TEKNIK MEMV ARIASI ENERGI BERKAS PROTON DARIAKSELERATORENERGITETAP MENGGUNAKAN DEGRADER ALUMINIUM. Hari Suryanto, Silakhuddin

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL COMMISSIONING MODIFIKASI SIKLOTRON BATAN UNTUK PENENTUAN ENERGI BERKAS PARTIKEL. Silakhuddin

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PENGUJIAN KEAUSAN KOMPONEN MEKANIK DENGAN TEKNIK AKTIVASI LAPISAN TIPIS

ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV

PENENTUAN BESARAN EFEK BERKAS PROTON PADA FASILITAS TARGET SIKLOTRON DECY-13

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

EVALUASI FLUKS NEUTRON THERMAL DAN EPITHERMAL DI FASILITAS SISTEM RABBIT RSG GAS TERAS 89. Elisabeth Ratnawati, Jaka Iman, Hanapi Ali

DESAIN DASAR KOMPONEN-KOMPONEN DAN PER- HITUNGAN PRODUKSI

ANALISIS GEOMETRI ANODA DALAM OPTIMASI DESAIN SUMBER ION PENNING UNTUK SIKLOTRON

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN ANALISIS DAN PENENTUAN DISTRIBUSI FLUKS NEUTRON SALURAN TEMBUS RADIAL UNTUK PENDAYAGUNAAN REAKTOR KARTINI

ANALISIS SIFAT FISIK LAPISAN TIPIS TITANIUM NITRIDA PADA BAJA AISI 410 YANG DILAPIS DENGAN METODE SPUTTERING

Interaksi Radiasi dengan Materi. Sulistyani, M.Si.

PRODUKSI ARUS ION DARI HEAD SUMBER ION EKSPERIMEN UNTUK SIKLOTRON 13 MeV

KALKULASI PEMBENTUKAN RADIONUKLIDA PADA KOMPONEN SUMBER ION SIKLOTRON

PERHITUNGAN PARAMETER FISIS SISTEM EKSTRAKTOR SIKLOTRON 13 MeV UNTUK PET

EKSPERIMEN UJI PADA DAYA TINGGI DARI HEAD SUMBER ION UNTUK SIKLOTRON

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN:

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI LINTASAN BERKAS PROTON SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN PROGRAM PWHEEL

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

PENENTUAN HASIL PRODUK RADIOISOTOP FLUOR-18 PADA FASILITAS SIKLOTRON DECY-13

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01

PERHITUNGAN ORBIT AWAL BERKAS PROTON PADA CENTRAL REGION SIKLOTRON

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH UKURAN PARTIKEL BATU APUNG TERHADAP KEMAMPUAN SERAPAN CAIRAN LIMBAH LOGAM BERAT

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

PERANCANGAN SISTEM MEKANIK EKSTRAKTOR BERKAS UNTUK SIKLOTRON PROTON 13 MEV

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication

18.1 Sandwich Panel Honeycomb sandwich

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

FABRIKASI DETEKTOR PARTIKEL ALPHA MENGGUNAKAN SEMIKONDUKTOR SILIKON TIPE P

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

PELURUHAN RADIOAKTIF

Fisika Modern (Teori Atom)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENENTUKAN POLA RADIASI BUNYI DARI SUMBER BERBENTUK CORONG. Robi ullia Zarni 1, Defrianto 2, Erwin 3

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Konversi Paparan pada Perubahan kv Pesawat Sinar- X Rigaku-RF-250EGM

PENGUNGKUNGAN SUMBER 85 Kr, 133 Xe, 198 Au, DAN 24 Na PASCA IRADIASI

Partikel sinar beta membentuk spektrum elektromagnetik dengan energi

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN AKSELERATOR PARTIKEL BERMUATAN. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator Badan Tenaga Nuklir Nasional

PENGUKURAN FLUKS NEUTRON SALURAN BEAMPORT TIDAK TEMBUS RADIAL SEBAGAI PENGEMBANGAN SUBCRITICAL ASSEMBLY FOR MOLYBDENUM (SAMOP) REAKTOR KARTINI

Journal of Mechanical Engineering Learning

Prodi Fisika FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

KAJIAN DETEKTOR AKTIVASI NEUTRON CEPAT UNTUK PENGGUNAAN DETEKTOR NEUTRON

Studi Mengenai Perancangan Komposisi Bahan dalam Campuran Mortar untuk Pembuatan Bata Beton (Paving Block)

PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL

SOAL LATIHAN PEMBINAAN JARAK JAUH IPhO 2017 PEKAN VIII

VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

DAYA KELUARAN PANEL SURYA SILIKON POLI KRISTALIN PADA CUACA NORMAL DAN CUACA BERASAP DENGAN SUSUNAN ARRAY PARALEL

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DC 2 kv/2 A UNTUK KATODA SUMBER ION SIKLOTRON 13 MeV BERBASIS TRANSFORMATOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

PENINGKATAN AKURASI DATA HRSANS DENGAN MODIFIKASI PERANGKAT LUNAK KENDALI PADA BAGIAN SAMPLE CHANGER

Optimasi Proses Sand Blasting Terhadap Laju Korosi Hasil Pengecatan Baja Aisi 430

Mata Pelajaran : FISIKA

EKSPERIMEN HAMBURAN RUTHERFORD

PENGERASAN PERMUKAAN BAJA ST 40 DENGAN METODE CARBURIZING PLASMA LUCUTAN PIJAR

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

ANALISA UJI TRANSFORMATOR 350 V/20 A UNTUK CATU DAYA NITRIDASI PLASMA DOUBLE CHAMBER

Prosiding Pertemuan Ilmiah Sains Materi 1997 /SSN /4/0-2897

PERTEMUAN KEEMPAT FISIKA MODERN TEORI KUANTUM TENTANG RADIASI ELEKTROMAGNET TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

PENENTUAN TINGKAT REDUKSI KEBISINGAN OLEH PAGAR BUATAN DI SEKITAR BANGUNAN RUMAH PENDUDUK DI KOTA PEKANBARU

PENENTUAN KEDALAMAN PENETRASI BERKAS ELEKTRON 800 kev DALAM GAS BUANG PLTU PADA SISTEM PENGOLAHAN GAS BUANG MENGGUNAKAN MESIN BERKAS ELEKTRON

PELAPISAN ALUMINIUM PADA Fe-Ni DENGAN TEKNIK EVAPORASI

DESAIN PERISAI RADIASI UNTUK SIKLOTRON DECY-13 MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

INTERAKSI PROTON BERENERGI TINGGI DENGAN MA TERI DAN APLIKASINY A UNTUK STUDI KOROSI BAHAN. Imam Kambali, Hari Suryanto

SIFAT-SIFAT INTI. PERTEMUAN KEEMPt

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

Studi Cacat Permukaan plat Aluminium pada Proses Pembengkokkan Sudut Mesin Bending

UNJUK KERJA METODE FLAME ATOMIC ABSORPTION SPECTROMETRY (F-AAS) PASCA AKREDITASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perlakuan panas atau annealing pada lapisan sehingga terbentuk butiran-butiran

SIMULASI AWAL SISTEM MAGNET SIKLOTRON 13 MeV MENGGUNAKAN SUPERFISH DAN OPERA-3D

Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi

Transkripsi:

Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceulicals Vol. t. No.2. /998 ISSN /4/0-8542 TEKNIK MEMV ARIASI ENERGI BERKAS PROTON DARIAKSELERATORENERGITETAP MENGGUNAKAN DEGRADER ALUMINIUM Hari Suryanto, Silakhuddin ABSTRAK TEKNIK MEMV ARIASI ENERGI BERKAS PROTON DARI AKSELERATOR ENERGI TETAP MENGGUNAKAN DEGRADER ALUMINIUM. Telah dilakukan eksperimen untuk memvariasi energi berkas proton dari akselerator berenergi tetap (fixed energy) dengan cara menurunkan energi berkas proton tersebut. Penurunan energi ini dilakukan dengan memasang degrader aluminium. Prinsip dasar yang digunakan adalah penyerapan energi berkas oleh material. Dengan menggunakan formulasi jangkauan proton dalam bahan dan data stopping power aluminium untuk partikel proton maka ketebalan aluminium untuk tiap-tiap energi keluaran yang dikehendaki dapat ditentukan. Sistem degrader ini telah disiapkan untuk memvariasi berkas proton dari energi 25,6 MeV menjadi berturut-turut II, 12, 15, 17 dan 19 MeV. Energi-energi proton tersebut diperlukan untuk pembuatan radioisotop-radioisotop PET maupun untuk keperluan aktivasi lapisan tipis dalam pengujian korosi dan keausan bahan-bahan metal. Fungsi degrader dalam menurunkan energi berkas diuji dengan mengukur energi berkas setelah menembus degrader dengan menggunakan metode aktivasi susunan foil tembaga pada energi keluaran II, 15 dan 19 MeV. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya kesesuaian antara perhitungan dan pengukuran. Efek degrader terhadap kualitas dan kuantitas berkas diteliti dengan mengamati protil dan intensitas berkas, dan diperoleh sudut sebaran berkas sebesar 2,50 untuk ketebalan degrader maksimum dan penurunan intensitas berkas rata-rata sebesar I0%. ABSTRACT TECHNIQUE TO VARY PROTON BEAM ENERGY OF A FIXED ENERGY ACCELERATOR USING ALUMINIUM DEGRADER. Various proton beam energies lower than currently available 25.6 MeV fixed energy are required for the production of PET radioisotopes and for the thin layer activation technique in wear and corrosion determination. Experiment to produce variouse proton beam energy from a fixed energy accelerator was carried out. The technique involved aluminium of various thickness which degraded the proton beam energy based on energy absorption by the material. Using the range formulation of proton beam in material and aluminum stopping power data for proton particle, the thickness of the aluminum degrader was determined for required energy output. Degrader system have been prepared for energy reduction from 25.6 MeV to 11,12,15,17 and 19 MeV, respectively. 65

ISSN 141{1-8542 The degrader system was tested by measuring the energy output by stacked foils method, The measured energy output and the theoritical output was whitin ± 2.24 % agreement. The effects of degrader system on the beam quality and quantity were observed by measuring the profile and the beam intensity after degrader. The measurements showed 2.5 degrees of maximum beam convergency and 10% in average reduction of beam intensity. PENDAHULUAN Berkas proton yang dihasilkan dari suatu akselerator berenergi tetap (fixed energy) aplikasinya sangat terbatas. Hal ini disebabkan spektrum energinya tidak dapat mengakomodasi beberapa reaksi nuklir yang mempunyai puncak tampang lintang reaksi yang bervariasi. Dengan menambahkan fasilitas penurun energi maka akselerator tersebut energi partikelnya dapat divariasi sehingga aplikasinya dapat diperiuas. Sebagai ilustrasi misalnya Siklotron BATAN yang mempunyai variasi energi sempit yaitu 24 hingga 27 MeV, aplikasinya hanya terbatas untuk pembuatan beberapa radioisotop misalnya TI-20 1, Ga-67 dan 1-123. Padahal radioisotop-radioisotop PET yang saat ini mempunyai kecenderungan meningkat penggunaannya hanya mungkin dibuat dengan menggunakan proton berenergi belasan MeV. Dalam bidang industri, Teknik Aktifasi Lapisan Tipis menggunakan berkas proton telah mulai digunakan untuk penyelidikan korosi dan keausan bahan-bahan metal [1]. Energi proton 'yang diperlukan untuk teknik ini bervariasi dari 10 hingga 25 MeV [1,2,3]. Teknik variasi energi proton dengan cara menurunkan energinya ini dapat dilakukan dengan memasang suatu degrader pada lintasan berkas proton dimana energi dan posisi berkas dikehendaki. Besarnya energi partikel tergantung dari ketebalan degrader, dan banyaknya variasi energi yang diperoleh sarna dengan banyaknya variasi ketebalan degrader. Dengan teknik ini spektrum energinya tidak dapat kontinyu, namun dengan memberikan ketebalan degrader-degrader yang semakin tipis maka semakin. memungkinkan membuat variasi energinya mendekati kontinyu. Degrader adalah suatu keping metal yang berfungsi menyerap sebagian energi partikel yang menembusnya. Dalam eksperimen ini degrader yang digunakan adalah aluminium, dimana besarnya pengurangan energi pada degrader dihitung dengan formulasi jangkauan partikel dalam bahan dan data stopping power aluminium untuk partikel proton~ sehingga ketebalan aluminium untuk tiap-tiap energi keluaran yang dikehendaki dapat dihitung. 66

Vol. 1. No.2. 1998 Titik berat dari eksperimen ini antara lain menguji akurasi fungsi degrader dalam menurunkan energi berkas partikel proton dengan mengukur energi partikel setelah menembus dengrader. Pengukuran energi ini dilakukan dengan menggunakan metode aktifasi susunan foil tembaga [2]. Disamping itu juga dilakukan pengamatan efek penyebaran berkas setelah melewati degrader. Pengamatan efek penyebaran berkas ini dilakukan untuk ketebalan degrader maksimal dengan harapan diperoleh penyebaran berkas yang maksimal pula. Degrader yang maksimal yang dimaksud disini adalah ketebalan degrader dimana energi keluaran yang dihasilkan seminimal mungkin yang masih dapgt menghasilkan reaksi inti yang diperlukan dalam pengukuran energi partikel. Harga energi keluaran tersebut adalah 2,5 MeV hingga 3,5 MeV yang merupakan energi ambang pembentukan Zn-65 yang diperlukan dalam pengukuran energi berkas proton dengan menggunakan metode aktifasi susunan foil tembaga [2,6]. Hasil-hasil eksperimen ini diharapkan akan merupakan pembuka jalan atau langkah awal bagi pengembangan aplikasi akselerator khususnya Siklotron BAT AN dalam pengembangan pembuatan radioisotop PET maupun untuk tujuan Aktifasi. Lapisan Tipis dalam penyelidikan korosi dan keausan. TATAKERJA Komponen-komponen pendukung. Sistem Window Sistem window ini terdiri dari rumah window yang dibuat dari bah an aluminium dan sekat window yang terbuat dari bahan foil havar. Foil havar ini adalah alloy Co42.5/Cr20INi 13/Fe/W /Mo/Mn yang bersifat non magnetik dan mempunyai kekuatan tarik yang tinggi [7]. Tebal foil havar yang digunakan untuk sekat window ini adalah 25 mikro-meter. Rumah window ini dihubungkan secara terisolasi dengan saluran berkas sehingga arus berkas yang melewati window dapat dipantau. Window ini berfungsi mengeluarkan berkas dari ruang vakum melalui ujung saluran berkas siklotron ke udara luar, karen a eksperimen ini dilakukan diluar saluran berkas. Penyambungan sistem window terhadap saluran berkas ini ditunjukkan pada Gambar I. 67

Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceulicals Sis tern Degrader Sistem degrader terdiri dari rumah degrader yang dibuat dari bahan aluminium dan degrader yang dibuat dari foil aluminium. Ada lima jenis ketebalan degrader yang disediakan, yaitu : 1,42 mm; 1,77 mm; 2,04 mm; 2,50 mm dan 2,54 mm yang masingmasing berturut-turut diharapkan dapat menurunkan energi dari 25,6 MeV rnenjadi 19 MeV; 17 MeV; 15 MeV; 12 MeV dan 11 MeV. Susunan sistem degrader ini ditunjukkan pada Gambar 2. Sistern Pengukur Energi berkas Sistem pengukur energi berkas terdiri dari rumah foil yang dibuat dari bahan. aluminium dan foil-foil tembaga murni berdiameter 12 mm yang terdiri dari dua macam ukuran ketebalan yaitu 0,05 mm dan 0,02 mm. Untuk keperluan pengukuran energi disediakan dua macam ketebalan susunan foil, yaitu pertama tiga buah susunan foil dengan ketebalan 0,45 mm yang disusun dari 5 buah foil 0,05 mm dan 10 buah foil 0,02 mm. Ketebalan 0,45 mm ini digunakan untuk mengukur energi keluaran 2,5 MeV, 11 MeV dan 15 MeV. Kedua, satu buah susunan foil setebal 0,95 mm yang terdiri dari I buah 0,5 mm, 5 buah 0,05 mm dan 10 buah 0,02 mm. Ketebalan 0,95 mm ini digunakari untuk mengukur energi keluaran 19 MeV. Sistem pengukur energt 1111 ditunjukkan pada Gambar 3. Spektrometer Gamma Spektrometer gamma ini merupakan bagian dari sistem pengukur energi berkas. Alat ini digunakan untuk mencacah aktifitas foil-foil tembaga pasca aktivasi. PERCOBAAN Pengujian Fungsi Degrader Skema percobaan pengujian fungsi degrader ini ditunjukkan pada Gambar 4. Berkas partikel proton berenergi 25,6 MeV dengan arus sebesar 2,4 f..ladilewatkan menembus window dan degrader. 68

Vol. I. No.2. 1998 Berkas yang keluar dari degrader ditumbukkan pada susunan foil tembaga dan arus berkas yang mencapai susunan foil ini sebesar 2 JlA, proses penembakkan ini dilakukan selama 60 men it. Akibat tumbukan ini susunan foil tembaga akan teraktifasi dan aktifitasnya diukur dengan menggunakan spektrometer gamma untuk menentukan energi partikel yang keluar dari degrader [2]. Pengamatan Profil dan Intensitas Berkas Pengamatan profil berkas ini dilakukan seperti percobaan pertama, hanya posisi susunan foil tembaga diganti dengan bahan pertineks. Arus berkas yang digunakan dalam percobaan ini adalah 1 JlA dalam waktu 0,5 menit. Akibat tumbukan ini akan terjadi cacat pada permukaan pertineks. Pola cacat pada permukaan pertineks ini setelah dibandingkan dengan pola cacat permukaan mula-mula (sebelum dipasang degrader) akan memberikan gambaran adanya efek penyebaran berkas akibat degrader. Sedangkan untuk mengetahui penurunan intensitas berkas dilakukan pengamatan arus berkas sebelum dan sesudah melewati degrader. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji fungsi degrader dalam menurunkan energi berkas secara eksperimen dan hasil perhitungan secara teoritis ditunjukkan pada Tabel 1. Uji fungsi degrader dalam menurunkan energi berkas secara eksperimen ini dilakukan dengan menentukan ketebalan susunan foil tembaga yang masih teraktifasi oleh berkas proton setelah berkas tersebut melewati degrader. Kemudian dengan menggunakan kurva energi awal proton sebagai fungsi kedalaman susunan foil tembaga yang dapat ditembus untuk menghasilkan reaksi Cu-65(p,n)Zn-65 pada Gambar 5 maka akan dapat ditentukan energi datangnya. Sedangkan perhitungan fungsi degrader secara teori dikerjakan dengan menggunakan formulasi jangkauan proton dalam material, yaitu : x = 11[!!!}_tdE Eo d(px) dimana : x adalah tebal material; EO adalah energi proton datang ; E 1 adalah energi proton setelah melewati ketebalan material dan de/d(px) adalah stoping power yang harganya tergantung energi proton dan bahan penyerap [4,5]. 69

fssn 1410-8542 Dari Tabel 1 terse but terlihat bahwa hasil eksperimen fungsi degrader dan hasil perhitungan menunjukkan harga yang bersesuaian. Hal ini dapat dimengerti karena degrader aluminium yang digunakan dalam eksperimen mempunyai nilai kemurnian yang tinggi yaitu 99%, sehingga adanya penyerapan berkas proton oleh unsur lain yang dapat menyebabkan adanya penyimpangan dalam pengukuran sangat kecil. Namun dari Tabel 1 tersebut juga terlihat bahwa nilai ketidak pastian hasil perhitungan lebih besar dari nilai ketidak pastian hasil pengukuran (nilai ketidak pastian perhitungan sebesar 1 MeV sedang nilai ketidak pastian pengukuran sebesar 0,4 MeV), hal ini disebabkan data stopping power aluminium yang digunakan dalam perhitungan mempunyai jangkauan energi yang cukup besar yaitu 1 MeV, sedangkan dalam pengukuran nilai ketidak pastian ini banyak ditentukan oleh ketebalan masing-masing foil tembaga dalam susunan foil pengukur energi. Semakin tipis foil-foil yang digunakan semakin kecil nilai ketidak pastiannya. Dalam pengukuran ini tebal foil dimana aktivitas mulai hilang adalah pada susunan foil-foil 0,02 mm. Hubungan antara tebal degrader dengan energi keluarannya untuk energi awal proton 25,6 MeV ditunjukkan pada Gambar 6. Kurva hasil pengukuran dan perhitungan keduanya memberikan hasil yang hampir sarna dengan nilai hasil pengukuran rata-rata sedikit dibawah hasil perhitungan. Profil berkas yang teramati terlihat adanya penyebaran berkas setelah melewati degrader. Penyebaran berkas maksimum yang terjadi adalah 2,5 derajat, sehingga untuk bahan sasaran yang berjarak 35 mm dari degrader hanya akan memberikan efek penambahan diameter berkas sebesar 3 mm. Harga maksimum penyebaran berkas tersebut di atas diperoleh dengan memberikan tebal degrader yang maksimum, yaitu 3,06 mm, dimana pada ketebalan tersebut energi berkas keluarannya minimum, yaitu 2,5 MeV sampai dengan 3,5 MeV yang merupakan nilai ambang pembentukan Zn-65 yang di perlukan untuk pengukuran energi berkas proton pada metode aktifasi susunan foil tembaga. Lebih kecil dari energi diatas maka metode pengukuran ini tidak dapat digunakan. Dari pengukuran arus berkas sebelum dan sesudah melewati degrader diperoleh harga rata-rata penurunan intensitas berkas sebesar 10%, yang mana dari segi aplikasi besar penurunan intensitas tersebut tidak banyak mempengaruhi hasil aktivasi. 70

KESIMPULAN Hasil uji fungsi degrader dalam menurunkan energi berkas memberikan hasil yang bersesuaian antara perhitungan dan pengukuran dan penyebaran berkas yang terjadi oleh adanya degrader relatif kecil, yaitu sebesar 2,5 derajat. Oleh karen a itu bahan sasaran yang terletak pada jarak 35 mm dari degrader hanya akan memberikan penambahan diameter berkas sebesar 3 mm. Sedangkan intensitas berkas setelah menembus degrader mengalami penurunan rata-rata sebesar 10%. Hasil dari eksperimen ini diharapkan akan merupakan pembuka jalan atau langkah awal bagi pengembangan aplikasi akselerator khususnya Siklotron-BA TAN untuk tujuan pengembangan produksi. radioisotop-radioisotop PET maupun untuk tujuan aktivasi lapisan tipis dalam penyelidikan korosi dan keausan material. DAFTAR PUSTAKA 1. SILAKHUDDIN dan HARI SURY ANTO, "Penggunaan Teknik Aktifasi Lapisan Tipis untuk Penyelidikan Keausan Komponen Mesin Otomotif dan Industri", Buletin Batan, Tahun XVII, No.4, Oktober (1996). 2. HARI SURY ANTO dan SILAKHUDDlN, "Metode Aktifasi Susunan Foil untuk Penentuan Energi Berkas Proton Terekstraksi dari Siklotron",PPI-PPNY, BATAN Yogyakarta (1997). 3. BOLLMAN et ai, " Irradiation Technique of Machine Part for Wear Measurement in Mechanical Engineering", Proceeding Ninth International Conference on Cyclotrons and their Applications, September 1981, p723. 4. WILLIAMSON.C.D. et ai, "Tabels of Range and Stopping Power for Charged Particles OF Energy 0.05 to 500 MeV", Rapport CEA-R 3042 (1966). 5. ANONIM, "Stopping Power and Range for Protons and Alpha Particles", ICRU Report 49 (1993). 6. ANONIM, "Log Book Pengujian Modifikasi Siklotron CS-30", IBA (1996). 7. ANONIM, "Metals Alloys, Compounds, Ceramics, Polymers, Composites", Goodfellow, Cambridge Limited, England, Cataloque (199511996). 71

Vol. 1, No.2. 1998 Tabell: Hasil eksperimen dan perhitungan fungsi degrader. No. Tebal Energi Energi Energi Energi Keluaran Degrader Awal Keluaran Keluaran Hasil Hasil (mm) Proton Yang Pengukuran Perhitungan (MeV) Dikehendaki (MeV) (MeV) (MeV) 1. 1,42 25,6 19 17,4-17,8 17,5-18,5 2. 1,77 25,6 17-15,5-16,5 3. 2,04 25,6 15 13,5-13,9 13,5-14,5 4. 2,50 25,6 12-11,5-12,5 5. 2,54 25,6 11 10,8-11,2 10,5-11,5 72

ISSN 14/0-8542 Isolator Berkas Proton Window (Foil Havar) ---- Saluran Berkas \ Rumah Window Gambar L Penyambungan Sistem Window ke Saluran Berkas. Degrader (Foil Al) --=--.-:::::---'-.~-:------.-:'--=-:'."::'"--=---- Rumah Degrader Gambar 2. Susunan Sistem Degrader 73

Pemegang Foil Sasaran Berkas Proton Foil Cu (Untuk Mengukur Energi) Gambar 3, Sistem Pengukur Energi. Foil Degrader Berkas Proton \ F-~~~ Foil Cu --==--= (UntukMengukur Energi) Gambar 4, Skema Percobaan Pengujian Sistem Degrader. 74

20 f 19 t 18 17 > 16 ii) ~ C ~ 15 Q. 'f' c 14 w 13 12 11 10'_~~--~~--~----~--~--~~~~--~~~~ 0,23 0,28 0,325 0,385 0,435 0,485 0,54 0,605 0,634 0,68 lebal Cu (mm) Gambar 5. Kurva daya ternbus proton terhadap ketebalan penyerap ternbaga (Cu) 75

Vol. 1, No.2, 1998 1SSN1410-8542 20 ~ 19 [ 18 Perhitungan 17 e' ~ 14 LIJ Pengukuran 13 11 10 1 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,2 2,4 2.6 Tebal Degrader (rnm) Gambar 6. Energi keluaran berkas proton sebagai fungsi ketebalan degrader untuk energi proton awa125,6 MeV. 76