JURNAL TEKNK POMTS Vol. 1, No. 1, (12) 1-6 1 Perancangan Simulator Panel Surya Menggunakan LabView Duwi Astuti, Heri Suryoatmojo, ST. MT. Ph.D, dan Prof. Dr. r. Mochamad Ashari, M.Eng. Teknik Elektro, Fakultas Teknik ndustri, nstitut Teknologi Sepuluh Nopember (TS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 E-mail: ashari@ee.its.ac.id, suryomgt@ee.its.ac.id Abstrak Sel Surya (photovoltaic) merupakan pembangkit listrik energi terbarukan yang menawarkan potensi besar dalam kehidupan energi global untuk masa depan. Energi matahari maupun energi angin tersedia pada setiap tempat dan dapat diperoleh dengan mudah. Kelebihan lain yang dimiliki oleh pembangkit tersebut yaitu ramah lingkungan dan bebas polusi. Tujuan pembuatan Tugas Akhir ini memaparkan perancangan suatu power supply yang memiliki karakteristik yang mirip dengan panel surya, sehingga dapat menggantikan panel surya yang harga relatif lebih mahal. Simulator ini juga dapat dimanfaatkan untuk praktikum di universitas dan sekolah sekolah khususnya di sekolah menengah kejuruan (SMK) atau riset tentang solar sel. Perancangan sistem dilakukan dengan menggunakan pemrograman grafis Lab View. Proses pengambilan data tegangan dan arus didapatkan dari hasil simulasi. Dan pengendalian arus agar sesuai dengan karakteristik panel surya digunakan model buck converter. Dari hasil simulasi dan perhitungan simulator sel surya (PV) pada operasi tegangan DC V, V dan V. ntensitas W/m 2, 9 W/m 2 dan 8 W/m 2 menunjukkan karakteristik yang hampir sama dengan model PV yang digunakan. S Kata Kunci buck converter, labview, sel surya, photovoltaic. PENDAHULUAN uplai energi surya dari sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi cukup besar yaitu mencapai 3 x 24 joule pertahun, energi ini setara dengan 2 x 17 Watt. Jumlah energi sebesar itu setara dengan. kali konsumsi energi di seluruh dunia saat ini. Dengan kata lain, dengan menutup,1 persen saja permukaan bumi dengan solar sel yang memiliki efisiensi persen sudah mampu untuk menutupi kebutuhan energi di seluruh dunia saat ini. ndonesia sangat berpotensi untuk menjadikan photovoltaic sebagai salah satu sumber energi masa depan karena posisi ndonesia pada khatulistiwa yang memungkinkan sinar matahari dapat optimal diterima di permukaan bumi di hampir seluruh ndonesia[1].. SEL SURYA (PHOTOVOLTAC) DAN BUCK CONVERTER A. Karakteristik Sel Surya (Photovoltaic) Kapasitas daya dari sel atau modul surya dilambangkan dalam watt peak (Wp) dan diukur berdasarkan standar pengujian nternasional yaitu Standard Test Condition (STC). Standar ini mengacu pada intensitas radiasi sinar matahari sebesar W/m² yang tegak lurus sel surya pada suhu C. Modul photovoltaic memiliki hubungan antara arus dan tegangan yang diwakili dalam kurva -V [1]. Gambar 1. Kurva karakteristik -V sel surya pada STC [1] Pada saat tahanan variable bernilai tak terhingga (open circuit) maka arus bernilai minimum (nol) dan tegangan pada sel berada pada nilai maksimum, yang dikenal sebagai tegangan open circuit (Voc) [4]. Pada keadaan yang lain, ketika tahanan variable bernilai nol (short circuit) maka arus bernilai maksimum, yang dikenal sebagai arus short circuit (sc). Jika tahanan variable memiliki nilai yang bervariasi antara nol dan tak terhingga maka arus () dan tegangan (V) akan diperoleh nilai yang bervariasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 yang dikenal sebagai kurva karakteristik -V pada sel surya. Pada Gambar 1 dapat dilihat terdapat nilai daya maksimum yang dapat dihasilkan pada saat tegangan dan arus maksimum [1] [4]. B. Prinsip Kerja Sel Surya (Photovoltaic) Paramater paling penting dalam kinerja sebuah panel surya adalah intensitas radiasi matahari atau biasa disebut dengan iradiansi cahaya matahari, yaitu jumlah daya matahari yang datang kepada permukaan per luas area. ntensitas radiasi matahari diluar atmosfer bumi disebut konstanta surya, yaitu sebesar 136 W/m 2. Setelah disaring oleh atmosfer bumi, beberapa sepktrum cahaya hilang, dan intensitas puncak radiasi menjadi sekitar W/m 2. Nilai ini adalah tipikal intensitas radiasi pada keadaan permukaan tegak lurus sinar matahari dan pada keadaan cerah. Besar dari nilai iradiansi matahari inilah yang akan menentukan besar daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah panel surya [1] [4].
JURNAL TEKNK POMTS Vol. 1, No. 1, (12) 1-6 2 C. Buck Converter Buck Converter merupakan konverter daya DC-DC yang berfungsi menurunkan tegangan output panel surya agar sesuai dengan tegangan daya maksimal yang diinginkan. Rangkaian ini menggunakan komponen energy storage seperti induktor dan kapasitor untuk mengontrol aliran energi dari sumber tegangan DC dengan menggunakan switching on-off frekuensi tinggi pada MOSFET [3]. Dan Untuk buck converter, ini jelas bahwa : shaded under waveform V L (Area A) (4) () (6) (7). PEMODELAN SSTEM PHOTOVOLTAC, BUCK CONVERTER DAN LABVEW Gambar 2. Rangkaian dasar buck converter [3] Pada gambar 2 ditunjukkan gambar rangkaian dari buck converter. nductor (L) dan kapasitor (C) berfungsi sebagai filter yang membuat outputan menjadi efektif. Resistor R adalah sebagai beban dari output tegangan buck converter. Sedangkan Dioda (D1) disebut dengan catch diode (diode jepit). Buck Converter dapat beroperasi dalam dua mode. Mode 1 dimulai saat switching pada Q1 (MOSFET) on pada t=. Arus input yang meningkat mengalir melalui filter L, filter C, dan beban. Mode 2 dimulai pada saat switching device Q1 off pada t=1[3]. DC-DC Converter dapat mempunyai dua mode yang berbeda,. yaitu : Continuous Conduction Mode (CCM) and Discontinuous Conduction Mode (DCM) [3]. Dalam praktek, sebuah konverter boleh beroperasi dalam kedua mode, yang mana mempunyai karakteristik berbeda secara signifikan. Oleh karena itu sebuah konverter dan rangkaian kontrolnya seharusnya di desain berdasarkan kedua mode operasi. Dalam penelitian ini hanya menganggap DC-DC converter beroperasi dalam CCM. Gambar bentuk gelombang buck converter ditunjukkan sebagai berikut : A. Blok Diagram Dan Pemodelan Sel Surya (PV) Blok diagram dan model sederhana PV diperlihatkan oleh gambar 4 dan gambar. S Model PV BUCK CONVERTER POWER SUPPLY Gambar 4. Blok Diagram Simulator Sel Surya Beban Model PV ini terdiri dari sebuah dioda yang dipasang paralel dengan sebuah sumber arus, sebuah hambatan yang dipasang paralel, dan sebuah hambatan yang dipasang seri. Gambar. Model Sederhana Sel Surya Dengan asumsi hambatan paralel pada PV bernilai tak terhingga, maka model Pv sekarang menjadi : Gambar 3. Arus riple buck converter [3] Persamaan integral dari tegangan inductor dalam satu periode adalah : (1) (2) (3) Jika diasumsikan untuk daya input sama dengan daya output rangkaian, (Pg = Po), maka : Gambar 6. Model Sederhana PV dengan Nilai Rs Tak Terhingga Dengan menggunakan acuan model PV pada gambar 6, maka persamaan yang digunakan adalah : (8) (9) () (11) (12)
JURNAL TEKNK POMTS Vol. 1, No. 1, (12) 1-6 3 Semua konstanta dari persamaan (8) sampai (12) dapat ditentukan dengan menggunakan parameter-parameter dari panel surya yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan karakteristik kurva -V pada panel surya yang digunakan. Pada tugas akhir ini menggunakan simulasi sel surya untuk perbandingan hasil simulasinya. Pada saat pengujian, panel surya dihubungkan dengan beban variable resistor yang diubah-ubah nilainya, kemudian diukur menggunakan voltmeter dan amperemeter, seperti gambar 7 di bawah ini : Gambar 7. lustrasi panel surya dihubungkan dengan beban resistif B. Pemodelan Sel Surya Menggunakan LabVEW Dari rumus diatas maka dapat dibuat pemodelan sel surya dengan menggunakan labvew ditunjukan pada gambar 8. Gambar 9. Buck konverter sederhana Dalam perencanaan buck converter mengacu pada karakteristik panel surya model DBF 8. Acuan tersebut diberikan sebagai berikut : T = C Voc = 21.6 V sc =.9 A Vmpp = 17.6 V mpp = 4.63 A Pmax = 8 Watt Maka berdasarkan nilai Vmpp yang dari data spesifikasi panel surya DBF 8, perlu didesain untuk buck converter dengan ketentuan sebagai berikut : Tabel 1. Parameter dan nilai rancangan buck converter Parameter Nilai nput Voltage 21.6 V Output Voltage 17.6V Output Current 3.6 A D. Pemodelan Buck Converter Menggunakan LabVEW Dari parameter diatas maka dapat dibuat pemodelan sel surya dengan menggunakan labvew ditunjukan pada gambar. Simulasi ini terdiri dari simulasi signal triangle, simulasi signal DC dan relay. Gambar 8. Pemodelan Sel Surya Menggunakan LabVEW Pemodelan sel surya dengan menggunakan LabVEW menginputkan cahaya, sc, dan arus sebagai masukan untuk simulasi pemodelan. Untuk cahaya yang dicobakan dalam pemodelan ini mempunyai range - W/m 2, dengan memvariasikan intensitas cahaya menjadi 3 macam yaitu dengan intensitas cahaya W/m 2, 9 W/m 2, dan 8 W/m 2. Kemudian sc yang digunakan yaitu model PV cell untuk sc. A, model PV 6 Wp untuk sc 3.7 A, dan model PV 8 untuk sc.9 A. Selanjutnya untuk arus berkisar antara. A sampai dengan 4. A. Setelah input dimasukkan dan diset untuk setiap panel surya yang terdiri dari 36 sel surya dihasilkan tegangan sesuai dengan input yang dimasukkan. C. Pemodelan dan Perancangan Buck Converter Model sederhana PV diperlihatkan oleh gambar 9. Model buck konverter ini terdiri dari sebuah relay yang dipasang paralel dengan sebuah sumber tegangan, dan sebuah hambatan yang dipasang paralel. Gambar. Pemodelan Buck Converter Menggunakan LabVEW Pemodelan Buck Converter dengan LabVEW menggunakan tiga parameter dan nilai rancangan yang terdiri dari input voltage yang bernilai 21.6 V, output voltage bernilai 17.6 V, dan output current bernilai 3.6 A. Pemodelan sel surya ini disimulasikan untuk signal triangle, simulasi DC, dan relay. Simulasi signal triangle dengan frekuensi. Hz dan amplitudo sebesar. Sedangkan untuk simulasi DC berkisar antara - Volt. Simulasi terakhir adalah relay yang berfungsi sebagai pengatur atau pengontrol dari simulasi signal triangle dan signal DC yang sebelumnya sudah diinputkan.
JURNAL TEKNK POMTS Vol. 1, No. 1, (12) 1-6 4 E. Pemodelan Sel Suya Dan Buck Converter Menggunakan Lab VEW Pemodelan ini terdiri pemodelan sel surya dan pemodelan buck converter yang digabungkan menjadi satu untuk menghasilkan data berupa tegangan dan arus yang akan digunakan untuk analisa dan pembahasan. Pemodelan di tunjukan pada gambar 11 dan gambar 12. Dapat dilihat pada gambar 12 terdiri dari cahaya, sc dan R variabel yang dapat dinputkan sesuai data yang akan dimasukkan. Apa bila cahaya dipilih 1 atau W/m 2, sc =,9 A dan dan R = Ω maka voltmeter akan menunjukkan nilai 19.9 V dan arus yang diperoleh sebesar.9 A, sedangkan grafik yang dihasilakan ada grafik yaitu grafik tegangan, grafik triangle, grafik dc dan grafik arus. Dengan ada tampilan berikut akan memudah untuk memperoleh data yang akurat. Gambar 11. Block Diagram Pemodelan Sel Surya dan Buck Converter Menggunakan LabVEW Pada penggabungan ini tidak ada lagi pengiputan arus tapi arus didapat dengan cara mengubah beban variabelnya. Pada pemodelan ini menggunakan beban variabel yang berbeda yaitu dari 3 Ω Ω. ntensitas cahaya yang digunakan adalah W/m 2, 9 W/m 2, dan 8 W/m 2, sedangkan sc yang di gunakan sc 1. A, 3,7 A dan.9 A. Setiap sc, beban variabel dan cahaya di inputkan akan menghasilkan tegangan dan arus yang berbeda beda sesuai data yang dinputkan. Maka hasil yang diperoleh dapat ditunjukkan pada front panel seperti pada gambar 12. V. PENGUJAN SSTEM DAN ANALSA DATA Pengujian ini menggunakan suhu yang tetap C dan dilakukan sebanyak 4 kali simulasi. Adapun pada pengujian modul PV ini yang akan dianalisis adalah data tegangan dan arus PV. Pengujian ini untuk mengetahui karakteristik -V dilakukan dengan menghubungkan model PV dengan Short circuit current ( sc ) bervariasi, beban bervariasi dan V dc bervariasi pada keadaan intensitas cahaya matahari 8 W/m 2, 9 W/m 2, dan W/m 2 menggunakan software Lab View. Berikut merupakan salah contoh data yang digunakan serta hasil outputnya dari 4 kali simulasi yang ditampilkan pada tabel dan gambar dibawah ini. Dengan menggunakan PV panel 6 Wp, sc = 3.7 A, dan Vdc = V pada keadaan intensitas cahaya matahari 8 W/m 2, 9 W/m 2, dan W/m 2. A. Pengujian Yang Dilakukan Pada Penelitian ni Meliputi Pengujian PV Panel 6 Wp, sc = 3.7 A, Beban Bervariasi Dan Vdc = V 1. Pengujian dengan ntensitas Cahaya Matahari W/m 2 Data tegangan dan arus diuji cobakan pada intensitas cahaya matahari sebesar W/m 2. Pada gambar 13 ditampilankan hasil uji coba tersebut. Gambar dibawah ini merupakan contoh hasil dari nilai R = 4 Ω. Gambar 13. Hasil Simulasi R = 4 Ω Sedangkan hasil simulasi secara keseluruhan untuk nilai R = Ω sampai dengan Ω ditampilakan pada Tabel 2 dibawah ini. Gambar 12. Front Panel Pemodelan Sel Surya dan Buck Converter Menggunakan LabVEW Tabel 2 Data Tegangan dan Arus untuk ntensitas W/m 2, sc = 3.7 A dan V dc = V HASL HASL SMULAS PERHTUNGAN V (Volt) R (ohm) V (Volt)
JURNAL TEKNK POMTS Vol. 1, No. 1, (12) 1-6 2,91,,26 2,91 2,27 17,3 17,3 2,27 1,82 18,24 18,24 1,82 1,3 18,84 3 18,84 1,3 Tabel 2 Lanjutan (Data Tegangan dan Arus untuk ntensitas W/m 2, sc = 3.7 A dan V dc = V) HASL HASL SMULAS PERHTUNGAN V R V (Volt) (ohm) (Volt) 1,1 19,13 4 19,12 1,1,92 19,21 19,21,92,62 19,47 7 19,47,62,46 19,9 19,6,46, 19,76 18 19,7,,18 19,81 19,81,18,12 19,8 38 19,8,12,1 19,87 4 19,87,1,7 19,89 6 19,89,7, 19,9 8 19,9,,4 19,91 19,91,4 perhitungan simulasi 1 2 3 4 Arus () Gambar 14. Kurva -V Pengujian Panel PV 6 Wp dengan ntensitas W/m 2, sc = 3.7 A dan V dc = V Pada Gambar 14 ditunjukkan grafik antara tegangan dan arus yang dikeluarkan oleh PV ketika beban divarisikan antara Ω. Hasil yang didapat V oc = 19.91 V. Dari hasil diatas juga menunjukkan antara hasil perhitungan dan simulasi dari PV tidak ada perbedaan. 2. Pengujian dengan ntensitas Cahaya Matahari 9 W/m 2 Data tegangan dan arus diuji cobakan pada intensitas cahaya matahari sebesar 9 W/m 2. Pada gambar 16 ditampilankan hasil uji coba tersebut. Gambar dibawah ini merupakan contoh hasil dari nilai R = 4 Ω. Gambar. Hasil Simulasi R = 4 Ω Sedangkan hasil simulasi secara keseluruhan untuk nilai R = Ω sampai dengan Ω ditampilakan pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3 Data Tegangan dan Arus untuk ntensitas 9W/m 2, sc = 3.7 A dan V dc = V HASL HASL SMULAS PERHTUNGAN V R V (Volt) (ohm) (Volt) 2,66 14,7 14,66 2,66 2,27 16,9 16,91 2,27 1,81 17,89 17,88 1,81 1,3 18,6 3 18,6 1,3 1,2 18,91 4 18,91 1,2,93 19, 19,1,93,62 19,29 7 19,29,62,46 19,43 19,44,46,26 19,6 18 19,61,26,18 19,66 19,6,18,12 19,71 38 19,7,12,1 19,73 4 19,73,1,7 19,7 6 19,7,7, 19,76 8 19,76,,4 19,77 19,77,4 perhitungan simulasi 1 2 3 Arus () Gambar 16. Kurva -V Pengujian Panel PV 6 Wp dengan ntensitas 9 W/m 2, sc = 3,7 A dan V dc = V Pada Gambar 16 ditunjukkan grafik antara tegangan dan arus yang dikeluarkan oleh PV ketika beban divarisikan antara Ω dengan intensitas cahaya matahari 9 W/m 2. Hasil yang didapat V oc = 19.66 V. Jika dibandingkan dengan pengujian dengan intensitas W/m 2 terjadi penurunan dari sisi V oc. Dari hasil diatas juga menunjukkan antara hasil perhitungan dan simulasi dari PV tidak ada perbedaan. 3. Pengujian dengan ntensitas Cahaya Matahari 8 W/m 2 Data tegangan dan arus diuji cobakan pada intensitas cahaya matahari sebesar 8 W/m 2. Pada gambar 17 ditampilankan hasil uji coba tersebut. Gambar dibawah ini merupakan contoh hasil dari nilai R = Ω.
JURNAL TEKNK POMTS Vol. 1, No. 1, (12) 1-6 6 perhitungan dan simulasi dari PV ada perbedaan. Hal tersebut dikarenakan pengujian menggunakan beban yang terbatas seperti ditunjukkan pada Tabel 4. Gambar 17. Hasil Simulasi R = Ω Sedangkan hasil simulasi secara keseluruhan untuk nilai R = Ω sampai dengan Ω ditampilakan pada Tabel 4 dibawah ini Tabel 4 Data Tegangan dan Arus untuk ntensitas 8 W/m 2, sc = 1. A dan V dc = V HASL HASL SMULAS PERHTUNGAN V R V (Volt) (ohm) (Volt) 2,44 12,39 11,2 2,44 2,24,83,72 2,24 1,81 17,38 17,38 1,81 1,3 18,29 3 18,29 1,3 1,2 18,6 4 18,66 1,2,92 18,77 18,78,92,61 19, 7 19,9,61,46 19, 19,24,46, 19,44 18 19,44,,18 19, 19,49,18,12 19, 38 19,,12,1 19,7 4 19,7,1,7 19,9 6 19,9,7, 19,61 8 19,61,,4 19,62 19,62,4 perhitungan simulasi 1 2 3 Arus () Gambar 19 Kurva -V Pengujian Panel PV 6 Wp dengan ntensitas 8 W/m 2, sc = 1. A dan Vdc = V Pada Gambar 19 ditunjukkan grafik antara tegangan dan arus yang dikeluarkan oleh PV ketika beban divarisikan antara Ω dengan intensitas cahaya matahari 8 W/m 2. Hasil yang didapat dilihat dari Tabel 4.3 V oc = 19,62 V. Jika dibandingkan dengan pengujian sebelumnya terjadi penurunan dari sisi V oc. Dari hasil diatas juga menunjukkan antara hasil 4 Arus () Gambar Kurva -V Pengujian Panel PV 6 Wp dengan ntensitas W/m 2, 9 W/m 2 dan 8 W/m 2, sc = 3.7 A dan Vdc = V Dari ketiga pengujian dan dibandingankan dengan spesifikasi panel PV 6 Wp didapatkan hasil yang hampir mirip antara hasil simulasi dan spesifikasi, dapat dilihat pada Gambar. V. KESMPULAN Dari analisa hasil simulasi serta pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Model sel surya (PV) dengan sc, R variabel yang di ubah ubah dapat menghasilkan karakteristik yang mirip dengan sel surya yang buatan pabrik. 2. Model sel surya (PV) cell dan buck converter dengan simulasi dan perhitungan dengan tegangan DC V, V dan V. ntensitas W/m 2, 9 W/m 2 dan 8 W/m 2 menunjukkan karakteristik yang hampir sama model PV yang digunakan. 3. Simulasi sel surya (PV) panel 6 Wp dan 8 Wp. ntensitas W/m 2, 9 W/m 2 dan 8 W/m 2 diperoleh karakteristik yang mirip dengan hasil perhitungan. DAFTAR PUSTAKA W/m2 9 W/m2 8 W/m2 spefikasi [1] Messenger, Roger A, Photovoltaic systems engineering second edition, crcpress, 3. [2] Rashid M.H, Power Electronics Handbook, Academic Press, 7. [3] Muhammad Saad Rahman, 7. Buck Converter Design ssues. Division of Electronic Devices. Department of Electrical Engineering. Linkoping nstitute of Technology. Sweden. Zealand, 1998. [4] Otto, Tyler N., Comparative study of grid connected photovoltaic arrays, San Diego State University, 9