BAB 1 PENDAHULUAN. orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung dapat meningkatkan angka usia harapan hidup. Di tahun

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam sejarah, kebanyakan penduduk dapat hidup lebih dari 60 tahun. Populasi

BAB I PENDAHULUAN. berumur 60 tahun atau lebih. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran demografis (demographical shift) selama 30 tahun ini karena

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

I. PENDAHULUAN. tahun. Peningkatan penduduk usia lanjut di Indonesia akan menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 62 tahun pada negara berkembang dan 79 tahun pada negara maju (WHO, 2015).

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin meningkatnya usia harapan hidup penduduknya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 2011, pada tahun UHH adalah 66,4

BAB I PENDAHULUAN. pada abad ini. Dijelaskan oleh WHO, di dunia penyakit tidak menular telah

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. atau tekanan darah tinggi (Dalimartha, 2008). makanan siap saji dan mempunyai kebiasaan makan berlebihan kurang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB I PENDAHULUAN. dari penyakit infeksi ke Penyakit Tidak Menular (PTM). Terjadinya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA LANJUT USIA TENTANG DIET HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WREDHA BUDI PERTIWI BANDUNG.

BAB I PENDAHULUAN. beban yang luar biasa secara global pula.menurut Lawes et al., disability-adjusted life years (DALY) terkait dengan tekanan darah

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy); semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. berjumlah 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pasal 1 UU RI No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan. Lanjut Usia dikatakan bahwa lanjut usia adalah seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan usia banyak terjadi proses pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan degenerasi organ tubuh yang dipengaruhi gaya hidup. Gaya

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa, sesuai Undang Undang Nomor 13 tahun 1998 Bab I pasal 11 ayat 11

BAB I PENDAHULUAN. masalah ganda (Double Burden). Disamping masalah penyakit menular dan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, dan sekaligus menambah jumlah penduduk usia lanjut. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. terutama di bidang kesehatan berdampak pada penurunan angka kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lansia (Khomsan, 2013). Menurut Undang-Undang No.13/1998

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan kelainan pada sistem kardiovaskular yang masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Seiring dengan bertambahnya usia, banyak perubahan yang akan

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. otak atau penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas dapat di definisikan sebagai kelebihan berat badan, yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO lanjut usia (lansia) adalah kelompok penduduk yang berumur 60 tahun atau lebih. Secara global pada tahun 2013 proporsi dari populasi penduduk berusia lebih dari 60 tahun adalah 11,7% dari total populasi dunia dan diperkirakan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Data WHO menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hiup orang didunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi 70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun. Jumlah proporsi lansia di Indonesia juga bertambah setiap tahunnya. Data WHO pada tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49% dari total populasi, tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013 didapatkan proporsi lansia sebesar 8,1% dari total populasi (WHO, 2015). Sesuai dengan data dari BPS Provinsi Sumatera Barat, jumlah penduduk Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2012 tercatat sebesar 4.904.460 jiwa dan 5,6% diantaranya adalah penduduk berusia tua (> 65 tahun). Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Usia harapan hidup di Sumatera Barat pada tahun 2011 adalah 69,76 tahun angka ini lebih tinggi dibandingkan data nasional yaitu 65.65 tahun (Dinas Kesehatan provinsi Sumatra Barat, 2013). Fenomena terjadinya peningkatan jumlah penduduk lansia disebabkan oleh perbaikan status kesehatan akibat kemajuan teknologi dan penelitian-penelitian kedokteran, perbaikan status gizi, peningkatan usia harapan hidup, pergeseran gaya hidup dan peningkatan pendapatan perkapita. Hal tersebut menyebabkan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

terjadinya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi menuju penyakit degeneratif yang salah satunya adalah penyakit sistem kardiovaskular (Fatmah, 2010). Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir didalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Kelancaran peredaran darah keseluruh tubuh sangat penting karena darah berfungsi sebagai media pengangkut oksigen dan zat-zat lain yang diperlukan dalam pertumbuhan sel-sel tubuh. Selain itu darah juga berguna mengangkut sisa metabolisme yang tidak dibutuhkan lagi dari jaringan tubuh. Tekanan darah dibedakan antara tekanan darah sitolik dan tekanan darah diastolik. Tekanan darah sistolik adalah tekanan pada waktu jantung berkontraksi sedangakan tekanan diastolik adalah tekanan pada saat jantung mengendor kembali (Gunawan, 2001). Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik. Dengan nilai normal berkisar dari 100/60 mmhg sampai 140/90 mmhg (Smeltzer dan Bare, 2001). Seiring pertambahan usia akan terjadi penurunan elastisitas dari dinding aorta. Pada lansia umumnya juga akan terjadi penurunan ukuran dari organ-organ tubuh tetapi tidak pada jantung. Jantung pada lansia umumnya akan membesar. Hal ini nantinya akan berhubungan kelainan pada sistem kardiovaskuler yang akan menyebabkan gangguan pada tekanan darah seperti hipertensi (Fatmah, 2010). Berdasarkan Chobanian dkk (2004), hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah sitolik yang melebihi 140 mmhg dan/atau tekanan darah diastolik yang lebih dari 90 mmhg. Dari tahun ketahun didapatkan peningkatan prevalensi penderita hipertensi seiring dengan meningkatnya usia harapan hidup, 2 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

jumlah populasi obesitas dan kesadaran masyarakat akan penyakit ini (Mohani, 2014). Di dunia, hipertensi diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari total kematian. Hal ini menyumbang 57 juta dari disability adjusted life years (DALY). Sekitar 25% orang dewasa di United State menderita penyakit hipertensi pada tahun 2011-2012. Tidak ada perbedaan prevalensi antara laki-laki dan wanita tetapi prevalensi terus meningkat berdasarkan usia: 5% usia 20-39 tahun, 26% usia 40-59 tahun, dan 59,6% untuk usia 60 tahun ke atas (Aoki dkk, 2014). Saat ini hipertensi merupakan tantangan besar di Indonesia karena merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer. Berdasarkan survey riset dasar kesehatan nasional (RISKESDAS) pada tahun 2013 hipertensi memiliki prevalensi yang tinggi, yaitu sebesar 25,8%. Disamping itu pengontrolan hipertensi belum adekuat meskipun sudah banyak tersedia obatobatan yang efektif (Depkes RI, 2013). Dari hasil RISKESDAS Provinsi Sumatra Barat tahun 2007 didapatkan prevalensi hipertensi di Sumatera Barat berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah adalah 31,2% yang meningkat sesuai usia, sehingga di atas 55 tahun melebihi 50%. Dari data yang didapat diketahui pula bahwa dengan semakin lanjutnya usia, semakin banyak yang mengalami hipertensi, sehingga di atas 65 tahun didapatkan lebih dari 60%, atau 6 dari 10 orang di Sumatra Barat (Depkes RI 2009). Dalam upaya mencegah atau menghambat memburuknya hipertensi, perlu diperhatikan faktor perilaku yang tidak kondusif terhadap kesehatan dan 3 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

lingkungan, demikian juga faktor risiko yang telah ada, agar tidak berkembang ke arah penyakit jantung pembuluh darah yang biasanya akan berakibat fatal Penyebab terjadinya hipertensi, selain dikarenakan adanya faktor keturunan, juga erat kaitannya dengan perilaku dan gaya hidup yang kompleks dari individu bersangkutan. Faktor resiko perilaku tersebut antara lain perilaku makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, terlalu banyak mengkonsumsi alkohol, merokok dan obesitas. Obesitas berhubungan dengan kadar kolesterol dan trigliserida yang buruk oleh karena itu obesitas berkaitan erat dengan penyakit jantung dan tekanan darah. Menurut Fathina (2007) indeks massa tubuh merupakan indikator yang paling tepat untuk mengidentifikasi obesitas pada orang dewasa. (Pradono dkk, 2013; Center for Diseases Conrol and Prevention, 2014). Menurut Tamher & Noorkasiani (2011), salah satu usaha sosial dari pemerintah untuk tetap melakukan pembinaan terhadap kesejahteraan lansia adalah dengan mendirikan panti sosial tresna werdha. Panti sosial tresna werdha merupakan suatu institusi hunian bersama dari para lansia yang secara fisik dan kesehatan masih mandiri dimana kebutuhan harian dari para penghuni biasanya disediakan oleh pengurus panti (Darmodjo dan Martono, 2004). Tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan Mahareza pada tahun 2008, lanjut usia yang tinggal bersama keluarga memiliki kualitas hidup yang lebih baik daripada lanjut usia yang tinggal dipanti werdha. Hal ini dikarenakan lanjut usia yang tinggal bersama keluarga di rumah tidak hanya mendapatkan perawatan fisik, namun juga mendapatkan kasih sayang, kebersamaan, interaksi atau komunikasi yang baik, dan menerima bantuan dari keluarga yang semuanya itu merupakan fungsi dari keluarga (Mahareza, 2008) 4 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

. Menurut Hurlock dan Elizabeth.,(2006), lansia yang pindah ke tempat tinggal yang baru seperti panti werdha, terdapat kemungkinan munculnya kesulitan beradaptasi sehingga mereka merasa stres, kehilangan kontrol atas hidupnya, dan kehilangan identitas diri yang secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap quality of life (QoL). Stres yang berlangsung secara berkepanjangan bisa berakibat serius, termasuk kemungkinan penyakit jantung, hipertensi, stroke, dan kanker (Tamher & Noorkasiani, 2011). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Putri dkk (2014), hipertensi merupakan masalah kesehatan yang paling banyak pada lansia dipanti sosial tresna werdha. Pada penelitian tersebut didapatkan 35 dari 80 orang lansia yang menderita penyakit hipertensi baru disusul dengan penyakit rematik yang diderita oleh 13 orang. Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Sabai Nan Aluih Sicincin merupakan Unit Pelaksanaan Teknis Daerah Dinas Sosial Provinsi Sumatera Barat yang mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada lanjut usia terlantar didalam panti berupa pelayanan dan perawatan, baik jasmani maupun rohani agar para lanjut usia dapat hidup secara wajar. Pada saat ini Panti Sosial tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin menampung dan melayani 110 orang lanjut usia terlantar dengan syarat penerimaan laki-laki/perempuan yang berusia 60 tahun keatas (Pemprov Sumatra Barat, 2013). Survei awal yang peneliti lakukan kepada 10 orang lansia yang terdiri dari 5 pria dan 5 wanita, hasil pengukuran tekanan darah sementara didapatkan 4 orang memiliki tekanan darah di bawah 140/90 mmhg dan 6 orang di dapatkan mengalami hipertensi atau tekanan darah diatas 140/90 mmhg. Dari survey awal 5 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

tersebut juga didapatkan dari 6 orang lansia yang mengalami hipertensi, dua orang diantaranya mengalami hipertensi sistolik terisolasi atau tekanan darah sistolik lebih 140 mmhg tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmhg. Dari segi hasil survey pendahuluan bagaimana profil tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Scincin belum peneliti temukan. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana profil tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana profil tekanan darah pada lansia di panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin tahun 2016 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui profil tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin tahun 2016. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui distribusi frekuensi lansia berdasarkan usia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin b. Mengetahui distribusi frekuensi lansia berdasarkan jenis kelamin di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin c. Mengetahui distribusi frekuensi lansia berdasarkan tekanan darah di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin. 6 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

d. Mengetahui distribusi frekuensi lansia berdasarkan klasifikasi tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin e. Mengetahui distribusi frekuensi jenis hipertensi pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin. f. Mengetahui distribusi frekuensi indeks massa tubuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin. g. Mengetahui hubungan hipertensi dengan usia pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin h. Mengetahui hubungan hipertensi dengan indeks masa tubuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat mengenai tekanan darah dan faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan tekanan darah pada lansia. 1.4.2 Manfaat Praktis Bagi peneliti menambah pengetahuan mengenai tekanan darah pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai nan Aluih Sicincin serta menambah pengalaman di bidang penelitian dan penulisan ilmiah. 7 Fakultas Kedokteran Universitas Andalas