Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa,

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGUASAAN DIKSI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 15 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan menulis

Kata Kunci: Struktur, Ciri Kebahasaan, Menulis, Teks Prosedur Kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Secara tidak

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan terdapat hubungan

III METODE PENELITIAN

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGUASAAN KONTEKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN OLEH SISWA KELAS VII SMP SWASTA JOSUA MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN R X O 1 R O 2

PENGARUH PENGUASAAN DEIKSIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL OLEH SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 8 MEDAN SEMESTER GANJIL TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi pusat perhatian adalah hubungan antara pemahaman

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

HUBUNGAN PENGUASAAN RELASI MAKNA DENGAN KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KALIMAT KELAS IX SMP NEGERI 3 BARUSJAHE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 yaitu mulai tanggal 13 Januari sampai 29 Januari 2014 di SMP N 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 7 Medan yang beralamat di Adam

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

III. METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk menjelaskan sebab- akibat

BAB III METODE PENELITIAN

sesuai dengan jenjang pendidikan (Depdiknas, 2006:1).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan quasi experiment, rancangan yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

ARTIKEL PENGARUH METODE COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK OLEH SISWA KELAS X SMA NUSANTARA LUBUKPAKAM T.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DENGAN KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS VIII SMP PENCAWAN MEDAN TAHUN PELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penuh. Desain yang digunakan peneliti adalah Pretest-Posttest Control Group

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

IRMA YUNI ABSTRAK. Kata kunci : Hipotesis, Signifika, Esai, Alur, Tema. PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini di laksanakan di MTs Negeri Model Limboto.

PENGGUNAAN TEKNIK WAWANCARA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 CISURUPAN KABUPATEN GARUT TAHUN AJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

Istarani (2012 : 87), memaparkan pendapatnya mengenai keunggulan model pembelajaran Group Investigation, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

hitung = 7,290 < taraf signifikansi 5%. (3) variabel hasil belajar pengetahuan dasar teknik bangunan (Y) yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai dengan bulan. September 2013 di MTs Islamiyah Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

MAKALAH. Oleh NURDIANTI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18 oktober sampai 18

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

ARTIKEL. Disusun dan diajukan oleh: FERNANDO M N NIM Telah Diverifikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat. untuk Diunggah pada Jurnal Online

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PANCINGAN KATA KUNCI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIGUMPAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Agustus 4 Oktober 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO OLEH SISWA KELAS XI SMA IPA BUDI ANGUNG MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci: Pembelajaran Elaborasi, Menulis cerpen. Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

yaitu pada bulan september 2013 di SMP Negeri 1 Punduh Pedada.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR MATA PELAJARAN EKONOMI AKUNTANSI

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DAN KALIMAT EFEKTIF DENGAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2010/2011 AMANDA REYNA ABSTRAK Keberhasilan pengajaran berbahasa salah satunya dapat terlihat dari keterampilan berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa, kosakata menduduki posisi yang sangat penting. Semakin banyak kosakata yang dimiliki maka akan semakin mudah untuk menjalin komunikasi dengan pihak lain. Berdasarkan hal ini, maka yang diidentifikasi adalah penguasaan kosakata siswa. Hasil menunjukkan penguasaan kosakata pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 cenderung kurang. Kata kunci : kosakata, kalimat efektif, teks wawancara, karangan narasi. PENDAHULUAN Bahasa memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan bahasa manusia dapat berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Melalui bahasa manusia dapat menyampaikan pesan baik lisan maupun tulisan kepada orang lain. Dengan bahasa pula kita dapat menentukan identitas penuturnya. Keberhasilan pengajaran berbahasa dapat terlihat dari keterampilan dan pengetahuan berbahasa siswa. Begitu juga halnya dengan pengajaran bahasa Indonesia, pengajaran bahasa Indonesia yang ada di sekolah pun pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca, berbicara, menulis, dan menyimak. Namun hingga saat ini sepertinya tujuan tersebut belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari minimnya pengetahuan berbahasa siswa untuk mendukung keterampilan berbahasa tersebut.

Kata menduduki posisi yang sangat penting, dalam keterampilan berbahasa. Hal ini didukung oleh pendapat Keraf (2003:10) yang menyatakan bahwa, Kualitas keterampilan berbahasa seseorang bergantung kepada kualitas dan kuantitas kosakata yang dimilikinya. Oleh sebab itu keterampilan mengungkapkan dan menerima ide dengan baik sangat berhubungan dengan kosakata. Kata adalah media komunikasi. Kita berpikir dengan kata, berbicara dengan kata, mendengarkan kata dan menuliskan kata. Proses itu tidak dapat berlangsung dengan baik tanpa adanya penguasaan yang baik terhadap kosakata. Oleh karena itu, penguasaan kata dalam semua keterampilan berbahasa sangatlah penting. Penguasaan kosakata dalam satu bahasa berhubungan dengan jumlah kata yang harus dikuasai agar seseorang dapat menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dan pemilihan kata serta pemakaiannya sesuai dengan konteks komunikasi. Penguasaan kosakata merupakan hal yang sangat penting dalam menggunakan bahasa sebagai media komunikasi. Semakin banyak kosakata yang dimiliki maka semakin mudahlah ia menjalin komunikasi dengan pihak lain. Hal itu terjadi karena katalah yang menjadi hal utama dalam komunikasi. Pengajaran kalimat efektif termasuk salah satu pengajaran keterampilan berbahasa yang menuntut strategi yang efektif dan efesien yang tidak lepas dari penguasaan kata-kata yang membangun. Kalimat yang digunakan harus benarbenar dikuasai dan dipahami oleh pembaca/ pendengar. Menurut Wibowo (2006:184) memahami kalimat efektif harus melihat dari segi karakteristik keharmonisan, kepararelan, ketegasan, kehematan, kecermatan dan kevariasian. Karakteristik di sini maksudnya adalah sebuah keterampilan membuat pengetahuan yang diperaktekkan dan dilaksanakan memahami kaidah dari kalimat efektif.

PEMBAHASAN Keberhasilan pengajaran berbahasa dapat terlihat dari keterampilan dan pengetahuan berbahasa siswa. Begitu juga halnya dengan pengajaran bahasa Indonesia, pengajaran bahasa Indonesia yang ada di sekolah pun pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa yaitu keterampilan membaca, berbicara, menulis, dan menyimak. Namun hingga saat ini sepertinya tujuan tersebut belum menampakkan hasil yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari minimnya pengetahuan berbahasa siswa untuk mendukung keterampilan berbahasa tersebut. Kosakata dan kalimat efektif adalah bagian dari sistem pengetahuan berbahasa. Sedangkan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi adalah bagian dari keterampilan berbahasa. Penguasaan kosakata dalam hal ini dibatasi menjadi penguasaan ungkapan/ idiom, sinonim, antonim, homonim, denotasi dan konotasi. Penguasaan kalimat efektif siswa yang mencakup penguasaan kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan dalam mempergunakan kata dan kevarisian dalam struktur kalimat. Dari temuan penelitian diperoleh persamaan regresi linier antara variabel X 1 dengan variabel terikatnya adalah Y= -50,81 + 1,99 X 1 persamaan regresi linier antara variabel X 2 dengan variabel terikatnya adalah Y= 78,819 + 0,075 X 2, persamaan regresi ganda adalah Y =53,49+ 1,995 X 1 + 0,041X 2. Dengan menggunakan statistik uji F, diperoleh bahwa pengambilan model regresi linier Y atas X 1 dan X 2 dapat diterima, koefisien korelasi antara variabel X 1 dengan Y adalah 4,159 dan koefisien korelasi antara variabel X 2 dengan Y adalah 0,366. Hasil penelitian ini mengungkapkan terdapat hubungan positif dan berarti antara penguasaan kosakata dan penguasaan kalimat efektif dengan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Hal ini memberikan arti sebagai berikut. 1. Semakin baik atau postif penguasaan kosakata maka kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi akan semakin baik pula.

2. Semakin baik atau postif penguasaan kalimat efektif maka kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi akan semakin baik pula. Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa tingkat kecenderungan masing- masing variabel sebagai berikut. 1. Tingkat kecenderungan penguasaan kosakata termasuk kurang. 2. Tingkat kecenderungan penguasaan kalimat efektif termasuk cukup. 3. Tingkat kecenderungan kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi termasuk kurang. Penguasaan kosakata adalah skor yang diperoleh siswa untuk menunjukkan penguasaan siswa terhadap kosakata yang mencakup ungkapan/ idiom, sinonim, antonim, homonim, denotasi dan konotasi yang diperoleh setelah menjawab 25 butir soal dengan empat pilihan ganda dengan ketentuan benar mendapat nilai satu dan jika salah tidak mendapat nilai. Penguasaan kalimat efektif adalah skor yang diperoleh siswa untuk menunjukkan penguasaan siswa terhadap kalimat efektif yang mencakup kesepadanan dan kesatuan, kesejajaran bentuk, penekanan, kehematan dalam mempergunakan kata dan kevarisian dalam struktur kalimat yang diperoleh setelah menjawab 25 butir soal dengan empat pilihan ganda dengan ketentuan benar mendapat nilai satu dan jika salah tidak mendapat nilai. Penyusunan Tes Penguasaan Kosakata Data penguasaan kosakata diperoleh dengan mengunakan tes objektif sebanyak 25 item dengan empat pilihan jawaban. Setiap soal yang benar diberi skor 1 dan yang salah tidak mendapat skor. Ada pun langkah yang ditempuh untuk menyusun tes ini adalah menyusun kisi- kisi tes. Supaya tes dapat terhandalkan, maka tes harus mencakup semua aspek yang akan diukur. Untuk memudah melihat semua aspek itu, maka disusun kisikisi tes. Untuk jelasnya kisis-kisi tes penulis tampilkan pada tabel 2.

TABEL 2 KISI-KISI TES PENGUASAAN KOSAKATA No Aspek Yang Diuji Nomor soal Jumlah Soal 1 Makna ungkapan dan idiom 1,8,12,20 4 2 Sinonim 5,9,11,21,22,23 6 3 Antonim 15,16,17,19 4 4 Homonim 4, 6,7,10,13,14 6 5 Denotasi dan konotasi 2,3,18,24,25 5 Penyusunan Tes Penguasaan Kalimat Efektif Data penguasaan kalimat efektif diperoleh dengan menggunakan tes objektif sebanyak 25 item dengan empat pilihan jawaban. Setiap soal yang benar diberi skor 1 dan yang salah tidak mendapat skor. Ada pun langkah yang ditempuh untuk menyusun tes ini adalah menyusun kisi- kisi tes. Supaya tes dapat terhandalkan, maka tes harus mencakup semua aspek yang akan diukur. Untuk memudah melihat semua aspek itu, maka disusun kisikisi tes. Untuk jelasnya kisis-kisi tes penulis tampilkan pada tabel 3. TABEL 3 KISI-KISI PENGUASAAN KALIMAT EFEKTIF No Aspek Yang Diuji Nomor Jumlah Soal Soal 1 Kesepadanan 1,6,7,8,10,11,15,16,17,18,19,20 12 2 Kesejajaran bentuk( paralelisme) 2,9,12 3 3 Penekanan dalam kalimat 3,13 2 4 Kehematan 4 1 5 Variatif 5,14 2

a. Validitas Tes Validitas tes dihitung dengan menggunakan rumus korelasi biserial dari Karl Pearson (Arikunto,2006:274). Rumus yang digunakan yaitu : Keterangan : Mp = koefisien korelasi biserrial = rerata skor dar subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total St = standar deviasi dari skor total p = banyaknya siswa yang menjawab benar dibagi jumlah seluruh siswa q = banyaknya siswa yang menjawab salah Setelah menguji validitas tes, maka langkah selanjutnya adalah menguji reliabelitas tes. b. Reliabilitas Tes Reliabilitas adalah keterampilan suatu tes apabila diujicobakan kepada subjek yang sama. Untuk mencari reliabilitas diperoleh dengan menggunakan rumus KR-20 Arikunto (2006: 100) sebagai berikut : r 11 = K K p. q 1 2 1 S Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen p = proporsi subjek yang menjawab benar (mendapat skor 1) q = proporsi subjek yang menjawab salah (mendapat skor 0) S 2 = varians total item K = banyaknya butir pertanyaan atau soal

Masing-masing dapat dihitung dengan rumus varians berikut (Arikunto, 2006: 97) sebagai berikut : 2 S = Keterangan : X 2 2 S = varians N N ( X ) N = banyaknya subjek pengikut tes 2 Tes dikatakan reliabel bila r hitung > r tabel, dimana r tabel diperoleh dari daftar product momen dengan α = 0,05. Tes Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi Data kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasidiperoleh dengan menggunakan tes penugasan yaitu dengan menugaskan setiap siswa (sampel) untuk mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi. Berikut ini dikemukakan indikator penilaian hasil karangan narasi yang dibuat siswa. TABEL 4 ASPEK PENILAIAN KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI No Indikator Deskriptor Skor 1 Membuat pengantar dan penutup narasi sesuai dengan teks wawancara Pengantar ke arah isi wawancara sedikit dan penutup narasi sedikit Pengantar kearah wawancara cukup lengkap dan penutup narasi sedikit Pengantar sangat lengkap dan penutup 0-10 11-15 16-20 2 Mencantumkan aspek menulis narasi sangat lengkap Isi gagasan Isi gagasan kurang jelas Isi gagasan sangat jelas Tipe cerita 0-5 6-10

Tipe cerita kurang sesuai dengan teks Tipe cerita sesuai dengan teks Waktu cerita Waktu cerita kurang lengkap Waktu cerita sangat lengkap Latar belakang cerita Latar belakang kurang sesuai Latar belakang sangat sesuai Plot Plot kurang sesuai Plot sangat sesuai Tokoh Tokoh kurang lengkap Tokoh sangat lengkap 0-10 11-15 0-10 11-15 0-5 6-10 0-10 11-15 0-10 11-15 Kemampuan mengubah teks wawancara menjadi karangan narasi adalah skor yang diperoleh siswa saat menarasikan sebuah teks wawancara menjadi karangan narasi melalui tes penugasan. KESIMPULAN Penguasaan Kosakata pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 cenderung kurang dengan nilai rata- rata 62,76 dan standar deviasi 15,10. Penguasaan Kalimat Efektif pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 cenderung cukup dengan nilai rata- rata 61,32 dan standar deviasi 16,09. Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 cenderung kurang dengan nilai rata- rata 74,2 dan standar deviasi 7,23. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun

Pembelajaran 2010/2011 dengan nilai r hitung = 5,348 > r tabel = 0,266 pada signifikansi 5%. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Penguasaan Kalimat Efektif dengan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Lubuk Pakam Tahun Pembelajaran 2010/2011 dengan nilai r hitung = 0,353 > r tabel = 0,266 pada signifikansi 5%. Terdapat hubungan yang positif dan berarti antara Penguasaan Kosakata (X 1 ) dan Penguasaan Kalimat Efektif (X 2 ) dengan Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi (Y) dengan koefisien ganda 25,998 dan harga koefisien determinasi R 2 =17,345%. Ini berarti bahwa 17,345% Kemampuan Mengubah Teks Wawancara Menjadi Karangan Narasi dapat dijelaskan oleh Penguasaan Kosakata dan Penguasaan Kalimat Efektif. DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti, dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Anipudin,dkk. 2007. Cermat Berbahasa IB Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. -----. 2006. Dasar- Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara. Chaer, A. 2006. Tata Bahasa Praktis Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. Jakarta: Balai Pustaka. Hatikah,Tika,dkk. 2006. Membina Kompetensi Berbahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Grafindo. Hidayat, K.2003. Analisis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Uni Gramedia.

H.S. Widjono. 2007. Bahasa Indonesia (Mata Kuliah Pengembangan Pribadi di Perguruan Tinggi). Jakarta: Grasindo. Keraf, Gorys.2003. Komposisi. Jakarta: Gramedia. -----. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. M. Romli, Asep Syamsul.2006. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. Wibowo. 2006. Berani Menulis Artikel. Jakarta: Grasindo.