PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 176 TAHUN 2010 TENTANG KELOMPOK KERJA PENGARUSUTAMAAN GENDER

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2006 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

<2Y~~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG

wkkh~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 183 TAHUN 2012 TENTANG PEMULIHAN ADIKSI BERBASIS MASYARAKAT

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

~Ja/wn,a PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS DAERAH

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG. ELiMINASI MALARIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 31 / /2010 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

MEMUTUSKAN: PERATURAN DAERAH TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA KECAMATAN DALAM WILAYAH KABUPATEN BULUNGAN.

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KABUPATEN PULANG PISAU NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINS) DAERAH KHUSUS KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 829 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 112 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 134 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 30 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 30 TAHUN 2008

peraturan perundang-undangan dan tugas pemerintahan umum lainnya yang merupakan bagian dari perangkat daerah. Pasal 5 Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2006 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /156/ /2009 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KEBUMEN

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN SUMBAWA DAN STAF AHLI BUPATI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2008 TENTANG GUGUS TUGAS PENCEGAHAN DAN PENANGANAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

8l~g>~rq)~ ~ ! KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS , NOMOR 670 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA dan GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR KALIMANTAN UTARA

2011, No Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Re

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2008

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 76 Tahun : 2016

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 124 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN KARO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS NOMOR 549 TAHUN 2016 TENTANG TIM PEMANTAUAN ORANG ASING, ORGANISASI MASYARAKAT ASING DAN TENAGA KERJA ASING

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 87 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 88 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI PULANG PISAU,

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

MEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG BADAN NASIONAL PENGEL

Transkripsi:

I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 231 TAHUN 2015 TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DAN KOTA/KABUPATEN ADMINISTRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang a. bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 26 Tahun 2012, telah ditetapkan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi dan Kota/Kabupaten Administrasi; b. bahwa dengan adanya perubahan struktur organisasi Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi dan Kota/Kabupaten Administrasi serta tugas-tugasnya, perlu melakukan penyempurnaan Peraturan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam huruf a; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi dan Kotal Kabupaten Administrasi; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika; 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan; 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015; 6. Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun 2006 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Nasional;

2 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Pembentukan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Rangka Penanggulangan HIV dan AIDS di Daerah; 8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS; 9. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang PenangguIangan HIV dan AIDS; 10. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah; MEMUTUSKAN : Menetapkan PERATURAN 'GUBERNUR TENTANG KOMISI PENANGGULANGAN AIDS PROVINSI DAN KOTA/KABUPATEN ADMINISTRASl. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Gubernur adaiah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 4. Asisten Kesejahteraan Rakyat yang seianjutnya disebut Askesra adalah Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Asisten Pemerintahan yang selanjutnya disebut Aspem adalah Asisten Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Komisi PenangguIangan AIDS Provinsi yang selanjutnya disingkat KPAP adalah Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Komisi Penanggulangan AIDS Kota/Kabupaten Administrasi yang selanjutnya disingkat KPAK adaiah Komisi Penanggulangan AIDS Kota/Kabupaten Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, merupakan bagian integral dari KPAP. 8. Kota Administrasi adalah Kota Administrasi di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 9. Kabupaten Administrasi adalah Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3 10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. II. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah Unit Kerja atau subordinat SKPD. 12. Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh manusla. 13. Acquired.Immuno Deficiency Syndrome yang selanjutnya disingkat AIDS adalah kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh HIV. 14. Penanggulangan HIV dan AIDS adalah upaya dan kegiatan untuk memutus mata rantai penularan HIV dan AIDS yang dilakukan meliputi kegiatan, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi, mitigasi dan dukungan kebijakan. 15. Orang dengan HIV dan AIDS yang selanjutnya disingkat ODHA adalah seseorang yang telah mengidap HIV dan AIDS. 16. Lembaga Swadaya Masyarakat yang selanjutnya disingkat LSM adalah Lembaga yang dibentuk atas prakarsajinisiatif masyarakat yang berperan serta dalam penanggulangan HIV dan AIDS. 17. Warga Peduli AIDS yang selanjutnya disingkat WPA adalah wadah peran serta masyarakat untuk melakukan penanggulangan HIV dan AIDS. 18. Lembaga Non Struktural adalah Lembaga yang dibentuk di luar SKPQjUKPD sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan publik. BAB II KEDUDUKAN Pasal2 (1) (2) KPAP adalah berkedudukan Lembaga Non Struktural di di bawah dan bertanggung Daerah, yang jawab kepada Gubernur. KPAK adalah Lembaga Non Struktural di KotajKabupaten, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur selaku Ketua KPAP melalui Sekretaris KPAP. BAB III TUJUAN DAN SASARAN Pasal3 Pembentukan KPAP dan KPAK bertujuan untuk mengefektifkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS dalam rangka melindungi masyarakat dan memutus mata rantai penularan HIV dan AIDS melalui upaya pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS yang lebih intensif, menyeluruh, terpadu dan terkoordinasi.

'I Pasal4 (1) Sasaran penanggulangan HIV dan AIDS yaitu setiap orang yang berada di daerah, dengan prioritas kelompok masyarakat risiko tinggi, risiko rentan, fisiko rawan dan ODHA. (2) Sasaran optimalisasi kemitraan dan kerja sarna yaitu SKPD, UKPD, Instansi Pemerintah, Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian, LSM, organisasi profesi, lembaga donor, swasta dan masyarakat.. KPAP mempunyai tugas : BABIV TUGAS Pasal5 a. menyusun Strategi dan Rencana Aksi Provinsi Penanggulangan HIV dan AIDS; b. menyusun kebijakan dan program pelaksanaan kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; c. melaksanakan kerja sarna dengan sektor terkait serta berbagai pihak, baik nasianal danjatau internasional dalam penanggulangan HIV dan AIDS; d. mengoordinasikan, memantau, mengendalikan, memfasilitasi, mengevaluasi serta memberikan arahan kepada KPAK; e. memberikan saran pertimbangan kepada Ketua KPAP ; dan f. melaksanakan tugas lain yang diberikan Ketua KPAP. KPAK mempunyai tugas : Pasal6 a. melaksanakan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi Penanggulangan HIV dan AIDS; b. melaksanakan kebijakan dan program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; dan c. mengoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS di lingkup KotajKabupaten Admmistrasi. (1) Susunan KPAP terdiri dari : a. Ketua b. Ketua Pelaksana BABV ORGANISASI Bagian Kesatu KPAP Paragraf 1 Susunan PasaI7 Gubernur Wakil Gubernur

5 c. Wakil Ketua Pelaksana I d. Wakil Ketua Pelaksana II e. Sekretaris f. Anggota Askesra Kepala Oinas Kesehatan Tenaga Senior Penuh (Pensiunan Eselon II) Waktu 1. Panglima Oaerah Militer Jakarta Raya; 2. Kepala Kepolisian Oaerah Metro Jaya; 3. Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi; 4. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama; 5. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; 6. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Oaerah; 7. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Oaerah; 8. Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan, dan Keluarga Berencana; 9. Kepala Oinas Pendidikan; 10. KepaJ.a Oinas Olahraga dan Pemuda; 11. Kepala Oinas Pariwisata dan Kebudayaan; 12. Kepala Oinas Sosial; 13. Kepala Oinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 14. Kepala Oinas Perhubungan dan Transportasi; 15. Kepala Oinas Koperasi, Usaha Mikro, Kedl dan Menengah serta Perdagangan; 16. Kepala Oinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan; 17. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; 18. Kepala Biro Tata Pemerintahan Setda Provinsi DKI Jakarta; 19. Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Setda Provinsi OKI Jakarta; 20. Kepala Biro Pendidikan dan Mental Spiritual Setda Provinsi OKI Jakarta; 21. Ketua Ikatan Rumah Sakit Jakarta Metropolitan; 22. Ketua Pengurus PMI Provinsi OKI Jakarta; 23. Ketua Kwartir Oaerah Pramuka; 24. Ketua Ikatan Pengusaha Hotel dan Hiburan; 25. Ketua Forum Lembaga Swadaya Masyarakat Peduli AIDS; 26. Ketua Kelompok Oiskusi Khusus Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo; dan 27. Ketua, Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Provinsi. g. Pelaksana Teknis : h. Unsur Penunjang : 1. Bidang Promosi dan Pencegahan; 2. Bidang Oukungan dan Layanan; dan 3. Bidang Monitoring, Evaluasi, Pelaporan dan Pengembangan. Bagian Umum : 1. Pengelola Kegiatan dan Keuangan; 2, Pengelola Perlengkapan; dan 3. Pengelola Tata Usaha dan SOM. (2) Sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diangkat oleh Gubernur dengan Keputusan Gubernur. (3) Pelaksana Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g merupakan orang perseorangan yang mempunyai kompetensi dan kepedulian di bidang penanggulangan HIV dan AIDS dapat berasal dari perguruan tinggi, profesional, baik Aparatur Sipil Negara maupun non Aparatur Sipil Negara dan LSM.

6 (4) Susunan dan keanggotaan Pelaksana Teknis dan Unsur Penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dan huruf h ditetapkan oleh Ketua KPAP. (5) Pengangakatan personil Pelaksana Teknis dan Unsur Penunjang ditetapkan oleh Sekretaris KPAP. Ketua KPAP mempunyai tugas : Paragraf 2 Ketua KPAP Pasal8 a. menetapkan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi Penanggulangan HIV dan AIDS; b. menetapkan kebijakan dan program pelaksanaan kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; c. menetapkan kerja sarna dengan berbagai pihak, baik nasional maupun internasional dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS; dan d. memberikan arahan kepada anggota KPAP dan KPAK. Paragraf 3 Ketua Pelaksana KPAP Pasal9 Ketua Pelaksana KPAP mempunyai tugas : a. mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi Penanggulangan HIV dan AIDS; b. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; c. mengoordinasikan pelaksanaan kerja sarna dengan berbagai pihak baik nasional maupun internasional dalam rangka penanggulangan HlV dan AIDS; d. memberikan saran pertimbangan kepada Ketua KPAP; dan e. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Ketua KPAP. Paragraf 4 Wakil Ketua Pelaksana I KPAP Pasal 10 Wakil Ketua Pelaksana I KPAP membantu Ketua Pelaksana KPAP dalam: a. mengoordinasikan sektor terkait dalam penyusunan strategi dan rencana aksi provinsi, kebijakan dan program upaya penanggulangan HIV dan AIDS;

7 b. mengoordinasikan penyusunan kebijakan dan program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; c. mengoordinasikan perumusan kerja sarna dengan berbagai pihak, bai~ nasional maupun internasional dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS; dan d. melaksanakan tugas lainnya. Paragraf 5 Wakil Ketua Pelaksana II KPAP Pasal 11 Wakil Ketua Pelaksana II KPAP membantu Ketua Pe1aksana dalam : a. mengoordinasikan sektor terkait dalam pelaksanaan teknis upaya penanggulangan HIV dan AIDS; dan b. melaksanakan tugas lainnya. Paragraf 6 Sekretaris KPAP Pasal 12 (1) Sekretaris KPAP berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua KPAP melalui Ketua Pelaksana. (2) Sekretaris KPAP mempunyai tugas membantu Ketua KPAP dalam hal sebagai berikut : a. menyiapkan bahan penyusunan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi Penanggulangan HIV dan AIDS; b. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan dan program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; c. menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan dan belanja program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS sesuai peraturan perundang-undangan; d. menyiapkan bahan pelaksanaan kerja sarna dengan berbagai pihak baik nasional maupun internasional dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS; e. memimpin pelaksanaan strategi, rencana aksi, kebijakan dan program penanggulangan HIV dan AIDS; f. memimpin pelaksanaan rencana kegiatan dan belanja program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; g. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas operasional anggota, pelaksana, kelompok kerja, sektor terkait dan kerja sarna berbagai pihak dalam penanggulangan HIV dan AIDS; h. mengawasi dan mengendalikan pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat; i. mengusulkan pengangkatan Sekretaris KPAK, Kepala Bidang dan Kepala Bagian Umum KPAP serta Tim Asistensi dan Tim Advokasi KPAP kepada Ketua KPAP;

8 J. menetapkan personil Pelaksana Teknis dan Penunjang di bawah jabatan Kepala Bidang dan Bagian Umum KPAP; Unsur Kepala k. menetapkan dan mengangkat staf personil Pelaksana Teknis dan Unsur Penunjang di bawah jabatan Kepala Seksi dan Kepala Subbagian Umum KPAK; I. melaksanakan evaluasi kinerja Sekretaris KPAK, Kepala Bidang dan Kepala Bagian Umum KPAP, Kepala Seksi dan Kepala Subbagian Umum, Pelaksana Teknis dan Unsur Penunjang di bawah jabatan Kepala Bidang dan Kepala Bagian Umum KPAP, Personil Pelaksana Teknis dan Unsur Penunjang di bawah jabatan Kepala Seksi dan Kepala Subbagian Umum KPAK; m. melaporkan hasil evaluasi kinerja Sekretaris KPAK, Kepala Bidang dan Kepala Bagian Umum KPAP kepada Ketua KPAP; dan n. menyiapkan dan menyampaikan laporan kepada Ketua KPAP. Paragraf 7 Anggota KPAP Pasal 13 (1) Anggota KPAP merupakan pendukung pelaksanaan tugas KPAP sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. (2) Anggota KPAP berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua KPAP melalui Sekretaris KPAP. Anggota KPAP mempunyai tugas : Pasal 14 a. membcrikan masukan dalam perencanaan, perumusan, penyusunan dan pembahasan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi, kebijakan dan program penanggulangan HlV dan AIDS secara periodik atau sewaktu-waktu baik diminta maupun tidak diminta; b. melakukan konsolidasi internal dalam SKPD/UKPD atau instansi yang bersangkutan untuk mendukung pelaksanaan tugas KPAP; c. menyebarluaskan informasi mengenai penanggulangan HIV dan AIDS sesuai tugas dan wewenangnya; d. melakukan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan HIV dan AIDS pada lingkup tugas dan kewenangannya; dan e. me1aporkan kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS pada lingkup SKPD/UKPD atau instansi yang bersangkutan kepada Ketua KPAP melalui Sekretaris KPAP secara periodik.

9 Paragraf 8 Pelaksana Teknis KPAP Pasal 15 (1) Pelaksana Teknis KPAP merupakan organ KPAP dalam pelaksanaan kegiatan/program upaya penanggulangan HIV dan AIDS. (2) Pelaksana Teknis KPAP berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris KPAP. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uraian tugas Pelaksana Teknis KPAP diatur dengan Keputusan Sekretaris KPAP. Paragraf 9 Unsur Penunjang KPAP Pasal 16 (1) Unsur Penunjang KPAP merupakan organ KPAP dalam pelaksanaan kegiatan administrasi KPAP. (2) Unsur Penunjang KPAP berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris KPAP. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uraian tugas Unsur Penunjang KPAP diatur dengan Keputusan Sekretaris KPAP. (1) Susunan KPAK terdiri dari : Bagian Kedua KPAK Paragraf 1 Susunan Pasal 17 a. Ketua b. Ketua Pelaksana c. Wakil Ketua Pelaksana I d. Wakil Ketua Pelaksana II e. Sekretaris Walikota/Bupati Wakil Walikota/Wakil Bupati Askesra Kepala Suku Dinas Kesehatan Tenaga Senior Penuh Waktu (Pensiunan Eselon II / III) f. Anggota: 1. Komandan KODIM; 2. Kepala Kepolisian Resor;

10 3. Kepala Badan Narkotika Nasional Kota/Kabupaten Administrasi; 4. Kepala Kantor Kementerian Agama Kota/Kabupaten Administrasi; 5. Kepala Kantor Pereneanaan Pembangunan Kota/Kabupaten Administrasi; 6. Kepala Kantor Keluarga Bereneana; 7. Kepala Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Perempuan; 8. Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar ; 9. Kepala Suku Dinas Pendidikan Menengah; 10. Kepala Suku Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Keei! dan Menengah serta Perdagangan; 11. Kepala Suku Dinas Olahraga dan Pemuda; 12. Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan; 13. Kepala Suku Dinas Sosial; 14. Kepala Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi; 15. Kepala Suku Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan; 16. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kota/Kabupaten Administrasi; 17. Kepala Bagian Tata Pemerintahan; 18. Kepala Bagian Kesejahteraan Sosial; 19. Kepala Bagian Pendidikan dan Mental Spiritual; 20. Ketua Palang Merah Indonesia Kota/Kabupaten Administrasi; 21. Ketua Kwartir Cabang Pramuka; 22. Ketua Tim Penggerak Kesejahteraan Keluarga Kota/ Kabupaten Administrasi; 23. Camat; dan 24. Lurah. g. Pelaksana Teknis h. Unsur Penunjang : 1. Seksi Promosi dan Peneegahan; 2. Seksi Dukungan dan Layanan; dan 3. Seksi Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. Subbagian Umum 1. Pelaksana Keuangan; 2. Pelaksana Perlengkapan; dan 3. Pelaksana Tata Usaha dan SDM. (2) Sekretaris KPAK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e diangkat oleh Ketua KPAP. (3) Susunan dan keanggotaan Pelaksana Teknis dan Unsur Penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g dan huruf h ditetapkan oleh Sekretaris KPAP.

11 Ketua KPAK mempunyai tugas : Paragraf 2 Ketua KPAK Pasal 18 a. melaksanakan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi Penanggulangan HIV dan AIDS di tingkat Kota/Kabupaten Administrasi; b. melaksanakan kebijakan dan program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; c. melaksanakan kerja sarna tingkat Kota/Kabupaten Administrasi dengan berbagai pihak dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS; d. menetapkan kebijakan operasional dalam rangka melaksanakan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; e. memberikan arahan kepada anggota KPAK; f. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas KPAK; g. mengusulkan personil KPAK dengan pertimbangan Sekretaris KPAK; h. mengusulkan rencana kegiatan dan kebutuhan anggaran dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS tingkat Kota/Kabupaten Administrasi kepada Sekretaris KPAP; dan 1. menyampaikan laporan secara periodik pelaksanaan tugas KPAK kepada Ketua KPAP melalui Sekretaris KPAP. Paragraf 3 Ketua Pelaksana KPAK Pasal 19 Ketua Pelaksana KPAK mempunyai tugas : a. mengoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan Strategi dan Rencana Aksi Provinsi Penanggulangan HIV dan AIDS tingkat Kota/ Kabupaten Administrasi; b. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan dan program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS tingkat Kota/ Kabupaten Administrasi; c. mengoordinasikan pelaksanaan Kabupaten Administrasi dengan penanggulangan HlV dan AIDS; kerja sarna tingkat Kota/ berbagai pihak dalam rangka d. mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan operasional dalam rangka melaksanakan kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; c. memberikan saran pertimbangan kepada Ketua KPAK ;

12 f. memberikan rekomendasi usulan personil KPAK kepada Ketua KPAK; g. mengoordinasikan penyusunan rencana kegiatan dan kebutuhan anggaran dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS tingkat Kotal Kabupaten; h. mengoordinasikan pelaksanan kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS tingkat Kotal Kabupaten Administrasi; dan I. mengoordinasikan penyusunan laporan secara periodik pelaksanaan tugas KPAK. Paragraf 4 Wakil Ketua Pelaksana I KPAK Pasa120 Wakil Ketua Pelaksana I KPAK mempunyai tugas membantu Ketua Pelaksana KPAK dalam : a. mengoordinasikan sektor terkait dalam pelaksanaan strategi dan rencana penanggulangan aksi, HIV kebijakan dan AIDS dan tingkat program upaya Kota/Kabupaten Administrasi; b. mengoordinasikan pelaksanaan Kotal Kabupaten dengan berbagai penanggulangan HIV dan AIDS; kerja pihak sarna dalam tingkat rangka c. mengoordinasikan sektor terkait dalam pelaksanaan kebijakan operasional dalam rangka melaksanakan kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; d. mengoordiriasikan sektor terkait dalam penyusunan rencana kegiatan dan kebutuhan anggaran dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS tingkat Kotal Kabupaten; e. mengoordinasikan pelaksanan kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS tingkat Kota/Kabupaten; f. mengoordinasikan penyusunan laporan secara periodik pelaksanaan tugas KPAK; dan g. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Ketua Pelaksana KPAK. Paragraf 5 Wakil Ketua Pelaksana II KPAK Pasal21 Wakil Ketua Pelaksana II KPAK mempunyai tugas membantu Ketua Pelaksana dalam : a. mengoordinasikan sektor terkait dalam pelaksanaan teknis dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS; dan b. melaksanakan tugas lainnya yang diberikan Ketua Pe1aksana KPAK.

13 Paragraf 6 Sekretaris KPAK Pasal 22 (1) Sekretaris 'KPAK berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua KPAK melalui Ketua Pelaksana KPAK. (2) Sekretaris KPAK mempunyai tugas membantu Ketua KPAK dalam hal sebagai berikut : a. menyusun dan mengusulkan rencana kegiatan dan belanja program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS sesuai peraturan perundang-undangan; b. menyiapkan bahan pelaksanaan kerja sarna dengan berbagai pihak dalam rangka penanggulangan HIV dan AIDS; c. melaksanakan strategi, rencana aksi, kebijakan dan program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; d. melaksanakan rencana kegiatan dan belanja program kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS; e. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas operasional anggota, pelaksana, sektor terkait dan kerja sarna berbagai pihak dalam penanggulangan HIV dan AIDS; f. mengawasi dan mengendalikan pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat; g. melaksanakan evaluasi kinerja Kepala Seksi, Kepala Subbagian, personil Pelaksana Teknis dan Unsur Penunjang di bawah jabatan Kepala Seksi dan Kepala Subbagian Umum KPAK; dan h. menyiapkan dan menyampaikan laporan kepada Ketua KPAK. Paragraf 7 Anggota KPAK Pasal23 (1) Anggota KPAK merupakan pendukung pelaksanaan tugas KPAK sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. (2) Anggota KPAK berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua KPAK. Pasal24 Anggota KPAK mempunyai tugas : a. memberikan masukan untuk kebijakan operasional dalam upaya penanggulangan HIV dan AIDS secara periodik atau sewaktuwaktu baik diminta maupun tidak diminta;

14 b. melakukan konsolidasi internal dalam UKPD atau instansi yang bersangkutan untuk mendukung pelaksanaan tugas KPAK; c. menyebarluaskan informasi mengenai penanggulangan HIV dan AIDS sesuai tugas dan wewenangnya; d. melakukan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan HIV dan AIDS pada lingkup tugas dan kewenangannya; dan e. melaporkan kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS pada lingkup UKPD atau instansi yang bersangkutan kepada Ketua KPAK melalui Sekretaris KPAK. Paragraf 8 Pelaksana Teknis KPAK Pasal25 (1) Pelaksana. Teknis KPAK merupakan organ KPAK dalam pelaksanaan program upaya penanggulangan HIV dan AIDS. (2) Pelaksana Teknis KPAK berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris KPAK. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uraian tugas Pelaksana Teknis KPAK ditetapkan oleh Sekretaris KPAP. Paragraf 9 Unsur Penunjang KPAK Pasal26 (I) Unsur Penunjang KPAK merupakan organ KPAK dalam pelaksanaan kegiatan administrasi KPAK. (2) Unsur Penunjang KPAK berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris KPAK. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai uraian tugas Unsur Penunjang KPAK ditetapkan oleh Sekretaris KPAP. BAB VI KEWENANGAN Pasal27 (1) Untuk membantu melaksanakan tugas KPAP tertentu Ketua KPAP dapat membentuk Kelompok Kerja KPAP yang jumlahnya sesuai dengan kebutuhan. (2) Susunan Kelompok Kerja KPAP dan uraian tugas Kelompok Kerja KPAP ditetapkan Ketua KPAP.

15 (3) Kelompok Kerja berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Ketua KPAP melalui Sekretaris KPAP. Pasal28 (1) Untuk memberikan saran, pertimbangan dan pendampingan seperti advokasi dan asistensi kepada KPAP, Ketua KPAP dapat menunjuk Tenaga Ahli sebagai Tim Advokasi dan Tim Asistensi atas usul Sekretaris KPAP. (2) Tenaga Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan orang perseorangan yang mempunyai kompetensi dan kepedulian di bidang penanggulangan HIV dan AIDS dapat berasa.l dad perguruan tinggi, profesional, baik Aparatur Sipil Negara maupun non Aparatur Sipil Negara dan LSM ditetapkan dengan Keputusan Ketua KPAP. BAB VII PEMBERDAYAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT Pasal29 (1) KPAP dan KPAK melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan HIV dan AIDS sesuai dengan ruang lingkup tugas dan kewenangannya. (2) Program dan kegiatan pemberdayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melibatkan perorangan, kelompok masyarakat, lembaga kemasyarakatan, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Kader Pemberdayaan Masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, LSM, sektor swasta, ODHA dan Orang Hidup Dengan HIV dan AIDS (OHIDHA) serta Warga Peduli AIDS (WPA). Pasal30 (1) KPAP dan KPAK memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat dan swasta untuk berperan serta dalam pelaksanaan kegiatan upaya penanggulangan HIV dan AIDS. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui : a. peningkatan pemahaman agama dan ketahanan keluarga untuk mencegah penularan HIV dan AIDS serta tidak melakukan stigma dan bersikap diskriminatif terhadap ODHA; b. pengembangan perilaku pola hidup sehat dan bertanggung jawab dalam keluarga; c. penciptaan lingkungan yang kondusif terhadap ODHA; d. penyuluhan dan pelatihan; e. konseling dan tes (sukarela) HIV; f. mengidentifikasi potensi penularan HIV di Wilayahnya;

16 g. pengawasan pengobatan, perawatan dan dukungan; dan h. pelibatan LSM dan ODHA dalam program upaya penanggulangan HIV dan AIDS. BAB VIII PELAPORAN Pasal31 (1) Laporan pelaksanaan program penanggulangan HIV dan AIDS dilakukan secara berjenjang, mulai dari pelaksana program KPAK dan KPAP kemudian disampaikan kepada Gubernur selaku Ketua KPAP melalui Sekretaris KPAP. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selanjutnya disampaikan kepada Ketua KPA Nasional dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri. (3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara berkala sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan dan/atau sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan. BABIX PEMBIAYAAN Pasal32 Biaya untuk pelaksanaan tugas KPAP dan KPAK dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BABX KEPEGAWAIAN Pasal33 Kepegawaian KPAP dan KPAK diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.. BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal34 Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku, Peraturan Gubernur Nomor 26 Tahun 2012 tentang Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi dan Kota/Kabupaten Administrasi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

17 Pasal35 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ditetapkan di Jakarta pada tanggai 29 Oktober 2015 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. BASUKI T. PURNAMA Diundangkan di Jakarta pada tanggal 4 November 2015 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. SAEFULLAH BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2015 NOMOR 75023