DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 82/PMK.05/2007 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Subsidi Pupuk. Tata Cara.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 119/PMK. 05/2006 TENTANG TATACARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PENGELOLAAN DANA DUKUNGAN INFRASTRUKTUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 49/PMK.02/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Prosedur.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.02/2010 TENTANG SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 202/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA UPAYA KHUSUS KEDELAI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 136/PMK.05/2006 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Perumahan. KPR Sederhana Sehat. Prosedur.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

2017, No Pinjaman atas Beban Bagian Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; d. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.05/2011 tentang Pem

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

1 of 6 18/12/ :12

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 219/PMK.05/2009 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Prosedur. Pencairan. Pertanggung Jawaban. Cadangan Beras.

2011, No Negara berwenang menetapkan kebijakan dan pedoman pelaksanaan anggaran negara;bahwa agar pelaksanaan pengelolaan ddana ggeothermal dapa

Arsip Nasional Republik Indonesia

2017, No menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembayaran Tunjangan Kinerja Pegawai pada Kementerian Negara/Lembaga; Menging

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 203/PMK.02/2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Tata Cara. Pelayanan Umum. Angkutan Laut. Penumpang. Ekonomi. Pertanggung Jawaban. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.85, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Mekanisme. Pertanggungjawaban. Bea Masuk. Pelaksanaan.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANCAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 210/PMK.02/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.05/2010 TENTANG

INSTITUT PERTANIAN BOGOR DIREKTORAT SUMBERDAYA MANUSIA PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PEMBAYARAN UANG MAKAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 63/PMK.05/2010 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH

1 of 6 18/12/ :13

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.214, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Prosedur. Dana Cadangan. Benih Nasional. Benih Unggul.

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/ PRT/M/2016 TENTANG

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

LANGKAH AKHIR TAHUN PEKERJAAN KONTRAKTUAL TAHUN 2012 PROSEDUR, TANTANGAN DAN ALTERNATIF SOLUSINYA. Oleh : Agus Kuncoro, CERT.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 37/PMK.02/2006 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 101/PMK.05/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

MAHKAMAH AGUNG MAHKAMAH REPUBLIK INDONESIA AGUNG REPUBLIK INDONESIA

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Subsidi Benih. Prosedur Penggunaan.

DEPARTEMAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-34/PB/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK. 02/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN DAN ANGGARAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

Transkripsi:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-20 /PB/2005 TENTANG TATA CARA PENCAIRAN DANA SUBSIDI ATAS BEBAN ANGGARAN BELANJA MELALUI DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, Menimbang : a. bahwa Pasal 878 huruf h Keputusan Menteri Keuangan Rl Nomor 302/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan menyatakan Direktorat Pengelolaan Kas Negara mempunyai fungsi pelaksanaan pembayaran kewajiban pemerintah atas beban rekening Bendahara Umum Negara, rekening Kas Negara dan rekening Pemerintah Lainnya; b. bahwa Pasal 2 ayat (4) dan ayat (5) Peraturan Menteri Keuangan Rl Nomor 606/PMK.06/2004 menyatakan dalam rangka pelaksanaan APBN, KPPN melaksanakan penerimaan dan pengeluaran negara secara giral. Pengecualian ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan; c. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada butir a dan butir b di atas, dipandang perlu untuk menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Cara Pencairan Dana Subsidi Atas Beban Anggaran Belanja melalui Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Mengingat 1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4214), sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418); 5. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330);

6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 426/KMK.01/2004; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 571/PMK.06/2004 tentang Petunjuk Teknis Penyelesaian Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)Tahun Anggaran 2005; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 606/PMK.06/2004 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2005; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG TATA CARA PENCAIRAN DANA SUBSIDI ATAS BEBAN ANGGARAN BELANJA MELALUI DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA. BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : Pasal 1 1. Subsidi adalah alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga yang memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa untuk mernenuhi hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat terjangkau oleh masyarakat. Belanja ini antara lain digunakan untuk penyaluran subsidi kepada perusahaan negara dan perusahaan swasta. 2. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, yang selanjutnya disebut DIPA adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Pengguna Anggaran serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah. 3. Dokumen pelaksanaan anggaran lainnya adalah suatu dokumen pelaksanaan anggaran yang dipersamakan dengan DIPA dan disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara seperti Surat Keputusan Otorisasi (SKO). 4. Bagian Anggaran adalah bentuk pengalokasian anggaran negara yang didasarkan atas unit organisasi pemerintah (Kementerian Negara/Lembaga), fungsi dan jenis belanja. 5. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau Kuasanya yang bertanggung jawab atas pengelolaan bagian anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. 6. Menteri Keuangan adalah Pengguna Anggaran yang mempunyai kewenangan otorisasi atas penguasaan bagian anggaran di luar bagian anggaran Kementerian/Lembaga.

7. Direktorat Pengelolaan Kas Negara adalah Unit Organisasi Eselon II pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan, yang menyelenggarakan fungsi pelaksanaan pembayaran kewajiban pemerintah dan pencairan dana atas beban rekening Bendahara Urn urn Negara. 8. Kuasa Bendahara Umum Negara, yang selanjutnya disebut Kuasa BUN adalah Pejabat di lingkungan Direktorat Pengelolaan Kas Negara yang berwenang menandatangani surat-surat pencairan dana atas beban rekening Bendahara Umum Negara. Pejabat dimaksud ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan sesuai dengan kewenangannya. 9. Rekening Bendahara Umum Negara Nomor 502.000000, yang selanjutnya disebut Rekening BUN adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada Bank Indonesia Thamrin Jakarta. 10. Surat Permintaan Pembayaran, yang selanjutnya disebut SPP adalah suatu dokumen yang dibuat/diterbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat penerbit SPM berkenaan. 11. Surat Perintah Membayar, yang selanjutnya disebut SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan. 12. Surat Perintah Membayar Langsung, yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atau pejabat lain atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya. 13. Surat Perintah Pencairan Dana, yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan SPM. 14. Berita Acara Verifikasi adalah dokumen dari hasil kegiatan pengecekan pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang ditandatangani oleh Departemen Keuangan selaku verifikatur dan pihak ketiga selaku pihak yang diverifikasi. 15. Kuitansi Pembayaran adalah tanda terima sejumlah uang dari Kuasa BUN yang diterima oleh pihak ketiga setelah disetujui oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. Pasal 2 Pengeluaran atas beban APBN dilakukan berdasarkan atas hak dan buktt-bukti yang sah untuk memperoleh pembayaran. Pasal 3 (1) DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan dengan DIPA berlaku sebagai dasar pelaksanaan pengeluaran negara. (2) Penyediaan dana subs idi dituangkan dalam DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang dipersamakan dengan DIPA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB II PENGGUNA ANGGARAN/KUASA PENGGUNA ANGGARAN Pasal 4 (1) Menteri Keuangan selaku Pengguna Anggaran menetapkan Kuasa Pengguna Anggaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Kuasa Pengguna Anggaran menerbitkan surat keputusan tentang penunjukkan para pejabat yang ditunjuk sebagai : a. Pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja/penanggung jawab kegiatan/pembuat komitmen/pembuat SPP, selanjutnya disebut pejabat penanggung jawab kegiatan; b. Pejabat yang diberi kewenangan untuk menandatangani SPM/menguji SPP. (3) Kuasa Pengguna Anggaran dapat merangkap sebagai penanggung j awab kegiatan. (4) Jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boieh dirangkap. (5) Tembusan surat keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara dengan dilengkapi bukti identitas diri pejabat yang bersangkutan, antara lain Nama, NIP/NRP, Pangkat/Gol. Ruang, Jabatan, Kantor/Satuan Kerja, Cap/Stempel Kantor/Satuan Kerja, dan Spesimen Tanda Tangan. Pasal 5 (1) Pejabat penanggung jawab kegiatan melakukan kegiatan pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Pejabat penanggung jawab kegiatan membuat SPP dan menyampaikan SPP beserta dokumen tagihan pembayaran kepada pejabat penandatangan SPM. (3) Dokumen tagihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sekurangkurangnya terdiri dari : a. Berita Acara Verifikasi; b. Kuitansi Pembayaran. Pasal 6 (1) Pejabat penandatangan SPM menerima dan memeriksa kelengkapan SPP sebagaimana dimaksud pada Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3). (2) Pejabat penandatangan SPM melakukan pemeriksaan SPP sebagai berikut: a. Memeriksa keabsahan DIPA atau dokumen pelaksanaan anggaran yang dipersamakan dengan DIPA; b. Memeriksa kelengkapan dokumen perjanjian sesuai dengan ketentuan yang berlaku; c. Memeriksa kelengkapan Berita Acara Verifikasi; d. Memeriksa kuitansi pembayaran;

e. Memperhitungkan pajak-pajak yang timbul sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan yang berlaku; f. Mencocokkan tandatangan pejabat pembuat SPP dengan spesimen yang diterima. (3) Pejabat penandatangan SPM membuat dan menandatangani SPM apabila kelengkapan dokumen tagihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah memenuhi persyaratan. (4) Pejabat penandatangan SPM membuat dan menandatangani Faktur Pajak dan Surat Setoran Pajak (SSP) atas nama Wajib Pajak. (5) Pejabat penandatangan SPM menyampaikan SPM, Faktur Pajak, SSP beserta dokumen tagihan pembayaran kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara dengan ketentuan : a. Lembar pertama dan kedua dilampiri dengan Faktur Pajak, SSP dan dokumen tagihan pembayaran; b. Lembar ketiga sebagai pertinggal Penerbit SPM. BAB III KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA Pasal 7 Kuasa BUN melaksanakan pembayaran atas tagihan yang menjadi beban Rekening BUN sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pasal 8 (1) Dalam melaksanakan pembayaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 7, Kuasa BUN meiakukan pengujian yang bersifat substansi dan formal atas SPM yang diajukan oleh pejabat penandatangan SPM. (2) Pengujian substansi dan formal adalah pengujian ulang SPM oleh petugas pada Subdit Administrasi BUN dengan tata cara sebagai berikut: a. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM; b. Menguji ketersediaan dana pada kegiatan/sub kegiatan/mak dalam DIPA yang ditunjuk dalam SPM tersebut; c. Menguji dokumen perjanjian; d. Menguji berita acara hasil verifikasi; e. Menguji kuitansi pembayaran (termasuk tidak boleh cacat dalam penulisan); f. Menguji faktur pajak dan SSP; g. Mencocokkan tanda tangan pejabat penandatangan SPM dengan spesimen tanda tangan termasuk cap/stempel instansi Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran. (3) Keputusan hasil pengujian adalah :

a. Mengembalikan SPM kepada pejabat penandatangan SPM apabila tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) selam bat-lam batnya 1 (satu) hari kerja setelah diterimanya SPM; b. Menerbitkan SP2D, Pasal 9 (1) Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) ditandatangani oleh Kuasa Bendahara Umum Negara. (2) Penerbitan SP2D dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya SPM secara lengkap dan benar. (3) SP2D diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga) dan dibubuhi stempel timbul "Direktorat Jenderal Perbendaharaan" disam paikan kepada : a. Lembar pertama disampaikan kepada Bank Indonesia; b. Lembar kedua disampaikan kepada Pejabat Penandatangan SPM dengan dilampiri SPM lembar kedua yang telah diberi cap "Telah Diterbitkan SP2D Tanggal...Nomor..."; c. Lembar ketiga sebagai pertinggal Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Pasal 10 (1) Penyampaian lembar pertama SP2D kepada Bank Indonesia dilakukan dengan daftar penguji. (2) Penerbitan daftar penguji dilakukan dengan ketentuan : a. Daftar penguji ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk oleh Direktur Pengelolaan Kas Negara; b. Daftar penguji dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan dikirimkan melalui kurir Direktorat Pengelolaan Kas Negara kepada Bank Indonesia bersama-sama SP2D; c. Daftar penguji lembar kedua setelah ditandatangani oleh Bank Indonesia dikembalikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara melalui kurir dimaksud pada butir b. BAB IV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 11 Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini akan diatur dengan surat Direktur Jenderal Perbendaharaan.

EMENTERIAN/LEMBAGA/PEMDA Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-20/PB/2005 Tanggal : 21 Juli 2005 SURAT PERINTAH MEMBAYAR Tanggal: 2) Nomor : 3) Kuasa Bendahara Umum Negara, DIREKTORAT PENGELOLAAN KAS NEGARA (999) Agar melakukan pembayaran sejumlah 4) 5) Cara Bayar : 6) Giro Bank Tahun Anggaran : 7) Dasar Pembayaran 8) Klasifikasi Belanja 9) Fungsi, Sub Fungsi, Program 11) Satker 12) 15)... KP/KD/DK/TP/DS Unit Organisasi 13) Lokasi 14) Keg/Sub.Keg PENGELUARAN MAK Jenis pembayaran : 16) Sifat Pembayaran : 17) Sumber Dana dan Cara Penarikan : 18) Jumlah Uang Lemb Unit Lok MAP Pengeliaran Anggaran Pembayaran Langsung (LS) RM/RM POTONGAN Jumlah Uang 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) 29) Kepada 30) NPWP 31) Nomor Rek 32) Bank/Pos 33) Uraian 34) JAKARTA, tanggal seperti diatas A.n MENTERI / KETUA LEMBAGA KUASA PENGGUNAAN ANGGARAN 35) 36)

Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor:?^R-2O /PB/2005 Tanggal = 21 Juli 2005 KUITANSI Sudah terima uang dari Direktorat Pengelolaan Kas Negara Selaku Kuasa Bendahara Umum Negara Banyaknya uang -1) 2) Untuk keperluan 3) Diajukan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara pada tanggal...4) Menyetujui,.5)...6)... Yang Menerima,... 7)... 8) Meterai Rp6.000,- NIP. 10).11) 9)

PETUNJUK PENGISIAN KUITANSI PEMBAYARAN

Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor :PtR.2c/PB/2005 Tanggal 21 j u ii 2OO5 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN Nomor SPM Tanggal Satkcr... 1)...2)...3)...4) NSS : A SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA Dan : Bendahara Umum Negara : Tanggal... 5) Nomor :... 6) Taliun Anggaran :... 7) Klasifikasi Belanja...8)... 9) Bank/Pos BANK INDONESIA THAMRIN di JAKARTA Hendakiah mencairkan/memindahbukukan dari baki Rekening nomor Uang sebesar... 10) 11)... 13)... 12) 502.000000 sesuai dengan Kepada NPVVP Nomor Rck. Bank/Pos Uraian H) 15) 16) 17) 18) Jakarta, tanggal seperti diatas KUASA BENDAHARA UMUM NEGARA DIREKTUR PENGELOLAAN KAS NEGARA... 19) NIP... 20)

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PERINTAH PENCAIRAN DANA (SP2D) 1) Diisi nomor SPM 2) Diisi tanggal SPM 3) Diisi kode satuan kerja/unit sesuai yang ada pada SPM 4) Diisi nama satuan kerja/unit sesuai yang ada pada SPM 5) Diisi tanggal penerbitan SP2D 6) Diisi nomor SP2D 7) Diisi Tahun Anggaran berjalan 8) Diisi kode klasifikasi belanja (4 digit) sesuai yang ada pada SPM 9) Diisi uraian klasifikasi belanja sesuai yang ada pada SPM 10) Diisi kode cara bayar sesuai dengan cara bayar pada SPM 11) Diisi uraian cara bayar sesuai dengan cara bayar pada SPM 12) Diisi jumlah bersih yang dibayarkan dengan angka sesuai yang ada pada SPM 13) Diisi jumlah bersih yang dibayarkan dengan huruf 14) Diisi nama penerima pembayaran disertai alamat lengkap 15) Diisi NPWP yang menerima pembayaran 16) Diisi nomor rekening bank/pos yang menerima pembayaran 17) Diisi nama bank/pos tempat pembayaran dicairkan 18) Diisi uraian pembayaran sesuai dengan "SPM tanggal...dan nomor..." 19) Diisi nama pejabat yang menandatangani SP2D 20) Diisi NIP pejabat yang menandatangani SP2D