BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. ABSTRACT... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI.. vi DAFTAR GAMBAR. ix DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR DIAGRAM. xiv

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dimana arsitektur itu berada (Rapoport, 1969). Rapoport membagi arsitektur menjadi

diberikan Tuhan, meminta tolong kepada Tuhan, menenangkan pikiran dan memusatkannya untuk menuju ke fase kesederhanaan, absolusi / penebusan, epifania

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan Dunia dalam berbagai bidang kehidupan mempengaruhi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. sejak berabad-abad silam dan beberapa diantaranya sekarang sudah menjadi aset

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan, banyak

BAB I PENDAHULUAN. berkembang akan berbagai hal. Salah satu contoh kemajuan teknologi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa Kesultanan pada masanya, yang

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

UNIVERSITAS INDONESIA. Gaya Bangunan Gereja Katedral Jakarta. Makalah Non-Seminar. Siti Huwaida

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ABSTRACTION... BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Ide Gagasan Rumusan Masalah 4

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

Pada proyek ini, gereja yang akan mengadaptasi budaya lokal adalah Gereja St. Maria Emaculata di Bandar Lampung. 1.2 Rumusan Masalah Masalah utama yan

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR DIAGRAM... x

DAFTAR ISI. Ciri neo gotik..., Anyari Indah Lestari, FIB UI, 2013

Redesain Gereja Khatolik Mater Dei Paroki lamper Sari di Semarang

Gereja Katolik Paroki Rasul Barnabas di Tangerang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GEREJA KATOLIK SANTO PAULUS DI PRINGGOLAYAN, BANTUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari pada Kamis, 10 April 2014 pukul WIB. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dalam berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang mewakili daerahnya masing-masing. Setiap Kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REDESAIN KOMPLEKS GEREJA KATOLIK PAROKI SANTA THERESI BONGSARI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejak zaman prasejarah manusia sudah mengenal hiasan yang berfungsi

BAB Il TINJAUAN UMUM. : 6,5 dari tepi jalan alam sentosa di hadapan tapak. : Gereja dan Hunian terdiri dari Imam lanjut usia,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

GEREJA KATOLIK KRISTUS RAJA DI WASUPONDA, LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Rumusan Masalah Ide Gagasan... 4

GEREJA HKBP DI SEMARANG

1. Serambi dan Badan Gereja Badan gereja merupakan tempat dimana umat Gereja mengikuti Misa dan kegiatan yang berhubungan dengan acara di Gereja St. M

BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA. menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berubah dibandingkan dengan perancangan bangunan tempat ibadah pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG EKSISTENSI PROYEK


ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mencapai sasaran yang diinginkan penulis memerlukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

dilatarbelakangi oleh bertambahnya di kawasan BSD dan sekitarnya, sehingga dibutuhkan sebuah bangunan gereja yang dapat mengakomodasi kegiatan Gereja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

Gereja Katolik Kristus Raja di Wasuponda, Luwu Timur, Sulawesi Selatan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

Deretan kolom yang menunjukkan ritme bersemangat. Gambar 5 Aplikasi ritme bersemangat pada sebuah bangunan. Sumber: Dokumentasi dari internet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gaya bangunan..., Cheviano Eduardo Alputila, FIB UI, 2009

ABSTRAK KAJIAN AKULTURATIF INTERIOR ISTANA MAIMUN DI MEDAN-SUMATERA UTARA (Periode Sultan Makmun Alrasyid Perkasa Alamsyah, )

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tempat wisata yang beragam,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Kata "agama" berasal dari bahasa Sansekerta, agama yang berarti "tradisi".

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Ragam hias di Indonesia merupakan kesatuan dari pola pola ragam hias

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ABSTRAKSI. Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha. Gambar 1.1

BAB I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Restoran aneka bali boga di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui Bangsa Portugis pada tahun 1512 dengan tujuan untuk berdagang di daerah penghasil rempahrempah tepatnya di kepulauan Maluku. Tahun 1534 Bangsa Portugis kembali datang ke Indonesia di pulau Halmahera, dengan sebuah misi untuk menyebarkan agama Katolik. Sejak kedatangan dan kekuasaan Vereenigde Oostindische Company (VOC) di Indonesia tahun 1619-1799, gereja Katolik dilarang secara mutlak dan hanya bertahan di beberapa wilayah yang tidak termasuk VOC yaitu Flores dan Timor. Imam-imam Katolik diancam hukuman mati, apabila tertangkap berkarya di wilayah kekuasaan VOC. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan zaman, akhirnya agama Katolik tersebar dan mulai diterima dan dianut di seluruh penjuru Negara Indonesia. Objek studi yang dipilih oleh penulis dalam skripsi ini adalah De Kerk van Onze Lieve Vrowe ten Hemelopneming - Gereja Santa Maria Diangkat Ke Surga atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gereja Katedral Jakarta. Gereja 1

berlanggam neo-gotik dari Eropa ini diresmikan pada tanggal 21 April 1901, dirancang oleh Pastor Antonius Dijkmans dan kemudian diresmikan serta diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, SJ, Vikaris Apostolik Jakarta. Gereja Katedral Jakarta adalah salah satu bangunan gereja Katolik tertua dan termegah yang terdapat di Indonesia. Bangunan ini memiliki banyak sekali keunikan baik bentuk arsitektur maupun elemen interiornya dengan simbol yang sarat akan makna, akan tetapi justru seringkali hanya dipandang sebagai elemen estetis belaka. Gereja Katolik khususnya di Indonesia umumnya memiliki bentuk denah, bentuk arsitektur, dan langgam desain yang mirip, baik eksterior maupun interior. Seluruh bentuk, warna dan ornamen masing-masing memiliki makna dan pesan religius tersendiri. Pada penelitian ini, akan dibahas bentuk dan makna simbol yang terdapat di area panti imam karena panti imam adalah salah satu vocal point dan merupakan area yang paling sakral dan bermakna pada gereja ini. Pada panti imam diantaranya terdapat tiga buah altar yang masing-masing menceritakan hal yang berbeda, tabernakel, katedra, dan bagian lainnya. Pada masa kini, umat Katolik yang datang ke gereja semakin tidak memahami maksud dan pesan yang terkandung di dalamnya. Padahal, simbol dan segala sesuatu yang terdapat di panti imam tersebut dibuat bukan hanya sebagai hiasan dan dekorasi semata. Umat Katolik seharusnya memahami makna tersebut sebagai perwujudan iman dan bukti pemahaman agama Katolik secara mendalam. Karena dengan begitu, maka prosesi ibadah akan semakin sakral dan penuh makna. Hal inilah yang menjadi alasan utama penulis untuk melakukan penelitian dalam bentuk skripsi. 1.2 Batasan Masalah Penelitian ini dilakukan pada sebagian ruang yaitu panti imam yang terdapat pada Gereja Katedral Jakarta. Batasan masalah dibagi berdasarkan elemen pembentuk ruang berdasarkan elemen desain interior, yaitu bentuk, warna, pola, tekstur, skala, dan cahaya. 2

Keunikan pada gereja ini salah satunya terdapat bagian panti imam karena selain terdapat katedra yang merupakan tahta uskup, terdapat pula tiga buah altar yang terdiri dari altar utama, altar Maria dan altar Yosef. Masingmasing altar memiliki diorama yang menceritakan tentang kehidupan masingmasing tokoh utamanya, yaitu Maria, Yosef, dan Yesus sendiri pada altar utama. Gambar 1.1 Denah Panti Imam (Sumber : Dokumen Departemen Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, 2011) Gambar 1.2 Tampak Depan Panti Imam (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011) 1.3 Rumusan Masalah Simbol dan seluruh elemen interior yang terdapat pada panti imam gereja Katedral Jakarta memiliki bentuk yang menyiratkan makna yang religius. Maka sebagaimana telah disebutkan pada latar belakang dapat ditemukan beberapa masalah yang akan menjadi pokok pembahasan, yaitu: 1. Bagaimana deskripsi visual interior Gereja Katedral Jakarta khususnya pada bagian panti imam? 2. Apa sajakah makna yang tersirat pada elemen interior yang terdapat pada panti imam di Gereja Katedral Jakarta? 3

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang nyata untuk: 1. Untuk mengetahui deskripsi visual interior Gereja Katedral Jakarta khususnya pada bagian panti imam. 2. Untuk mengetahui makna yang tersirat pada elemen interior yang terdapat pada panti imam di gereja Katedral Jakarta. Adapun tujuan lain penelitian ini adalah dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk mendapatkan Gelar Strata Satu Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha Tahun Ajaran 2011/2012. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang dibuat dan disusun dalam bentuk skripsi ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada semua pihak dan pembaca, diantaranya: 1. Bagi pihak penulis, penelitian ini menjadi suatu inspirasi dan salah satu sarana pembelajaran tentang bentuk dan makna yang terkandung di dalam suatu bangunan, khususnya bangunan bersejarah yang sarat dengan makna seperti gereja ini. Selain itu, penulis menjadi lebih memahami arti dan terkandung dalam gereja ini bahwa sesungguhnya ornamen-ornamen dan elemen interior yang terdapat di dalamnya memiliki makna tertentu, bukan hanya sekedar elemen estetis belaka. 2. Bagi pihak peneliti sejenis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu sarana pembanding dan sumber inspirasi, khususnya bagi peneliti yang akan atau sedang melakukan penelitian yang serupa. 3. Bagi pihak Gereja Katedral, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam hal pengembangan dan pemeliharaan bangunan Gereja Katedral Jakarta terutama pada bagian panti imam. 4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu masukan dalam perancangan suatu bangunan dengan 4

pengertian, makna, bentuk, dan tanda, khususnya gereja. Selain itu, hasil penelitian ini bagi para pengunjung dan umat adalah agar para pengunjung dan umat dapat memahami makna yang terkandung pada altar-altar gereja ini sehingga menambah kekhusyukan dalam ibadah. 1.6 Metode Penelitian Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan dapat dipertanggungjawabkan, maka dalam meneliti penulis menentukan metode penelitian secara bertahap. Secara garis besar, metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Tujuannya adalah untuk menjawab permasalahan secara teoritis dan metodologis. Berikut adalah beberapa metode yang juga menunjang pada penulisan dan penyusunan penelitian ini: 1. Metode studi literatur Pada tahap ini dilakukan studi literatur dengan membaca sejumlah buku dan mencari berbagai referensi dari karya ilmiah maupun jurnal yang berhubungan dengan topik pembahasan dalam segala aspek mengenai Gereja Katolik. Selain itu juga penulis melakukan studi literatur tentang semiotika khususnya yang berkaitan dengan ruang. Keseluruhan data yang telah terkumpul kemudian dirangkum dan dijadikan acuan serta pedoman agar memudahkan untuk mencari keterkaitan data satu dengan yang lainnya. 2. Metode studi lapangan Setelah mempelajari dan memahami teori dasar yang telah dikumpulkan dari studi literatur, maka teori tersebut kemudian akan dibandingkan dengan hal-hal yang terdapat di lapangan. Maka metode yang digunakan selanjutnya adalah metode studi lapangan yang dilakukan dengan cara mengobservasi secara langsung objek penelitian, yaitu Gereja Katedral Jakarta khususnya area panti imam. 5

3. Metode wawancara Pada tahap ini dilakukan wawancara untuk mendapatkan keterangan dan informasi tambahan mengenai hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya. 1.7 Metode Pengumpulan Data Dalam proses pengumpulan data pun harus dilakukan dengan cermat dan selektif sehingga resiko data yang majemuk dapat terhindarkan. Banyaknya data yang diperoleh dapat menyebabkan data yang beragam dan belum tentu sesuai dan relevan dengan penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu data-data tersebut kemudian diseleksi berdasarkan dua jenis, yaitu: 1. Data primer Data ini merupakan kumpulan data yang diperoleh dari lapangan yang didapat dengan cara studi lapangan. Data-data tersebut merupakan fakta yang menjadi pedoman dan tolak ukur penelitian. 2. Data sekunder Data ini merupakan data-data yang diperoleh dari berbagai sumber yang didapat dengan cara studi literatur dari berbagai sumber buku, karya ilmiah maupun jurnal yang relevan. Selain itu terdapat pula hasil wawancara yang dapat melengkapi data panulis tentang sejarah dan beberapa keterangan penting yang berkaitan dengan Gereja Katedral Jakarta sebagai objek penelitian. 6

1.8 Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan dua metode untuk menganalisa data yang telah diperoleh, yaitu: 1. Metode deskriptif Penelitian yang bersifat deskriptif memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. 2. Metode kualitatif Penelitian dengan metode kualitatif dilakukan dengan cara menganalisa data berdasarkan informasi yang telah diperoleh dan dikaitkan dengan teori yang mendukung. Pada penelitian ini, metode kualitatif digunakan untuk menganalisa objek berupa elemen interior berdasarkan bentuk, warna, dan orientasi yang kemudian dianalisa kembali maknanya menggunakan teori semiotika. 7

1.9 Kerangka Pemikiran Latar Belakang Masalah: Gereja Katedral Jakarta merupakan salah satu sarana beribadah umat Katolik yang tertua dan memiliki beragam ornamen dan elemen interior yang hanya dipandang sebagai dekorasi semata. Penataan ornamen dan elemen interior pada panti imam Gereja Katedral Jakarta yang sarat dengan makna untuk menciptakan kekhusyukan dan pemahaman iman yang mendalam bagi umat Katolik. Bentuk dan makna ornamen dan elemen interior panti imam Gereja Katedral Jakarta menurut semiotika dalam desain. Rumusan Masalah: Deskripsi visual interior Gereja Katedral Jakarta khususnya pada bagian panti imam. Makna yang tersirat di dalam ornamen-ornamen dan elemen interior yang terdapat pada panti imam di Gereja Katedral Jakarta. Objek Studi: Literatur Panti Imam Gereja Katedral Jakarta Elemen Pembentuk Ruang (lantai, dinding, langit-langit) 6 Elemen Desain Interior (menurut David Ballast) Semiotika Saussure Teori Gereja Deskripsi Visual Makna Simpulan Diagram 1.1 Kerangka Pemikiran (Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2011) 8

1.10 Sistematika Penulisan Skripsi ini disusun menjadi lima bab yang memiliki garis besar sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN menjelaskan latar belakang penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, metode pengumpulan data, teknik analisis data, kerangka pemikiran, dan sistematika penulisan. Secara keseluruhan bab ini merangkum seluruh isi dari penelitian yang dilakukan sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah secara garis besar. BAB II TEORI GEREJA, DESAIN, DAN SEMIOTIKA membahas tentang teori dasar dan definisi gereja, desain gereja, dan hubungannya dengan semiotika. Pada bab ini terdapat data literatur khususnya tentang gereja Katolik dan semiotika yang mendukung dan berguna sebagai pedoman penelitian. Terdapat pula data literatur mengenai simbol-simbol secara umum yang terdapat di dalam gereja Katolik. BAB III GEREJA KATEDRAL JAKARTA menjelaskan tentang deskripsi objek yang akan diteliti. Di dalamnya diuraikan secara jelas mengenai letak, sejarah dan perkembangannya, dan keseluruhan data dari objek studi tersebut mulai dari elemen eksterior maupun interior. BAB IV KAJIAN BENTUK DAN MAKNA ELEMEN PEMBENTUK RUANG PANTI IMAM GEREJA KATEDRAL JAKARTA menjelaskan tentang analisis bentuk dan makna yang terdapat pada elemen pembentuk ruang berdasarkan elemen interiornya, sehingga terdapat makna yang tersirat di dalamnya. BAB V SIMPULAN DAN SARAN berisi simpulan dan hasil penelitian dan rangkuman hasil analisis objek studi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Bab ini juga berisi kritik dan saran untuk arah yang lebih baik bagi semua pihak. 9