UU NO 4/ 1992 TTG ; PERUMAHAN & PERMUKIMAN. : Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian & sarana pembinaan. keluarga.

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH NO. 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1999 TENTANG KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA,

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

Undang Undang No. 4 Tahun 1992 Tentang : Perumahan dan Pemukiman

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR... TAHUN... TENTANG

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012

BUPATI BARITO KUALA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENYERAHAN ASET BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERMENDAGRI NO. 9 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA, DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI DAERAH

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 14 TAHUN 2015 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS UMUM PERUMAHAN

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR. TAHUN. TENTANG

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG PRASARANA SARANA DAN UTILITAS UMUM (PSU)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO,

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ACUAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN TAPAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1992 TENTANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR : 47 TAHUN 2011.

7. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BIMA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 6a TAHUN 2011 TENT ANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PROFIL DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN KOTA PEKANBARU TA.2017 BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 39 TAHUN : 2000 SERI : D.29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 1997

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Malang.

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang

Tabel 2.2 Sintesa Teori Faktor Bermukim Masyarakat

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Peningkatan Kualitas terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh; Mengingat : 1. Undang-Undang N

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2014 NOMOR 6 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA. Keserasian Kawasan. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

- 1 - BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2016

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

FORMULA. Bidang Tata Ruang ditetapkan. Σ Izin Pemanfaatan Ruang yang diterbitkan dalam 1 Tahuan FORMULA

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

5. Pelaksanaan urusan tata usaha; dan

FASILITAS SOSIAL, TANGGUNG JAWAB SIAPA?

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

KEMENTERIAN NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 34 TAHUN : 2000 SERI : D. 24 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 2 TAHUN 1996

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN SEDERHANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAKA ESA

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang : Pengelolaan Kawasan Lindung

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU KOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG CIPTA KARYA DAN TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

Pokok Bahasan Konsep Sanitasi Lingkungan Proses pengelolaan air minum; Proses pengelolaan air limbah; Proses pengelolaan persampahan perkotaan; Konsep dasar analisis system informasi geografis (GIS) untuk kesesuaian lahan yang sehat pada bangunan

Tujuan Teknik Penyehatan : Pengadaan lingkungan kehidupan yang aman, sejahtera, sehat, & menyenangkan bagi manusia. Fungsi Pokok : peningkatan kesehatan & kesejateraan masyarakat yang mengutamakan usaha kearah terciptanya lingkungan hidup yang sehat & pencegaham pengotoran alam lingkungan. Ruang : Seluruh permukaan bumi yang merupakan lapisan biosfera, tempat hidup tumbuh-tumbuhan, hewan, &manusia. Setinggi lapisan Atmosfera. Karena perubahan tidak hentinya maka ruang permukaan bumi adalah dinamis. Wilayah : Kesatuan alam yang serbasama homogen, seragam (uniform), kesatuan manusia yaitu masyarakat serta kebudayaannya serba sama yang mempunyai ciri (kekhususan) yang khas, sehingga wilayah tersebut dapat dibedakan dari wilayah yang lain. Kawasan : Bagian dari wilayah yang digunakan untuk suatu fungsi tertentu, misalnya Wilayah perdesaan mempunyai kawasan perkampungan, pertanian, kehutanan. Wilayah perkotaan mempunyai kawasan perkantoran, industri, rekreasi.

UU NO 4/ 1992 TTG ; PERUMAHAN & PERMUKIMAN Rumah keluarga. : Bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal/hunian & sarana pembinaan Perumahan : Kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana sarana lingkungan Permukiman: Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal/lingkungan hunian & tempat kegiatan perikehidupan/penghidupan Satuan lingkungan Permukiman : kawasan perumahan dalam berbagai bentuk & ukuran dengan penataan tanah & ruang, prasarana, & sarana lingkungan yang terstuktur. Prasarana lingkungan : kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana lingkungan : fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan & pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, budaya

1. Sarana dasar yang utama bagi lingkungan permukiman : Jaringan jalan untuk mobilitas manusia & barang, mencegah perambatan kebakaran, menciptkan ruang antar bangunan Jaringan saluran pembuangan air limbah & tempat pembuangan sampah untuk kesehatan lingkungan Jaringan saluran air hujan untuk drainase & mencegah banjir setempat. Jaringan air bersih (bila air tanah sbg sumber air bersih tidak ada). Fasilitas Penunjang : bangunan perniagaan/perbelanjaan yang tidak mencemari lingkungan (ekonomi),(sosial budaya : bangunan pelayanan umum, pemerintahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi, dan olahraga, pemakaman, pertamanan). Utilitas umum : Sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan meliputi : jaringan air bersih, jaringan listrik, telepon, gas, transpotrtasi, pemadam kebakaran.

Penataan perumahan dan permukiman : azas manfaat, adil, merata, kebersamaan dan kekeluargaan, kepercayaaan pada diri sendiri, keterjangkauan dan kelestarian LH. Manfaat, agar SD yang terbatas dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan & kemakmuran rakyat Adil & merata, agar hasil pembangunan perumahan & permukiman dapat dinikmati secara adil & merata oleh seluruh rakyat. Kebersamaan dan kekeluargaan, agar golongan masyarakat yang kuat membantu golongan masyarakat yang lemah & mencegah terjadinya lingkungan permukiman yang eksklusif. Kepercayaaan pada diri sendiri, agar segala usaha & kegiatan dalam pembangunan perumahan & permukiman bertumpu pada prakarsa, swadaya & peran serta masyarakat sehingga mampu membangkitkan kepercayaan akan kemampuan & kekuatan sendiri Keterjangkauan, agar hasil pembangunan perumahan dapat dijangkau oleh masyarakat rendah Kelestarian LH, untuk menunjang pembangunan berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan, baik bagi generasi sekarang maupun generasi yad.

Membangun rumah membangun baru, memugar, memperluas rumah mempertimbangkan faktor-faktor setempat keadaan fisik, ekonomi, sosial, budaya & keterjangkauan masyarakat baik di daerah perkotaan/perdesaaan. Setiap orang atau badan warga negara Indonesia, warganegara asing penduduk Indonesia, badan hukum Indonesia, badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia berhak membangun perumahan. Rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur pembangunan rumah/perumahan wajib mengikuti persyaratan teknis, ekologis, dan administratif serta wajib melakukan pemantauan dan pengelolaan lingkungan.

Persyaratan teknis berkaitan dengan keselamatan dan kenyamanan bangunan, dan keandalan sarana, serta prasarana lingkungan. Persyaratan ekologis berkaitan dengan keserasian dan keseimbangan baik antara lingkungan buatan dan lingkungan alam maupun dengan lingkungan sosial budaya, termasuk nilai-nilai budaya bangsa yang perlu dilestarikan. Persyaratan administratif berkaitan dengan pemberian izin usaha, izin lokasi dan izin mendirikan bangunan serta pemberian hak atas tanah. Pemantauan lingkungan bertujuan untuk mengetahui dampak negatif yang terjadi selama pelaksanaan pembangunan rumah atau perumahan, sedangkan pengelolaan lingkungan bertujuan untuk dapat mengambil tindakan koreksi bila terjadi dampak negatif dari pembangunan perumahan.

Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Perumahan Kelayakan fisik, daya hubung, kedekatan dengan pusat pelayanan, jarak ke tempat kerja, kenyamanan lingkungan, harga lahan, kemudahan pembebasan lahan, ketersediaan air bersih, hukum dan lingkungan, dan ketersediaan jaringan infrastruktur. Kelayakan Fisik: Kondisi geologi & topografi yang dapat menjamin keamanan bangunan Tingkat kemantapan & kestabilan lahan yang tinggi Tingkat kelerengan yang rendah / datar < 15% Tidak berada dibawah permukaan setempat, Banjir, gempa bumi, gelombang pasang, dan letusan gunung api, Suasana & faktor-faktor akustik

Ketersediaan Air bersih: Saluran pipa PDAM yang telah tersedia, Pemasangan baru saluran air bersih Sumur gali/sumur pantek, sumur artesis, Mata air, Penjernihan air sungai, air rawa, Aksesibilitas/daya hubung (Kemudahan pencapaian ke kawasan lainnya) Pusat perdagangan, Tempat kerja, Sekolah, Aparat kepolisian, Pemadam kebakaran, Dinas pembuangan sampah, Ketersediaan angkutan umum, Kedekatan dengan sistem jaringan jalan dan terminal Kemudahan Pembebasan Lahan Status Pemilikan Lahan Jumlah Pemilik Lahan Proporsi luas lahan yang dimiliki pemerintah/desa atau perseorangan

Kedekatan dengan pusat pelayanan: Jaraknya : Jauh / dekat, Mudah : Ya/tidak, meskipun jaraknya relatif jauh Jarak ketempat kerja dan kenyamanan : Variabel utama : Nilai uang dan waktu Meminimumkan biaya perjalanan dan waktu perjalanan Ongkos transport ke tempat kerja Keinginan berpindah pempat Variabel utama : Pilihan terhadap wilayah & lingkungan yang baik Variabel utama : Kenyamanan dan kelengkapan fasilitas Harga Lahan: Berpengaruh terhadap penyewa/pemakai: Biaya total pembangunan seluruh kawasan, Waktu pelaksanaan pembangunan

Hukum dan Lingkungan: Kesesuaian lahan dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan, Jaminan hukum : Lokasi terletak pada wilayah yang telah ditentukan untuk perumahan dan disahkan oleh PEMDA, koordinasi dengan lembaga perencanaan daerah, kerjasama antar sektor pemerintah dan swasta. Ijin didirikan gedung dengan ketentuan-ketentuan : BCR (Ukuran, tinggi maksimum), tempat parkir. Lingkungan dengan pemandangan dan kondisi pertamanan yang terencana, Terintegrasi dengan kawasan-kawasan lainnya, Tercapai keserasian, Tidak mengurangi areal pertanian subur, Memanfaatkan tanah yang kurang produktif, Menghindarkan pemindahan penduduk, Memperhatikan persyaratan untuk tidak merusak lingkungan, Menghindari kemungkinan adanya tumpang tindih status tanah.