PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MANIS KIDUL DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN FORMAL DI OBJEK WISATA CIBULAN KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya yang berkesinambungan, yang

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945 alinea

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi wisata alam berupa pantai-pantai. Objek wisata pantai yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai orang, yang terdiri atas orang lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang

BAB V KESIMPULAN. transportasi telah membuat fenomena yang sangat menarik dimana terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan ini semakin dirasakan oleh daerah terutama sejak diberlakukannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KAJIAN WUJUD KESIAPAN MASYARAKAT TERHADAP KEBUTUHAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA AGRO BANGUNKERTO, SLEMAN, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya pariwisata yang menarik, baik keindahan alam maupun keanekaragaman

I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

Khila Liatusyiam 1, Nuryana 2, Nasehudin 3. IAIN Syekh Nurjati Cirebon

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur,

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Menurut Tika (2005:4) metode deskriptif adalah metode yang

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN KONSEP DAN TEORI ANALISIS. lokal merupakan paradigma yang sangat penting dalam kerangka pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan yang sebaik mungkin. Untuk mencapai hakekat dan arah dari

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Pusat dan Daerah di mana sistem pemerintahan negara yang semula. pembangunan perekonomian daerah setempat.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sistem CBT (Community Based Tourism) terhadap kondisi berdaya

SISTEM INFORMASI PARIWISATA KABUPATEN BOYOLALI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kepada pengembangan sektor jasa dan industri, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan melalui peningkatan kualitas manusia,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

Conventional vs Sustainable Tourisms WISATA KONVENSIONAL 1. Satu tujuan: Keuntungan 2. Tak terencana 3. Berorientasi pada wisatawan 4. Kontrol oleh pi

3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 PENGARUH KOMPONEN PAKET WISATA TERHADAP KEPUASAN BERKUNJUNG WISATAWAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

Arahan Pengembangan Pariwisata di Kawasan Tanjung Lesung Berdasarkan Partisipasi Masyarakat

I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dr. Diena M. Lemy, A.Par., M.M. Theodosia C. Nathalia, S.ST. Par., M.M.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS KEPUASAN WISATAWAN TERHADAP DAYA TARIK WISATA MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebuah komunitas, dan komunitaslah yang membentuk masyarakat. Substansi ini

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata saat ini membawa pengaruh positif bagi masyarakat yaitu meningkatnya taraf

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

BAB II KAJIAN TEORI. mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini adalah cafe. Pada tahun 2016 ini banyak bisnis cafe

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. berkembangnya pembangunan daerah. Provinsi Lampung merupakan salah satu

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan

AgroinovasI. Badan Litbang Pertanian. Edisi Desember 2011 No.3436 Tahun XLII

KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN DESA WISATA DI NAGARI KOTO HILALANG, KECAMATAN KUBUNG, KABUPATEN SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. No. 22 tahun 1999 diganti menjadi UU No. 32 tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

Dr. I Gusti Bagus Rai Utama, MA.

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Transkripsi:

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MANIS KIDUL DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN FORMAL DI OBJEK WISATA CIBULAN KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN Asti Destiana 1, D. Suryatman 2, Nur Eka Setiowati 3 1, 2, 3 IAIN Syekh Nurjati Cirebon asti@gmail.com; suryatman@gmail.com; setiowatinureka@gmail.com Abstrak Pembangunan dalam bidang ekonomi yang dilaksanakan di desa dengan menggunakan pendekatan pemberdayaan. Usaha pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi merupakan bentuk kemandirian dalam mengatasi permasalahan mereka melalui kreatifitas untuk meningkatkan kualitas hidup. Objek Wisata Cibulan dapat memberdayakan penduduk desa Manis Kidul. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi dengan pendekatan kualitatif yang diperoleh datanya dengan tehnik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa (1) Pemberdayakan ekonomi masyarakat di objek wisata dilakukan dengan pendekatan partisipasi dalam usaha ekonomi, baik secara individu maupun kelompok yang berupa layanan usaha wisata. Bentuk kegiatan perekonomian sebagai sumber pendapatan masyarakat di objek wisata ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. (2) Adanya daya tarik objek wisata di Cibulan dalam bentuk wisata alam dan wisata budaya. Pemberdayaan ekonomi di objek wisata Cibulan menciptakan aktivitas usaha yang memenuhi kebutuhan wisata alam dan budaya tersebut, yang menjadi sumber penghasilan sebagian masyarakat. (3)Peran masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi dengan dibukanya usaha ekonomi dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kegiatan wisata seperti warung-warung penjual makan sampai restoran sarana ibadah, toilet, tempat parkir dan lainnya. Usaha layanan pariwisata ini sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi yang pada akhirnya dapat menunjang pendidikan formal. (4) Peran pemerintah desa di objek wisata Cibulan dalam bentuk pemberian fasilitas secara gratis terhadap pelaku ekonomi dan tidak ada pajak. Bentuk dukungan pemerintah daerah tersebut, berdampak pada peningkatan penghasilan yang makin layak dan sejahtera, dan akhirnya dapat mendukung partisipasi pendidikan formal masyarakat. Kata Kunci : Pemberdayaan ekonomi masyarakat, Objek wisata, Pendidikan formal Jurnal Edueksos Volume V No 1, Juni 2016 55

A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Dalam pelaksanaan pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu strategi pembangunan desa maupun kecamatan. Apalagi sebagian besar wilayah Indonesia adalah wilayah pedesaan dengan jumlah penduduknya yang besar. Oleh karena itu menggali potensi suatu daerah dan sumber-sumber produksi yang selama ini ditelantarkan menjadi penting untuk diberdayakan. Sumber-sumber produksi seperti sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang jumlahnya cukup memadai untuk diberdayakan dalam pembangunan desa. Pembangunan pedesaan diarahkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui pemberdayaan masyarakat desa. Pemberdayaan masyarakat berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan taraf hidup yang lebih berkualitas. Sumber daya alam dari suatu daerah sangat berpotensi untuk kegiataan wisata. Potensi sumber daya alam dengan panorama keindahan alam terutama di desa masih sangat minim untuk diberdayakan. Wilayah desa yang belum tersentuh pembangunan fisik seperti sarana jalan, fasilitas wisata lainnya menjadi penghambat dalam memberdayakan wisata di daerah pedesaan. Hal lain yang masih kurang mendukung adalah sumber daya manusia yang mampu diberdayakan untuk pengembangan suatu daerah wisata. Daya tarik wisatanya merupakan perpadua harmonis antara kekayaaan alam, kebudayaan tradisional dan cara hidup masyarakatnya. Pembangunan kepariwisataan tersebut salah satunya adalah dengan pengembangan wisata yang mengikutsertakan komunitas lokal. Hal ini dimaksudkan bahwa pengembangan kepariwisataan yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat lokal. Paket wisata yang ditawarkan kepada wisatawan pun menjadi beragam, guna mengembangkan beragamnya paket wisata yang akan menjadi minat wisatawan. Wisata budaya, wisata desa atau objek wisata yang mempunyai keunikan dari kawasan wisata lokal menjadi salah satu yang diminati wisatawan. Paket wisata yang ditawarkan selain menikmati keindahan 56 Jurnal Edueksos Vol V No 1, Juni 2016

panorama alam, juga dapat menyaksikan keunikan tradisi masyarakat yang dikunjungi. Makin bervariasinya fasilitas layanan wisata yang diberikan, akan menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam menikmati layanan wisata. Pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata atau pariwisata berbasis masyarakat (community-based tourism) melalui desa wisata menjadikan masyarakat lebih mandiri dalam mengelola modal sosial (social capital) yang dimiliki dan menyiapkan diri masyarakatnya untuk menerima kunjungan wisatawan. Dengan demikian masyarakat diajak turut serta dalam pengelolaan usaha wisata. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan membangun daerah wisata digunakan untuk memberikan keuntungan yang luas dalam mengembangkan sumber daya manusia dan sumber daya alam. Masyarakat yang tinggal di wilayah objek wisata terkena imbasnya dari pembangunan wisata tersebut. Tuntutan kemampuan masyarakat yang terampil dalam melayani paket wisata menjadi ukuran untuk membangun suatu objek wisata. Untuk melaksanakan pembangunan dengan pendekatan tersebut dibutuhkan masyarakat yang lebih terbuka, inovatif, dan bersedia untuk kerja keras. Aktivitas pemberdayaan masyarakat diidentifikasi melalui kegiatan apa saja yang dilakukan masyarakat desa yang berkaitan dengan kegiatan daerah wisata. Kegiatan pemberdayaan seyogyanya tidak bertentangan dengan norma-norma yang dipercaya oleh penduduk daerah wisata tersebut. Suatu daerah yang memiliki masyarakat dengan kualitas sumber daya manusia yang memadai untuk melaksanakan pembangunan akan menjadi modal dasar pemberdayaan masyarakat di objek wisata. Menurut pendapat penulis, pada umumnya masyarakat desa dengan rata-rata tingkat pendidikan yang masih rendah. Faktor pendidikan berpengaruh pada tingkat kuallitas masyarakatnya dalam mengelola suatu objek wisata. Kondisi masyarakat yang demikian, akan menjadi penghambat dalam pemberdayaan masyarakat. Oleh karena itu, strategi pembangunan dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk proses belajar mengajar yang merupakan usaha terencana dan sistematis dan dilaksanakan secara berkesinambungan baik bagi Jurnal Edueksos Volume V No 1, Juni 2016 57

individu maupun kolektif. Pemberdayaan masyarakat di daerah wisata perlu ditangani secara baik untuk mendorong perkembangan wisata, sehingga dikenal dan diminati oleh masyarakat luas. Pemberdayaan ekonomi dari suatu daerah wisata dapat diperhatikan bila masyarakatnya banyak yang memanfaatkan peluang usaha di daerah wisata tersebut. Berbagai peluang usaha sebagai jasa layanan di daerah wisata sangat terbuka luas dan mampu untuk meningkatkan penghasilan masyarakatnya. Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola usaha di daerah wisata menjadi bentuk pemerataan pendapatan berhubungan dengan adanya lapangan pekerjaan, peluang dan kondisi usaha, dan faktor ekonomi lainnya. Peluang usaha dalam bidang ekonomi di daerah wisata adalah bentuk fasilitas dan layanan wisata, seperti: membuka usaha toko makanan, minuman, penjualan oleh-oleh, dan berbagai layanan yang dibutuhkan wisatawan. Kesempatan kerja dan kesempatan berusaha diperlukan agar masyarakat mampu memutar roda perekonomian yang pada akhirnya mampu meningkatkan jumlah pendapatan ekonomi masyarakatnya.peningkatan penghasilan masyarakat akan menjadi konsekuensi meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Penghasilan yang makin meningkat akan berkesempatan mendapatkan akses pendidikan yang makin baik. Hal ini berarti kemampuan membayar biaya pendidikan dapat dijangkau oleh masyarakat yang makin sejahtera. Makin baik tingkat ekonomi masyarakat, makin berpeluang masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang baik. Peningkatan kualitas pendidikan masyarakat, pastinya berdampak juga pada peningkatan kualitas hidup, sehingga pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan efektif. Peningkatan kualitas hidup akan sejalan dengan peningkatan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Makin sejahtera suatu masyarakat akan makin meningkat kualitas pendidikannya. Berdasarkan uraian latar belakang sebagai gagasan awal dalam penelitian ini, maka penulis tertarik melaksanakan penelitian dengan judul: Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Manis Kidul dalam Menunjang Pendidikan Formal di Objek Wisata Cibulan. 58 Jurnal Edueksos Vol V No 1, Juni 2016

2. Tujuan Penelitian a. Untuk mendeskripsikan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat di objek wisata. b. Untuk mengetahui daya tarik objek wisata dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang menunjang pendidikan formal. c. Untuk mendeskripsikan peran masyarakat melalui pemberdayaan ekonomi dalam menunjang pendidikan formal. d. Untuk mendeskripsikan peran Pemerintah desa setempat melalui memberdayakan ekonomi dalam menunjang pendidikan formal. B. Kajian Teori 1. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat desa Pemberdayaan adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat. Dalam konsep ini berarti masyarakat turut aktif berpartisipas dan terlibat dalam kegiatan tersebut.menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama. 2. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat dalam Mendukung Pendidikan Formal Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU No.20 Tahun 2003). Satuan pendidikan di Indonesia terdapat tiga kelompok, yaitu jalur pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan non formal. Sudjana (2004: 271), menyebutkan tahapan-tahapan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam pembangunan masyarakat yakni Masyarakat mencapai tujuan, Mendiskusikan rancangan program yang Jurnal Edueksos Volume V No 1, Juni 2016 59

diprioritaskan. melakukan identifikasi kebutuhan atau keinginan yang mereka rasakan, serta sumber-sumber dan kemungkinan hambatan untuk memenuhi kebutuhan itu, Mendiskusikan tujuan yang ingin dicapai serta berbagai program atau kegiatan yang mungkin dilaksanakan dalam Komponenkomponen seperti sumber daya manusia, fasilitas, biaya, proses dan kemungkinan bantuan dari luar yang ditetapkan melalui. 3. Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Objek Wisata Produk wisata bukanlah suatu produk yang nyata, produk ini merupakan suatu rangkaian jasa yang tidak hanya mempunyai segi-segi yang bersifat ekonomis, tetapi juga yang bersifat sosial, psikologis dan alam, walaupun produk wisata itu sendiri sebagian besar dipengaruhi oleh tingkah laku ekonomi. Ismayanti (2009: 147) memaparkan bahwa daya tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi. Dengan demikian yang dimaksud pembangunan ekonomi di objek wisata merupakan bentuk potensi untuk menguasai hajat hidup orang banyak dengan menerapkan prinsip atau azas ekonomi kerakyatan. Pembangunan ekonomi untuk masyarakat di objek wisata dapat dilakukan yakni pengembangan pemberdayaan usaha kecil C. Metodologi Metode dalam penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif yang artinya menggambarkan suatu objek penelitian yang akan diteliti dengan meneliti responden dengan bukti yang real sesuai pengamatan yang ada di lapangan. Sedangkan teknis pengumpulan data yang saya lakukan yaitu melalui Obeservasi, wawancara, dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian 6831 orang dan sampel yang digunakan untuk penelitian 31 orang diantaranya perangkat desa, pedagang, pemilik Pemandian Cibulan. D. Hasil dan Pembahasan Perkembangan objek wisata Cibulan dalam memberdayakan perekonomian masyarakatnya sangat diharapkan bagi masyarakat desa Manis 60 Jurnal Edueksos Vol V No 1, Juni 2016

Kidul. Hal ini karena umumnya masyarakat desa Manis Kidul berprofesi sebagai pedagang di objek wisata Cibulan. Hasil wawancara dengan pelaku ekonomi masyarakat desa Manis Kidul secara garis besar ditemukan bahwa dengan dibangunnya objek wisata Cibulan sangat membantu meningkatkan perekonomian masyarakatnya menjadi sejahtera. Dengan dibukanya objek wisata Cibulan membuat masyarakat desa Manis Kidul dapat mempunyai pekerjaan, dan akhirnya mendapatkan sumber pendapatan dengan mencapai penghasilan yang maksimal. Pemberdayaan ekonomi secara mandiri dan dukungan pemerintah daerah dengan ketentuan memberikan fasilitas secara gratis tanpa penarikan pajak sehingga mampu membuat Masyarakat Manis Kidul memperoleh penghasilan yang makin layak, dan mensejahterakan penduduk. Perolehan hasil ekonomi yang memadai, ternyata berdampak pada peningkatan penduduk yang turut mengenyam pendidikan formal yang makin tinggi. Hal ini diperoleh dari pengeluaran wisatawan secara langsung ataupun tidak langsung merupakan sumber pendapatan masyarakat perorangan yang melakukan usaha di sektor pariwisata. Jumlah wisatawan yang banyak merupakan pasar bagi produk lokal. Masyarakat secara perorangan juga mendapat penghasilan jika mereka bekerja dan mendapat upah dari pekerjaan tersebut. Pekerjaan di sektor pariwisata sangat beragam, seperti pengusaha pariwisata, karyawan hotel dan restoran, karyawan agen perjalanan, penyedia jasa transportasi, pemandu wisata, penyedia souvenir, atraksi wisata, dan seterusnya. Dengan hasil usaha di sektor pariwisata yang sangat menjanjikan, ternyata memberikan dukungan bagi peningkatan pendidikan formal penduduk sekitar objek wisata tersebut. E. Simpulan Berdasarkan data-data dan informasi hasil penelitian yang telah diuraikan pada maka penulis mengambil simpulan sebagai berikut: 1. Pemberdayakan ekonomi masyarakat di objek wisata dilakukan dengan pendekatan partisipasi dalam usaha ekonomi, baik secara individu maupun Jurnal Edueksos Volume V No 1, Juni 2016 61

kelompok yang berupa layanan usaha wisata. Bentuk kegiatan perekonomian sebagai sumber pendapatan masyarakat di objek wisata ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 2. Adanya daya tarik objek wisata di Cibulan dalam bentuk wisata alam dan wisata budaya. Pemberdayaan ekonomi di objek wisata Cibulan menciptakan aktivitas usaha yang memenuhi kebutuhan wisata alam dan budaya tersebut, yang menjadi sumber penghasilan sebagian masyarakat. 3. Peran masyarakat dalam pemberdayaan ekonomi dengan dibukanya usaha ekonomi dan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dapat menunjang kegiatan wisata seperti warung-warung penjual makan sampai restoran sarana ibadah, toilet, tempat parkir dan lainnya. Usaha layanan pariwisata ini sebagai bentuk pemberdayaan ekonomi yang pada akhirnya dapat menunjang pendidikan formal. 4. Peran pemerintah desa di objek wisata Cibulan dalam bentuk pemberian fasilitas secara gratis terhadap pelaku ekonomi dan tidak ada pajak. Bentuk dukungan pemerintah daerah tersebut, berdampak pada peningkatan penghasilan yang makin layak dan sejahtera, dan akhirnya dapat mendukung partisipasi pendidikan formal masyarakat. DAFTAR PUSTAKA Adi, Isbandi Rukminto. 2008, Intervensi Komunitas: Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Rajawali. Ach. Wazir Ws., et al.,ed. 1999. Panduan Penguatan Menejemen Lembaga Swadaya Masyarakat. Jakarta: Sekretariat Bina Desa. Agnes Sunartiningsih. 2004. Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui Institusi Lokal. Yogyakarta: Aditya Media. Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ismayanti. 2009. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Grasindo. Moleong., Lexy J, 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. 62 Jurnal Edueksos Vol V No 1, Juni 2016

Sudjana, 2004. Pendidikan Nonformal: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Filsafat dan Teori Pendukung serta Asas. Bandung: Falah Production. Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sumodiningrat, Gunawan. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaringan Pengaman Sosial, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, (diakses tanggal 7 Maret 2016). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (diakses tanggal 7 Maret 2016). Jurnal Edueksos Volume V No 1, Juni 2016 63