata beton (paving block) dengan tambahan serat, karena isu yang berkembang dikalangan masyarakat umum bahwa bata beton (paving block) dengan tambahan serat tidak kuat menahan beban dan harganya terlalu mahal. 3. Pada awalnya serat kawat bendrat berbentuk fisik kecil / pipih dari material baja dan berupa gulungan panjang yang bersifat lentur ini hanya dimanfaatkan untuk mengikat persilangan tulangan beton dan untuk mengikat bekisting. 4. Pada awalnya serat tali tambang plastik berbentuk silinder dengan diameter 5 mm dengan panjang bervariasi dari material plastik yang bersifat elastis ini hanya digunakan untuk menjemur pakaian. 5. Panjang serat kawat bendrat dan tali tambang plastik yang ditambahkan dalam adukan bata beton (paving block) yaitu ± 4 cm. Serat yang terlalu pendek diperkirakan kurang efektif karena tidak cukup ikatan yang terjadi antara bahan pengikat dengan serat yang ada didalamnya. Sebaliknya penambahan serat yang terlalu panjang juga kurang efektif karena akan 4

mengakibatkan kesulitan dalam pengerjaan yaitu terjadi penggumpalan dan penyebaran serat tidak merata. 6. Proses pengadukan harus merata atau homogen, sehingga semua serat dapat tercampur merata dengan adukan bata beton (paving block). 7. Penambahan air dalam adukan perlu diperhitungkan agar menghasilkan fas (faktor air semen) yang sesuai persyaratan faktor air semen maksimum untuk berbagai pembetonan dan lingkungan khusus sesuai SK SNI T-13-1992-03. 8. Penelitian ini menggunakan perbandingan campuran adukan sebesar 1 PC : 5 PS atau (1 Portland cement : 5 Pasir). Penggunaan bahan serat kawat bendrat & tali tambang plastik sebagai bahan tambahan dengan presentase 0 %, 2 %, 4 %, 6 % terhadap pengurangan berat pasir. Perbandingan campuran menggunakan perbandingan berat. (Belum diketahui kualitasnya dan belum dicoba oleh peneliti bata beton berserat). 9. Dalam penelitian ini menggunakan dua alat bata beton (paving block) cetak manual. Ukuran alat ini ialah tebal : 70 mm, lebar : 105 mm dan panjang : 195 mm. Biasanya dalam kenyataannya alat ini tidak simetris sisi sisinya sehingga perlu dirapikan dengan alat gerinda. 10. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bahan Bangunan Program Diploma Teknik Sipil SV UGM, penelitian dilaksanakan secara bertahap penuh kesabaran karena jadwal penggunaan laboratorium cukup padat. 5

C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini perlu adanya batasan masalah, sehingga dalam melakukan pembuatan dan pengujian bata beton (paving block) dapat menghasilkan kualitas bata beton (paving block) yang bagus dan benar sesuai SNI. Adapun batasan masalah adalah sebagai berikut : 1. Semen yang digunakan dalam penelitian ini adalah semen Gresik PPC tipe I dengan kemasan isi 40 kg, dibeli di Toko Besi Terban Sari yang beralamatkan di Jalan C. Simanjuntak No.103 Yogyakarta. 2. Agregat halus atau pasir yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasir yang berasal dari Sungai krasak, Gunung Merapi. 3. Pasir harus mengalami enam tahapan pengujian untuk dinyatakan layak digunakan dalam pembuatan bata beton (paving block). 4. Serat kawat bendrat dan tali tambang plastik yang digunakan dibeli per kilogram di Toko Besi & Bahan Bangunan Wasis yang beralamatkan di Jalan Monjali No.104 Yogyakarta. 5. Air yang digunakan dalam pembuatan dan pengujian penyerahan air untuk bata beton (paving block) diambil dari lokasi penelitian yaitu Laboratorium Bahan Bangunan Program Diploma Teknik Sipil SV UGM. 6. Nilai fas (faktor air semen) yang digunakan dalam pembuatan bata beton (paving block) di penelitian ini adalah 0,4. 7. Total benda uji bata beton (paving block) yang harus dibuat sebanyak 140 buah. Bata beton (paving block) dengan presentase 0 % sebanyak 20 buah dan bata beton (paving block) dengan presentase 2 %, 4 %, 6 % serat kawat bendrat sebanyak 60 buah. Sedangkan bata beton (paving block) 6

dengan presentase 2 %, 4 %, 6 % serat tali tambang plastik sebanyak 60 buah. 8. Bata beton (paving block) yang diteliti ini diuji pada umur 28 hari sesuai ketentuan yang tercantum dalam SNI 03-0691-1996. 9. Pembuatan adukan Bata beton (paving block) menggunakan mesin molen dan concrete mixer yang ada di Laboratorium Bahan Bangunan Program Diploma Teknik Sipil SV UGM. 10. Bata beton (paving block) harus melewati enam pengujian, dimana tiga pengujian menetukan syarat lulus uji sesuai SNI 03-0691-1996 untuk dinyatakan lulus uji dan siap digunakan secara massal di masyarakat. 11. Penggunaan garam natrium sulfat (Na2SO4) bubuk yang dapat dibeli per kilogram di Toko Sari Bahan Batik & Kimia di Jalan Brigjen Katamso Utara No.91 Yogyakarta untuk pengujian ketahanan bata beton (paving block) terhadap natrium sulfat. D. Rumusan Masalah Dengan penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik ke dalam adukan bata beton (paving block), maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana sifat tampak bata beton (paving block) dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 % dan 6 %? 7

2. Bagaimana keseragaman ukuran bata beton (paving block) dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 % dan 6 %? 3. Berapa besar kuat tekan bata beton (paving block) dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 % dan 6 %? 4. Berapa ketahanan aus bata beton (paving block) dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 %, 6 %? 5. Berapa nilai penyerapan air bata beton (paving block) dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 %, 6 %? 6. Bagaimana ketahanan bata beton (paving block) dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik untuk pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 %, 6 % terhadap natrium sulfat (Na2SO4)? 7. Berapa perbandingan anggaran biaya bata beton (paving block) dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 %, 6 %? 8. Bagaimana perbandingan kualitas antara bata beton (paving block) tanpa penambahan serat (0 %) dengan penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 2 %, 4 %, 6 %? 9. Apakah bata beton dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 %, 6 % dapat diaplikasikan di masyarakat sesuai SNI 03-0691-1996? 8

E. Tujuan Penelitian Secara garis besar hal hal yang harus dicari kebenarannya telah dirumuskan dalam rumusan masalah, maka setah dirumuskan dapat menentukan tujuan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui enam poin (poin 1 s/d 6 pada rumusan masalah) pengujian bata beton (paving block) sesuai SNI 03-0691-1996. 2. Mengetahui perbandingan anggaran biaya bata beton (paving block) dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 %, 6 %. 3. Mengetahui perbandingan kualitas antara bata beton (paving block) tanpa penambahan serat (0 %) dengan penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 2 %, 4 %, 6 %. 4. Mengetahui penerapan bata beton (paving block) dari setiap penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 %, 6 % di masyarakat sesuai SNI 03-0691-1996. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian bata beton (paving block) dengan penambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik terhadap pengurangan berat pasir 0 %, 2 %, 4 %, 6 % adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini merupakan salah satu tambahan wawasan pengembangan ilmu teknik sipil menyangkut bata beton (paving block) dengan tambahan serat. 9

2. Pengetahuan tentang cara pembuatan bata beton (paving block) dengan tambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik. 3. Bagi para peneliti dan mahasiswa hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi ataupun referensi untuk melakukan penelitian penelitian lebih lanjut mengenai aplikasi bata beton (paving block) dengan tambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik ataupun dengan serat lainnya. 4. Bagi para masyarakat, perusahaan jasa konstruksi dan pengembang perumahan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dalam pilihan penggunaan bata beton (paving block) dengan tambahan serat kawat bendrat dan tali tambang plastik sebagai bahan alternatif pengganti bata beton (paving block) non serat dan bahan perkerasan jalan lainnya. G. Sistematika Penulisan Penulisan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu bagian depan, bagian utama dan bagian akhir. Bagian depan memuat halaman judul, halaman pengesahan, halaman motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan daftar lampiran. Bagian utama terdiri dari 5 (lima) bab, adapun 5 (lima) bab tersebut adalah sebagai berikut ini : 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah serta tujuan penelitian bata beton (paving block) pada tugas akhir ini. 10

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai dasar teori yang digunakan untuk meyelesaikan permasalahan bahasan yang diangkat pada tugas akhir ini. 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang prosedur dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini. 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini berisi hasil pengujian agregat halus (pasir) dan pembahasan analisa data hasil proses enam pengujian bata beton (paving block). 5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian dari pokok bahasan tugas akhir, serta saran untuk kepentingan pengembangan penelitian selanjutnya. Bagian akhir laporan ini memuat tentang daftar pustaka dan lampiran lampiran. 11