PERANCANGAN DAN PENAHAN RADIASI DI UNIT RADIOLOGI UNTUK DIAGNOSTIK MENGGUNAKAN SINAR-X



dokumen-dokumen yang mirip
PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

ANALISIS KESELAMATAN PESAWAT SINAR-X DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SLEMAN YOGYAKARTA

RENCANA PROGRAM KEGIATAN. Prasyarat : 1. Deteksi Dan Pengukuran Radiasi 2. Fisika Atom Dan Inti

Analisis Radiasi Hambur di Luar Ruangan Klinik Radiologi Medical Check Up (MCU)

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

ANALISIS PAPARAN RADIASI LINGKUNGAN RUANG RADIOLOGI DI RUMAH SAKIT DENGAN PROGRAM DELPHI

BAB V Ketentuan Proteksi Radiasi

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

Dhahryan 1, Much Azam 2 1) RSUD 2 )Laboratorium Fisika Atom dan Nuklir Jurusan Fisika UNDIP

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

PEMBUATAN KURVA ISODOSIS PAPARAN RADIASI DI RUANG PEMERIKSAAN INSTALASI RADIOLOGI RSUD KABUPATEN KOLAKA - SULAWESI TENGGARA

EVALUASI METODE PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI PADA RUANG DIGITAL RADIOGRAFI

Konversi Paparan pada Perubahan kv Pesawat Sinar- X Rigaku-RF-250EGM

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM

PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. bersinggungan dengan sinar gamma. Sinar-X (Roentgen) mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN PADA BESI, TEMBAGA DAN STAINLESS STEEL SEBAGAI BAHAN PERISAI RADIASI

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENENTUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL PADA PEKERJA RADIASI DI RUANG PENYINARAN UNIT RADIOTERAPI RUMAH SAKIT DR.KARIADI SEMARANG

PERKIRAAN DOSIS PASIEN PADA PEMERIKSAAN DENGAN SINAR-X RADIOGRAFI UMUM. RUSMANTO

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi

PERANCANGAN RUANG PENGUJIAN KEBOCORAN PESAWAT SINAR X RIGAKU 250 KV DI STTN BATAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Bab 2. Nilai Batas Dosis

UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data.

DAFTAR KELENGKAPAN DOKUMEN YANG HARUS DILAMPIRKAN

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tindakan tertentu, maupun terapetik. Di antara prosedur-prosedur tersebut, ada

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

IMPLEMENTASI COMPLIANCE TEST PESAWAT DENTAL INTRAORAL PADA SALAH SATU KLINIK GIGI DI KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi

Paparan radiasi dari pekerja radiasi sejak tahun berdasarkan kriteria dan lama kerja

ANALISIS KESELAMATAN RADIASI PADA LABORATORIUM SINAR-X INDUSTRI STTN BATAN YOGYAKARTA

Suparno, Anda Sanusi - PENENTUAN WAKTU PENYINARAN RADlOGRAFllr-192 MENGGUNAKAN PERSAMAAN DOSIS RADIASI

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

HUBUNGAN TEGANGAN DAN CITRA RADIOGRAFI REAL TIME PADA PESAWAT SINAR-X RIGAKU RADIOFLEX-250EGS3

ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK

LEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24

ANALISIS LINEARITAS KELUARAN RADIASI PADA X-RAY MOBILE DENGAN MENGGUNAKAN PIRANHA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN TUGAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET

Volume 3 No. 1 April 2017 ISSN :

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR FORMULIR PERMOHONAN SURAT IZIN BEKERJA PETUGAS TERTENTU

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

PERTEMUAN KE 4 (50 MENIT)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

TINJAUAN DOSIS RADIASI EKSTERNAL TERHADAP PEKERJA DALAM PERBAIKAN DETEKTOR NEUTRON JKT03 CX 821 DI RSG-GAS

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. massanya, maka radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

ANALISIS PAPARAN RADIASI DI SEKITAR RUANG ROENTGEN PASIEN INSTALASI RUMAH SAKIT PARU JEMBER SKRIPSI. Oleh : Dewi Yuliana NIM

Nurnian Rajagukguk dan Tuyono Puslitbang Keselamatan Radiasi clan Biomedika Nuklir -BAT AN. I. PENDAHULUAN diafragma pengatur berkas radiasi dari

PEMANTAUAN TINGKAT KEBISINGAN DAERAH KERJA UNTUK MENUNJANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI PTLR-BATAN

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DIAGNOSTIC REFERENCE LEVEL (DRL) NASIONAL

PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA TERHADAP RADIASI SINAR- X

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1969 TENTANG PEMAKAIAN ISOTOP RADIOAKTIF DAN RADIASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF

ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT

EVALUASI PENGARUH POLA ALIR UDARA TERHADAP TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI DAERAH KERJA IRM

PENENTUAN KOEFISIEN SERAPAN KAYU BANGKIRAI (SHOREA LAEVIFOLIA) DAN PERBANDINGANNYA TERHADAP TIMBAL (Pb) SEBAGAI DINDING RUANG RADIOLOGI DIAGNOSTIK

ESTIMASI NILAI CTDI DAN DOSIS EFEKTIF PASIEN BAGIAN HEAD, THORAX DAN ABDOMEN HASIL PEMERIKSAAN CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM

STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG NUKLIR

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM PENGELOLAAN PERALATAN RADIOLOGI

Dasar Proteksi Radiasi

EVALUASI KESELAMATAN RADIASI PENGUNJUNG DI TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH RADIOAKTIF

Analisis Jarak Aman Terhadap Dosis Radiasi Hambur Pada Pemeriksaan Radiografi Thorax AP Di Unit ICU Rumah Sakit X Tahun 2012

KAJIAN KESELAMA TAN RADIASI DALAM PERANCANGAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI

PENGUKURAN PAPARAN RADIASI PESAWAT SINAR X DI INSTALASI RADIODIAGNOSTIK UNTUK PROTEKSI RADIASI

Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang Elektromagnetik dengan Matode Deposisi Menggunakan Lucutan Korona

KOMPARASI PERHITUNGAN DOSIS RADIASI INTERNA PEKERJA PPTN SERPONG BERDASARKAN ICRP 30 TERHADAP ICRP 68

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

Transkripsi:

PERANCANGAN DAN PENAHAN RADIASI DI UNIT RADIOLOGI UNTUK DIAGNOSTIK MENGGUNAKAN SINAR-X Tito Sutjipto. Jurusan Teknik Nuklir Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ABSTRAK PERANC~GAN DAN PENAHAN RADIASI DI UNIT RADIOLOGI UNTUK DIAGNOS'IlK MENGGUNAKAN SINAR-X. Setiap pekeija radiasi selalu mempunyai fisiko paparan radiasi selama menpl.ulkan tugasnya. Untuk itu perlu diteliti keselamatan dan kesehatan keija bagi pekerja radiasi dalam kaitannya dnl;.:..n perancangan dan pengukuran laju paparan radiasi di.unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-x. Pad! penelitian ini digunakan studi kasus di sekitar pesawat sinar-x untuk kegiatan diagnostik pasien di unit radiologi Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP-4) Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rancang bangun unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-x dengan posisi penempatan pesawat sinar-x. berdasar variabel jarak clan laju paparan radiasi yang terjadi selama diagnostik pasien. Penelitian ini dijalankan dengan mengambil data dari perancangan lmit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-x, dan pengukuran laju paparan radiasi yang teijadi selama diagnostik pasien. Oari data perancangan tersebut,dapat dipakai sebagai dasar persyaratan bahan perisai primer maupun sekunder lmtuk unit radiologi danjuga sebagai dasar perhitungan laju paparan radiasi yang terjadi selama diagnostik pasien. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari segi keselamatan dan kesehatan kerja, paparan radi..." di sekitar pesawat sinar-x arnan, baik untuk bahan perisai di masing-masing ruang pesawat sinar-x, maupun pap.tr..n radiasi yang diterima petugas, karena masih jauh dari nilai batas rerata tertinggi yang boleh ditl-rimanya (>,07 mr/hari). ABSTRACT DESIGN AND MEASUREMENT OF RADIATION EXPOSURE RATES AT AN X-RAY DIAGNOSTIC RADIOLOGICAL UNIT. Every radiation employees suffers radiation exposure risk while doing his job. It is important therefore to investigate the occupational health and safety of radiation employees on its relationship with the design and measurement of radiation exposure rates at an X-ray diagnostic radiological unit in this work, a case study was held on the radiological unit at BP-4 Yogyakarta for patient diagnostics, This research anned to investigate the relationship between the design of radiological unit for X-ray diagnostics and the location of the X-ray machine, based on the distance variable and radiation exposure rate during patient diagnostics. This was perfonned using radiological unit design data for X-ray diagnostics and the measurement of radiation exposure rates throughout patient diagnostics. The design data can then be used for determining the requirement of primary and. secondary shielding materials for radiological unit as well as a calculation basis of radiation exposure rates during patient diagnostics. From the result of the research, it can be concluded that from the occupational health and safety point of view, radiation exposure around the X-ray machines are fairly good, both for the shielding materials in each X-ray room and the radiation exposures received by the workers, because they are far beyond the maximum permittable average limit (6.67 mrldays). I. PENDAHULUAN pedoman baku keselamatan yang berisi persyaratan dasar untuk melindungi manusia clan Dalam penggunaan teknologi nuklir disadari benar bahwa selain dapat diperoleh manfaat bagi kesejahteraan manusia juga ditemui aspek-aspek telenis yang mempunyai potensi bahaya bagi keselamatan manusia. Oleh karena itu lingkungan terhadap bahaya radiasi nuklir hams ditaati. Salah sam aplikasi radiasi nuklir untuk maksud-maksud damai adalah penggunaannya di bidang kedokteran, khususnya unit radiologi. Aplikasi ini telah cukup beragam, mulai dari Pmsidilg Seminar TeknoJogi KeseJamat3Radiasi dan Biomedika Nuklir I 24

penyinaran untuk tujuan diagnostik, pemeriksaan sinar-x gigi, penggunaan radiofannaka, hingga penyinaran untuk tujuan tempi. Hasil studi pendahuluan di Balai Pengobatan Penyakit Pam-Pam (BP-4) Yogyakarta, dijwnpai beberapa hill yang menyebabkan kuradg sempurnanya disain mang, kurang sempumanya bahan dinding sebagai pelisai, kurang disiplin menggunakan apron. clan kurang disiplin menggunakan dosimeter perorangan. Berdasar studi pendahuluan tersebut di alas, rumusan masalah penelitian ini adalah perancangan clan pengukuran laju paparan radiasi di unit radiologi ~tuk diagnostik menggunakan sinai-x. Penelitian ini merupakan modifikasi dari pengetahuan tentang proteksi radiasi, khususnya aspek keselamatan clan kesehatan keija dalam pengendalian zat radioaktif di lingkungan keija IIJ. Analisis yang dilakukan meliputi persyaratan ukuran rancang bangun unit radiologi, persyaratan tebal bahan perisai' radiasi primer dan sekunder, dab laju paparan radiasi yang diizinkan selama pekeljaan diagnostik pasien berlangsung. Dengan penelitian ini diharapkan clapat diketahui rancang bangun unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinai-x, clanlaju paparan radiasi yang diizinkan selama pekeijaan diagnostik pasien berlangsung. Faedah yang clapat diharapkan untuk pembangunan negara adalah penelitian sejenis dapat dikembangkan untuk berbagai ruang lingkup seperti keselamatan radiasi, meliputi proteksi radiasi clan aplikasi teknik nuklir dalam bidang kedokteran Bertakeselamatan lingkungan. Dari sisi ilmu pengetahuan, basil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lain sebagai hallah masukan illltuk pengembangan penelitian sejenis. Tujuan penelitian ini adalah lilltuk mengetalmi sejauh mana aspek keselamatan da..'l kesehatan keija kaitannya dengan perancangan unit radiologi illltuk diagnostik menggunakan sinai-x, dab laju paparan radiasi yang diizinkan selama pekerjaan diagnostik pasien berlangsilllg, berdasar variabel-variabel jaritk clanlama paparan radiasi. ll. TEORI Keselamatan radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah keselamatan clan kesehatan manusia dan lingkungan. berkaitan pemberian perlindungan terhadap kemungkinan merugikan kesehatan akibat radiasi. Untuk memenuhi tujuan keselamatan radiasi periu ditetapkan nilai batas dosis radiasi yang diijinkan. yang dikenal dengan sistem pembatasan dosisl 2.3,4, S.6 I. Dalam rota Roentgen, sinar-x yang digunakan adalah sinar-x Bremsstrahlung yang dapat menembus jaringan tubuh tertentu, clandapat menghitamkan film setara dengan perbedaan serapan pacta masing-masing jaringan tubuh. Untuk memperkecil radiasi pada pasien clan petugas radiasi, maka ukuran berkas radiasi hambur dalam kamar sinar-x hams dibuat sekecil mungkin sesuai dengan kebutuhan diagnostik dari pemeriksaan tersebut7j. Sinar-X dapat dihasilkan dari pesawat sinar-x yang terdiri beberapa peralatan pokok berikut ini: tabung sinai-x, katoda, anoda. kolimator, diafragma, dan pendinginl8. Setiap pekeija radiasi selalu mempunyai fisiko terkena paparan radiasi pengion selama menjalaiikantugas. Oleh sebab itu, untuk mengetahui kemungkinan buruk yang tidak diinginkan. para pekeija radiasi diwajibkan menggunakan dosimeter perorangan selama menjalaiikantugasnya. Tindakan pengendalian untuk radiasi pada pekeija radiasi clapat dilakukan dengan salah satu atau lebih dari tiga teknik berikut[4 : (a). mengurangi waktu penyinaran; (b). membuatjarak sejauh mungkin dari sumber radiasi; clan (c). membuat perisai untuk swnber radiasi. Usaha ini dapat dilakukan dengan merancang unit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-x secara tepat, sehingga kontarninasi pacta lingkilligan acta dalam batas-batas yang masih dapat ditelima clan pactatingkat yang serendah-rendahnya. Untuk tujuan perancangan, dikenal perisai primer clan perisai sekunder. Perisai primer dirancang untuk perlindungan terhadap belkas sinal guna, sedangkan perisai selllllder dirancang illltuk perlindilllgan terhadap radiasi baeor dad radiasi hambur. PekeIja radiasi dalam mengoperasikan pesawat sinar-x berada di batik ProsidiJg Selin:u Teknologi KeselaJJlat:U Radiasi dan Biomedika Nuldir 25

sketsel dan mengenakan apron yang terbuat dati bahan timbal (Pb), Untuk paparan yang sampai ke pekerja radiasi selama menjalankan tugasnya masih dikoreksi oleh faktor atenuasi massa sketsel clan apron. Dengan membandingkan nilai paparan yang diterima pekerja radiasi terhadap nilai batas rerata teltinggi yang diizinkan [3,4,maka dapat ditentukan keselamatan clan kesehatan kerja bagi pekerja radiasi, Dengan bantuan perhitungan untuk nisbah penyinaran yang terjadi (K), clan jumlah pelemahan yang diperlukan (BLx) serra jumlah lapisan yang diperlukan (n), dapat disusun formula-formula berikut ini : Penyinaran ini ditimbulkan oleh beban kerja WU ma-menit per rninggu, maka nisbalmya: Jib adalah P. d2p K=JTTV[ R ma - menit illmggu penylllaran maksimum mingguan clan perisai melemahkan radiasi pacta I meter () keboeoran dengan faktor BLx, maka persyaratan perisai dapat dinyatakan dengan : B = P,d2,600 L< W,T Jumlith lapisall setengah nilai (HVL, half Iii/ilL"layc/' dab persepuluh nilai (fvl, lalcll tenth vallie YiUlt!diperIukan untuk mendapatkan tingkat BL< = O,sn (3) dengml n adalahjumlah lapisml ymlg diperlukan, Pekelja radiasi dalam mengoperasikan pesawat sinm'-x berada di balik sketsel clan mengenakml apron yang terbuat dmi bahan timbal (Pb), Untuk dosis radiasi atau paparan yang sampai ke petugas radiasi selama menjalankan tugasnya masih dikoreksi oieh faktor atenuasi massa sketsel clan apron, ymlg besarnya paparan radiasi dapat dihitung dengan menggunakml persamaan berikut llli : = Io,e-ux (4) dengml : 0: intensitas yang diketahui u : faktor atenuasi x : tebal bahmlpelindung I : intensitas ymlg ditentukml Dengan memperhatikmlnilai-nilai yang acta pacta masing-masing mang, kemudiml dibantu dengml Gambar I dan/atau Gambm' 2 (Lampiran F), didapatkan hubungml nisbah penyinaran yang teljadi (K) dengml tebal pelisai plilller, dml juga diperoleh hubungml antm'a faktor untuk pelisai,.. (2) pelemahan yang dibutuhkan dihiumg dengan persamaan: sekunder melemahkan radiasi kebocoran (Bb) dengml jumlah lapisan yang diperlukan terhadap lapisan setengah nilai (n). Ketebalan pelisai dihitung dengml bantuan Tabel VI (LampiI'ml G) yang meneantumkan lapisan setengah nilai (HVL) clan persepuluh nilai (TVL) dati timbal (Pb) clan heron untuk berbagai energi sinar-x. Tebal pelisai yang dibutuhkan =n x HVL. Papm'ml radiasi oleh sumber radioaktif bersifat aeak, Proses papm'ml radiasi tidak berpengaruli oleh proses paparan sebelumnya, clan juga tidak akan mempengarulii proses paparan berikutnya. Dengan memperhatikan vanablevariabel jarak clan lama paparan radiasi, lllaka dapat diraneangunit radiologi untuk diagnostik menggunakan sinar-x, berdasm' persyaratanpersyaratml bahml bangunan untuk pelisai radiasi primer maupull perisai radiasi sekunder. Dengan membandingkan basil perhitungan (rmlcang bangull) teoritis terhadap yang telah acta pacta unit radiologi tmtuk diagnostik menggunakan sinar-x, maka dapat ditentukan keselamatan clan kesehatan kelja bagi pm'a petugas atau pekerja radiasi, pasien, dmilingkmlgmlllya. Hipotesis ymlg diajukml dalam penelitian ini adalah "acta hubungan antara peraneangan clan pengukuran laju paparan radiasi di unit radiologi Pmsiding Seminar TeknoJogi KeseJ:ull;/fanRadiasi dim Biomedika Nukli"J 26

untuk diagnostik menggunakan sinar-x, berdasar variabel-variabel jarak clan lama paparan radiasi selama diagnostik pasien". TATA KERJA Obyek penelitian adalah perancangan clan pengul'uran laju paparan di unit radiologi untuk diagnostik menggunakall sinar-x, dengan memperhatik,ul vm'iabel-variabd yang helljengmllh, sepeli : jamk, tchal bahan dinding sebagai perisai primer, tebal bahan dinding sebagai perisai sekilllder, lama laju paparan radiasi selama pekelj< meljalmlkan tugaslya menggunakan pesawat silar-x. Alat utama ymlg dipakai dalam pelelitial ili berupa detektor surveymeter, dosimeter perormlgml, alat ul'u" jarak (meterall), spidol, kertas. dmi stop-watch. diagnostik Dirancmlg suatu unit radiologi untuk melggilllakan sinar-x, herdasar ukuran geomdri : panjmlg, lebm". tinggi. Ix>sisi letak pesawat sinar-x, tebal ballan dinding perisai primer. clan tebal bahmi dinding perisai Sel'Ullder. Dari data-data permicmlgml y,ulg dibuat, dapat dipakai sebagai dasar perhitungan laju paparan radiasi raja berbagai jarak yang ditinjau, tebal balimi perisai radiasi primer clan schmeler, clan papm",u) ymig diterima pekelja radiasi selama menjalmlkan tugasnya. Data-data yang diperoleh dari pelgul'u"an (rmicmlg bangilll) dibanding dengan basil perhitungmi berdasar teori yang diacu dari penelitimi ini, kemudiml dimlalisis antara kedua hasil perhitungan tersebut, berdasm" ukuran geometri unit radiologi, tebal bahmi pelisasi radiasi primer clan sekunder, laju paparan radiasi raja berbagai jarak ymig ditinjau, dmi laju paparan radiasi ymlg ditelima pekeija radiasi selama meqjalmlkml tugasnya. DI. HASIL DAN PEMBAHASAN Dm"idata ymlg diperoleh di lapmlgan dapat diteltukml paparan radiasi untuk masing-masing pengul'u"mldi lapangan, dengan memperhatikan faktor kalibrasi surveymeter illltuk konversi dari cpm meljadimrljam. Untuk menentukan papm"miyang ditelima pekelja radiasi, dalam perhinmgan dipakai data raja titik-titik saar pekelja radiasi menjalankan pesawat sinar-x. Peraneangan perisai sinar-x, raja UIlurnnya didasarkan raja peraneangan perisai primer. Hal ini agar diperoleh sistem keselamatan yang setinggi-tingginya clan mempermudah penataal peralatan dalam ruang roentgen. Datadata yang diperoleh dari lapangan dapat dipakai untuk peraneangan dab pcngukuran laju paparan radiasi di unit r;\lliologi lintuk diat!noslik m~nggunakan sin.u'.:\ Berdasm"k,Ul laju paparan radiasi wltuk masing-masing WIit radiologi yang ditinjau, dapat dihitung keperluan ballad perisai sinar-x pada masing-masing WILt, baik unluk perhilungall berdasar bahan pcrisai timbal (Pb), maupun perhitungan berdasar ballad perisai beton" Hasil perhitungmi untuk perancangan dab pen i,,'ukurmi laju paparmi radiasi di Illasing-ma~ing unit radiologi y,ulg tdah dildapkan Icr;UlgkulII pada label-label bcrikut. Tahel I smllp;ti dclh~an 'Llh.:! V menunjukkan hahwa.;cmakin j;liih slljnl d;ui perisai, m;tka lebal PCli';;li yang dipcrlulll II.lkin tipis" Hal ini disehahlui semakin jallh ~limha radiasi dmi pelisai, maka intensitas radiasi yang sampai ke pelisai makin kecil, yaitu berdasar rurnus kuadrat terbalik" Dengan demikian, semakin kecilnya intensitas radiasi yang mengenai dinding, maka tebal yang diperlukan untuk melemakan intelsitas hingga ke intelsitas ambang juga makin berl'u"mlg. Untuk pesawat dengan tegalgan PWICak 00 kv dan 25 kv tebal perisai yang diperlukan untuk menahan intensitas radiasi raja jarak 2,00 meter dari suilber adalah berkisar antara 0,85 mm sampai dengan 2,60 mm untuk timbal (Pb), alau 7,50 cm sampai delgan 2,50 em untuk beton. Bila dibmidingkan dengan data-data yang terdapat raja Balai Pengobatan Penyakit Paru-Pall (BP-4) Yogyakarta, maka kondisi bahan illuding WItuk masing-masing unit radiologi ada yang tidak memenuhi syarat. Maka perlu adanya pelyempumaan terhadap perancangan clan pengul'ufan tersebut. laju paparan radiasi di unit radiologi ~ J" --" J."- 0:.",",:/..,. M..L-fir T ')7

Tabel I. Peraneangan Unit Radiologi A Variabel peraneangan : 25 kv, 500 IDA,beban kerja 400 pasienfminggu D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton (m) (RImA-menit) (mm) (em),00 3,000. 0-5 3,20 26,00,50 6,750. 0-5 2,80 23,50 2,00,200. 0-' 2,60 2.50 2.50.875. 0-' 2.40 2.00 -- 3,00 2,700. 0-' 2,0 2"."" Tabel II. Peraneanl!an Unit Radiologi B Variabel peraneangan: 25 kv, 500 IDA,beban kerja 240 pasienfminggu D K Tehal timhal (Ph) Tehal heton (m) (RImA-menit) (mm) (em),00 5,000. 0-5 2,90 25,00,50,25.0-4 2.50 22,00 2.0n 2,000. 0-4 2,30 2,lX) 2.50 3,25. 0-4 2,0 20,00 3,00 4,500. 0-4 2,00 8,50 Tabel III. Perancangan Unit Radiologi C Variabel peraneangan: 25 kv, 500 IDA,beban kerja 70 pasienlminggu D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton (m) (RImA-menit) (mm) (em),00,74.0-4 2,50 2,00,50 3,857. 0-4 2,25 9,00 2,00 6,857. 0-4 2,00 7,50 2,50,07. 0-3,60 5,00 3,00,543. 0.3,50 4,00. ~. p---i n..a:"..: ri..~ R:~~DrI;L.., N,,/.-/;,. T?R

Tabel IV. Perancangan Unit Radiologi D Variabel peraneangan: 25 kv, 320 ma, beban kerja 400 pasienlminggu D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton (m) (RlmA-menit) (mm) (em),00 4,688 "0-5 2,90 25,00,50,055 "04 2,60 2,50 2,00,875 "04 2,40 2,00 2,50 2,936 "04 2,0 20,00 3,00 4,29" 04 2,05 9,00 Tabel V. Peraneangan Unit Radiologi E Variabel peraneangan: 00 kv, 300 ma, beban kerja 0 pasienlminggu D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton (m) (RlmA-menit) (mm) (em),00 2.000 " 0-3,0,00,50 4,500" 0-3,05 0,00 2,00 8,000" 0-3 0,85 7,50 2,50,250 "O- 0,65 7,00 3,00,800" 0"2 0,55 6,00 KESIMPULAN Oitinjau dmi segi keselmuatan clan kesehatml kelja, paparan radiasi di sekitar pesawat sinm"-x ymlg teljadi di lingkungml BP-4 Yogyakarta adalah mnan, baik untuk bahan perisai di masing-masing ruang pesawal sinal-x, maupun paparan radiasi yang diterima pekeija radiasi, km"enamasih jauh dati nilai batas rerata tertinggi ymlg boleh ditelmmlya(6,67 mr/hari)" Berdasm"kml operasionalnya, diperoleh data-data permleangan dml pengul'ufml untuk masing-masing wlit radiologi, bahwa untuk pesawat dengan potensial puneak 00 kv clan 25 ky tebal perisai ymlg diperlukan untuk melemahkan intensitas radiasi pacta jarak 2;00 meter dm"ismnber eukup tebal berkism-mltara 0,85 mm smnpai dengan 2,60 mm untuk timbal (Pb), alan 7,50 em smnpai dengml 2,50 em untuk beton" Hal ini sesuai dengan hipotesis yang diajukml bahwa acta hubungan antara peraneangan dml pengukuran laju paparan radiasi di unit radiologi untuk diagnostik menggunakml sinar-x, khususnya berdasar variabel-variabel jarak clan Imna paparan radiasi selmna diagnostik pasien. Untuk memperkecil risiko yang mungkin teijadi akibat pemapm-ml,maka perin diutm"akml beberapa sarmlberil.'utini : a. khusus peraneangml suatu unit radiologi diperlukan pengetahuan perillal proteksi radiasi clankeselmnatan keija, dengan melibatkan para ahli di bidang proteksi radiasi clan bangunan, termasuk manajemen keselmnatan clan kesehatan kelja (K3). b. perin adanya tmnbahan pengetahuan tentang proteksi radiasi clan pengetahuml sejenisnya melalui kursus-kursus singkat alan pendidikan lanjut bagi pekeija radiasi di unit radiologi. UCAPAN TERIMA KASm PenuIis mengueapkan terima kasih yang sedalmn-dalarnnya kepada Kepala Balai Pengobatan Penyakit Pam-Pam Yogyakarta, yang telah memberikan izin penelitian ini. ProsidiJJ! SemllWf TekJoogi Kesel:un:lt:JR:ldi:/si d:m Biomedikl Nuklir I 29

DAFTAR PUSTAKA. SUTJIPTO, Hubungan Paparan Radiasi Dengan Keselamatan dadkesehatan KeIja di Balai Pengobatan Penyakit Pam-Pam Yogyakarta, Tesis S-2 Program Sturn TImu Kesehatan KeIja, Jurusan IImu-TImu Kesehatan, Program Pasca SaIjana UGM, Yogyakarta, (998). 2. UATAN. Ketentuan Keselamatan KeIja ledwdup Radiasi. Harlan Tenaga Atom Nasional, Jakarta, (9~Y). 3. CEMBER, H., hjtroduction to Health Physics, PergcunonPress Inc., New York, (983). 4. ICRP, RecomJJe/ldationsof the Intemational Commission on Radiological Protection,ICRP Publication 60, Pergamon Press, Oxford, ( IY90). 5. MARTIN A. culd HARBISON S.A., An Illlwductio/J to Radiatio/l Protection, ChmnpculculdHall, London, (979). 6. I'ROFfO A.E., Radiatio/l Shielding and f)osimetij~ John Wiley and Sons, New York, ( (l)7l). 7- UUSHONG. Radiologic Technologis and }Jrotectioll RadiatIon, CV Mosby Company, London, (975). 8. CLARK, G.L., Applied X-Rays, Mc Graw- Hill Book CompculY,New York, (955). DISKUSI Otto P. Rus/anto - P3KRBiN Pacta makalah anda menyatakan bahwa mangcul BP-4 adalah mmah-mmah pinjamcullsewa. Hasil rancangan saudara merekomendasikan renovasi mmah-mmah tersebut. Apakah rekomendasi diaplikasikail'? terse but "dapat Tito Sutjipto RUCUIgCUI BP-4 di Yogjakarta memang betul dari mmah-mmah pinjammilkontrak. Dari pemakaicul mangan yang pertama (awal pemakaian) sudah dimonitoring oleh pihak BATAN. Namun untuk luang-mang berikutnya, acta yang belum diketahui oleh pihak BATAN dikcu-enakculpindahnya mangcul tersebut sangat mendesak setelah masa pinjammilsewa telah habis masa pakainya. Pacta prinsipnya "rekomendasi' yang dikeluarkan ini sifatnya hanyalah saran setelah ditunjukkan basil rancangan clan pengukuran yang ham tadi. Dan acta juga yang dilaksanakan pembahan desain dikarenakan waktu itu dijalankan renovasi mangan. Samson, /i.si - RSUD KIungkung-BaJi Melihat dari judul diatas, sejaull ini hanya menitik beratkan pacta basil pengukuran, naum sejaull mana perancangan yang ideal bagi pengukuran paparan radiasi di unit radiasi untuk diagnostik. Tito Sutjipto Memang betul, sebagai awal penelitian ini hanya menitik beratkan pacta basil pengukuran. Namun dalam penelitian lebih lanjut faktor-faktor clan pcu-ameter-parameter yang lainnya selalu diseitakcul sebagai faktor koreksi WIttik basil pengm..'ufan tersebut, dcui yang lebih memplihatinkcul adalah bahwa di Rumall sakitlunit Radiologi tidak dilengkapi dengan alatalat Bantu lainnya, seperti surveymeter, detektordetektor yang lain clanjuga alat pelindung diri. Heru Prasetyo -P3KRBiN - Setelall dilakukcul percuiccuigcul ulang, bagaimcula basil bacaan atau exposure pacta daerah-daerah yang anda hitung? Apakah acta pembahan-pembahan exposure pacta daerahdaerah tersebut sebelum clan sesudah pengukuran? 2. Dalam perancangcul anda hanya mempertimbangkculhamburculplimer, bukankah itu akcul membebcuripihak BP-4? 3. Bagaimana jika anda lakukan pembahculposisi alat untuk mengarahkan radiasi ke daerah yang jarang dilalui orang alan faktor okupansi benda (T = IA alan T = /6)? Tito Su{jipto. Hasil bacaan atau exposure pacta daerah yang dihitung tetap sesuai dengan beban keija yang acta pacta daerah tersebut, hculya seccu"a ProsidirJJ: Semm:lr Teknologi Kese:uJJ:lt:lR:ldi:Sid:m Biomedik:l Nllklir I 30

perhitungan laju paparan radiasinya mengalami perbaikan untuk kualitas perisaijdinding. 2. Pada awal penelitian semua faktor/pararneter tetap dilakukan tinjauan, seperti harnburan primer, hamburan yang bocor clan sebagainya. Dari perhitungan yang dominan sebagai parameter adalah harnburan primer clan hamburan lainnya juga tetap dilakukan perhitungan. 3. PellhaheUlposisi alai bisa/dapat dilakukan clan tentunya juga dipcrhatikculfaktor o""upculsinya. CUllawall -P3TIR Bapak mengusulkan tarnbahan nahan perisai radiasi dari Pb atau Beton. Berapa kerapateul beton YeUlg bapak usulkan dalam peranceulgan dan berapa faktor shielding dari beton Yelllgdiusulkan Tito.~'lI~jipto '! Untuk tamhahelll bahelll perisai radiasi dari beton, kerapatclll yang dipakai adalah p = 2,359 g/cm3, dan faktor shielding dari beton yang dipakai mengikuti kelcntuan persyaratan peralll:eulgan unit radiologi, khususnya lilituk diagnostik (mengikuti ketcntuan yang dikeluarkan oleh pihak Oep. Kesehatan dab BATAN/BAPETEN)..~ri MlIlyasil- RSUP Dr. Kariadi, Semarang I. Apakah persyaratan gedung/tempat unit radiodiagnostik dab kedokteran nuklir,.hanrs dilapisi Pb? karena yang saya tahu, boleh menggunakan dinding bata/beton selena! 20 cm ( nata) ekivalen dengan Pb, dengan toleransi 0 %. 2. Bagaimana cara menghitung perisai (dinding ballgunan lllang radiodiagnostik delll kedokteran nukiir) dengan kapasitas pesawat 25 kv ; 500 IDA. Untuk pasien :t 200-500 pasien/minggu (termasuk untuk lllang CT- Scan). tersebut bisa saja hanya terdiri dari batu nata atau beton, atau gabungan dari beberapa nahan. 2. Untuk pesawat 25 kv, 500 ma, pasien :t 200-500 per rninggu dapat dihitung nilai nisbahnya (Ky, kemudian diplotkan palla kurva yang tersedia (pb atau beton), untuk lllang CT-Scan, prinsip perhitungannyajuga sarna. Helli YlIliati - P3KRBiN I. \:rancang,ui. dim,ula Ictak perancangmlllya ') 2. bill l'ap;u;ui r;uliasi didapatkclll IA,A7 mklhmi. a. I'ada tcg;mg;m (k V) bcrapa '! b. Palla ans (ma) berapa? 3. Bagaimana dengan kolimatomya?, dibuka bcrapa Icb,u'? (lua5 lapangan) Tito SlIljipto I. Perancangan dilakukelll di BP-4 Yogyakara, llldiputi 5 unit. y,.illl : UP-4 Pusat MillgjinUl, Kota.~cdc, r-.luja-muja Kalasan, U;Ultul darl \\'atcs. 2. Kctclltuall IA.A7 mr/h;u'i dihilllng bcrdasar nilai amhallg y.m)! diizillk;ui dcngan dasar 5 rcm/rahlll!. Scdangkall -.: pnalatan tcl'scbut scpclli kv. ma JaIl S mcligikuti mcdilll kelja ycul,!?ada, tennasuk bebeulkcrjarlya. 3. UlItuk kolimatollya tetap dioperasikarildibuka sesuai pada waktu menjalankan pemeriksaan palla pasien ybs. (tergantung besar lapangan, sebagian besar belllpa thorax) Tito.(,'lItjipto. Untuk gedwig/tempat WIltradiodiagnostik dab kedokteran nukiir tidak mutlak hams dilapisi Ph. Hal ini tergantung dari hasil perhitungan keperluan nahan perisai primer dan sekunder yang ada palla lllangan tersebut setelah diperhatikan fungsi alai (kv, ma, S) clanbeban kerja (frekuensi pemakaian du.) Jadi dinding ProsidiJf! c)elijaf TekJoogi Kesel:U3t:m Radiasi d.l BiOledika Nuklir 3

Lampiran A PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI A./:- 4m ~ 6m ~ r Il] /~ ~! 5 M I Ij ~ ;I.",~_-:c--~~ - ~~ \I~,I j f 'I) rf 6 4 r_~_b z I E : f' ' 'DL-- L ~- '. - r.. j-,-:, E I I 9 7 Keterangan Ganibar:. R. Tunggu;2. R. GantiPakaian;3. R. Operator;4. R. Periksa Foto; J. R. Cuci Film; 6. R. Baca Foto; 7. R. Admim'strasi; 8. R. Kamar Keci;9. R. KepaJaInstaJasi. Peraneangan Unit Radiologi A Variabel.- n n - ---- 25 kv. " 500 IDA.beban keria 400 n_- n; ----- 0 - d K Tebal timbal (Pb) Tebal beton (m) (RlmA-menit) (mm) (em),00 3,000. 0.5 3,20 26,00,50 6,750. 0-5 2,80 23,50 2,00,200. 0-4 2,60 2,50 2,50,875. 0-4 2,40 2,00 3,00 2,700. 0-4 2,0 20,00 Pm~idi"v Seminar TeknnJoei Kesel:un:ll:m R:ldi:lSi d:m Biomedikl NLJklir I 32

Lampiran B PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI B ~ 2m ~ 30 x-.--.-- 5'm > ~~.._- s " 9 (, E 8 rl) E IV) 7 4. 5 3 2, I 4----...--. Keterangan Gambar:. R. RoentgeJl;2. R. Geap;3. R. PengeJoJa;4. R. Lorang; 5 R. DokteJ~' 6. R. Tunggu; 7.R. SiInpan Film; 8. R. Resepsioms; 9. R. KalllarKecil Peraneangan Unit Radiologi B Variabel 25 kv. 500 IDA.beban keria 240 --. nf -- un. d K Tebal timbal (Pb) Tebal beton (m) (RlmA-menit) (mm) (em),00 5,000. 0-5 2,90 25,00,50,25.0-4 2,50 22,00 2,00 2,000. 0-2,30 2,00 2,50 3,25. 0-2,0 20,00 3,00 4,500. 0-2,00 8,50 Prosiding,)einaf TeknoJogi KeseJ:l:t:lJJ Radi:lsi d3l BiOllledika Nuklir I 33

V,'n";,-I;,,,.. '~m;"-u r~l-""/,,,..; "'~"~/-Hn-'h" )-"'/;-'0;,I-", R;"m~,I;l--, I\T"l-I;~, 4 Lampiran C PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI C ~ ~P 5( ~.."-o.,,..'~' '" ~ ~ :3""'" ~ E\ '-0 z 9 4 v ~ t'() L 5 ; 7 8 Keterangan Gambar:. R. Tunggu;2. R. Roentgen; 3. R. Kontrol; 4. R. Gelap; 5 R. Resepsioms; 6.R. Dokter; 7 R. Pengelola;8. R. Kamar KecII Peraneangan Unit Radiologi C Variabel -- ------- ---- 25 kv. 500 ma. beban keria 70 un '" u- u_u. d K Tebal timbal (Pb) Tebal beton (m) (R/mA-menit) (mm) (em),00,74. 0-4 2,50 2,00,50 3,857. 0-4 2,25 9,00 2,00 6,857. 0-4 2,00 7,50 2,50,07.0-3,60 5,00 3,00,543. 0-3,50 4,00

Lampiran D PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI D.'lm -> <f 4) ~ ~m ~ 3m.:x 2, 3 4 E 0 E 'J'" 6 7 5 8 Keterangan Gambar:. R. Tunggu;2. R. Resepsionis; 3. R. Dokfel~'4. R. KawaI Keci; 5. R. Adininistrasi; 6: R. Roentgen; Z R. Gelap; 8. R. Kontrol Peraneangan Unit Radiol tp D Variabel 25 kv. 320 ma., beban keria 400. n/. d K Tebal timbal (Pb) Tebal beton (m) (RlmA-menit) (mm) (em),00 4,688. 0.5 2,90 25,00,50,055. W- 2,60 2,50 2,00,875. 04 2,40 2,00 2,50 2,936. 04 2,0 20,00 3,00 4,29. 04 2,05 9,00 ProsidiJg.'>elmar Teknologi Keselal:ll:U Radiasi d:ij Biomedika Nuklir I 35

Lampiran E PERANCANGAN DAN PENGUKURAN UNIT RADIOLOGI E,I.. -(---.3rn *---- 3m 7--- 3m >..,==::--.= ".= ~. f: '{ r ii,! I t I ~ 6.4 70Of ft ~.5 8 Keterangan Gambar:. R. Tunggu;2. R. Roentgen; 3. R. KontraJ;4. R. Lorang; 5. R. Resepsioms; 6: R. GeJap;7.R. Kamar KedJ; 8.R. Dokter. Peraneangan Unit Radiologi E Variabel.,-- n."'--- 00 kv. 300 ma. beban keria 0. oj. D K Tebal timbal (Pb) Tebal beton (m) (RlmA-menit) (mm) (em),00 2,000. 0-3,0,00,50 4,500. 0-3,05 0,00 2,00 8,000. 0-3 0,85 7,50 2,50,250. 0-2 0,65 7,00 3,00,800. 0'2 0,55 6,00 Prosiding.'>eminafTeknoJogi Kesel:llat:mR:ldiasi dan Biomedika Nllklir 36

Prosiding Seminar Teknologi Kesel:lIllaun Radiasi dad Biomedik/ Nllklir 37 Lampiran F Hubungan harga K dengan tebal perisai: a. untuk timbal; dad b. untuk heron 0' f:- 0,,-.. 0-' ~ ue - '" "U '" Q.. c u E.i: E a: :.. D-.3,- ()' 0-5 0 2 3 4 5 TimbJI. Jalam mm l.:b3 6 7 Gambar. Hubungan harga K dengan tebal perisai untuk timbal. (Sumber: Cember, 983) lot l,00 ~,~' u Ketd,abn hci!>n. em (I' = 2.:l5'/cI-') Gambar 2. Hubungan harga K dengan tebal perisai untuk beton. (Sumber: Cember, 983)

Lampiran G Tabel VI. Lapisan setengah nilai (HVL) dan persepuluh nilai (TVL) I Voltase Materi (bahan) pelemahan Puneak, Timbal (Pb). mm Beton. em KV HVL TVL HVL TVL 50 0,06 0,7 0,43,5 70 0,7 0,52 0,84 2,8 00 0,27 0,88,6 5,3 25 0,28 0,93 2,0 6,6 50 0,30 0,99 2,24 7,4 200 0,52,7 2,5 8,4 250 0,88 2,9 2,8 9,4 300,47 4,8 3, 0,4 400 2,5 8,3 3,3 0,9 500 3,6,9 3,6,7.000 7,9 26 4,4 4,7 2.000 2,5 42 6,4 2 3.000 4,5 48,5 7,4 24,5 4.000 6 53 8,8 29,2 0.000 6,9 56 0,4 34,5 x.noo 6,9 56,4 37,8 0.000 6,6 55,9 39.6 Cesimn-37 6,5 2,6 4,8 5,7 Kobalt-60 2 40 6,2 20,6 Radium 6,6 55 6,9 23,4 (Sumber: Cember, 983) ProsidiJg.'>eliJafTeknologi Kese33t:UJ R3di3Si d:m Bioedik3 Nuklir -:9