NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BP.S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : DIABETES MELLITUS PADA IBU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.D DENGAN GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL : GOUT PADA NY

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem endokrin mengatur dan mempertahankan fungsi tubuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELLITUS MELALUI PROGRAM PENYULUHAN DAN PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH DI DUKUH CANDRAN DESA SENTONO KLATEN JAWA TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. diatas atau sama dengan 126 mg/dl (Misnadiarly, 2006). Gangguan. jaringan tubuh. Komplikasi DM lainnya adalah kerentanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisai membawa pengaruh yang sangat besar tidak hanya dalam

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS TIPE 2 PADA ORANG DEWASA DI KOTA PADANG PANJANG TAHUN 2011 OLEH:

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Penderita Diabetes Mellitus diperkirakan akan terus

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya. Dari data-data yang ada dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik (kadar gula

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes millitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang


BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi politik dan ekonomi saat ini mengakibatkan perubahan pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

ABSTRAK PERANAN ALPHA LIPOIC ACID

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. insulin secara relatif maupun absolut (Hadisaputro & Setyawan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan ketiadaan absolut insulin atau penurunan relative insentivitas sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EPIDEMIOLOGI DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang


Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit dimana terjadi gangguan

ASUHAN. Diajukan. kan Program. Disusun oleh: J PROGRAM FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. kurang 347 juta orang dewasa menyandang diabetes dan 80% berada di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Definisi Diabetes Melitus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang terlanjur mengubah gaya hidup tradisional menjadi modern

Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. A KHUSUSNYA PADA NY.A DENGAN MASALAH UTAMA: HAMIL DENGAN ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN, SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. atau keduanya (Sutedjo, 2010). Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

Implementasi Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus

ABSTRAK. Fenny Mariady, Pembimbing I : dr. Christine Sugiarto, SpPK Pembimbing II : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BP.S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : DIABETES MELLITUS PADA IBU.I DI DESA PUCANG SAWIT RT 03 / RW 03 WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANG SAWIT SURAKARTA Disusun oleh : NUR FITRIANA MAHARANI J200090030 PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 1

2

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BP.S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN : DIABETES MELLITUS PADA IBU.I DI DESA PUCANG SAWIT RT 03 / RW 03 WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUCANG SAWIT SURAKARTA Nur Fitriana Maharani, J 200090030, 49 halaman ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu yaitu 70 sampai 110 mg/dl. Insulin yaitu suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas. Pankreas memiliki dua sel, yaitu sel betha dan sel alfa, Sel betha menghasilkan insulin. Insulin adalah hormon yang membawa glukosa ke dalam sel-sel tubuh dan menyimpannya sebagai glikogen. Sel alfa yaitu suatu sel yang menghasilkan glukagon. Jika kadar gula darah rendah maka glukagon akan bekerja merangsang sel hati untuk memecah glikogen menjadi glukosa. Tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk: 1) Melakukan pengkajian pada keluarga Bp.S khususnya pada Ibu.I dengan Diabetes Mellitus, 2) Merumuskan dan menegakkan diagnosa keperawatan pada keluarga Bp.S khususnya Ibu.I dengan Diabetes Mellitus, 3) Menyusun intervensi keperawatan pada keluarga Bp.S khususnya Ibu.I dengan Diabetes Mellitus, 4) Melaksanakan implementasi keperawatan pada keluarga Bp.S khususnya Ibu.I dengan Diabetes Mellitus, 5) Melaksanakan evaluasi pada keluarga Bp.S khususnya Ibu.I dengan Diabetes Mellitus. Metode : Metode yang digunakan penulis adalah ceramah, diskusi dan demontrasi. Hasil yang dicapai : Keluarga mampu merawat anggota yang sakit Diabetes Mellitus. Kesimpulan : Dari pengkajian didapatkan 2 diagnosa dan setelah melakukan implementasi ibu.i mengetahui senam kaki diabetik dan keluarga mengenal penyakit Diabeties Mellitus Kata kunci : Diabetes Mellitus, dan asuhan keperawatan keluarga. 3

FAMILY NURSING CARE SYSTEM DISORDERS WITH ENDOCRINE BP.S: DIABETES MELLITUS IN THE PUCANG VILLAGE PALM IBU.I RT 03 / RW 03 PALM WORKING AREAS PUSKESMAS PUCANG SURAKARTA Nur Fitriana Maharani, J 200090030, 49 pages ABSTRACT Background: Diabetes mellitus (DM) is a heterogeneous group of disorders characterized by increased levels of glucose in the blood or hyperglycemia. Normal glucose circulating in a certain amount of 70 to 110 mg / dl. Insulin is a hormone produced by the pancreas. The pancreas has two cells, the beta cells and alpha cells, Sel insulin producing beta. Insulin is a hormone that carries glucose into the cells of the body and store it as glycogen. Alpha cells are the cells that produce glucagon. If blood sugar is low, glucagon will work to stimulate the liver cells to break down glycogen into glucose. The purpose of this scientific paper is to: 1) Perform assessments on families, especially in Ibu.I Bp.S with Diabetes Mellitus, 2) Formulate and nursing diagnosis in the family, especially Bp.S Ibu.I with Diabetes Mellitus, 3) Develop nursing interventions on families, especially Bp.S Ibu.I with Diabetes Mellitus, 4) Implement the implementation of family nursing in particular Bp.S Ibu.I with Diabetes Mellitus, 5) Implement an evaluation of the family in particular Bp.S Ibu.I with Diabetes Mellitus. Methods: The method used is the author of lectures, discussions and demonstrations. The results were achieved: the family able to care for a sick member of Diabetes Mellitus. Conclusion: Obtained from a study of diagnosis and after 2 ibu.i know gymnastics implementation of diabetic foot disease and family know Diabeties Mellitus. Key words: Diabetes Mellitus, and family nursing care. 4

BAB I Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu yaitu 70 sampai 110 mg/dl. Insulin yaitu suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas. Pankreas memiliki dua sel, yaitu sel betha dan sel alfa, Sel betha menghasilkan insulin. Insulin adalah hormon yang membawa glukosa ke dalam sel-sel tubuh dan menyimpannya sebagai glikogen. Sel alfa yaitu suatu sel yang menghasilkan glukagon. Jika kadar gula darah rendah maka glukagon akan bekerja merangsang sel hati untuk memecah glikogen menjadi glukosa. (Brunner & Suddarth, 2002). Jumlah penderita Diabetes Mellitus dari tahun ke tahun semakin meningkat. Jumlah penderita berkaitan dengan jumlah populasi yang semakin meningkat, pola hidup tidak sehat, obesitas yang semakin meningkat dan kurangnya olah raga. Laporan dari WHO mengenai studi populasi Diabetes Mellitus diberbagai negara, jumlah penderita Diabetes Mellitus pada tahun 2000 di Indonesia menempati urutan 4 terbesar dengan jumlah penderita Diabetes Mellitus 8,4 juta jiwa urutan di atasnya yaitu amerika serikat dengan jumlah penderita (17,7 juta jiwa ),cina jumlah penderita ( 20,8 juta jiwa ) dan india jumlah penderita (31,7 juta jiwa). Pada tahun 2006 jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia meningkat menjadi 14 juta. Diperkirakan tahun 2030 penderita Diabetes Mellitus di Indonesia meningkat menjadi 21.3 juta jiwa, angka kesakitan dan kematian akibat penyakit Diabetes Mellitus cenderung meningkat karena pola hidup kurang sehat, karena kebanyakan masyarakat sekarang lebih memilih makanan siap saji yang dianggap praktis dan tidak perlu menghabiskan banyak waktu. (Depkes,2006) 1

Penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja puskesmas Pucangsawit dari tahun ke tahun meningkat. Pada bulan april tahun 2010 penderita Diabetes adalah 20 kasus, pada bulan april 2011 penderita Diabetes adalah 26 kasus, lalu pada bulan april tahun 2012 adalah sebanyak 30 kasus. Penderita sebagian besar umur sekitar 45 tahun keatas. 2

BAB II Pengertian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersikulasi dalam jumlah tertentu yaitu 70 sampai 110 mg/dl. Insulin yaitu suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas. Pankreas memiliki dua sel, yaitu sel beta dan sel alfa, Sel beta menghasilkan insulin. Insulin adalah hormone yang membawa glukosa ke dalam sel sel tubuh kita dan menyimpannya sebagai glikogen. Sel alfa yaitu suatu sel yang menghasilkan glukagon. Jika kadar gula darah rendah maka glukagon akan bekerja merangsang sel hati untuk memecah glikogen menjadi glukosa. (Brunner & Suddarth, 2002). Diabetes Mellitus atau penyakit kencing manis merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (Misnadiarly). Sedangkan menurut (David E. Schteingart 2000) menyatakan bahwa, Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen dengan tanda dan gejala berupa hilangnya toleransi karbohidrat. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang berkaitan dengan defisiensi atau resistensi insulin relative atau absolute, dan di tandai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. ( lippincot Williams dan Wilkins, 2008). 3

BAB III Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari selasa, 8 mei 2012 jam 13.00 siang dirumah Bp.S di desa pucangsawit RT 03 RW 03 pucangsawit. Dari pemeriksaan fisik ibu.i keadaan umum compos mentis, tekanan darah 130/100mmHg, suhu 37 c, nadi 88x/menit, pernafasan 22x/menit, rambut sebahu dan agak kotor, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, kedua kaki dan tangan tidak bengkak, capilari revil < dari 2 detik. Keluarga Bp.S mengatakan belum mengerti tentang penyakit Diabetes Mellitus, tanda gejala, perawatan, komplikasi, penyebab, serta diit bagi penderita Diabetes mellitus. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan ibu.i berkunjung ke puskesmas. Keluarga belum mengetahui tentang merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga Bp.S khususnya Bp.S belum mengetahui cara merawat Ibu.I. Dari pengkajian data fokus didapatkan data subjektif Ibu I mengatakan bahwa kurang lebih satu bulan mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit diabetes melitus, Ibu.I mengatakan mengetahui gula darahnya naik waktu di rawat di RS ( Gula Darah = 575 mg/dl, keluarga dan ibu.i mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit diabetes mellitus dan komplikasinya, ibu.i mengatakan kadang-kadang kesemutan pada kaki kanan. 4

BAB IV Pembahasan A. DIAGNOSA KEPERAWATAN Setelah dilakukan pengkajian kepada keluarga Bp.S dengan penyakit Diabetes mellitus pada Ibu.I dapat dirumuskan dua diagnosa keperawatan keluarga. Diagnosa yang muncul sesuai dengan teori, yang didapatkan hasil dari hasil pengkajian adalah : 1. Diagnosa keperawatan pertama Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, (Nanda, 2005). (Friedman, 2010). Diagnosa ini penulis angkat karena pada saat pengkajian penulis mendapatkan data dari Ibu.I mengeluh kesemutan pada kaki kanannya. Etiologi yang penulis rumuskan adalah ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit, karena pada saat pengkajian, keluarga Ibu.I hanya menyarankan untuk istirahat. Diagnosa tersebut menjadi prioritas pertama dengan jumlah skore 4 2/3, skore tersebut didasarkan dari masalah bersifat aktual karena masalah sudah terjadi. Kemungkinan masalah untuk diubah cukup karena masalah tersebut berbahaya dan jika tidak segera ditangani bisa terjadi komplikasi. Potensial masalah untuk dicegah cukup, karena tingkat keparahan cukup tinggi. Menonjolkan masalah harus segera ditangani. 5

2. Diagnosa kedua Resiko tinggi terjadinya komplikasi penyakit DM berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah diabetes mellitus (Doengoes, 2000), (Friedman, 2010). Diagnosa ini penulis angkat karena penulis mendapatkan data bahwa Ibu.I dan keluarga mengatakan belum mengetahui tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi dan Diit pada penderita Diabetes mellitus. Etiologi yang dirumuskan penulis adalah ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Diabetes mellitus, dari melakukan pengkajian, penulis melihat bahwa ibu.i dan keluarga tidak bisa menjawab pertanyaan dari penulis tentang pengertian, penyebab, tanda gejala, komplikasi dan diit. Diagnosa tersebut menjadi prioritas kedua dengan jumlah skore 3 4/3, skore tersebut didasarkan dari masalah yang bersifat resiko. Kemungkinan masalah untuk diubah mudah karena masalah yang sedang terjadi lebih kearah kurangnya pemahaman dari pasien dan keluarganya. Potensial masalah untuk dicegah cukup, karena tingkat pendidikan keluarga Bp.S cukup. Menonjolkan masalah berat harus segera ditangani karena keluarga menganggap penyakit yang diderita Ibu.I berbahaya. B. INTERVENSI Setelah penulis menetapkan sasaran, tujuan, kriteria evaluasi dan rencana intervensi. Dalam membuat sasaran, penulis bekerjasama dengan keluarga agar keluarga mampu mencapainya. Sasaran tersebut adalah kemampuan keluarga dalam mencapai lima tugas kesehatan keluarga menurut friedman (2010). Dalam menetapkan tujuan tindakan keperawatan penulis menggunakan tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek, tujuan jangka panjang dari masalah-masalah diagnosa yang pertama ini adalah perfusi jaringan efektif ditandai dengan kesemutan berkurang. Penulis menyusun recana tujuan jangka panjang tersebut 6

karena menurut penulis jika perfusi jaringan yang tidak efektif tidak segara ditangani, maka dapat membahayakan kesehatan pasien. Tujuan khusus penulis tetapkan untuk mengatasi etiologi pada keluarga Tn.S tentang ketidakmampuan keluarga Tn.S merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi yang akan penulis lakukan adalah : a. Ajarkan pasien untuk melakukan mobilisasi b. Ajarkan pada pasien senam kaki DM. c. Ajarkan pada pasien dan keluarga tentang perawatan kaki d. Beri reinforcement atas usaha yang dilakukan pasien dan keluarga untuk perfusi jaringan efektif Tujuan jangka panjang untuk diagnosa kedua ini adalah tidak terjadi komplikasi penyakit DM pada Ibu.I. Penulis menyusun recana tujuan jangka panjang tersebut karena menurut penulis jika resiko terjadinya komplikasi tidak segara ditangani, maka dapat membahayakan kesehatan pasien. Tujuan khusus penulis tetapkan untuk mengatasi etiologi pada keluarga Bp.S tentang ketidakmampuan keluarga Bp.S mengenal masalah Diabetes mellitus. Intervensi yang akan penulis lakukan adalah : a. Beri informasi tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan perawatan penderita diabetes mellitus dan pencegahan terhadap komplikasi penyakit DM. b. Identifikasi masalah yang terjadi. c. Beri reinforcement atas usaha yang dilakukan pasien dan keluarga untuk mencoba. C. IMPLEMENTASI Penulis berusaha memecahkan masalah kesehatan keluarga dalam mencapai kemandirian keluarga, tindakan asuhan keperawatan Ibu.I sesuai dengan masalah yang dihadapi keluarga dan rencana intervensi yang telah dibuat. 7

Diagnosa pertama yang penulis lakukan adalah menggali pengetahuan keluarga tentang senam kaki diabetik. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keluarga mengetahui senam kaki untuk pendertia diabetes mellitus. Memberikan informasi kepada keluarga dan mengajarkan kepada Ibu.I untuk melakukan senam kaki diabetik agar kesemutan pada kaki kanan Ibu.I berkurang. Kekuatan pada diagnosa pertama: keluarga dengan senang hati menerima kedatangan penulis karena baru pertama diajarkan senam kaki diabetik, keluarga khususnya Ibu.I sangat antusias untuk mengikuti senam kaki diabetik yang diberikan oleh penulis, Ibu.I selalu memberikan waktu untuk penulis dan Ibu.I sangat kooperatif saat penulis melakukan rencana keperawatan. Kelemahan pada diagnose pertama : Penulis tidak dapat bertemu dengan anggota keluarga yang lain khususnya Bp.I karena bekerja. Pelaksanaan diagnosa kedua yang penulis lakukan adalah mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit Diabetes mellitus. Penulis memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit diabetes mellitus mulai dari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi, serta diitnya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai penyakit DM, serta menambah pengetahuan keluarga untuk membatasi Ibu.I mengkonsumsi gula yang berlebihan. Kekuatan untuk diagnosa kedua : keluarga dengan senang hati menerima kedatangan penulis, keluarga antusias dalam mengikuti pendidikan kesehatan, Ibu.I selalu dapat memberikan waktunya kepada penulis untuk melakukan rencana keperawatan, keluarga kooperatif saat penulis melakukan rencana keperawatan. Kelemahan pada diagnosa kedua : Penulis tidak dapat bertemu dengan kepala keluarga karena Bp.S bekerja sehingga tidak semua anggota keluarga menerima informasi yang penulis berikan. 8

D. EVALUASI Pada evaluasi diagnosa pertama pasien dan keluarga dapat mempraktikan senam kaki diabetik. Tetapi keluarga belum begitu hafal dengan senam yang tadi dipraktekan oleh penulis. Masalah teratasi sebagian intervensi dialanjutkan melatih senam kaki diabetik. Pada evaluasi diagnosa kedua pasien dan keluarga mengerti dan dapat menyebutkan kembali tentang pengertian, tanda dan gejala, penyebab, komplikasi, dan diit. Keluarga juga dapat menjawab pertanyaan dari penyuluh. Masalah sudah teratasi, intervensi dihentikan. E. DIAGNOSA YANG TIDAK MUNCUL Diagnosa yang tidak muncul pada pengkajian yaitu Kekurangan volume cairan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Diabetes Mellitus, Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan, Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Diabetes Mellitus karena berdasarkan pengkajian tidak ada data yang mendukung untuk dijadikan diagnosa yang muncul. 9

DAFTAR PUSTAKA Dongoes, Marilynn E, Mary Frances Moorhouse, & Alice C Geissler. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3.EGC: Jakarta Friedman, M.M. 2010. Keperawatan Keluarga. EGC: Jakarta. Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu: Yogyakarta. Smeltzer, Suzanne C & Breda G.Bare. 2001. Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8. EGC: Jakarta Misnadiarly. 2006. Diabetes Mellitus. Pustaka popular obor : Jakarta. Ramaiah, Savitri. 2003. Buku saku Diabetes. Bhuana ilmu popular : Jakarta. Suddart & Brunner. 2002. Buku ajar keperawatan medikal bedah, Edisi 8. EGC : Jakarta Nanda. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Alih Bahasa Budi Santosa. Prima Medika:Jakarta Departemen Kesehatan RI. 2008. Prevalensi Diabetes Mellitus di Indonesia http://m.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/414-tahun-2030- prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html. diakses tanggal 12 Mei 2012. Paramitha. 2011. Nursing : Memahami berbagai macam penyakit. Indeks: Jakarta 10