Indonesia Nomor 5211); 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 9.

dokumen-dokumen yang mirip
2012, No.1156

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2013, No

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. c. bahwa Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna, dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Yang Dalam Pr

2 Pecandu Narkotika dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 80 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahg

2011, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lemb

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

17. Keputusan Menteri...

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

2017, No d. bahwa untuk belum adanya keseragaman terhadap penyelenggaraan rehabilitasi, maka perlu adanya pengaturan tentang standar pelayanan

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Kepala Badan Narkotika Nas

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN TENTANG PELAKSANAAN WAJIB LAPOR PECANDU NARKOTIKA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Medis dan Lembaga Rehabilitasi Sosial bagi Pecandu dan Korban Penyalahgunaan Narkotika; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROPINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Prosedur Pelaksanaan Program Terapi Rumatan Metadon. pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Korban penyalah guna dan

2 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB I PENDAHULUAN. pada pembinaan kesehatan (Shaping the health of the nation), yaitu upaya kesehatan

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENINGKATAN KEMAMPUAN LEMBAGA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 57 TAHUN 2013 enkes/s TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PROGRAM TERAPI RUMATAN METADONA

Pedoman Penyelenggaraan Program Terapi Rumatan Metadona

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

SOSIALISASI INSTITUSI PENERIMA WAJIB LAPOR (IPWL) OLEH : AKBP AGUS MULYANA

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

2017, No Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 77, Tam

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 45 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG JAMINAN KESEHATAN DAERAH DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan zat psiko aktif merupakan masalah yang sering terjadi di

FORMULIR KLAIM RAWAT INAP

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan narkotika di Indonesia menunjukkan gejala yang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (Afrika Selatan), D joma (Afrika Tengah), Kif (Aljazair), Liamba (Brazil) dan Napza

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 36 SERI E

WALIKOTA PROBOLINGGO

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 18 TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBAGIAN JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

1 of 5 18/12/ :36

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

NOMOR 14 TAHUN 1993 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG JAMINAN KESEHATAN BAGI WARGA MISKIN KOTA KEDIRI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 12.1 TAHUN 2010 TENTANG PEMBIAYAAN PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

Negara Asal (bagi WNA) Tempat / Tanggal lahir * / - -

BAB I PENAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 36/PMK.02/2011 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2011 TENTANG

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 115/PMK.02/2009 TENTANG PELAKSANAAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MENTERI DAN PEJABAT TERTENTU

FORMAT REKAPITULASI LAPORAN SEMESTER PELAYANAN REHABILITASI NARKOBA MILIK MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 183 TAHUN 2012 TENTANG PEMULIHAN ADIKSI BERBASIS MASYARAKAT

20. PelaksanaanUU No.35/2009 tentangnarkotika. Pelatihan Outreach Worker Program Harm Reduction

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. narkoba pada tahun 2012 berkisar 3,5%-7% dari populasi dunia yang berusia 15-64

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG KEWAJIBAN RUMAH SAKIT DAN KEWAJIBAN PASIEN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 996/MENKES/SK/VIII/2002 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

NOMOR : 10 TAHUN 2009

Transkripsi:

Yang Telah Diputus Oleh Pengadilan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431); 2. Undang-Undang...

Indonesia Nomor 5211); 8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; 9. Peraturan Menteri

f. mekanisme pengajuan klaim. Pasal 2 (1) Petunjuk Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi Medis Bagi Pecandu, Penyalahguna, Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika Yang Dalam Proses Atau Yang Telah Diputus Oleh Pengadilan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (2) Petunjuk Teknis

- 4 - (2) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) agar digunakan sebagai acuan bagi fasilitas pelayanan kesehatan dalam menyelenggarakan rehabilitasi medis bagi pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika yang dalam proses atau telah diputus oleh pengadilan serta melakukan klaim pembiayaan atas pelayanan yang telah diberikan. Pasal 3 Menteri Kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Menteri ini. Pasal 4 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Oktober 2012 MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. NAFSIAH MBOI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 22 November 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1156

meminimalisasi risiko yang dihadapinya dan memperoleh rujukan untuk perawatan lanjutan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang bersangkutan. Dengan demikian rehabilitasi medis ini diharapkan memberi kontribusi nyata atas program penanggulangan dampak buruk yang seringkali dialami pecandu narkotika, termasuk pengendalian penularan dan perawatan HIV/AIDS. Peraturan tersebut di atas mensyaratkan peran aktif petugas kesehatan dalam melakukan asesmen, menyusun rencana terapi dan memberikan rekomendasi atas rencana terapi rehabilitasi yang dibutuhkan terpidana, sehingga diharapkan vonis yang dijatuhkan dapat membantu pemulihan yang bersangkutan dari masalah gangguan penggunaan napza.

Kepala dinas kesehatan kabupaten/kota mengusulkan fasilitas kesehatan untuk ditetapkan sebagai sarana rehabilitasi medis terpidana pecandu narkotika kepada Menteri cq. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Fasilitas kesehatan yang dapat memberikan layanan rehabilitasi medis terpidana terdiri dari rumah sakit ketergantungan obat, rumah sakit umum, rumah sakit jiwa, rumah sakit khusus milik Kepolisian/TNI, atau lembaga rehabilitasi medis milik pemerintah atau pemerintah daerah.

perawatan melalui rehabilitasi, diserahkan oleh pihak kejaksaan ke sarana rehabilitasi medis terpidana narkotika yang ditunjuk. b. Penyerahan dilakukan pada jam kerja administratif rumah sakit yang ditunjuk. c. Penyerahan pecandu, penyalahguna, dan korban penyalahgunaan narkotika yang telah mendapatkan penetapan dari pengadilan untuk menjalani rehabilitasi, dilakukan oleh pihak Kejaksaan dengan disertai berita acara penetapan pengadilan, dengan melampirkan:

sebagai berikut: 1. Proses penandatangan formulir kesediaan mengikuti program yang sesuai rencana terapi. 2. Asesmen awal dengan menggunakan formulir asesmen wajib lapor/rehabilitasi sebagaimana contoh formulir terlampir. 3. Penyusunan rencana terapi berdasarkan hasil asesmen awal. 4. Pelaksanaan program rawat inap awal yang dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Komponen pelayanan yang diberikan sekurang-kurangnya meliputi:

bawah ini: a) memiliki pola penggunaan yang sifatnya rekreasional; b) zat utama yang digunakan adalah ganja atau amfetamin; atau c) zat utama yang digunakan adalah opioida, namun yang bersangkutan telah berada dalam masa pemulihan sebelum tersangkut tindak pidana, atau secara aktif menjalani program terapi rumatan sebelumnya; d) berusia di bawah 18 tahun; dan/atau e) tidak mengalami komplikasi fisik dan/atau psikiatrik.

hukum, maka rumah sakit penerima rehabilitasi medis terpidana wajib memberikan laporan kepada pihak kejaksaan yang menyerahkan. VI. PEMBIAYAAN Pemerintah bertanggung jawab atas pembiayaan: a. Proses asesmen bagi tersangka atau terpidana yang dimasukan ke dalam komponen klaim wajib lapor.

500.000,00 (Lima Ratus Ribu Rupiah) dalam satu periode perawatan. Apabila diperlukan tindakan pemeriksaan atau terapi lain di luar program asesmen dan program rehabilitasi di atas, pembiayaan dapat dibebankan kepada keluarga, institusi penegak hukum pemohon atau mekanisme pembayaran lain yang ditanggung oleh pemerintah antara lain jamkesmas dan jamkesda.

f. rekapitulasi penagihan pasien; g. Surat Perintah Tugas (SPT) bila pengajuan klaim diatas Rp 10.000.000,00 (Sepuluh Juta Rupiah); h. Surat Perintah Kerja (SPK); i. Foto copy surat penetapan atau putusan pengadilan yang memutuskan terpidana untuk menjalani rehabilitasi di tempat yang telah ditetapkan; j. Foto copy hasil asesmen lengkap dan rencana terapi;

- 13 - k. Foto copy kartu berobat (kartu pasien); l. Foto copy resume tindakan yang diberikan pada pasien setiap bulannya yang masuk dalam cakupan pembiayaan Pemerintah sebagaimana tertera pada poin VII diatas. VIII. PEMBAYARAN KLAIM Klaim yang telah lolos verifikasi, diajukan oleh Sub Direktorat Napza, Rokok dan Alkohol kepada Kas Negara, dengan melampirkan Surat Perintah Kerja dan Surat Hasil Verifikasi. Pembayaran dilakukan langsung oleh Kas Negara kepada rekening sarana rehabilitasi medis terpidana narkotika, disertai dokumen SP2D. Salinan SP2D atas klaim yang telah dibayarkan akan dikirimkan oleh Subdit Napza kepada sarana rehabilitasi medis terpidana narkotika melalui fax atau email. IX. UTILISASI DANA KLAIM a. Penggunaan Dana klaim yang telah dibayarkan kepada sarana rehabilitasi medis terpidana narkotika diatur sesuai dengan kebijakan masing-masing rumah sakit/lembaga yang bertanggungjawab dan/atau kebijakan daerah b. Dana klaim ini dialokasikan untuk 2 (dua) hal: - Jasa pelayanan tenaga kesehatan yang terlibat pada program rehabilitasi medis - Pengadaan sarana/prasarana. MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. NAFSIAH MBOI

Tanggal Kedatangan Nomor Rekam Medik : : Nama : : Usia: Alamat tempat tinggal Telp/HP FORMULIR ASESMEN WAJIB LAPOR DAN REHABILITASI MEDIS : : Belum Menikah = 1 1. Status Perkawinan : Menikah = 2 Duda / Janda = 3 Tamat SD =1 1 INFORMASI DEMOGRAFIS Tamat SLTP = 2 2. Pendidikan terakhir : Tamat SLTA = 3 Tamat Akademi = 4 Tamat PT = 5 STATUS MEDIS MEDIS Riwayat rawat inap yang tidak terkait masalah narkotika Jenis Penyakit Dirawat tahun 1. Jenis Kel: Lamanya 2 3 Skala Penilaian Pasien STATUS PEKERJAAN / DUKUNGAN HIDUP Tanggal asesmen (.) Skala Penilaian Pasien 2. 3. Riwayat penyakit kronis : Jenis Penyakit : Saat ini sedang menjalani terapi medis? Jenis terapi medis yang dijalani saat ini: Status Kesehatan Apakah Pernah Di Tes 4. 4.1 HIV 4.2 Hepatitis B 4.3 Hepatitis C Tidak bekerja = 1 1. Status pekerjaan Bekerja = 2 Mahasiswa / pelajar = 8 Ibu rumah tangga = 9 Purna waktu = 1 2. Bila bekerja, pola pekerjaan : Paruh waktu = 2 Tidak tentu = 99 3. 4. 5. 6. 7. Kode Pekerjaan : (lihat petunjuk) Keterampilan teknis yang dimiliki:.. Adakah yang memberi dukungan hidup bagi anda? Bila Ya, siapakah? Dalam bentuk apakah? Finansial Tempat tinggal Makan Pengobatan /Perawatan

Nomor Rekam Medik 4 5 STATUS PENGGUNAAN NARKOTIKA Tanggal asesmen (.) Skala Penilaian Pasien STATUS LEGAL Tanggal asesmen (.) Skala Penilaian Pasien Riwayat keluarga / Sosial Tanggal asesmen (.) Skala Penilaian Pasien : Jenis Cara Penggunaan 1. Oral 2. Nasal/sublingual/suppositoria 3. Merokok 4. Injeksi Non-IV 5. IV Jenis Napza Sepanjang 30 Hari terakhir Hidup (Thn) Cara Pakai D.1 Alkohol D.2 Heroin D.3 Metadon / Buprenorfin D.4 Opiat lain / Analgesik D.5 Barbiturat D.6 Sedatif / Hipnotik D.7 Kokain D.8 Amfetamin D.9 Kanabis D.10 Halusinogen D.11 Inhalan D.12 Lebih dari 1 zat / hari (termasuk alkohol 13. Jenis zat utama yang disalahgunakan : 14. Pernahkah menjalani terapi rehabilitasi? 15. Bila ya, jenis terapi rehabilitasi yang dijalani? Keterangan :.. 16. Pernahkah mengalami overdosis? 17. Bila ya, kapan dan bagaimana penanggulangannya 18. Waktu overdosis : Cara penanggulangan Perawatan di RS = 1 19. Perawatan di Puskesmas = 2 Sendiri = 3 Berapa kali kah dalam hidup anda ditangkap dan dituntut dengan hal berikut : 1. Mencuri di toko / vandalisme 2. Bebas bersyarat / masa percobaan 3. Masalah narkoba 4. Pemalsuan 5. Penyerangan bersenjata 6. Pembobolan dan pencurian 7. Perampokan 8. Penyerangan 9. Pembakaran rumah 10. Perkosaan 11. Pembunuhan 12. Pelacuran 13. Melecehkan pengadilan 14. lain-lain ; (masukkan jumlah total pengadilan, tidak hanya vonis hukuman. Jangan masukkan kejahatan anak-anak (sebelum usia 18) kecuali kalau mereka dituntut sebagai orang dewasa). 15. 1. 2. Berapa kali tuntutan diatas berakibat vonis hukuman? Dalam situasi seperti apakah anda tinggal 3 tahun belakangan ini? Dengan pasangan & anak = 1 Dengan teman = 6 Dengan pasangan saja = 2 Sendiri = 7 Dengan anak saja = 3 Lingkungan terkontrol = 8 Dengan orang tua = 4 Dengan Keluarga = 5 Kondisi yang tidak stabil = 9 (Pilih situasi yang paling menggambarkan 3 tahun terakhir. Jika terdapat situasi yang berganti-ganti maka pilihlah situasi yang paling terakhir) Apakah anda hidup dengan seseorang yang mempunyai masalah penyalahgunaan zat sekarang ini?

Nomor Rekam Medik : 3. 6 4. STATUS PSIKIATRIS 1. Tanggal asesmen 2. 7 (.) 3. Skala Penilaian Pasien 4. Jika ya, siapakah ia/mereka (contreng pada kolom berikut) 1 Saudara kandung / tiri 2 Ayah / Ibu 3 Pasangan 4 Om / tante 5 Teman 6 Lainnya : Apakah anda memiliki konflik serius dalam berhubungan dengan : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Ibu Ayah Adik / kakak Pasangan Anak - anak Keluarga lain yang berarti (jelaskan.) Teman akrab Tetangga Teman sekerja Apakah anda pernah mengalami hal-hal berikut ini (yang bukan akibat langsung dari penggunaan Napza) Mengalami depresi serius (kesedihan, putus asa, kehilangan minat, susah konsentrasi Mengalami rasa cemas serius / ketegangan, gelisah, merasa khawatir berlebihan? Mengalami halusinasi (melihat / mendengar sesuatu yang tidak ada obyeknya ) Mengalami kesulitan mengingat atau fokus pada sesuatu 30 hari terakhir Sepanjang hidup () 30 hari terakhir Sepanjang hidup PEMERIKSAAN FISIK 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. Mengalami kesukaran mengontrol perilaku kasar, termasuk kemarahan atau kekerasan Mengalami pikiran serius untuk bunuh diri? Berusaha untuk bunuh diri? Menerima pengobatan dari psikiater? Tekanan darah : Nadi : Pernapasan (RR) : Suhu (celcius) : Pemeriksaan Sistemik : 5. Sistem pencernaan Sistem jantung dan pembuluh darah Sistem pernapasan Sistem saraf pusat THT dan kulit Keterangan 6. Hasil Urinalisis Benzodiazepin Kanabis Opiat Amfetamin Kokain Barbiturat Alkohol Jenis Zat

Tanggal Kedatangan Nomor Rekam Medik Nama KESIMPULAN Medis Pekerjaan / Dukungan Napza Legal Keluarga / sosial Psikiatris FORMULIR ASESMEN WAJIB LAPOR DAN REHABILITASI MEDIS Klien memenuhi kriteria diagnosis Napza : : : MASALAH YANG DIHADAPI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 F... DIAGNOSA KERJA Diagnosis Lainnya Resume Masalah : RENCANA TERAPI DAN REHABILITASI 1 2 3 4 Asesmen lanjutan / mendalam Evaluasi Psikologis Program Detoksifikasi Wawancara Motivasional Rencana Tindak Lanjut : 5 6 7 8 9 Intervensi Singkat Terapi Rumatan. Rehabilitasi rawat inap. Konseling.. lain-lain MENGETAHUI DOKTER Tanda tangan / Nama Jelas MENYETUJUI PASIEN Tanda tangan / Nama Jelas